Anda di halaman 1dari 8

ORANG KULIT PUTIH DATANG DAN

MENGAMBIL SEGALANYA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Australia

Kelas C

Dosen pengampu:
Dr. Sumardi, M.Hum
Riza Afita Surya, S.Pd., M.Pd

Oleh:
Eric Priyoga
NIM 180210302096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
ORANG KULIT PUTIH DATANG DAN
MENGAMBIL SEGALANYA

Bagi banyak sekali kaum Aborigin yang tinggal di sepanjang pantai


Australia, datanganya kapal-kapal layar pertama pertama merupakan pengalaman
yang sangat membingungkan. Kenangan-kenangan mereka tentang pemandangan
yang saat itu mereka lihat kemudian diceritakan oleh beberapa pemukim kulit
putih. Di Teluk Rivoli di Australia Selatan, suku-suku (klan) setempat merasa
bingung yang akhirnya mengira kapal itu adalah sebuah pulau yang hanyut
terbawa arus laut. Mereka dengan ceparnya menyembunyikan semua anak-anak
mereka di dalam hutan belukar untuk menghindari pemandangan yang
menakutkan tersebut yang mereka lihat. Kaum Aborigin sekitar Perth melukiskan
dengan penuh gairah mengenai kesan-kesan mereka ketika mereka melihat kapal
pertama mendekati daratan. Mereka berpikir seperti membayangkan sebagai
raksasa besar dari dasar samudera, dan mereka semua dilanda rasa ketakutan yang
amat sangat terasa. Seorang lelaki kemudian lari ke pedalaman dengan cepatnya
sejauh empat belas mil tanpa terhenti, dan menyebarkannya berita yang
mengerikan ini tersebut di antara semua teman-temannya. Di Pantai Timur
Tasmania, semua marga setempat bingung keheran-heranan ketika melihat kapal-
kapal yang berlayar dan berlabuh di Pulau Mari; walaupun nampak terlihat seperti
pulau kecil yang terbawa arus, mereka tidak dapat mengatakan apakah benda
tersebut sebuah pulau ataukah sebuah kapal yang berlabuh.
Tetapi kebanyakan kaum-kaum Aborigin tidak heran - ketika orang-orang
Eropa tiba-tiba muncul di daerah mereka. Sejak dari permukiman awal, berita-
berita tentang orang-orang kulit putih dengan senjata yang mereka bawa, hewan-
hewan piaraan, pakaian-pakaian serta, adat-istiadat mereka dengan cepatnya
menyebar luas melalaui jalur pedagangan kaum Aborigin sepanjang beribu-ribu
mil ke wilayah pedalaman yang amat sangat luas. Hingga menyusup ke wilayah
yang hampir tidak pernah diinjak sama sekali oleh orang-orang kulit putih, para
penjelajah-penjelajah menjumpaixorang kulit hitam yang memiliki keping-keping
besi, potongan kaca dan bahan, kaleng-kaleng tua serta kampak. Berita tentang
kekuatan misteruis senapan juga tersebar dengan cepatnya. Kesaksianxkaum
Aborigin memperkuatxlaporan para penjelajah serta pionir mengenai cara
informasixtentang orang kulit putih disebarluaskan. Seorang Aborigin Pulau
Morningtonxbeberapa tahun yang laluxmenceritakan kembali apaxyang didengar
ayahnyaxtentang senapanxjauh sebelum ia benarxbenar melihatxorang Eropa.
Sanakxkeluarga dari daratanxyang terdekatxmenceritakanxkepadanya secara rinci,
bagaimanaxorang kulitxputih dapatxmembunuh seseorangxdengan halilintarxyang
melempar tombakxtombak yangxtidak tampakxuntuk membuat lubangxpada
tubuhnyaxserta mengalirkanxdarahnya di atas pasir. Ketika para penjelajah
mengangkatxsenjata mereka, merekaxakan melihat orangxorang kulit hitan yang
belum pernahxmelihat orang kulitxputih sebelumnya, menjatuhkanxdiri di atas
tanah, atau menunjukxkepada senjata yangxmenakutkan sambil berteriak
kerasxkeras.
Ternak, kuda, kucing, babi, serta kelinci melarikan diri dari permukiman
orang kulit putih dan hidup liar di pedalaman. Kaum Aborigin menjumpai hewan-
hewan yang aneh serta menakutkan tersebut jauh sebelum para pemukim pertama
muncul. Kaum Aborigin Quennsland Utara menceritakan kisah perjumpaan
pertama mereka dengan seekor kuda:

Seseorang kehilangan seekor kuda – pertama kali mereka melihat kuda –


lalu mereka mengambil tombak, bumerang dan nulla-nulla dan mengejar
kuda itu dan mereka menancapkan begitu banyak tombak di tubuh kuda
tua itu sehingga jatuh. Dan orang-orang itu mendekati serta mengangkat
kepala kuda itu dan berkata; “Makhluk apakah ini?” Mereka belum
pernah melihat binatang sebesar iu. Mereka berkata, “Saya heran dimana
datangnya binatang ini, begitu besarnya.”

