Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF

TERHADAP NY. J DENGAN HIPERTENSI

Disusun untuk Memenuhi Syarat Tugas Mata Ajar Keperawatan Paliatif

Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Semarang Semester VIII

Disusun oleh:

Rizka Pujilestari
P1337420616045

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2020
PENGKAJIAN AWAL
A. Identitas Klien
1. Nama/ nama panggilan : Ny. J
2. Tempat tanggal lahir/ usia: Kendal 13 Desember 1958/ 62 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pelaku rawat : Anak
6. Alamat : RT 02 RW III, Kelurahan Jatibarang
7. Dokter : dr. Yetty Puskesmas Mijen
8. Diagnosis utama : Hipertensi
9. Diagnosis penyerta : gastritis kronis

B. Identitas Orang Tua/ Wali/ Pelaku Rawat Lain


Pelaku Rawat Lain
Ibu Ayah Wali
(jika ada)

Nama: Nama: Nama : Rubiyanto Nama:


U s i a: Usia : 31 tahun
Pendidikan: U s i a: Pendidikan : SMA U s i a:
Pekerjaan: Pekerjaan : Buruh
Pendidikan: Pendidikan:
A g a m a: Agama : Islam
Alama:Not Pekerjaan: Alamat : RT 02 RW III, Pekerjaan:
elp: Kelurahan Jatibarang
A g a m a: A g a m a:
No. Telp :-
Alamat: Alamat:

No telp:
No telp:
C. Identitas Saudara Kandung (jika pasien anak)
No Nama Usia Hubungan Kesehatan

D. Genogram

Keterangan:
: laki-laki : meninggal : serumah

: perempuan : pasien

Klien tinggal serumah dengan kedua anaknya yang belum menikah. Klien setiap
harinya berada di rumah sendiri mulai pukul 07.00-16.00 karena kedua anaknya bekerja.
Klien masih aktif dalam beraktifitas. Anak pertama klien yang sudah menikah setiap sore
selalu mengunjungi klien karena masih dalam satu wilayah yang sama.

E. Riwayat Kesehatan
Riwaat :
. Klien memiliki riwayat hipertensi yang diturunkan dari ibunya. Pada usia 40 tahun
klien pertama kali mengetahui bahwa klien menderita hipertensi. Klien mengatakan sering
merasa pusing dan susah tidur jika klien sedang kelelahan dan tekanan darah klien menjadi
naik. Tekanan darah klien biasanya 160/90 mmHg. Sejak klien mengetahui bahwa klien
memiliki hipertensi, klien tidak mau mengkonsumsi obat penurun tekanan darah secara
rutin karena takut menjadi ketergantungan. Jika klien merasa tidak enak badan, klien lebih
memilih untuk tidur daripada minum obat. Klien hanya mengkonsumsi obat ketika klien
sangat merasa pusing akibat tekanan darahnya yang tinggi. Selain itu, pada tahun 2016
klien pernah di rawat di RS karena sakit gastritis akibat klien memiliki pola makan yang
berantakan dan hanya memiliki sedikit waktu untuk beristirahat sehingga menyebabkan
klien mengalami gastritis. Dan semenjak itu, pada tahun 2016 hingga tahun 2018 klien
sering dirawat di rumah sakit akibat penyakit gastritisnya kambuh. Karena apabila gastritis
yang diderita klien kambuh dapat membuat klien kesakitan pada perutya sehingga klien
merasa lemas, muntah dan tidak mampu melakukan aktivitasnya. Saat ini klien sudah
jarang mengalami keluhan akibat sakit gastritisnya karena klien sudah sangat menjaga pola
makannya. Tetapi hingga saat ini klien masih menderita hipertensi dan sering merasa
pusing jika kelelahan.
Kapan awal mengalami penyakit ini? :
Klien menderita hipertensi sejak usia 40 tahun atau sudah 22 tahun klien menderita
hipertensi . Klien mengatakan bahwa anggota keluarganya memiliki riwayat hipertensi
yang diturunkan oleh ibunya. Pada tahun 2016, klien pernah dirawat di rumah sakit dan
didiagnosa bahwa klien mengalami gastritis kronis. Dan sejak tahun 2016 hingga tahun
2018 klien sering masuk ke rumah sakit jika penyakit gastritisnya kambuh akibat kelelahan
dan pola makan yang tidak teratur.
Bagaimana respon klien dan keluarga saat mengetahui penyakit yang diderita:
Klien dan anak-anaknya mengatakan bahwa klien tidak terlalu kaget apabila klien
menderita hiperensi karena klien tahu bahwa ibunya juga menderita hipertensi. Bahkan
anak pertama klien saat ini juga sudah mengalami hipertensi Tetapi klien mengatakan jika
klien tidak mau lagi mengalami sakit gastritisnya kambuh. Karena klien merasa kesakitan
apabila gastritis yang dideritanya kambuh. Sedangkan keluarga klien selalu
mengkhawatirkan klien apabila klien sudah mengeluhkan penyakit yang dideritanya.
Sehingga anak-anak klien selalu memberikan pehatian terhadap ibunya.
Apa yang dilakukan saat tahu penyakitnya dan yang dilakukan selama sakit :
Klien lebih memilih istirahat apabila sudah merasakan pusing. Tetapi jika dalam
beberapa hari masih tidak enak badan, klien akan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat
yaitu di Puskesmas dan berusaha mengonsumsi obat walaupun tidak diminum secara teratur
sesuai anjuran dokter.
Obat-obatan sebelum nya :
Amplodipine tablet 2x1 5 mg

F. Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum : baik, mandiri dalam aktivitas
Indeks KATZ : A
Klien termasuk dalam kategori A karena semuanya masih bisa dilakukan secara
mandiri tanpa pengawasan ,pengarahan atau bantuan dari orang lain diantaranya yaitu
makan, kontinensia (BAK,BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan
mandi, pasien tidak menggunakan alat bantu berjalan.
2. Kesadaran : composmentis E4V5M6
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 170/100 mmHg
b. HR : 87 x/menit
c. T : 36.5 °C
d. RR : 22 x/menit
4. Berat badan : 49 kg
5. Tinggi badan : 149 cm
6. Kepala : 55 cm
7. Lingkar lengan : kanan 24/ kiri 24
8. Rambut & kepala
Inspeksi : bersih, tidak ada ketombe. Rambut berwarna hitam dan beruban
Palpasi : tidak ada massa
Catatan :
9. Mata & penglihatan
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, kelopak mata tidak edema, kedua mata simetris
Palpasi : tidak ada massa
Catatan : Miopi
10. Hidung & sinus
Inspeksi : bentuk simetris, warna sama dengan wajah, tanpa lesi
Palpasi : tidak ada massa
Catatan :-
11. Telinga & pendengaran
Inspeksi : simestris
Palpasi : tidak ada massa
Catatan : pendengaran masih jelas
12. Mulut & tenggorokan
Inspeksi : terdapat plak gigi, papila lidah kekuningan, gigi berlubang
Palpasi : tidak ada massa
Catatan :tidak ada peradangan atau sariawan
13. Sistem endokrin
Inspeksi :-
Palpasi :
 Kelenjar tiroid : Tidak teraba
 Kelenjar paratiroid : Tidak teraba
 Kelenjar getah bening : Tidak teraba
Catatan :-
14. Thorax & pernafasan
Inspeksi : bentuk thoraks normal, tidak adanya dispneu
Palpasi : tidak ada kelainan tulang punggung dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
a. Auskultasi : suara napas normal tidak ada suara tambahan
terdengar BJ I dan II
Catatan :-
15. Abdomen
Inspeksi : cekung, warna sama, tidak ada lesi
Auskultasi : peristaltik usus 18 x/ menit
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak ada massa
Catatan :-
16. Genetalia & anus
Inspeksi : tidak ada kelainan dan genitalia bersih, tidak ada tanda-tanda
infeksi
Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri, tidak edema
Catatan : klien sudah menopouse
17. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Inspeksi : tidak terdapat kelemahan otot pada kedua tangan, tidak terdapat bekas
trauma
Palpasi : Denyutan arteri brachialis dan arteri radialis teraba jelas, tidak ada benjolan,
tidak ada udem pada ekstremitas
b. Ekstremitas bawah
Inspeksi : tidak terdapat kelemahan otot pada kedua kaki, tidak terdapat bekas trauma,
Palpasi : tidak ada edema pada ekstremitas

Kekuatan otot :

