Presentasi - Pejalanan Dinas (Ibra)
Presentasi - Pejalanan Dinas (Ibra)
(PMK NO.
NO 113/PMK.05/2012
113/PMK 05/2012 DAN PMK NO
NO. 190/PMK.05/2012)
190/PMK 05/2012)
PENGERTIAN
1. Perjalanan Dinas Dalam Negeri selanjutnya disebut Perjalanan
Dinas adalah perjalanan ke luar Tempat Kedudukan yang dilakukan
dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara.
2. Perjalanan
l Dinas Jabatan
b adalah
d l h Perjalanan
l Dinas melewati
l b
batas
Kota dan/atau dalam Kota dari tempat kedudukan ke tempat yang
dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula
di dalam negeri.
negeri
3. Perjalanan Dinas Pindah adalah Perjalanan Dinas dari tempat
kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru berdasarkan
surat keputusan pindah.
pindah
¾ Pengaturan Perjalanan Dinas Jabatan dan Perjalanan Dinas
Aturan
At Pindah secara terpisah
Lama
¾ Pegawai Negeri belum memuat Calon Pegawai Negeri Sipil
PRINSIP PERJALANAN DINAS
a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat
tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan;
l i t h
b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan
p
pencapaian kinerja Kementerian Negara/Lembaga;
p j g / g ;
c. efisiensi penggunaan belanja negara; dan
d. akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan
P j l
Perjalanan Di
Dinas d pembebanan
dan b b bi
biaya P j l
Perjalanan
Dinas.
Aturan
prinsip Perjalanan Dinas belum diatur
¾Prinsip‐prinsip
¾Prinsip Perjalanan Dinas belum diatur
Lama
PERJALANAN DINAS JABATAN......(1)
Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan dalam rangka:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada
jabatan;
b. mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya;
c. Pengumandahan (detasering);
d. menempuh ujian dinas/ujian jabatan;
e. mengikuti pendidikan dan pelatihan
PERJALANAN DINAS JABATAN......(3)
SURAT TUGAS
1) Perjalanan Dinas Jabatan oleh Pelaksana SPD dilakukan sesuai
perintah atasan Pelaksana SPD yang tertuang dalam Surat Tugas.
2) SSurat Tugas dimaksud diterbitkan oleh:
T di k d di bi k l h
a. kepala satker untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan
oleh Pelaksana SPD pada satuan kerja;
b. atasan langsung kepala satker untuk Perjalanan Dinas Jabatan
yang dilakukan oleh kepala satker
3) Kewenangan penerbitan Surat Tugas dapat didelegasikan kepada
pejabat yang ditunjuk
4) Permohonan surat tugas untuk perjalanan dinas diajukan ke
Kepala Balai/KPA (dibuat rangkap 2)
Kepala Balai/KPA (dibuat rangkap 2)
5) Setelah surat permohonan mendapat persetujuan dari Kepala
Balai/KPA >> SPD dikeluarkan dan ditandatangani PPK.
PERJALANAN DINAS JABATAN......(4)
SURAT TUGAS DAN SPD
4) Surat Tugas paling sedikit mencantumkan :
a Pemberi tugas;
a. Pemberi tugas;
b. Pelaksana tugas;
c. Waktu pelaksanaan tugas; dan
d. Tempat pelaksanaan tugas.
5) Surat Tugas menjadi dasar penerbitan SPD oleh PPK.
6) Dalam penerbitan SPD, PPK berwenang untuk
Dalam penerbitan SPD PPK berwenang untuk
menetapkan tingkat biaya Perjalanan Dinas dan alat
transpor yang digunakan untuk melaksanakan
P j l
Perjalanan Dinas Jabatan yang bersangkutan dengan
Di J b b k d
memperhatikan kepentingan serta tujuan Perjalanan
Dinas tersebut.
Format SPD
Halaman 1
(Lampiran I PMK)
Pada Keterangan lainlain dicantumkan
Pada Keterangan lain lain dicantumkan
Nomor dan tanggal Surat Tugas
Format SPD
Halaman 2
(Lampiran I PMK)
Untuk PDJ yang biayanya
dibebankan pada DIPA
Pelaksana SPD
ditandatangani oleh Kepala
Satker atau Pejabat yang
ditunjuk pada instansi
Pelaksana SPD
Untuk PDJ yang biayanya
dibebankan pada DIPA Satker
Penyelenggara tidak perlu
Penyelenggara, tidak perlu
ditandatangani oleh Kepala
Satker atau Pejabat yang
ditunjuk atau Atasan
Pelaksana SPD
BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN.....(1)
1) Perjalanan
Perjalanan Dinas Jabatan
Dinas Jabatan terdiri atas
komponen‐komponen sebagai berikut:
a uang harian (sdh mencakup uang
a. (sdh mencakup uang
makan, transport lokal, uang saku);
b biaya transpor (tiket, retribusi
b. (tiket retribusi
diterminal/bandara);
c biaya penginapan;
c.
d. sewa kendaraan dalam Kota (sdh
termasuk supir BBM pajak)
termasuk supir, BBM, pajak)
Format Rincian
Biaya Perjadin
(Lampiran II PMK)
STRUKTUR PERJALANAN DINAS JABATAN
Perjalanan Dinas Jabatan Melewati
Batas Kota
Batas Kota
¾ Untuk daerah yang sulit
transportasi ; atau
Perjalanan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam ¾ Untuk pelaksanaan
Dinas Jabatan Kota Lebih dari 8 Jam
ota eb da 8 Ja tugasnya memerlukan
tugasnya memerlukan
waktu lebih dari 8 jam.
