Anda di halaman 1dari 52

PERATURAN TENTANG PERJALANAN DINAS

DALAM NEGERI DAN MEKANISME PEMBAYARAN


DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN
PENDAPATAN BELANJA NEGARA (APBN)

(PMK NO.
NO 113/PMK.05/2012
113/PMK 05/2012 DAN PMK NO
NO. 190/PMK.05/2012)
190/PMK 05/2012)
PENGERTIAN
1. Perjalanan Dinas Dalam Negeri selanjutnya disebut Perjalanan
Dinas adalah perjalanan ke luar Tempat Kedudukan yang dilakukan
dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara.
2. Perjalanan
l Dinas Jabatan
b adalah
d l h Perjalanan
l Dinas melewati
l b
batas
Kota dan/atau dalam Kota dari tempat kedudukan ke tempat yang
dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula
di dalam negeri.
negeri
3. Perjalanan Dinas Pindah adalah Perjalanan Dinas dari tempat
kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru berdasarkan
surat keputusan pindah.
pindah

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI SELANJUTNYA DISEBUT PERJALANAN


DINAS ADALAH PERJALANAN KE LUAR TEMPAT KEDUDUKAN BAIK
PERORANGAN MAUPUN SECARA BERSAMA YANG JARAKNYA SEKURANG‐
SEKURANG
KURANGNYA 5 (LIMA) KILOMETER DARI BATAS KOTA, YANG DILAKUKAN
Aturan DALAM WILAYAH REPUBLIK INDONESIA UNTUK KEPENTINGAN NEGARA ATAS
Lama PERINTAH PEJABAT YANG BERWENANG, TERMASUK PERJALANAN DARI
TEMPAT KEDUDUKAN KE TEMPAT MENINGGALKAN INDONESIA UNTUK
BERTOLAK KE LUAR NEGERI DAN DARI TEMPAT TIBA DI INDONESIA DARI
LUAR NEGERI KE TEMPAT YANG DITUJU DI DALAM NEGERI.
PENGERTIAN

4. Surat Perjalanan Dinas, selanjutnya disingkat SPD adalah


dokumen yang diterbitkan PPK dalam rangka pelaksanaan
Perjalanan
j Dinas Pejabat
j Negara,
g Pegawai
g Negeri,
g Pegawai
g Tidak
Tetap, dan Pihak Lain.
5. Pelaksana SPD adalah Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap yang melaksanakan Perjalanan Dinas.
Dinas
6. Kota adalah Kota/Kabupaten pembagian wilayah administratif
di Indonesia di bawah Provinsi.

¾ Surat Perintah Perjalanan Dinas, selanjutnya disebut SPPD


adalah surat perintah kepada Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Aturan Pegawai Tidak Tetap untuk melaksanakan Perjalanan Dinas.
Lama ¾ Pejabat yang Berwenang adalah PA/KPA atau pejabat yang diberi
wewenang oleh PA/KPA di lingkungan K/L.
K/L
¾ Kota ‐ (tidak didefinisikan)
RUANG LINGKUP PERJALANAN DINAS
1. Mengatur mengenai pelaksanaan dan pertanggungjawaban
Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap yang dibebankan pada APBN.
2. Perjalanan Dinas, meliputi:
a.   Perjalanan Dinas Jabatan; dan
b.   Perjalanan
j Dinas Pindah.
3. Pegawai Negeri, meliputi:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b Calon Pegawai Negeri Sipil;
b. Calon Pegawai Negeri Sipil;
c. Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan
d. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

¾ Pengaturan Perjalanan Dinas Jabatan dan Perjalanan Dinas 
Aturan
At Pindah secara terpisah
Lama
¾ Pegawai Negeri belum memuat  Calon Pegawai Negeri Sipil
PRINSIP PERJALANAN DINAS

a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat 
tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan 
penyelenggaraan pemerintahan;
l i t h
b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan 
p
pencapaian kinerja Kementerian Negara/Lembaga; 
p j g / g ;
c. efisiensi penggunaan belanja negara; dan
d. akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan 
P j l
Perjalanan Di
Dinas d pembebanan
dan b b bi
biaya P j l
Perjalanan
Dinas.