Ternah lebih menakutkan, karena mereka dapat menyerang orang yang lengah.
Para narapidana Davis dan Bracefield, yang tinggal bersama kaum Aborigin
setelah melarikan diri dari tempat pembuangan di Teluk Moreton, mengamati
bahwa dua banteng liar telah sangat menakutkan orang pribumi, yang akan
gemetar ketakutan mendengar auman mereka, dan memanjat pohoj tertinggi untuk
dapat melihat mereka.
Bila hewan piaraan orang kulit putih menakutkan pada pandangan
pertama, lama-kelamaan mereka bahkan lebih merupakan ancaman. Binatang-
binatang itu memakan habis tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan, minum dan
mengotori dengan lumpur sumber-sumber air yang berharga di daerah pedalaman.
Sebagaimana digambarkan oleh seorang pemukim pionir mengenai dampak
ternak di pantai Carpentaria. Mereka menginjak-injak hingga hilang tanda-tanda
penyu di rawa-rawa kering, bekas jalur buaya yang merangkak ke sarangnya,
mereka makan ujung-ujung ubi rambat dan merusak bunga teratai,
keseluruhannya membuat makanan alami (kaum Aborigin) semakin langka serta
lebih sulit didapat.
Kadang-kadang seorang penjelajah kultiputih ikut bersama kaum Aborigin
menyesalkan perusakan sumber air, tetapi untuk sebagian besar orang kulti putih
berusaha secara aktif memelihara wilayah-wilayah bermata air untuk terak serta
mencegah agar tidak didekati kaum Aborigin tanpa memikirkan kesulitan yang
menjadi akibatnya.
Di seluruh Australia, kaum Aborigin berusahan sebaikxmungkin dalamx
keadaanx merekax yang berubah. Merekaxmencari caraxcara baru untuk
menjeratxserta menombakxternak, mengangkut sertaxmemasak binatanag yang
besarxbesar itu. Tombakxtombak baruxdikembangkan sertaxdapur dibangun
lebihx besar dari sebelumnya. Dombaxdomba yang diambil dari ternakxpara
pemukimx dengan hatixhati disimpan di kandang sederhana
sampaixsaatxdagingnyax dibutuhkan.
Akibatnyaxseringkali tragis. Seorangxwanita pionir di AustraliaxSelatan
menceritakanxkenangan, tiga orangxwanita tua Aborigin ketikaxmelihat dombax
ternakxkambing sertakuda untuk pertama kali di sebuah perbukitan di antara
gunung Muirhead dan Teluk Guichen:
Kami mengintipxdi antara semakxbelukar dan melihatxapa yang
kamixkenal sekarangxsebagai dombaxternakxkereta kuda. Auman
bantengxsangatx menakutkanxkami. Kami melihat jejak ternakx domba danx kuda
dan tidakxdapat membayangkan hewan apaxyang membuat jejak seperti itu. kami
mengikuti mereka berharixhari, sampaixmereka berhentx dekat Salt Creek.
Banyakxdari kamixberkumpul di sini, dan menunjukxseseorang untuk
mengunnjungi orangxkulit purih itu. dan mereka memberikan kepalaxdomba,
yang dibawanya pulang. Sungguh bendaxyang sangatxaneh dan kamixperiksa
selurugnyaxgigixmataxtelingaxdan mengirimx orangxlelaki itu kembalixlagi. Ia
membawaxpulang dagingxbahu dombax roti kalixini. kami rasakanxdagingnya
dan menganggapnyaxsangatxenak, tetapi kami kuburxrotinya, karena kamixtakut
diracun.
Orang kulit hitam itu berhasil membawa domba kembali ke tempat
kediaman mereka pada waktu malam. Mereka kemudian pergi untuk menembak
seekor di antara binatang-binatang yang lebih besar. mereka menembak seekor
kuda, tetapi yang lainnya lari. Mereka berendam dalam air sepanjang malam dan
setelah orang kulit putih itu pergi, mereka kembali ke dekat api, dan melihat
seorang rekannya tertembak mati.
Kaum Aborigin sangat ingintahu tentang oarang-orang Eropa.
Rombongan-rombongan Aborigin mengadakan perjalanan untuk melihat dan