Perjalanan Dinas Jabatan Dalam
Kota sampai dengan 8 Jam
Keterangan:
√ 1) : Ri
Rincian
i biaya
bi P
Perjalanan
j l Di
Dinas JJabatan
b t untuk
t k mengikuti
ik ti kkegiatan
i t rapat,t seminar,
i d
dan
sejenisnya di atur dalam PMK No. 113/2012.
√ 2) : Biaya Penginapan diberikan pada saat kedatangan dan selama masa pengumandahan
((Detasering)
g) dalam hal tidak tersedia rumah dinas.
√ 3) : Biaya transpor pegawai diberikan untuk transpor pada saat kedatangan dan kepulangan.
√ 4) : Uang Harian diberikan berupa uang saku sesuai standar biaya selama mengikuti kegiatan.
√ 5) : Biaya Penginapan diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu) hari pada saat
kepulangan.
kepulangan
Uang Biaya Biaya Jumlah Hari
Jenis Perjalanan Dinas Jabatan (PDJ)
Haria Pengina Transpor yg
DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM
n pn Pegawai Dibayarkan
a. PDJ dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi √ √ √ Sesuai
yang melekat pada jabatan Penugasan
Sesuai
f. PDJ untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. √ 4) √ 5) √
Penugasan
TINGKATAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN
1. √ 1) Biaya transpor kepulangan Pelaksana SPD dalam rangka mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dapat
dibayarkan sebesar biaya transpor kedatangan tanpa menyertakan bukti pengeluaran transpor kepulangan.
2. √ 2) Uang Saku Rapat diberikan untuk rapat di luar jam kerja sesuai ketentuan yang diatur dalam standar biaya.
3. √ 3) Uang Transpor Pegawai diberikan sesuai Biaya Riil. Dalam hal tidak diperoleh bukti pengeluaran riil, diberikan
p biaya
berupa y transpor
p kegiatan
g dalam kota yyangg dibayarkan
y secara lumsum sesuai standar biaya.
y
4. √ 4) Biaya Penginapan diberikan apabila terdapat kesulitan transportasi sehingga memerlukan waktu untuk menginap.
5. Uang Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak
bersifat rutin serta tidak diberikan kepada Pelaksana SPD yang melakukan rapat dalam komplek perkantoran yang sama
RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN UNTUK MENGIKUTI
KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA
II. DI LUAR KANTOR PENYELENGGARA (HOTEL/TEMPAT LAIN)
Uang Saku Paket Uang Saku Paket Uang Transpor Biaya Uang
Komponen Biaya Perjalanan Dinas
Fullboard Fullday/Halfday Pegawai Penginapan Harian 1)
I. MELEWATI BATAS KOTA
1. Peserta √ 3) - √2 √ √
2. Panitia/Operator √ 3) - √2 √ √
3. Narasumber - - √2 √ √
II. DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM
1 Peserta
1. √ 3)) √ 3)) √ √ 4)) √
2. Panitia/Operator √ 3) √ 3) √ √ 4) √
3. Narasumber - - √ √ 4) √
III. DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 JAM
1 Peserta
1. - - √ - -
2. Panitia/Operator - - √ - -
3. Narasumber - - √ - -
1 √ 1) Uang Harian diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu) hari pada saat kepulangan.
2 √ 2) Biaya transpor kepulangan Pelaksana SPD dalam rangka mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dapat dibayarkan sebesar biaya
transpor kedatangan tanpa menyertakan bukti pengeluaran transpor kepulangan.
3 √ 3) Uang Saku Fullboard/Fullday/Halfday diberikan sesuai dengan paket rapat, seminar, dan sejenisnya yang diatur dalam Standar Biaya.
4 √ 4) Biaya Penginapan diberikan apabila memerlukan waktu untuk menginap 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan/atau 1 (satu) hari pada
saat kepulangan.
5 Uang Saku Fullboard/Fullday/Halfday mengikuti ketentuan yang diatur dalam Standar Biaya.
6 Uang Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin.
BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN...
Mekanisme UP
Proses SPP-
SPP-SPM
SPM--SP2D
g
Pelaksanaan kegiatan dan p gg
penggunaan gg
anggaran p
pada DIPA yyangg
mengakibatkan pengeluaran negara, dilakukan melalui
pembuatan komitmen.