Aturan
prinsip Perjalanan Dinas belum diatur
¾Prinsip‐prinsip
¾Prinsip Perjalanan Dinas belum diatur
Lama
PERJALANAN DINAS JABATAN......(1)

1. Perjalanan Dinas Jabatan digolongkan menjadi:


a. Perjalanan Dinas Jabatan yang melewati batas Kota; 
dan
b. Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan di dalam
Kota.
2. Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan di dalam
Kota , terdiri atas:
a Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan
a. yang dilaksanakan lebih
dari 8 (delapan) jam; dan
b. Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan sampai
dengan 8 (delapan) jam.
PERJALANAN DINAS JABATAN......(2)

Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan dalam rangka:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada 
jabatan;
b. mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya;
c. Pengumandahan (detasering);
d. menempuh ujian dinas/ujian jabatan;
e. mengikuti pendidikan dan pelatihan
PERJALANAN DINAS JABATAN......(3)
SURAT TUGAS
1) Perjalanan Dinas Jabatan oleh Pelaksana SPD dilakukan sesuai 
perintah atasan Pelaksana SPD yang tertuang dalam Surat Tugas.
2) SSurat Tugas dimaksud diterbitkan oleh:
T di k d di bi k l h
a. kepala satker untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan
oleh Pelaksana SPD pada satuan kerja;
b. atasan langsung kepala satker untuk Perjalanan Dinas Jabatan 
yang dilakukan oleh kepala satker
3) Kewenangan penerbitan Surat Tugas dapat didelegasikan kepada
pejabat yang ditunjuk
4) Permohonan surat tugas untuk perjalanan dinas diajukan ke 
Kepala Balai/KPA (dibuat rangkap 2)
Kepala Balai/KPA (dibuat rangkap 2)
5) Setelah surat permohonan mendapat persetujuan dari Kepala 
Balai/KPA >> SPD dikeluarkan dan ditandatangani PPK.
PERJALANAN DINAS JABATAN......(4)
SURAT TUGAS DAN SPD

4) Surat Tugas paling sedikit mencantumkan :
a Pemberi tugas;
a. Pemberi tugas;
b. Pelaksana tugas;
c. Waktu pelaksanaan tugas; dan
d. Tempat pelaksanaan tugas.
5) Surat Tugas menjadi dasar penerbitan SPD oleh PPK.
6) Dalam penerbitan SPD, PPK berwenang untuk 
Dalam penerbitan SPD PPK berwenang untuk
menetapkan tingkat biaya Perjalanan Dinas dan alat 
transpor yang digunakan untuk melaksanakan 
P j l
Perjalanan Dinas Jabatan yang bersangkutan dengan 
Di J b b k d
memperhatikan kepentingan serta tujuan Perjalanan 
Dinas tersebut.
Format SPD
Halaman 1
(Lampiran I PMK)

Pada Keterangan lain­lain dicantumkan 
Pada Keterangan lain lain dicantumkan 
Nomor dan tanggal Surat Tugas
Format SPD
Halaman 2
(Lampiran I PMK)

Untuk PDJ yang biayanya 
dibebankan pada DIPA 
Pelaksana SPD 
ditandatangani oleh Kepala 
Satker atau Pejabat yang 
ditunjuk pada instansi 
Pelaksana SPD

Untuk PDJ yang biayanya 
dibebankan pada DIPA Satker 
Penyelenggara tidak perlu
Penyelenggara, tidak perlu  
ditandatangani oleh Kepala 
Satker atau Pejabat yang 
ditunjuk atau Atasan  
Pelaksana SPD
BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN.....(1)

1) Perjalanan
Perjalanan Dinas Jabatan
Dinas Jabatan terdiri atas
komponen‐komponen sebagai berikut:
a uang harian (sdh mencakup uang 
a. (sdh mencakup uang
makan, transport lokal, uang saku);
b biaya transpor (tiket, retribusi 
b. (tiket retribusi
diterminal/bandara);
c biaya penginapan;
c.
d. sewa kendaraan dalam Kota (sdh 
termasuk supir BBM pajak)
termasuk supir, BBM, pajak)
Format Rincian
Biaya Perjadin
(Lampiran II PMK)
STRUKTUR PERJALANAN DINAS JABATAN

Perjalanan Dinas Jabatan Melewati 
Batas Kota
Batas Kota
¾ Untuk daerah yang sulit 
transportasi ; atau
Perjalanan  Perjalanan Dinas Jabatan Dalam  ¾ Untuk  pelaksanaan 
Dinas Jabatan  Kota Lebih dari 8 Jam
ota eb da 8 Ja tugasnya memerlukan
tugasnya memerlukan 
waktu lebih dari 8 jam.

