Oleh :
Ari Ervansyah
Danisa Warni
Tenty Metilia
Reidha Mahaesti
2016/2017
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui
peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan bagi suatu bangsa,
bagaimanapun mesti diprioritaskan. Sebab kualitas pendidikan sangat penting artinya, karena
hanya manusia yang berkualitas saja yang bisa bertahan hidup di masa depan. Manusia yang
dapat bergumul dalam masa dimana dunia semakin sengit tingkat kompetensinya adalah
manusia yang berkualitas. Manusia demikianlah yang diharapkan dapat bersama-sama
manusia yang lain turut bepartisipasi dalam percaturan dunia yang senantiasa berubah dan
penuh teka-teki (Isjoni, 2008:vii).
Eksistensi pilar dalam berbagai hal bisa dikatakan sangat penting peranannya sebagai
penopang agar menjadi suatu yang utuh (unity). Bangunan atau rumah berangkat dari
pondasi yang dilengkapi dengan pilar agar atap bisa berdiri kokoh dan tidak mudah roboh
sehingga tampak menjadi lengkap dan melengkapi.
Istilah pilar dalam pendidikan bisa menjadi bagian yang tak kalah penting,
eksistensinya seperti halnya tujuan, sasaran, instrument pendidikan, dll. Adapun maksud dari
pembahasan pilar-pilar pendidikan adalah bahwa sendi pendidikan ditopang oleh semangat
belajar yang kuat melalui pola belajar yang bervisi ke depan dengan melihat perubahan-
perubahan kehidupan.Dalam pendidikan, belajar merupakan bagian yang tak terpisahkan
karena pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya
manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran (belajar-mengajar). Belajar juga dikatakan
sebagai key term (kata kunci) paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa
belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.
Hal ini juga melihat dari kondisi zaman yang cepat berubah terutama di bidang
teknologi dan informasi sehingga visi paradigma pendidikan harus relevan yang kemudian
diturunkan ke dalam metode pembelajaran. Yaitu merubah paradigma teaching (mengajar)
menjadi learning (belajar). Dengan perubahan ini proses pendidikan menjadi proses
bagaimana“belajar bersama antar guru dan anak didik”. Guru dalam konteks ini juga
termasuk dalam proses belajar. Sehingga lingkungan sekolah menjadi learning society
(masyarakat belajar). Dalam paradigma ini, peserta didik tidak lagi disebut pupil (siswa) tapi
learner (yang belajar).
Sebagai objek sekaligus subjek pendidikan manusia menjadi titik sentral dalam
proses belajar yang mengarah pada tujuan pendidikan. Manusia belajar dari apa saja di
sekitarnya untuk survive sekaligus pengembangan potensi diri, lahir dari ketidaktahuan dari
rahim seorang ibu dan dibekali pengelihatan, pendengaran dan akal untuk digunakan dalam
tugasnya sebagai khalifatullah fil ardh.
Berangkat dari sinilah, paradigma learning ingin diusung sebagai pilar pendidikan
untuk kepentingan manusia dengan perubahan zaman dan ini berangkat dari paradigma
belajar. Jadi maksud dari pilar-pilar pendidikan yang penulis maksud dalam pembahasan ini
adalah sendi-sendi pendidikan menurut Unesco harus ditopang setidaknya oleh empat hal,
learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together.
Menurut suwarno yang dikutip oleh Abdul Kadir menyebutkan, ada lima pilar
pendidikan yang direkomendasikan UNESCO yang dapat digunakan sebagai prinsip
pembelajaran yang bias diterapkan di dunia pendidikan.
3.1 Kesimpulan.
Pilar-pilar pendidikan tersebut dirancang dengan sangat bagus dan dengan tujuan
yang sangat bagus pula. Dengan mengaplikasikan pilar-pilar tersebut, diharapkan pendidikan
yang berlangsung di seluruh dunia termasuk Indonesia dapat menjadi lebih baik.
Namun masih banyak aspek penghalang dalam pelaksanaan tersebut, baik mengenai
SDM nya, fasilitasnya, perbedaan pola pikir setiap masyarakat atau daerah dalam
memandang arti penting pendidikan, dan kendala-kendala lain.
Persoalan pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama, karenanya tentu
secara bersama-sama pula kita mencari alternative pemecahannya. Mudah-mudahan ke empat
pilar tersebut dapat kita realisasikan dan akan nampak hasinya.
Mari melakukan introspeksi diri sejauh mana kita sudah melakukan yang terbaik
untuk perubahan dan perbaikan terhadap persoalan pendidikan yang melilit negeri ini. Satu
harapan kita semua, agar dunia pendidikan di Indonesia bisa menjadi lebih baik dan
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Abdul. Dkk. Dasar-Dasar Pendidikan. Learning Assistance Program for Islamic
School PGMI. 2009.
PERTANYAAN :
1. Apa yang kan terjadi jika salah satu dari empat pilar pendidikan yang ada tidak
terpenuhi?
2. Faktor apa sajakah yang jadi penghalang bagi guru untuk menerapkan ke empat pilar
pendidikan itu?
3. Salah satu pilar pendidikan yaitu learning to be, dimana seseorang diharapkan bisa
menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab, hal apa yang dapat mempengaruhi
siswa untuk dapat mengaplikasikan pilar ini?
4. Bagaimakah peran pemerintah untuk dapat mengawasi dan memastikan bahwa pilar
pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik?
5. Faktor apa sajakah yang dapat membuat siswa maupun guru bisa berpedoman
terhadap ke empat pilar pendidikan tersebut?