Sebuah tim peneliti dari University College London (UCL) Inggris dan Institut Teknologi Italia telah
mengungkapkan bahwa teknologi OLED dapat digunakan dalam kombinasi dengan tato temporer, yang
secara efektif memberikan metode baru kepada para profesional kesehatan untuk merawat pasien.
Studi tersebut menyatakan, teknologi pemancar cahaya dapat dicampur dengan elektronik tato lainnya
untuk mengingatkan individu ketika mereka perlu mencari perlindungan dari sinar matahari untuk
menghindari luka bakar yang parah, atau dalam kasus ketika seorang atlet mungkin mendekati dehidrasi.
Dalam kasus lain, teknologi tersebut bahkan dapat digunakan untuk memberi sinyal ketika makanan
telah terbuang percuma.
Alih-alih bergantung pada notasi tanggal kedaluwarsa pada produk, yang seringkali berbeda di setiap
barang.
https://twitter.com/Sociability/status/1365352190420787202?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm
%5E1365352190420787202%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_c10&ref_url=https%3A%2F%2Fsputniknews.com%2Fscience
%2F202102261082201331-researchers-develop-light-emitting-tattoo-that-could-be-used-to-target-cancer-cells%2F
Menurut Franco Cacialli, penulis senior studi yang juga menjabat sebagai profesor UCL, mengatakan
bahwa OLED yang dapat ditato dapat dibuat sampai skla besar dan biaya nya sangat murah.
"OLED yang dapat ditato yang kami tunjukkan untuk pertama kalinya dapat dibuat dalam skala besar dan
sangat murah," kata Franco Cacialli dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat lalu, seperti yang dilansir
wartalombok.com dari Sputnik News Senin, 1 Maret 2021.
Lanjut menurutnya, OLED dapat dikombinasikan dengan bentuk elektronik tato lainnya.
“Mereka dapat dikombinasikan dengan bentuk elektronik tato lainnya untuk penggunaan yang sangat
luas.” Kata nya.
Dan dikatakan juga, OLED yang dapat ditato bisa dijadikan sebagai fashion nantinya.
“Ini bisa jadi untuk fashion misalnya, menyediakan tato bercahaya dan kuku yang memancarkan cahaya.”
pungkas nya.
"Dalam perawatan kesehatan, mereka dapat memancarkan cahaya ketika ada perubahan pada kondisi
pasien, atau jika tato diubah ke arah kulit, mereka berpotensi dikombinasikan dengan terapi sensitif
cahaya untuk menargetkan sel kanker, misalnya," tambah nya.
Menurut rilis UCL, perangkat yang dikembangkan oleh tim peneliti ini hanya setebal 2,3 mikrometer, dan
terdiri dari polimer elektroluminesen yang berada di antara sepasang elektroda.
Dengan lapisan isolasi yang juga dipasang di antara elektroda dan kertas tato komersial. Teknologi
tersebut kemudian diterapkan hanya dengan menyeka perangkat dengan air.
Para pejabat juga berhasil menggunakan perangkat OLED pada panel kaca, botol plastik, kemasan kertas,
dan bahkan jeruk.
Cahaya yang dipancarkan oleh teknologi itu berwarna hijau, catat para peneliti.
Cacialli lebih lanjut menunjukkan dalam rilis UCL bahwa tim bermaksud untuk mempelajari bagaimana
mereka dapat memperpanjang durasi tato OLED sementara.
Selain itu, mereka berharap dapat menggabungkan ‘baterai atau superkapasitor’ ke perangkat tersebut.
Temuan ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Advanced Electronic Material edisi terbaru.***
https://sputniknews.com/science/202102261082201331-researchers-develop-light-emitting-tattoo-that-
could-be-used-to-target-cancer-cells/