Perjalanan Dinas Jabatan Dalam 
Kota sampai dengan 8 Jam

biaya yang diberikan


dijelaskan dalam bentuk tabel
Biaya Biaya
Jenis Perjalanan Dinas Jabatan (PDJ) Uang Jumlah Hari
Pengina Transpor
MELEWATI BATAS KOTA Harian Dibayarkan
pan Pegawai
a PDJ dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat
a. √ √ √ Sesuai
pada jabatan Penugasan
b. PDJ untuk mengikuti rapat, seminar dan sejenisnya. Sesuai
√ 1) √ 1) √ 1)
Penugasan
c. PDJ ddalam
l rangka
k ddetasering.
t i √ √ 2) √ 3)
d. PDJ untuk menempuh ujian dinas / ujian jabatan. √ √ √ 2 hari
e. PDJ untuk mengikuti pendidikan setara Diploma/S1/S2/S3. √ √ √ Maks 2 hari
Sesuai
f. PDJ untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. √ 4) √ 5) √
Penugasan

Keterangan:
√ 1) : Ri
Rincian
i biaya
bi P
Perjalanan
j l Di
Dinas JJabatan
b t untuk
t k mengikuti
ik ti kkegiatan
i t rapat,t seminar,
i d
dan
sejenisnya di atur dalam PMK No. 113/2012.
√ 2) : Biaya Penginapan diberikan pada saat kedatangan dan selama masa pengumandahan
((Detasering)
g) dalam hal tidak tersedia rumah dinas.
√ 3) : Biaya transpor pegawai diberikan untuk transpor pada saat kedatangan dan kepulangan.
√ 4) : Uang Harian diberikan berupa uang saku sesuai standar biaya selama mengikuti kegiatan.
√ 5) : Biaya Penginapan diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu) hari pada saat
kepulangan.
kepulangan
Uang Biaya Biaya Jumlah Hari
Jenis Perjalanan Dinas Jabatan (PDJ)
Haria Pengina Transpor yg
DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM
n pn Pegawai Dibayarkan
a. PDJ dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi √ √ √ Sesuai
yang melekat pada jabatan Penugasan

b. PDJ untuk mengikuti rapat, seminar dan √ 1) √ 1) √ 1) Sesuai


sejenisnya. Penugasan

c. PDJ dalam rangka detasering. √


√ 2) √ 3)
d. PDJ untuk menempuh ujian dinas /ujian jabatan. √ √ √ 2 hari
e. PDJ untuk mengikuti pendidikan setara Maksimal 2
√ √ √
Diploma/S1/S2/S3. hari

Sesuai
f. PDJ untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. √ 4) √ 5) √
Penugasan
TINGKATAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN

Tingkat Biaya Moda Transpotasi


No Pejabat Negara Perjalanan
Dinas Pesawat Kereta Api/
Kapal Laut Lainnya
Udara Bus
1. Ketua/Wakil Ketua dan Anggota pada A Bisnis VIP / Spesial / Sesuai
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Kelas I A Eksekutif Kenyataan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah Badan Pemeriksa Keuangan,
Daerah, Keuangan
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi,
Menteri, Wakil Menteri, pejabat setingkat
Menteri, Gubernur, Wakil Gubernur,
Bupati Wakil Bupati,
Bupati, Bupati Walikota
Walikota, Wakil
Walikota, Ketua/Wakil Ketua/ Anggota
Komisi, Pejabat Eselon I, dan Pejabat
Lainnya yang setar
2. Pejabat Negara Lainnya, Pejabat Eselon B Ekonomi Kelas I B Eksekutif Sesuai
II, dan Pejabat Lainnya yang setara Kenyataan

3. Pejabat Eselon III/PNS Golongan IV, C Ekonomi Kelas II A Eksekutif Sesuai


Pejabat Eselon IV/PNS Golongan III,
III PNS Kenyataan
Golongan II dan I
Lama : 6 tingkatan
BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN ...
D l
Dalam R gk Mengikuti
Rangka M gik ti R
Rapat,
t SSeminar,
i d
dan S
Sejenisnya
j i

1) Dilaksanakan dengan biaya Perjalanan Dinas Jabatan


yang ditanggung
di oleh
l h panitia
i i penyelenggara;
l
2) Apabila tidak ditanggung oleh panitia penyelenggara, 
biaya Perjalanan Dinas Jabatan dimaksud dibebankan
biaya Perjalanan Dinas Jabatan dimaksud
pada DIPA satuan kerja Pelaksana SPD.
3) Panitia penyelenggara menyampaikan pemberitahuan 
mengenai pembebanan biaya Perjalanan Dinas Jabatan 
dimaksud dalam surat/undangan mengikuti rapat, 
seminar,, dan sejenisnya.
j y
RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN UNTUK MENGIKUTI 
KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA
I. DI DALAM KANTOR (RUANG RAPAT/AULIA/SERBAGUNA DAN SEJENISNYA)
( / / J )
Uang Transpor Biaya
Komponen Biaya Perjalanan Dinas Uang Saku Rapat Uang Harian
Pegawai Penginapan
I. MELEWATI BATAS KOTA
1 Peserta
1. - √ √ 1) √
2. Panitia/Operator - - - -
3. Narasumber - - √ 1) √
II. DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM
1 Peserta
1. √ 2) - √ 3) √ 4)
2. Panitia/Operator - - - -
3. Narasumber - - √ 3) √ 4)
III. DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 JAM
1. Peserta - - - -
2. Panitia/Operator - - - -
3. Narasumber - - - -