5 5
5 5

18. Sistem Neirologis

Pemeriksaan
Keterangan
Saraf Kranial

Nervus I Klien dapat membedakan bau kopi, teh, dan


Olfactorius sabun

Nervus II Klien menggunakan kacamata baca untuk


Opticus membaca

Nervus III, IV dan Gerakan bola mata klien normal dapat mengikuti
gerakan jari pemeriksa, ukuran pupil dalam batas
VI normal 3 mm, reflek cahaya baik, klien dapat
Okulomotorius, menggerakan mata ke bawah, kedalam dan
Trochlearis dan kesisi luar, dapat membuka dan menutup mata.
Abdusen

Klien dapat menggerakkan rahang ke semua


Nervus V
arah, saat klien memejamkan mata dan diberi
Trigeminus
sentuhan kapas klien dapat merasakannya,

Nervus VII Wajah simetris


Fascialis

Nervus VIII Pendengaran klien sudah berkurang


Vestibularis

Klien dapat membedakan rasa manis dan asin,


Nervus IX
klien dapat menggerakkan lidah ke atas, ke
Glosofaringeus
bawah dan ke samping.

Nervus X Klien mampu menelan makanan dengan baik


Vagus

Klien dapat mengangkat bahu sebelah kanan dan


Nervus XI
bahu sebelah kiri, tangan kiri dan kaki kiri klien
Aksesorius
normal

Nervus XII Lidah klien simetris, bisa digerakan dari sisi satu
Hipoglosus ke sisi yang satu lagi

19. Sistem eliminasi


BAB
Konsistensi : lunak
Frekuensi : 1 hari 1x
Keluhan :-
BAK
Warna : kekuningan
Frekuensi : 6-8 x/hari
Keluhan :-

G. Data Penunjang
Laboratorium :-
Pemeriksaan penunjang :-
H. Terapi Saat Ini
-Mengkonsumsi obat penurun tekanan darah tinggi Amlodipine 5 mg 2x1/hari
-Rutin melakukan pengukuran tekanan darah saat prolanis.

I. Kondisi Psikologis, Sosial, dan Spiritual


Psikologis
Pasien : klien dalam kondisi baik, komunikasi baik, interaksi dengan lingkngan
baik tidak merasa tertekan, menerima keadaannya sat ini.

Keluarga : keluarga menerima keadaan klien saat ini. Bahkan keluarga klien sering
memberikan semangat dan nasihat untuk klien agar klien mau meminum obat.

Sosial
1. UPK :-
2. LSM :-
3. Jaminan kesehatan : BPJS
4. Penyokong dana : anak
5. Pendapatan perbulan : Rp 3.000.000,00
6. Kondisi rumah : ruma cukup tertata rapi tetapi pencahayaan kurang
terang
7. Ventilasi rumah : cukup
8. Rumah milik : SHM
9. Keadaan lingkungan : sosialisasi baik
10.
Spiritual
 Pasien: klien rajin beribadah bersama anak-anaknya. Klien merasa sangat
bersyukur masih bisa sholat dan mengaji bersama anak-anaknya. Saat beribadah
klien sering meminta untuk didoakan oleh anaknya agar kesehatannya
membaik. Dalam menurunkan tekanan darahnya, klien lebih senang
mengkonsumsi jamu ataupun makanan yang alami daripada meminum obat.
Walaupun demikian klien harus tetap memaksakan untuk minum obat ketika
klien merasa sangat pusing. Selain itu, klien juga sangat yakin bahwa sakit
hipertensinya bisa sembuh karena klien selalu melihat perhatian anaknya
terhadapnya untuk rajin minum obat.
 Keluarga:merasa ikhlas dengan keadaan pasien, menjadi media untuk berbakti
dengan orangtua, selalu memberikan perhatian terhadap klien pasien untuk
terus sehat dan tidak bosan untuk minum obat.
J. Masalah Saat Ini
1. Klien mengatakan klien sering pusing dan mudah lelah
2. Klien mengatakan bahwa klien tidak mau minum obat hipertensi secara rutin
karena takut ketergantungan
3. Klien mengatakan sering susah tidur
4. Klien mengatakan terkadang merasa takut dengan kondisi kesehatannya

K. Tindakan Saat Kunjungan


1. Fisik
a. Memonitor tanda-tanda vital
b. Menganjurkan klien untuk rutin melakukan olahraga ringan (misalnya senam
hipertensi)
2. Psikologis
a. Menjalin hubungan saling percaya
b. Menggali perasaan klien terhadap penyakit yang dideritanya
c. Memberikan motivasi kepada Ny.S agar tetap semangat dan menjalankan
aktivitasnya
d. Memberikan dorongan dan penjelasan agar klien mau meminum obat secara
teratur
3. Sosial
a. Mengajak berkomunikasi tentang apa yang dirasakan
b. Memberi dukungan kepada klien untuk tetap bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar
4. Spiritual
a. Meningkatkan/ memberikan motivasi untuk tetap beribadah walau sedang
sakit
b. Memberikan motivasi untuk mau meminum obat hipertensi secara teratur
sebagai bentuk ibadah yaitu usaha
c. Mengingatkan untuk banyak berdoa agar selalu diberi kesehatan
d. Menunjukkan rasa peduli terhadap kebutuhan dan nilai spiritual klien
L. Tujuan Asuhan
Jangka panjang
1. Meningkatkan kesehatan diri klien
2. Meningkatkan kepatuhan klien untuk minum obat
3. Meningkatkan kualitas hidup klien
Jangka pendek
1. Menurunkan tekanan darah klien
2. Mengatasi rasa nyeri akibat tekanan darah yang tinggi
3. Klien termotivasi untuk rutin mengkonsumsi obat hipertensi
4. Keluarga mendukung klien dalam memperoleh kesehatan
5. Klien dan keluarga dapat menyusun rencana perawatan yang perlu didapatkan
oleh klien
6. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual klien
7. Klien dapat meningkatkan pola hidup sehat dan mempertahankan kondisinya
agar tetap stabil.
8. Rajin dan rutin kontrol ke dokter ataupun mengikuti prolanis
M. Rencana Asuhan
Diagnosa 1: Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan Vaskuler
cerebral
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan masalah
gangguan rasa nyaman nyeri pada klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1. Klien mengungkapkan sakit kepala berkurang
2. Klien tampak nyaman
3. TTV dalam batas normal
4. Klien dapat menerapkan cara penanganan nyeri.
5. Nyeri klien dapat berkurang dari skala 2 menjadi hilang.

Intervensi :
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor
presipitasinya.
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Ajarkan klien dan keluarga tekhnik nonfarmakologi relaksasi nafas dalam
4. Berikan terapi non farmakologi : rendam kaki dengan air hangat
5. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
6. Jelaskan kepada klien pentingnya minum obat

Diagnosa 2: Ketidakefekifan manajemen kesehatan b.d persepsi keseriusan kondisi


Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan masalah


keidakefektifan manajemen kesehatan klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1. Klien menunjukkan perilaku kepatuhan terhadap pengobatan
2. Meningkatkan pola hidup sehat dan mempertahankan kondisinya agar tetap stabil.
3. Klien dan keluarga dapat menyusun rencana perawatan yang perlu didapatkan oleh
klien
Intervensi :
1. Kaji tingkat pemahaman klien tentang penyakit, komplikasi, dan pentingnya
pengobatan yang direkomendasikan
2. Susun rencana dengan klien dan keluarga terhadap perawatan yang perlu didapatkan
oleh klien
3. Beri pelatihan secara fisik dan dukungan untuk memotivasi klien agar
melanjutkan kepatuhan terhadap terapi

