Contoh 1:
PU : Semua makhluk hidup memerlukan makanan.
PK : Tumbuhan bisa bernafas dan berkembang biak.
K : Tumbuhan memerlukan makanan.
Semua makhluk hidup yang ada di dunia ini memerlukan makanan untuk
bertahan hidup. Sementara itu, tumbuhan memiliki ciri – ciri sebagai makhluk
hidup, yaitu bernafas dan berkembang biak. Oleh sebab itulah, tumbuhan juga
memerlukan makanan karena merupakan salah satu makhluk hidup.
Paragraf ini menggunakan pola silogisme kategorial, yaitu silogisme yang premis
umumnya berupa argument atau pendapat.
Contoh 1
PU : Apabila besok hujan, saya tidak akan datang.
PK : Hari ini hujan.
K : Hari ini hujan, saya tidak datang.
Saya telah berjanji dengannya bahwa apabila hari esok hujan, saya tidak akan
datang ke rumahnya. Pada akhirnya, hari ini hujan turun dengan sangat deras.
Maka dari itu hari ini saya tidak bisa menepati janji untuk datang kerumahnya.
Contoh:
Karena badanya yang besar, orang – orang bingung apakah budi pelajar SMA
atau pelajar SMP. Ternyata, budi belajar di SMA Teladan. Oleh karena itu, Budi
bukanlah pelajar SMP.
Contoh :
a. Loncatan Induktif
Paragraf generalisasi dengan loncatan induktif menyajikan kalimat-kalimat
yang berdasarkan dari beberapa fakta di awal kalimat. Namun fakta tersebut
belum bisa menampilkan seluruh fenomena yang terjadi. Sehingga dapat
artikan sebagai paragraf generalisasi yang menampilkan beberapa informasi
bukan hasil dari penelitian secara mendalam. Oleh sebab itu, paragraf
loncatan induktif ini merupakan paragraf generalisasi yang lemah, sebab pada
kalimat awal terdapat fakta-fakta yang tak seutuhnya mencerminkan
keseluruhan fenomena.
Contoh 1
Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM kembali dikritik. Sebab
kenaikan ini akan bisa memicu kenaikan harga barang pokok dan tarif
angkutan. Terutama untuk harga sembako yang melambung tinggi setelah
adanya kenaikan BBM yang merupakan kebutuhan utama. Begitu pun dengan
naiknya tarif dasar listrik, angkutan, gas, dan lain sebagainya. Oleh karenanya,
masyarakat akhirnya menolak adanya kenaikan BBM ini, karena banyak
mendatangkan masalah bagi masyarakat.
Contoh 2
Pada senin malam, tepatnya pukul 22:30, warga Yogyakarta dikejutkan oleh
gempa bumi yang berkekuatan 7,2 skala richter yang sanggup
menghancurkan bangunan di kota yang tradisinya masih lekat tersebut.
Gempa bumi yang menewaskan puluhan orang dan ratusan orang luka-luka ini
pun menarik empati masyarakat untuk memberi sumbangan baik berupa uang,
sembako, ataupun pakaikan. Gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta ini
memang gempa terhebat sepanjang tahun 2011.
12. Entimen
Entimen merupakan sebuah silogisme yang dipendekan. Jadi entimen adalah
kesimpulan dari silogisme. Namun, sebenarnya, entimen ini bukanah paragraf,
akan tetapi lebih terlihat seperti sebuah kalimat kesimpulan.
Contoh:
PU : Anak yang sholeh selalu rajin beribadah.
PK : Ari adalah anak yang sholeh.
K : Ari rajin beribadah.
Entimen : Ari rajin beribadah, karena ia anak sholeh.