1. √ 1) Biaya transpor kepulangan Pelaksana SPD dalam rangka mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dapat
dibayarkan sebesar biaya transpor kedatangan tanpa menyertakan bukti pengeluaran transpor kepulangan.
2. √ 2) Uang Saku Rapat diberikan untuk rapat di luar jam kerja sesuai ketentuan yang diatur dalam standar biaya.
3. √ 3) Uang Transpor Pegawai diberikan sesuai Biaya Riil. Dalam hal tidak diperoleh bukti pengeluaran riil, diberikan
p biaya
berupa y transpor
p kegiatan
g dalam kota yyangg dibayarkan
y secara lumsum sesuai standar biaya.
y
4. √ 4) Biaya Penginapan diberikan apabila terdapat kesulitan transportasi sehingga memerlukan waktu untuk menginap.
5. Uang Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak
bersifat rutin serta tidak diberikan kepada Pelaksana SPD yang melakukan rapat dalam komplek perkantoran yang sama
RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN UNTUK MENGIKUTI 
KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA
II. DI LUAR KANTOR PENYELENGGARA (HOTEL/TEMPAT LAIN)

Uang Saku Paket Uang Saku Paket Uang Transpor Biaya Uang
Komponen Biaya Perjalanan Dinas
Fullboard Fullday/Halfday Pegawai Penginapan Harian 1)
I. MELEWATI BATAS KOTA
1. Peserta √ 3) - √2 √ √
2. Panitia/Operator √ 3) - √2 √ √
3. Narasumber - - √2 √ √
II. DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM
1 Peserta
1. √ 3)) √ 3)) √ √ 4)) √
2. Panitia/Operator √ 3) √ 3) √ √ 4) √
3. Narasumber - - √ √ 4) √
III. DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 JAM
1 Peserta
1. - - √ - -
2. Panitia/Operator - - √ - -
3. Narasumber - - √ - -

1 √ 1) Uang Harian diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu) hari pada saat kepulangan.
2 √ 2) Biaya transpor kepulangan Pelaksana SPD dalam rangka mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dapat dibayarkan sebesar biaya
transpor kedatangan tanpa menyertakan bukti pengeluaran transpor kepulangan.
3 √ 3) Uang Saku Fullboard/Fullday/Halfday diberikan sesuai dengan paket rapat, seminar, dan sejenisnya yang diatur dalam Standar Biaya.
4 √ 4) Biaya Penginapan diberikan apabila memerlukan waktu untuk menginap 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan/atau 1 (satu) hari pada
saat kepulangan.
5 Uang Saku Fullboard/Fullday/Halfday mengikuti ketentuan yang diatur dalam Standar Biaya.
6 Uang Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin.
BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN...

