Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN MANDIRI

ASIDIMETRI-ALKALIMETRI

Nama : Deliana Kartika Wulandari (1005133264)


Elsy Indria (1005132833)
Gusti Arisandi (1005133046)
Marta Malindo ( 1005133226)
Nela Triana ( 1005133233)
R.Okta Rise Armis (1005133096)
Relysa Karenta Br.Ginting ( 1005132942)
Vela Yulita (1005134068)

Kelompok : II
Tanggal : Kamis,10 November 2011
Praktikum

Dosen : Sri Haryati ,S.Pd.,M.Si,


Rasmiwetti,Dr.,MS.

Asisten : Ayu Siska


Frengki Arisnaldi
USMAN

LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2011
ASIDIMETRI-ALKALIMETRI

I. TUJUAN : Menetapkan Kadar Vitamin C Pada Asam


Sitrat(Perasan Jeruk Nipis).

II. PRINSIP : Reaksi Netralisasi

III. LANDASAN TEORI :


Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen
yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan
air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi
proton (asam) dengan penerima proton (basa).

Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-


senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya alkalimetri
merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan
baku basa.

Dalam titrasi asidi dan alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam /basa
diantaranya adalah asam kuat-basa kuat,asam kuat-basa lemah,asam lemah-basa
kuat,asam kuat-garam dari asam lemah,basa kuat-garam dari basa lemah.
(Harjadi.1990:Hal 134).

Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar maka analisis
volumetrik dibagi menjadi titrasi netralisasi (asam basa) yang terdiri dari alkalimetri dan
asidimetri. Asidimetri merupakan titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam
terhidrolisis dari asam lemah. Sedangkan alkalimetri merupakan titrasi terhadap larutan
asam bebas dan larutan garam terhidrolisis dari basa lemah. (Keenan, 1986).

Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yang ditambahkan
sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan warna. Perubahan
warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (Brady, 1999 : 217-218).

Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa
panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan
sesudah titrasi. Larutan asam yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas kimia
(erlenmeyer) dengan mengukur volumenya terlebih dahulu denga memekai pipet gondok.
Untuk mengamati titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya disekitar titik ekivalen.
Dala titrasi yang diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen (syukri, 1999 : 428).

Kadang-kadang kita perlu mengetahui tidak hanya atau sekedar pH, akan tetapi
perlu kita ketahui juga berapa banyak asam atau basayang terdapat didalam sampel.
Sebagai contoh, seorang ahli kimia lingkungan mempelajari suatu danau dimana ikan-
ikannya mati. Dia harus mengetahui secara pasti seberapa banyak asam yang terkandung
dalam suatu sampel air danau tersebut. Titrasi melibatkan suatu proses penambahan suatu
larutan yang disebut tirant dari buret ke suatu flask yang berisi sampel dan disebut analit.
Berhasilnya titrasi asam-basa tergantung pada seberapa akurat kita dapat mendeteksi titik
stoikiometri. Pada titik tersebut, jumlah mol dari H3O+ dan OH- yang ditambahkan
sebagai titrant adlah sama dengan jumlah mol dari OH- atau H3O+  yang terdapat dalam
analit. Pada titik stoikiometri, larutan terdiri dari garam dan air. Larutan tersebut adalah
asam apabila ion asam yang terkandung didalamnya, dan basa apabila ion basa yang
terkandung didalamnya (Atkins, 1997 : 550).

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, dalam stoikiometri titrasi, titik ekivalen
dari reaksi netralisasi adalah titik pada reaksi dimana asam dan basa keduanya setara,
yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan. Dalam titrasi, suatu larutan yang akan
dinetralkan, misal asam, ditempatkan di dalam flask bersamaan dengan beberapa tetes
indikator asam basa. Kemudian larutan lainnya (misal basa) yang terdapat didalam buret,
ditambahkan ke asam. Pertama-tama ditambahkan cukup banyak, kemudian dengan
tetesan hingga titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat terjadinya perubahan warna
indikator. Titik pada titrasi dimana indikator warnanya berubah disebut titik akhir
(Petrucci, 1997 : 636).

Dalam titrasi ini menggunakan jeruk nipis sebagai titratnya yang mengandung
asam sitrat.Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan
buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet
yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan
minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam
siklus asam sitrat yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan
pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih
yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.

Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan
pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan
limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7
(strukturnya ditunjukkan pada tabel informasi di sebelah kanan). Struktur asam ini
tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. Asam
sitrat adalah asam organik yang diproduksi dalam jumlah yang besar melalui proses
fermentasi.

Analisa titrimetri atau analisa volumetri adalah analisis kuantitatif dengan


mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui
konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar
tersebut berlangsung secara kuantitatif. Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah
diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan
N (normalitas) atau M (molaritas).

Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di
capai. Umumnya indikator yang digunakan adalah indikator azo dengan warna yang
spesifik pada berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi
kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik
akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang
menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar. Pada
umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi.
Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada
suatu senyawa.Dalam proses titrasi ini menggunakan indikator fenolftalein yang
memberikan warna merah jambu dalm keadaan basa.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetri adalah
sebagai berikut :
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi
yang kuantitatif/stokiometrik.
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik
secara kimia maupun secara fisika.
4. Harus ada indicator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau
fisika. Indikator potensiometrik dapat pula digunakan.

(http://shochichah.blogspot.com/2010/04/penentuan-kadar-vitamin-c.html.)
IV. ALAT DAN BAHAN

Alat:
- Buret 50 ml - Erlenmeyer 150 ml
- Gelas ukur 10 ml - Gelas piala
- Labu takar 1000 ml - Corong
- Labu takar 100 ml - Cawan porselein
- Statif, klem - Pipet tetes
- Neraca Analitik - Pipet volum
- Kompor listrik

Bahan:
- Asam sitrat (perasan jeruk nipis)
- NaOH 0,1 M
- Asam Oksalat
- Aquadest
- Indikator PP
V. CARA KERJA

Pembakuan larutan NaOH

alat dan bahan

↓disiapkan dan ditimbang

± 450 mg(0,45 gr) asam oksalat, digerus jika perlu

↓dimasukkan

ke dalam labu takar 100 ml

↓dimasukkan ,ditutup dan dipanaskan

aquades 100 ml, sampai larut

↓dimasukkan

kedalam erlenmeyer 150 ml

↓ditambahkan

5 tetes indikator fenolftalein

Titrasikan dengan larutan NaOH hingga warna berubah menjadi merah muda

Titrasi dilakukan 2 kali


Menetapkan kadar asam sitrat

alat dan bahan

↓disiapkan dan diambil

10,0 ml asam sitrat


↓dimasukkan dan diencerkan

dalam labu takar 100 ml, lalu dengan aquadest bebas CO2 hingga
volume 100 ml

↓ditutup dan dipanaskan lalu dimasukkan

10,0 ml larutan encer di atas dalam erlenmeyer 150 ml

↓dimasukkan

7 tetes indikator fenolftalein

↓dititrasi

dengan larutan baku NaOH, hingga diperoleh warna menjadi


merah muda

Titrasi dilakukan 2 kali


VI. HASIL PENGAMATAN

 PEMBAKUAN LARUTAN NaOH

ASAM OKSALAT NAOH NAOH YANG


TERPAKAI
10 ML 0.1 N 8 ML
10 ML 0.1 N 7,5 ML

PERHITUNGAN

 NAOH = ASAM OKSALAT 2. NAOH = ASSAM


OKSALAT

V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N

8 ML . 0.1 N = 10 ML . N 7,5 ML . 0,1 N = 1O ML. N

0.8 = N 0,75 = N

10 10

N = 0.08 N N = 0,075 N

 PENEETTAPAN KADAR ASAM SITRAT (C6H807)

ASAM SITRAT NAOH NAOH YANG


TERPAKAI
10 ML 0,1 N 12 ML
10 ML 0,1 N 12,5 ML
PERHITUNGAN :

 NAOH = ASAM SITRAT 2. NAOH = ASAM SITRAT

V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2

0,1 N . 12 ML = 10 ML . N 0,1 N . 12,5 ML = 10 ML . N

1,2 =N 1,25 = N

10 10

N= 0,12 N N= 0,125 N

N TOTAL =

KADARASAM SITRAT

VOLUME TOTAL =

BE = 192 : 1 = 192

N.V = gr / BE

= 0,1225. 0,01225L = gr/ 192

00,1225 . 12,25 = gr/192

1,5 . 10-3 = gr/192

M = 0,288 GRAM

BERAT JENIS JERUK NIPIS = 10,2479

Maka massanya 10,247: 0,2 ml = 2,049 gr

KADAR = massa jeruk nipis : massa sampel x 100%

= 0,288/2,049 x 100 %

= 14,06 %
VII. DISKUSI PEMBAHASAN
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen
yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan
air yang bersifat netral.

Disini kami melakukan dua percobaan, percobaan pertama tentang pembakuan


larutan NaOH dengan NaOH sebagai titrant yang menggunakan asam oksalat sebagai
titran. Asam oksalat yang dibutuhkan dalam bentuk larutan, karena asam oksalat yang
ada hanya dalam bentuk padat, oleh karena itu kami akan membuat asam oksalat larutan
terlebih dahulu dengan cara menimbang padatan asam oksalat 0,45 gram yang
dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml yang di tambahkan aquades 100 ml. Ditutup
dan dipanaskan hingga larut, lalu 10 ml larutan tersebut di masukkan ke dalam
erlenmeyer 100 ml yang kemudian di tambahkan indikator fenolfhtalein sebanyak 5 tetes.
Kemudian larutan tersebut di titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai warna nya
berubah menjadi merah muda dan percobaan ini dilakukan sebanyak 2 kali. Sehingga di
peroleh hasilnya sebagai berikut :