Pembuatan komitmen dilakukan dalam bentuk:
« Perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa; dan/atau
« Penetapan keputusan
P b t
Pembuatan k it
komitmen l l i penetapan
melalui t k t
keputusan yangg
mengakibatkan pengeluaran negara antara lain untuk:
« pelaksanaan belanja pegawai
« pelaksanaan perjalanan dinas yang dilaksanakan secara swakelola;
« pelaksanaan kegiatan swakelola, termasuk pembayaran honorarium
kegiatan; atau
Bukti perjanjian/kontrak
Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/jasa
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang
Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan
Berita Acara Pembayaran
Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK, yang dibuat sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini;
Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani oleh Wajib Pajak/Bendahara
Pengeluaran;
Jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya sebagaimana dipersyaratkan
d
dalam
l p
peraturan p
perundangan
d g tentangg p pengadaan
g d b
barang/jasa
g/j
/j p
pemerintah
i h
Dokumen lain yang dipersyaratkan.
Surat
S t Keputusan
K t
Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas
Daftar penerima pembayaran; dan/atau
Dokumen pendukung lainnya sesuai ketentuan.
>>> Atas perjanjian/kontrak yang akan dibayar melalui SPM-LS, PPK mencatatkan perjanjian/kontrak
dan menyampaikan paling lambat 5 hari kerja setelah ditandatangani perjanjian/kontrak tersebut
ke KPPN
Penerbitan SPP LS :
Belanja Pegawai
Honorarium
Langganan Daya dan Jasa
Perjalanan
e ja a a Dinas
as
Pengadaan Tanah
Dilengkapi dengan:
1. perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilampiri:
a.
a Daftar nominatif perjalanan dinas; dan
b. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri,
dan pegawai tidak tetap.
2. perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan, dilampiri daftar
nominatif perjalanan dinas.
3. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2
ditandatangani oleh PPK yang memuat paling kurang informasi
mengenai pihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama,
pangkat/golongan) tujuan,
pangkat/golongan), tujuan tanggal keberangkatan,
keberangkatan lama perjalanan
dinas, dan biaya yang diperlukan untuk masing-masing pejabat.
SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan
di ik kepada
disampaikan k d PPSPM palingli lambat
l b 4 (empat)
( ) hari
h i kerja
k j setelah
l h
dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar.
SPP-LS
SPP LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan
disampaikan kepada PPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan
pembayaran.
Dalam hal tanggal 5 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan
hari libur atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPP-LS kepada
PPSPM dilakukan paling lambat pada hari kerja sebelum tanggal 5.
SPP-LS untuk pembayaran non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan
disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
d k
dokumen pendukung
d k dit i
diterima secara lengkap
l k d
dan b
benar d i penerima
dari i
hak.
1. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional
sehari-hari Satker dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat
dilakukan melalui mekanisme Pembayaran LS.
2
2. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada
Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya
(revolving).
4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang
ada p
pada Kas Bendahara Pengeluaran/BPP
g / palingg banyak
p y sebesar
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
5. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:
Belanja Barang;
Belanja Modal; dan
Belanja Lain
Lain-lain
lain.
S.D 10 Maret
1 (satu) bulan sejak disampaikan surat belum ajukan GUP
pemberitahuan,,
p belum dilakukan pengajuan
p g j
Kepala KPPN
penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar menyampaikan
25 (dua puluh lima persen).
25% Surat
S.D 10 Mei
S.D 10 April belum belum ajukan
ajukan GUPÆ UP
1 (satu) bulan berikutnya jika belum dilakukan dipotong 25%
GUPÆ UP
pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong dipotong 50%
UP sebesar 50% (lima puluh persen). Pemotongan
pada SPM GUP
atau disetor
c. Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP diatas Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp.6.000.000.000 (enam miliar rupiah); atau
d. Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP diatas Rp. 6.000.000.000 (enam miliar rupiah).
b. S
b SPM-TUPU d dilampiri
a p su surat
at pe
persetujuan
setujua pe
pemberian
be a TUP U da
dari Kepala
epa a KPPN;; atau
c. SPM-LS dilampiri Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti setor lainnya,
dan/atau daftar nominatif untuk yang lebih dari 1 (satu) penerima.
3. Penyampaian SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri, disamping
mengacu pada angka 1 dan 2 juga disertai dengan Faktur Pajak.
4. Khusus untuk penyampaian SPM-LS dalam rangka pembayaran jaminan uang
muka atas perjanjian/kontrak, juga dilampiri dengan:
a. Asli surat jaminan uang muka;
b. Asli surat kuasa bematerai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN untuk
mencairkan jaminan uang muka; dan
c. A li konfirmasi
Asli k fi i ttertulis
t li ddarii pimpinan
i i penerbit
bit jaminan
j i uang muka
k sesuaii
Peraturan Presiden mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
5. PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan.
6. SPM-LS untuk pembayaran gaji induk disampaikan kepada
KPPN paling lambat tanggal 15 1 sebelum bulan
pembayaran.
SPM yang di diajukan
j k kke KPPN
digunakan
g sebagai
g dasar
penerbitan SP2D.
Dalam pencairan anggaran belanja
negara,
g , KPPN melakukan
PENELITIAN DAN
penelitian PENGUJIAN
dan pengujianSPM
atasOLEH
SPM
KPPN
yang disampaikan oleh PPSPM.
PPSPM
KPPN menerbitkan SP2D setelah penelitian dan pengujian telah
memen
memenuhi
hi ssyarat.
arat