Dalam Rangka Mengikuti Rapat, Seminar, dan Sejenisnya

5)  Dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan secara


bersama‐sama untuk melaksanakan suatu kegiatang rapat, 
p ,
seminar, dan sejenisnya, seluruh Pelaksana SPD dapat
menginap pada hotel/ penginapan yang sama. 
6) Dalam
D l h l biaya
hal bi penginapan
i pada hotel/penginapan
d h l/ i yang 
sama tersebut lebih tinggi dari satuan biaya
hotel/penginapan
/p g p sebagaimanag diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya, maka
Pelaksana SPD menggunakan fasilitas kamar dengan 
biaya terendah pada hotel/penginapan dimaksud.
dimaksud
SATUAN BIAYA UANG HARIAN TERTUANG DALAM PMK
NO. 37/PMK.02/2012
/ /
No. Provinsi Satuan Biaya TA. 2013 (Rp)
1 Aceh OH 360.000
2 Sumut OH 370.000
370 000
3 Riau OH 360.000
4 Jambi OH 370.000
5 Sumbar OH 360.000
6 Sumsel OH 360.000
7 Lampung
a pu g OH
O 380.000
380 000
8 Bengkulu OH 370.000
9 Banten OH 360.000
10 J b
Jabar OH 430 000
430.000
11 DKI. Jakarta OH 530.000
12 Jateng OH 370.000
13 Jatim OH 410.000
14 DI. Yogyakarta OH 420.000
No. Provinsi Satuan Biaya TA. 2013 (Rp)
15 Bali OH 480.000
16 NTB OH 440.000
17 NTT OH 420.000
18 Kalbar OH 370.000
370 000
19 Kalteng OH 360.000
20 Kalsel OH 370.000
21 Kaltim OH 430.000
22 Sulut OH 370.000
23 Gorontalo OH 370.000
24 Sulbar OH 360.000
25 Sulsel OH 430.000
26 Sulteng OH 370 000
370.000
27 Sultra OH 380.000
28 Papua Barat OH 480.000
29 Papua OH 580.000
30 Maluku OH 360.000
SATUAN BIAYA UANG HARIAN FULL BOARD,
HALF DAY/FULLDAY
(dalam Rupiah)
Provinsi Satuan Fullboard FULLBOARD DLM HALFDAY/FULLDAY
luar
l kota
k t KOTA DLM KOTA
BANTEN OH 120.000 100.000 85.000
JABAR OH 150.000 125.000 105.000
DKI. JAKARTA OH 180.000 150.000 130.000
JAWA TENGAH OH 130.000 110.000 95.000
D I YOGYAKARTA
D.I. OH 140 000
140.000 115 000
115.000 100 000
100.000
JAWA TIMUR OH 140.000 115.000 100.000
Dst..
BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN .....
Tambahan dan Kelebihan Hari
1) Dalam hal jumlah hari PDJ melebihi jumlah hari yang 
ditetapkan
p dalam Surat Tugas/SPD dan
g / tidak disebabkan oleh
kesalahan/ kelalaian Pelaksana SPD dapat diberikan tambahan
uang harian.
2) Tambahan uang harian dapat diajukan kepada PPK untuk
PPK untuk
mendapat persetujuan dengan melampirkan dokumen berupa:
a. surat keterangan kesalahan/kelalaian dari Syahbandar/
K
Kepalal Bandara/Penyedia
B d /P di Jasa
J T
Transportasii Lainnya; 
L i
b. surat keterangan perpanjangan tugas dari pemberi tugas.
3) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas kurang dari jumlah
3) Dalam
hari yang ditetapkan dalam SPD, Pelaksana SPD harus
mengembalikan kelebihan uang harian, biaya penginapan, 
uang representasi, dan
representasi dan sewa kendaraan dalam Kota yang telah
Kota yang telah
diterimanya kepada PPK.
PELAKSANAAN DAN PROSEDUR 
PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS 

1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas diberikan dalam


batas pagu anggaran yang tersedia dalam DIPA satuan
kerja berkenaan.
2) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas kepada Pelaksana
SPD paling cepat 5 (lima) hari kerja sebelum Perjalanan
Dinas dilaksanakan.
dilaksanakan
3) Pada akhir tahun anggaran, menyesuaikan dengan
ketentuan yang mengatur mengenai
yang mengatur mengenai langkah
langkah‐langkah
langkah
menghadapi akhir tahun anggaran.
PELAKSANAAN DAN PROSEDUR 
PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS 
Mekanisme Pembayaran
1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dilakukan melalui 
mekanisme
k i UP d /
UP dan/atau mekanisme
k i P b
Pembayaran L
Langsung
(LS).
2)) Pembayaran
y biaya
y Perjalanan Dinas dengan mekanisme LS 
j g
dilakukan melalui:
a. Perikatan dengan penyedia jasa;
b. Bendahara Pengeluaran; atau
g ;
c. Pelaksana SPD.
3) Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan perikatan dengan
pihak penyedia jasa meliputi
penyedia jasa meliputi :
a. Perjalanan Dinas Jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas 
dan fungsi yang melekat pada jabatan; dan
b Perjalanan Dinas Jabatan dalam rangka mengikuti
b. dalam rangka mengikuti rapat, 
rapat
seminar dan sejenisnya.
PELAKSANAAN DAN PROSEDUR 
PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS 

Mekanisme UP

1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dengan mekanisme


UP dilakukan dengan memberikan uang muka kepada
Pelaksana SPD oleh Bendahara Pengeluaran.
Pelaksana SPD Pengeluaran
2) Pemberian uang muka tersebut berdasarkan persetujuan 
pemberian uang muka dari
p g PPK dengan
g melampirkan:
p
a. Surat Tugas atau surat keputusan pindah;
b. Fotokopi SPD;
c. Kuitansi tanda terima uang muka;  dan
d. Rincian perkiraan biaya Perjalanan Dinas.
PELAKSANAAN DAN PROSEDUR 
PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS 

Mekanisme Melalui Penyedia Jasa

1) Penyedia jasa untuk pelaksanaan Perjalanan Dinas


dapat berupa event organizer, biro jasa perjalanan, 
penyedia jasa transportasi, dan
transportasi dan perusahaan jasa
perhotelan/penginapan.
2)) Penetapan
p p penyedia
y jjasa tersebut dilakukan sesuai
ketentuan yang mengatur pengadaan barang/jasa
pemerintah.
3) Komponen biaya Perjalanan Dinas yang dapat
yang dapat
dilaksanakan dengan perikatan meliputi biaya transpor 
termasuk pembelian/pengadaan tiket dan/atau biaya
penginapan.
PELAKSANAAN DAN PROSEDUR 
PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS 