I. Dik : Larutan asam oksalat = 10 ml


Larutan NaOH = 0,1 N
NaOH yang terpakai = 8 ml
Jawab :
VNaoH x VNaOH = V As.Oksalat x VAs.Oksalat
8 ml x 0,1 N = 10 ml x N
N = 0,8/10
N = 0,08 N

II. Dik : Larutan asam oksalat = 10 ml


Larutan NaOH = 0,1 N
NaOH yang terpakai = 7,5 ml
Jawab :
VNaoH x VNaOH = V As.Oksalat x VAs.Oksalat
7,5 ml x 0,1 N = 10 ml x N
N = 0,75/10
N = 0,075 N

Lalu percobaan ini dilanjutkan dengan penetapan kadar asam sitrat (C6H8O7).
Bahan yang digunakan adalah perasan jeruk nipis yang diencerkan, karena kandungan
asam sitrat terkandung di dalam jeruk nipis. Pertama kali 10 ml perasan jeruk nipis di
encerkan dengan aquades 100 ml dalam gelas kimia 100 ml. Kemudian di tutup dan di
panaskan. Setelah itu di ambil 10 ml perasan jeruk nipis yang telah di encerkan dan di
panaskan ke dalam erlenmeyer 150 ml. Kemudian di tambahkan 7 tetes indikator
fenolftalein dan di titrasi dengan NaOH 0,1 N hingga diperoleh warna menjadi merah
muda. Titrasi ini dilakukan sebanyak 2 kali. Maka hasil dari penetapan kadar asam sitrat
adalah sebagai berikut :
 NAOH = ASAM SITRAT 2. NAOH = ASAM SITRAT

V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2

0,1 N . 12 ML = 10 ML . N 0,1 N . 12,5 ML = 10 ML . N

1,2 =N 1,25 = N

10 10

N= 0,12 N N= 0,125 N

N TOTAL =

KADARASAM SITRAT

VOLUME TOTAL =

BE = 192 : 1 = 192

N.V = gr / BE

= 0,1225. 0,01225L = gr/ 192

00,1225 . 12,25 = gr/192

1,5 . 10-3 = gr/192

M = 0,288 GRAM

BERAT JENIS JERUK NIPIS = 10,2479

Maka massanya 10,247: 0,2 ml = 2,049 gr

KADAR = massa jeruk nipis : massa sampel x 100%

= 0,288/2,049 x 100 %

= 14,06 %

Jadi kadar C dalam asam sitrat(perasan jeruk nipis ) adalah : 14,06%


VIII. KESIMPULAN

Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen
yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan
air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi
proton (asam) dengan penerima proton (basa).

Dalam titrasi ini menggunakan titran NaOH dan titratnya perasan jeruk
nipis(asam sitrat) dengan indikator fenolftalein dan menghasilkan warna akhir titrasi
warna merah jambu,sehingga ini meruipakan titrasi alkalimetri ,karena titran nya basa
yaitu NaOH.

Normalitas percobaan pertama 0,12 N dan 0,125 N.Kadar vitamin C dari jeruk
nipis adalah 14,06%.
IX. JAWABAN PERTANYAAN

1. Sebutkan kandungan-kandungan dalam jeruk nipis,minimal 2 !


Jawab :
Asam sitrat
Asam amino (triptofan dan lisin)
Minyak atsiri (limonen,linalin asetat,geranil ,asetat,fellandren,sitral,lemon
kamfer,kadinen,aktialdehid dan anildehid)

2. Sebutkan dan jelaskan prinsip percobaan,indikator yang dipakai jelaskan!


Jawab:
Prinsip : Reaksi Netralisasi
reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam
dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang
bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi
proton (asam) dengan penerima proton (basa).

Indikator yang dipakai adalah indikator fenolftalein karena indikator ini dalam
titrasi asidi dan alkalimetri memberikan warna merah jambu pada akhir titrasi
dalm keadaan basa.

3. Diketahui NaOH 0,1 N ,volume asam sitrat 25 ml,NaOH yang terpakai 20


ml ,hitunglah normalitas!
Jawab :
NaOH = Asam sitrat
NxV = NxV
0,1 x 20 = N x 25
2 = N x 25
N = 0,08 N
X. DAFTAR PUSTAKA

Atkins, Peter and Jones Lorette. 1997. Chemistry Molecules and Canges, 3rd Ed. New

York: W. H. Freeman and Company.

Brady, James E. 1999. Kimia Universutas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa

Aksara

Harjadi,W.1990.Ilmu KimiaAnalitik Dasar.Jakarta : Penerbit PT Gramedia.

Keenan, C. W, dkk. 1998. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph H and Willias S. Harwood. 1997. General Chemistry. New Jersey:

Prentice Hall.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung ITB.

http://shochichah.blogspot.com/2010/04/penentuan-kadar-vitamin-c.html.

Anda mungkin juga menyukai