1 Tinjauan pustaka
I. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Pengertian Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Fungsi Manajemen:
Fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a) Perencanaan (planning), adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan
menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b) Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya,
macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
c) Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya
karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.
d) Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana,
apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
Penilaian (evaluation), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai.
Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi
organik administrasi dan manajemen.
3. Penilaian Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orangmelakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo 2003).
Tingkat Pengetahuan
Benjamin Bloom (1956), seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy) pertanyaan-pertanyaan yang dapat
dipakai untuk merangsang proses berfikir pada manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi dalam 6
kategori yaitu :
Pengetahuan (knowledge)
Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari.
Pemahaman (comprehension)
Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.
Penerapan (application)
Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.
Analisis (analysis)
Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan mencoba memahami struktur informasi.
Sintesis (synthesis)
Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu
pola yang tidak ada sebelumnya.
Evaluasi (evaluation)
Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan kriteria-kriteria yang ada biasanya pertanyaan memakai
kata: pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.
Pengukuran Pengetahuan
Menurut Soekidjo (2003) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
1. Buang Air Besar di tangki septic, adalah buang air besar yang sehat dan dianjurkan oleh ahli kesehatan yaitu dengan membuang
tinja di tangki septic yang digali di tanah dengan syarat-syarat tertentu. Buang air besar di tangki septik juga digolongkan
menjadi:
a. Buang Air Besar dengan jamban leher angsa, adalah buang air besar menggunakan jamban model leher angsa yang aman
dan tidak menimbulkan penularan penyakit akibat tinja karena dengan model leher angsa ini maka tinja akan dibuang
b. Buang Air Besar dengan jamban plengsengan, adalah buang air besar dengan menggunakan jamban sederhana yang
didesain miring sedemikian rupa sehingga kotoran dapat jatuh menuju tangki septic setelah dikeluarkan. Tetapi tangki
c. Buang Air Besar dengan jamban model cemplung/cubluk, adalah buang air besar dengan menggunakan jamban yang
tangki septiknya langsung berada di bawah jamban. Sehingga tinja yang keluar dapat langsung jatuh ke dalam tangki
septic. Jamban ini kurang sehat karena dapat menimbulkan kontak antara septic tank dengan manusia yang
menggunakannya.
2. Buang Air Besar tidak di tangki septic atau tidak menggunakan jamban. Buang Air Besar tidak di tangki septic atau tidak
dijamban ini adalah perilaku buang air besar yang tidak sehat. Karena dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Buang Air Besar tidak menggunakan jamban dikelompokkan sebagai berikut:
a. Buang Air Besar di sungai atau di laut : Buang Air Besar di sungai atau di laut dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan dan teracuninya biota atau makhluk hidup yang berekosistem di daerah tersebut. Buang air besar di sungai
atau di laut dapat memicu penyebaran wabah penyakit yang dapat ditularkan melalui tinja.
b. Buang Air Besar di sawah atau di kolam : Buang Air Besar di sawah atau kolam dapat menimbulkan keracunan pada padi
karena urea yang panas dari tinja. Hal ini akan menyebakan padi tidak tumbuh dengan baik dan dapat menimbulkan gagal
panen.
c. Buang Air Besar di pantai atau tanah terbuka, buang air besar di Pantai atau tanah terbuka dapat mengundang serangga
seperti lalat, kecoa, kaki seribu, dsb yang dapat menyebarkan penyakit akibat tinja. Pembuangan tinja di tempat terbuka
juga dapat menjadi sebab pencemaran udara sekitar dan mengganggu estetika lingkungan.