Mekanisme Melalui Penyedia Jasa


1) Kontrak/perjanjian dengan penyedia jasa dapat dilakukan
untuk 1 (satu) paket kegiatan atau untuk kebutuhan periode
tertentu.
2) Nilai satuan harga dalam kontrak/perjanjian tidak
diperkenankan melebihi tarif tiket resmi yang dikeluarkan 
oleh perusahaan
p jjasa transportasi
p atau tarif p
penginapan/
g p /
hotel resmi yang dikeluarkan oleh penyedia jasa 
penginapan/hotel.
3) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas kepada penyedia jasa
didasarkan atas prestasi kerja yang telah diselesaikan
sebagaimana diatur dalam kontrak/ perjanjian.
4) Atas dasar prestasi kerja yang telah diselesaikan, pihak ketiga
mengajukan tagihan kepada PPK.
PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS
Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas
1) Pelaksana SPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan Perjalanan
Dinas kepada pemberi tugas dan biaya Perjalanan Dinas kepada PPK
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Perjalanan Dinas
dilaksanakan.
2) Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas, disertai dengan:
a. Surat Tugas yang sah
yang sah dari atasan Pelaksana SPD;
b. SPD yang telah ditandatangani oleh PPK dan pejabat di tempat 
pelaksanaan Perjalanan Dinas atau pihak terkait yang menjadi
Tempat Tujuan Perjalanan Dinas;
c. tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan bukti 
pembayaran moda transportasi lainnya; 
d. Daftar Pengeluaran Riil
e. bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam Kota 
berupa kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan 
oleh badan usaha yang bergerak di bidang jasa penyewaan 
k d
kendaraan; dan
d
f. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya.
PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS 

Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas


1. PPK melakukan Perhitungan Rampung seluruh bukti pengeluaran
biaya Perjalanan Dinas dan disampaikan kepada Bendahara
P
Pengeluaran.
l
2. PPK berwenang untuk menilai kesesuaian dan kewajaran atas 
biaya‐biaya yang tercantum dalam Daftar Pengeluaran Riil.
3. PPK mengesahkan Bukti Pengeluaran Riil dan menyampaikan 
kepada Bendahara Pengeluaran sebagai pertanggungjawaban UP 
atau bukti pengesahan Surat Permintaan Membayar/Surat
P
Permintaan P
Pencairan D
Dana (SPM/ SP2D)
(SPM/ SP2D) LS Perjalanan Dinas.
LS P l D
Pihak­pihak yang melakukan pemalsuan dokumen, menaikkan 
dari harga sebenarnya (mark up), dan/atau Perjalanan Dinas 
g y ( p), / j
rangkap (dua kali atau lebih) dalam pertanggungjawaban 
Perjalanan Dinas yang berakibat kerugian yang diderita oleh 
negara, bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh tindakan
yang dilakukan.
MEKANISME PEMBAYARAN DALAM RANGKA 
PELAKSANAAN APBN

Proses SPP-
SPP-SPM
SPM--SP2D

Tata cara pengajuan tagihan kepada PPK, pengujian surat


permintaan pembayaran, dan penerbitan surat perintah
membayar oleh Pejabat Penanda Tangan SPM, dan
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
mengikuti Peraturan Menteri Keuangan No. 190/
PMK.05/2012 yang mengatur tentang tata cara
pembayaran atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
MENYELESAIKAN TAGIHAN NEGARA
DENGAN PEMBUATAN KOMITMEN

‰ g
Pelaksanaan kegiatan dan p gg
penggunaan gg
anggaran p
pada DIPA yyangg
mengakibatkan pengeluaran negara, dilakukan melalui
pembuatan komitmen.
‰ Pembuatan komitmen dilakukan dalam bentuk:
« Perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa; dan/atau
« Penetapan keputusan

‰ P b t
Pembuatan k it
komitmen l l i penetapan
melalui t k t
keputusan yangg
mengakibatkan pengeluaran negara antara lain untuk:
« pelaksanaan belanja pegawai
« pelaksanaan perjalanan dinas yang dilaksanakan secara swakelola;
« pelaksanaan kegiatan swakelola, termasuk pembayaran honorarium
kegiatan; atau
ƒ Bukti perjanjian/kontrak
ƒ Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/jasa
ƒ Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
ƒ Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang
ƒ Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan
ƒ Berita Acara Pembayaran
ƒ Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK, yang dibuat sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini;
ƒ Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani oleh Wajib Pajak/Bendahara
Pengeluaran;
ƒ Jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya sebagaimana dipersyaratkan
d
dalam
l p
peraturan p
perundangan
d g tentangg p pengadaan
g d b
barang/jasa
g/j
/j p
pemerintah
i h
ƒ Dokumen lain yang dipersyaratkan.