Hari dan tanggal pengkajian : Senin, 6 April 2020


Waktu : 19.00 WIB
Perawat : Rizka Pujilestari
LAPORAN KUNJUNGAN LANJUT
HARI/ TINDAKAN
DATA PASIEN MASALAH RENCANA TINDAK LANJUT
TANGGAL KEPERAWATAN
Nama: Ny. J Senin, 6 Mencari pasien yang sesuai Lakukan pengkajian pada klien
-
Umur: 62 tahun April 2020 dengan target paliatif
Selasa, 7 Pengkajian pada klien paliatif Lakukan pengkajian pada klien
Diagnosis: -
April 2020 dan keluarga
Hipertensi
Rabu, 8 Pengkajian klien dan keluarga 1. Lakukan pengkajian nyeri
Dokter: dr. Yetty
April 2020 secara komprehensif meliputi
Puskesmas Mijen
lokasi, karakteristik, durasi,
Alamat:
frekuensi, kualitas, intensitas
RT 02 RW III,
atau keparahan nyeri, dan
Kelurahan
faktor presipitasinya.
Jatibarang
2. Observasi tanda-tanda vital
Pelaku Rawat: -
3. Ajarkan klien dan keluarga
Anak
tekhnik nonfarmakologi
Telepon: -
relaksasi nafas dalam
Tujuan asuhan:
4. Kaji tingkat pemahaman klien
- Menurunkan
tentang penyakit, komplikasi,
tekanan darah
dan pentingnya pengobatan
klien
yang direkomendasikan
- Mengatasi rasa Kamis, 9 1. Intoleransi Aktivitas b.d 1. Melakukan pengkajian 1. Observasi tanda-tanda vital
nyeri akibat April 2020 kelemahan fisik nyeri secara 2. Lakukan tekhnik
tekanan darah 2. Penurunan Koping komprehensif meliputi nonfarmakologi relaksasi
yang tinggi Keluarga b.d situasi lokasi, karakteristik, nafas dalam Bersama klien
- Klien penyerta yang durasi, frekuensi, 3. Berikan terapi non
termotivasi mempengaruhi individu kualitas, intensitas atau farmakologi : rendam kaki
untuk rutin pendukung keparahan nyeri, dan dengan air hangat
mengkonsumsi faktor presipitasinya. 4. Berikan lingkungan yang
obat hipertensi
2. Mengobservasi tanda- tenang dan nyaman
- Keluarga
tanda vital 5. Jelaskan kepada klien
mendukung
a. TD : 170/100 mmHg pentingnya minum obat
klien dalam
b. HR : 84 x/menit
memperoleh
c. T : 36.4 °C
kesehatan
- Klien dan d. RR : 20 x/menit

keluarga dapat 3. Mengajarkan klien dan


menyusun keluarga tekhnik
rencana nonfarmakologi relaksasi
perawatan yang nafas dalam
perlu didapatkan 4. Mengkaji tingkat
oleh klien pemahaman klien tentang
penyakit, komplikasi,
- Klien dapat
dan pentingnya
pengobatan yang
meningkatkan
direkomendasikan
pola hidup Jum’at, 10 1. Intoleransi Aktivitas b.d 1. Mengobservasi tanda- 1. Observasi tanda-tanda vital
sehat dan April 2020 kelemahan fisik tanda vital 2. Berikan terapi non
mempertahank 2. Penurunan Koping a. TD : 160/90 mmHg farmakologi : rendam kaki
an kondisinya Keluarga b.d situasi b. HR : 84 x/menit dengan air hangat
agar tetap penyerta yang c. T : 36.4 °C 3. Berikan lingkungan yang
stabil. mempengaruhi individu d. RR : 20 x/menit tenang dan nyaman
pendukung 2. Melakukan tekhnik 4. Susun rencana dengan klien
nonfarmakologi relaksasi dan keluarga terhadap perawatan

nafas dalam Bersama yang perlu didapatkan oleh klien

klien 5. Beri pelatihan secara fisik

3. Memberikan terapi non dan dukungan untuk

farmakologi : rendam memotivasi klien agar

kaki dengan air hangat melanjutkan kepatuhan

4. Memberikan lingkungan terhadap terapi

yang tenang dan nyaman


5. Menjelaskan kepada
klien pentingnya minum
obat
Sabtu, 11 1. Intoleransi Aktivitas b.d 1. Mengobservasi tanda- 1. Observasi tanda-tanda vital
April 2020 kelemahan fisik tanda vital 2. Berikan terapi non
2. Penurunan Koping a. TD : 160/80 mmHg farmakologi : rendam kaki
Keluarga b.d situasi b. HR : 84 x/menit dengan air hangat
penyerta yang c. T : 36.4 °C 3. Beri pelatihan secara fisik dan
mempengaruhi individu d. RR : 20 x/menit dukungan untuk memotivasi
pendukung 2. Memberikan terapi non klien agar melanjutkan
farmakologi : rendam kepatuhan terhadap terapi
kaki dengan air hangat
3. Memberikan lingkungan
yang tenang dan nyaman
4. Menyusun rencana
dengan klien dan keluarga
terhadap perawatan yang
perlu didapatkan oleh klien
5. Memberikan pelatihan
secara fisik dan
dukungan untuk
memotivasi klien agar
melanjutkan kepatuhan
terhadap terapi
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai