Penyebab batu blm diketahui pasti (idiopati). Bbrp penyakit bsa terjadinya batu, bph,
hiperkalsemia, dehidrasi, suhu lingkungan tinggi, imobilisasi.
Komponen (kalsium, asam urat,....) yg terlalu pekat mempengaruhi keasaman urin, berisiko
timbul endapan, ditambah pasiennya imobilisasi, kelamaan akan terbentuk batu.
1) Teori matriks: ada bbrp debris dri jaringan (mati) bisa bertumpuk membentuk batu
2) Teori inti: hipersaturasi, pasien pnya riwayat sopir (misal) karena gerakan statis
asupan cairan kurang jga bsa berisiko terhadap perubahan dalam komponen urin ->
perubahan keasaman urine -> pekat -> membentuk batu. Atau beberapa batu yg
ditemuka pada pasien riwayat diit tinggi purin( makanan asam urat tinggi, oksalat,
pospat) biasanya menyebabkan batu oksalat. Kelebihan vit D juga bisa. Pasien
hiperkalsemia jga bsa terjadi penumpukan membentuk batu (batu fosfat/ kalsium).
Infeksi yg berisiko terbentuknya batu, pada org yg riawayat isk berulang berisiko
terbentuk batu, karena bakteri yg ada menghasilkan enzim ... Urin jdi alkali, urin
sedikit/ rendah, bisa menjdi bahan pembentukan batu
3) Teori inhibitor: dalm kondisi normal ada zat pencegah pembentukan batu, dlm suatu
kondisi tdk ada zat tersebut, sehingga pembentukan batu lebih cepat, ini bsa
diturunkan. Maka sebaiknya tanya ada riwayat peny batu di keluarga atau tidak.
Pengjajian: selain riawayat keluarga, Kaji pola makan, riwayat peny sblmnya, mobilisasi,
aktivitas, pernah keluar batu saat berkemih atau tidak. Jadi bisa mengetahui Penyebab
bisa terjadi urolitiasis (karena biasanya berulang)
Hematuri: mikroskopik: urin merah (eritrosit ada), makroskopik: urin sudah merah
(eritrositnya lebih banyak)
Nyeri kolik=nyeri hebat (sudah dominan, sudah masuk ureter batunya) nyeri terus
menerus dan hebat, karena sumbatan di pyelumnya.
Batu kandung kemih awalnya lancar kencingnya bsa tba2 berenti, netes, nyeri jika suka
menyumbat uretra. Itu biasanya khas pada urolitiasis
Batu bisa dirasakan smpai ke labia/ penis
Batu uretra: menyebabkan nyeri dan hematuri. Tiba2 berenti, netes, nyeri. Khas pada
pasien batu uretra.
Bno-ivp/ bno sistogram yg biasa digunakan: diberikan zat kontras: dilihat bagaimana
aliran kontras tersebut ke ginjal (apakah berhenti/ tidak) letak batu, fungsi ginjal akan
terlihat. Dipastikan fungsi ginjal baik (ureum kreatinin tinggi tidak direkomendasikan)
karena bisa merusak ginjal, zat kontras bsa bersifat toksik
Persiapan pasien sebelum di BNO-IVP:
1. Diit bubur kecap supaya saluran makan bersih
2. Puasa
3. Diberikan laksatif (pencahar) u/ membersihkan saluran pencernaan pada malam
seblm Tindakan supaya jelas saat difoto
4. 2-3 hr sblmnya tdk merokok
5. Ga blh banyak ngobrol karena banyak gas yg masuk, memenuhi gambaran di foto
sehingga batu tdk jelas
Eswl (non infasif). Ditembak dengan gelombang elektromagnetik, jika lokasinya mudah
dan batunya kecil. Tidak semua batu, jika ukurannya besar & rumit lokasinya + banyak
batunya, tidak efektif dengan eswl, harus dioperasi.
Uretroskop (non infasif): jika batunya di ureter. Dihancurkan drngan gelombang
elektromagnetik
Lokasinya mudah (pasien minum banyak, banyak aktivitas) dievaluasi apakah batunya
keluar lewat urin/ tidak. Jika posisi batu berubah dilanjutkan, harapannya keluar sndiri.
Hidronefrosis terjadi karena kerendem urin karena batu menyumbat. Caramya dipasang
selang nefrostomi untuk mengeluarkan cairan. Setelah keluar baru dioperasi. Insisi
dinding abdomen, tergantung letak dan teknisnya
Yng perlu disiapkan perawat: administratif, pre, intra, post, cek alergi obat yg digunakan
hemodinamik sblm op pem. Lab, nnti serah terima dgn perawat anastesi. Dilihat
hemodinamik, score alert, jika baik balik ke ruangan. Tindakan stlh operasi masuk ruang
rawat: untik askepnya bisa pre dan post op. Mslh kep yg muncul: nyeri, gg eliminasi,
inkontinensia/ retensu urin, gangguan nutrisi, infeksi (post op) -> tergantung data
pengkajian
Pesan pasien plg: makan apa yg dihindari (nutrisi), ashpan cairan ditingkatkan 2-3 l,
aktivitas ditingkatkan, manajemen nyeri (teknik distraksi), perawatan luka (sipaya tdk
basah),
Ureum creatinin itu untuk mengecek fungsu ginjal
Nyeri, nutrisi (abcd bisa ditambahkan), intoleransi aktivitas/ perfusi jaringan
(konjungtiva, hb rendah), Risiko gangguan tdr
Ciri-ciri urine normal:
• Ph urin: 4.5-8
• Bj: 1010-1030
• Warna : bening/ jernih kuning ke oren” an
• Bau : khas / dalam keadaan yang normal, kencing tak akan mengeluarkan
bau yang kuat atau memiliki aroma tertentu.
• Eritrosit
• Leukosit
• Epitel
• Kristal
• Nitrat
• banyaknya urine yang dikeluarkan dalam sehari berkisar antara 400 sampai
2.000 mL, dengan asupan cairan normal sekitar 2 liter per hari