ƒ Surat
S t Keputusan
K t
ƒ Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas
ƒ Daftar penerima pembayaran; dan/atau
ƒ Dokumen pendukung lainnya sesuai ketentuan.

>>> Atas perjanjian/kontrak yang akan dibayar melalui SPM-LS, PPK mencatatkan perjanjian/kontrak
dan menyampaikan paling lambat 5 hari kerja setelah ditandatangani perjanjian/kontrak tersebut
ke KPPN
Penerbitan SPP LS :
Belanja Pegawai
Honorarium
Langganan Daya dan Jasa
Perjalanan
e ja a a Dinas
as
Pengadaan Tanah
Dilengkapi dengan:
1. perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilampiri:
a.
a Daftar nominatif perjalanan dinas; dan
b. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri,
dan pegawai tidak tetap.
2. perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan, dilampiri daftar
nominatif perjalanan dinas.
3. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2
ditandatangani oleh PPK yang memuat paling kurang informasi
mengenai pihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama,
pangkat/golongan) tujuan,
pangkat/golongan), tujuan tanggal keberangkatan,
keberangkatan lama perjalanan
dinas, dan biaya yang diperlukan untuk masing-masing pejabat.
SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan
di ik kepada
disampaikan k d PPSPM palingli lambat
l b 4 (empat)
( ) hari
h i kerja
k j setelah
l h
dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar.

SPP-LS
SPP LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan
disampaikan kepada PPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan
pembayaran.
Dalam hal tanggal 5 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan
hari libur atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPP-LS kepada
PPSPM dilakukan paling lambat pada hari kerja sebelum tanggal 5.

SPP-LS untuk pembayaran non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan
disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
d k
dokumen pendukung
d k dit i
diterima secara lengkap
l k d
dan b
benar d i penerima
dari i
hak.
1. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional
sehari-hari Satker dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat
dilakukan melalui mekanisme Pembayaran LS.

2
2. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada
Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya
(revolving).

3. Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara


Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu) penerima/ penyedia barang/jasa
paling banyak sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
k
kecuali
li untuk
t k pembayaran
b h
honorarium
i d
dan perjalanan
j l di
dinas.

4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang
ada p
pada Kas Bendahara Pengeluaran/BPP
g / palingg banyak
p y sebesar
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
5. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:
‰ Belanja Barang;
‰ Belanja Modal; dan
‰ Belanja Lain
Lain-lain
lain.

6. Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian (revolving) UP yang


telah digunakan sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP
masih tersedia dalam DIPA.

7. Penggantian UP sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan


apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh
persen).

8. Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui Bendahara


P
Pengeluaran,
l apabila
bil UP yang dik
dikelolanya
l l telah
t l h dipergunakan
di k paling
li
sedikit 50% (lima puluh persen).
Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan Ilustrasi :
kepada KPA, 2 (dua) bulan sejak SP2D-UP diterbitkan
UP: 100 Juta
belum dilakukan pengajuan penggantian UP.
UP 10 Januari

S.D 10 Maret
1 (satu) bulan sejak disampaikan surat belum ajukan GUP
pemberitahuan,,
p belum dilakukan pengajuan
p g j
Kepala KPPN
penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar menyampaikan
25 (dua puluh lima persen).
25% Surat
S.D 10 Mei
S.D 10 April belum belum ajukan
ajukan GUPÆ UP
1 (satu) bulan berikutnya jika belum dilakukan dipotong 25%
GUPÆ UP
pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong dipotong 50%
UP sebesar 50% (lima puluh persen). Pemotongan
pada SPM GUP
atau disetor

Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara: Setelah


ƒ memperhitungkan potongan UP dlm SPM dan/atau dipotong/disetor
UP pengajuan
UP,
ƒ menyetorkan ke Kas Negara. GUP berikutnya
diawasi
KPA mengajukan UP kepada KPPN sebesar kebutuhan operasional
Satker dalam 1 (satu) bulan yang direncanakan dibayarkan melalui UP

Pemberian UP diberikan paling banyak:


a. Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP sampai dengan Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta
rupiah);
b. Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP diatas Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah);

c. Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP diatas Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp.6.000.000.000 (enam miliar rupiah); atau

d. Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP diatas Rp. 6.000.000.000 (enam miliar rupiah).