mempelajari permukiman pionir. Mereka mengamati selama perjalanan panjang
ekspedisi-ekspedisi penjelajahan yang menerobos memasuki wilayah Aborigin.
Orang-orang Aborigin mendekati perkemahan orang kulit putih dan dengan teliti
mempelajari tingkah laku mereka dari sela-sela semak belukar atau dahan-dahan
pepohonan terdekat. Mereka mengamati dengan penuh rasa ingin tahu apa yang
kami lakukan, dan mereka saling memberi informasi panjang tentang hal-hal yang
mereka lihat. Cara kami makan, minum, berpakaian, kulit kami, cara menyisir,
merebus, selimut, sabuk kulit, rumah, singkatnya, segalanya merupakan hal baru
bagi mereka dan dibicarakan dengan sungguh-sungguh.
Kaum Aboriginxterutama tertarikxakan warnaxkulit orang Eropa, pakaian
xsepatu mereka. mereka tidakxdapat memastikan apakahxpara pemukim pertama
yangxberpakaian serta wajahxtercukur bersih itu lelaki ataux perempuan. Orang
kulitxhitamxmembukaxkemejaxparaxpendatangx baru untuk melihat
dadaxmerwka dan mencobaxmemeriksa alatxkelamin mereka.
Terjadixperdebatanxhangatxantara kaum Aborigin tentanxg apa oranxg
kulitxputih itu dan darimanaxasal mereka. Padaxmulanya perdebatan padax
umumnya mendugaxbahwa orang Eropa adalah rohxroh yangxhidup kembali. Di
seluruh benua, di wilayah permukiman awal, kaum Aborigin menyebut orang
Eropa dengan nama-nama tradisonal bagi hantu, roh maupun orang yang telah
meninggal. Seringkali benarxbenar dikira olehxorang Aborigin bahwa orang
kulitxputih itu tidakxhanya merupakanxreinkarnasi orangxkulit hitam, tetapi
sanakxsaudara mereka yangxhidup kembali. Suatu kenyataan bahwa
yangxmenyelamatkannyawa banyakxnarapidana yangxmelarikan diri atau
pelautxyang terdamparxkarena kapalnya tenggelam, dan serta juga melindungi
permukimanxpermukiman kecil darixpermusuhan orangxkulit hitam. Para
pemukim diberi nama sanak saudara yang telah meninggal dan menempati tempat
dalan silsilah keluarga.
Tetapi kaum Aborigin pada akhirnya terpaksa menyimpulkan bahwa para
pendatang baru itu tidak lain hanyalah orang-orang lelaki biasa. Orang-orang
Eropa itu jarang bertingkah laku seperti sanak keluarga yang kembali. Mereka
tidak tahu caranya bagaimana, dan tidak punya keinginan untuk memenuhi
harapan orang-orang Aborigin. Terutama sekali mereka menginginkan untuk
menggunakan serta memiliki tanah dengan cara yang tidak dipahami oleh para
pemilik tradisionalnya.
Pada tahap-tahap awal hubungan, pertentanganxseringxdiakibatkan karena
salingxmerasaxtakutx cemas serta salahxpaham. Sekali permukiman terbentuk,
kematianxterjadixselamaxterjadinya banyak pertempuranxkecilxmengenaixhak
milik. Walaupunxtampaknyaxhanya merupakan perkelahian-perkelahian kecil, hal
ini mengungkapkan pertentangan pokok di antara konsep Aborigin mengenai
pertukaran dan pembagian dengan konsep Eropa mengenai hak milik perorangan.
Banyak orang kulit putih dibunuh sebagai pembalasan atas penghinaanataux
pelanggaran hukumxadat. Hubungan seks antaraxwanita Aborigin dengan
orangxorang pemukim merupakan sumber pertentangan khusus. Kaum
Aboriginxbertindakxmelawan perorangan atauxkelompokxtertentu yang
melanggar adatxkebiasaan mereka dengan harapan bahwa mereka dapatxdipaksa
untukxbertingkah laku sesuaixdengan normaxnorma moralxyangdapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA

Chauvel, R. H. 1992. Budaya dan Politik Australia. Yogyakarta: Yayasan Obor.

Anda mungkin juga menyukai