A. Timbulnya Beberapa Penyakit yang berhubungan dengan Tinja Manusia oleh Faktor BABS
Penyakit – penyakit infeksi yang berhubungan dengan oral - fekal transmisi sebenarnya dapat dikontrol dan dicegah
melalui sanitasi yang baik, khususnya sistem pembuangan tinja manusia, hal ini dikarenakan proses penularan penyakit
tersebut dipengaruhi oleh karakteristik penjamu (imunitas, status gizi, status kesehatan, usia dan jenis kelamin) dan perilaku
penjamu (kebersihan diri dan kebersihan makanan).11
Dari hasil beberapa penelitian disebutkan bahwa terjadinya infeksi saluran pencernaan berhubungan dan
dipengaruhi oleh sanitasi buruk termasuk perilaku BABS . Diperkirakan 88% kematian akibat diare di dunia disebabkan oleh
kualitas air, sanitasi dan higiene yang buruk. Dalam penelitian lain menyebutkan bahwa 90% kematian akibat diare pada
anak karena sanitasi yang buruk, kurangnya akses air bersih dan tidak adekuatnya kebersihan diri.12
Dari hasil penelitian di Indonesia, keluarga yang BABS berisiko 1,32 kali anaknya terkena diare akut dan 1,43 kali
terjadi kematian pada anak usia dibawah lima tahun. Systematic review tentang faktor risiko diare di Indonesia menjelaskan
bahwa pencemaran SAB berisiko 7,9 kali dan sarana jamban berrisiko 17,25 kali pada bayi dan balita.16
Tabel 3.6 : Hasil pelaksanaan tingkat pengetahuan ODF pertemuan 2 (Desa Pegagan)
No Nama Pretest Tingkat pengetahuan Post test Tingkat pengetahuan
Jawaba Jawaba Jawaba Jawaba
n benar n salah n benar n salah
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
1 Muadi 5 5 - √ - 6 4 - √ -
2 Satori 8 2 √ - - 9 1 √ - -
3 Sudirman 7 3 - √ - 7 3 - √ -
4 Mulyadi 7 3 - √ - 8 2 √ - -
5 Yamin 7 3 - √ - 8 2 √ - -
6 Ramudi 8 2 √ - - 5 5 - √ -
7 Akilan 5 5 - √ - 7 3 - √ -
8 Kadina 9 1 √ - - 9 1 √ - -
9 Tarmi 5 5 - √ - 8 2 √ - -
10 Sami 9 1 √ - - 9 1 √ - -
11 Mustofa 9 1 √ - - 9 1 √ - -
12 Solikin 6 4 - √ - 8 2 √ - -
13 Lastri 6 4 - √ - 7 3 - √ -
14 Rokayah 3 7 - √ 5 5 - √ -
15 Jumali 5 5 - √ - 8 2 √ - -
16 Neni 7 3 - √ - 9 1 √ - -
17 Faradevi 6 4 - √ - 8 2 √ - -
18 Ida Agung 5 5 - √ - 7 3 - √ -
19 Lila 9 1 √ - - 9 1 √ - -
20 Sulaeman 3 7 - - √ 6 4 - √ -
21 Asep 6 4 - √ - 8 2 √ - -
22 Sonjaya 7 3 - √ - 8 2 √ - -
23 Suhanto 6 4 - √ - 8 2 √ - -
24 Ahmad 5 5 - √ - 6 4 - √ -
Mulyadi
25 Muhaeni 5 5 - √ - 7 3 - √ -
26 Nining 3 7 - - √ 5 5 - √ -
27 Suwarni 9 1 √ - - 9 1 √ - -
28 Rosiati 6 4 - √ - 7 3 - √ -
29 Dini 6 4 - √ - 8 2 √ - -
30 Zainal 7 3 - √ - 8 2 √ - -
31 Marwah 5 5 - √ - 7 3 - √ -
32 Nani 8 2 √ - - 9 1 √ - -
33 Sandi 8 2 √ - - 9 1 √ - -
Keterangan:
Tingkat pengetahuan baik score : 10 – 8
Tingkat pengetahuan cukup score :7–5
Tingkat pengetahuan kurang score :<5
Tabel 3.7: Hasil penilaian pemicuan pada warga desa Pegagan yang belum ODF
Nama Kelas Tingkat Pengetahuan Perubahan (Dalam %)
Pre Test Post Test
(∑ responden)
Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Baik K-B K-C C-C C-B B-B B-C
Warga P1: 17 3 8 6 - 1 16 3 - 1 7 6 -
P2: 33 3 21 9 - 13 20 - 3 9 12 8 1
Keterangan :
K-B : Kurang Ke Baik. P1: Pertemuan 1 (Sitalang).
K-C : Kurang Ke Cukup P2: Pertemuan 2 (Karangtengah).
C-C : Cukup Ke Cukup.
C-B : Cukup Ke Baik.
B-B : Baik Ke Baik.
B-C : Baik Ke Cukup.