Persetujuan perubahan besaran UP dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah


Direktorat Jenderal Perbendaharaan
1. Persetujuan TUP dilakukan oleh Kepala KPPN dengan disertai:
« Rincian Rencana Pengguna TUP; dan

« Surat Pernyataan dari KPA bahwa TUP digunakan dan dipertanggungjawabkan


paling lama 1 bulan sejak SP2D diterbitkan, dan tidak digunakan untuk
kegiatan yg harus dilaksanakan dengan pembayaran LS.
2. Kepala KPPN melakukan penilaian atas pengajuan TUP meliputi:
3. KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu)
bulan dengan pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan memerlukan waktu
melebihi 1 (satu) bulan.
4. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat dilakukan
secara bertahap.
5. Bila 1 bulan (sesuai waktu pertanggungjawab UP) belum dilakukan pengesahan dan
pertanggungjawaban TUP,
TUP maka Kepala KPPN menyampaikan surat teguran TP
kepada KPA.
6. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah batas waktu pengajuan pertanggungjawaban TUP. (SPM-
PTUP)
1. Jangka waktu penerbitan:
ƒ SPP-UP/TUP
SPP UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja;
ƒ SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari kerja;

ƒ SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja; dan

ƒ SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja.

2. Dalam hal PPSPM menolak/mengembalikan SPP karena


dokumen pendukung tagihan tidak lengkap dan benar, benar maka
PPSPM harus menyatakan secara tertulis alasan
penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2 (dua) hari
kerja setelah diterimanya SPP.
SPP
3. Seluruh bukti pengeluaran sebagai dasar pengujian dan
penerbitan SPM disimpan oleh PPSPM, menjadi bahan
pemeriksaan bagi aparat pemeriksa internal dan eksternal.
5. Penerbitan SPM oleh PPSPM dilakukan melalui sistem
aplikasi
lik i yang disediakan
di di k oleh
l h Direktorat
Di k Jenderal
J d l
Perbendaharaan.
6. SPM yang diterbitkan melalui sistem aplikasi SPM tersebut
memuat Personal Identification Number (PIN) PPSPM
sebagai tanda tangan elektronik pada ADK SPM dari penerbit
SPM yang sah.
7
7. Dalam penerbitan SPM melalui sistem aplikasi,
aplikasi PPSPM
bertanggung jawab atas:
a. keamanan data pada aplikasi SPM;
b. kebenaran SPM dan kesesuaian antara data p pada SPM
dengan data pada ADK SPM; dan
c. penggunaan Personal Identification Number (PIN) pada
ADK SPM.
1. PPSPM menyampaikan SPM dalam rangkap 2 (dua) beserta ADK SPM kepada
KPPN.
2. Penyampaian SPM-UP, SPM-TUP, dan SPM-LS diatur sebagai berikut:
a. SPM-UP dilampiri surat pernyataan dari KPA yang dibuat sesuai format;

b. S
b SPM-TUPU d dilampiri
a p su surat
at pe
persetujuan
setujua pe
pemberian
be a TUP U da
dari Kepala
epa a KPPN;; atau
c. SPM-LS dilampiri Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti setor lainnya,
dan/atau daftar nominatif untuk yang lebih dari 1 (satu) penerima.
3. Penyampaian SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri, disamping
mengacu pada angka 1 dan 2 juga disertai dengan Faktur Pajak.
4. Khusus untuk penyampaian SPM-LS dalam rangka pembayaran jaminan uang
muka atas perjanjian/kontrak, juga dilampiri dengan:
a. Asli surat jaminan uang muka;
b. Asli surat kuasa bematerai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN untuk
mencairkan jaminan uang muka; dan
c. A li konfirmasi
Asli k fi i ttertulis
t li ddarii pimpinan
i i penerbit
bit jaminan
j i uang muka
k sesuaii
Peraturan Presiden mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
5. PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan.
6. SPM-LS untuk pembayaran gaji induk disampaikan kepada
KPPN paling lambat tanggal 15 1 sebelum bulan
pembayaran.
‰ SPM yang di diajukan
j k kke KPPN
digunakan
g sebagai
g dasar
penerbitan SP2D.
‰ Dalam pencairan anggaran belanja
negara,
g , KPPN melakukan
PENELITIAN DAN
penelitian PENGUJIAN
dan pengujianSPM
atasOLEH
SPM
KPPN
yang disampaikan oleh PPSPM.
PPSPM
KPPN menerbitkan SP2D setelah penelitian dan pengujian telah
memen
memenuhi
hi ssyarat.
arat

KPPN tidak dapat menerbitkan SP2D apabila Satker belum


mengirimkan:
a. Data perjanjian/kontrak beserta ADK untuk pembayaran
melalui SPM-LS kepada pihak ketiga; atau
b Daftar perubahan data pegawai beserta ADK
b.

Penyelesaian SP2D dilakukan dengan prosedur standar


operasional
i l dan
d norma waktu
k yang ditetapkan
di k oleh
l h Direktur
Di k
Jenderal Perbendaharaan.

Dalam hal hasil penelitian dan pengujian tidak memenuhi syarat,


Kepala KPPN mengembalikan SPM beserta dokumen pendukung
secara tertulis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai