Anda di halaman 1dari 16

GEOPOLITIK

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu :
Farihul Lutfi,M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Nurul Khoyum Ma’rifah (1240519 3047)


2. Sevrilya Amanda (1240519 3064)
3. Apriliasari Tri Wulandari (12405193065)
4. Wilda Yati Khusna (12405193051)

SEMESTER 1

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH 1B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karna telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya teradap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan” dalam bentuk makalah , sholawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuan yamg terbatas, maka makalah yg berjudul “GEOPOLOTIK” ini, masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyemurnaan pembutan makalah ini, kami berharap dari makalah yang kami susun ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tulungagung, 26 September
2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG MASALAH...................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................1
3. TUJUAN MASALAH........................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
1.PENGERTIAN GEOPOLITIK...........................................................................................3
2.LATAR BELAKANG WAWASAN NUSANTARA.........................................................4
3.KEDUDUKAN, FUNGSI, dan TUJUAN WAWASAN NUSANTARA..........................5
4. UNSUR-UNSUR WAWASAN NUSANTARA................................................................7
5.TATA LAKUWAWASAN NUSANTARA.......................................................................7
6.IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA...............................................................8
7.KAJIAN KASUS GEOPOLITIK........................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................12
1. KESIMPULAN.............................................................................................................12
2. SARAN.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH


Salah satu persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut
memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep
Wawasan Nusanatara yang menyatukan wilayah Indonesia.

Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang nusantara dan
penekanannya dalam mengepresikan diri sebagai bangsa Indonesia ditengah-tengah
lingkungannnya. Dalam kehidupannya , bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitar. Salah satu pedoman bangsa Indonesia
wawasan nasioanl yang berpijak pada wujud wilayah nusantar disebut WAWASAN
NUSANTARA. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis
dan dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sentosa

2. RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam pembuatan

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari Geopolitk?


2. Bagaimana latar belakang wawasan nusantara?
3. Bagaimana kedudukan, fungsi, dan tujuan wawasan nusantara?
4. Apa saja unsur-unsur wawasan nusantara?
5. Bagaimana tata laku wawasan nusantara?
6. Apa yang dimaksud dengan implementasi wawasan nusantara?
7. Bagimana kajian kasus Geoplotik?

3. TUJUAN MASALAH
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar para pembaca :

1
1. Untuk mengetahui pengertian Geopolitik
2. Untuk mengetahui latar belakang wawasan nusantara
3. Untuk mengetahui kedudukan, fungsi, dan tujuan wawasan nusantara
4. Untuk mengetahui unsur-unsur wawasan nusantara
5. Untuk mengetahui tata laku wawasan nusantara
6. Untuk mengetahui implementasi wawasan nusantara
7. Untuk mengetahui kajian kasus Geoplotik

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN GEOPOLITIK1
Secara Etimologi, Geopolitik berasal dari bahasa yunani, Geo dan Politea. Geo berarti
bumi atau wilayah negara, sedangkan politea berasal dari dua kata polis dan teia, polis berarti
kota/negara atau kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri,dan teia berarti kebijakan/urusan,
memiliki makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Dengan perkataan lain,
politeia berarti kebijakan penyelenggaraan negara.

Istilah geopolitik semula oleh pencetusnya, Frederich Ratzel (1944-1904), diartikan


sebagai ilmu bumi politik (Political Geography). Istilah geopolitik dikembangkan dan
diperluas lebih lanjut oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1946)
menjadi Geographical Politic. Perbedaan kedua artian tersebut terletak pada fokus
perhatiannya.
Ilmu Bumi Politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi
dari aspek politik, sedangkan geopolitik (Geographical Politic) mempelajari fenomena
politik dari aspek geografi. Geopolitik dapat diartikan sebagai Ilmu Bumi Politik Terapan
(Applied Political Geography). Ada dua pengertian yang terkandung dalam konsep geopolitik
yang keduan:
1. Geopolitik sebagai ilmu : memberikan wawasan obyektif akan posisikita sebagai suatu
bangsa yang hidup berdampingan dan salingberinteraksi dengan negara lain dalam pergaulan
dunia.
2. Geopolitik sebagai ideology (landasan ilmiah bagi tindakan politiksuatu negara): hendak
menjadikan wawasan tersebut sebagai carapandang kolektif untuk melangsungkan,
memelihara dan mempertahankan semangat kebangsaan. Pengertian geopolitik, tidak terlepas
dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. Geografi bersangkut-paut dengan
interelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya, sedangkan politik selalu
berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan. Secara sederhana, pengertian geopolitik
adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan
merujuk kepada peraturan politik internasional. Geopolitik mengkaji makna srategis dan
politis suatu wilayah geografi, yang mencangkup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah
1
.Adhitama,satria.kewarganegaraan,(Tanggerang selatan:kampus politeknik negara STAN,2018)hlm 51

3
tersebut.2 Menurut Kaelan geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan
dalam wujudkebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional
geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau
territorial dalam arti luas) suatu negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu Negara.

2.LATAR BELAKANG WAWASAN NUSANTARA


Secara konsepsional wawasan nusantara merupakan perwujudan dari teori
geopolitik bangsa Indonesia ini merupakan salah satu konsepsi politik ketatanegaraan
Republik Indonesia dalam menentukan, membina, dan mengembangkan wawasan
nasionalnya yang didasari kondisi nyata bangsa Indonesia dan lingkungannya. Latar belakang
yang mempengaruhi munculnya konsep wawasan nusantara antara lain:
1. falsafah Pancasila3

Wawasan Nusantara dikembangkan berdasarkan falsafah pancasila


yang mengandung nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan, keadilandan keberadaban, persatuan
dan kesatuan, musyawarah untukmencapai mufakat, serta kesejahteraan guna menciptakan
suasanadamai dan tenteram menuju kebahagiaan dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara Indonesia dari generasi ke generasi.
2. kondisi obyektif geografi Indonesia
Kondisi objektif geografi Indonesia terletak pada posisi silang yangsangat strategis, dan
memiliki karakteristik yang berbeda dengannegara lain. Hal tersebut menjadi aspek yang
melatarbelakangi pengembangan Wawasan Nusantara. Kondisi objektif geografi
Indonesia mengandung beraneka ragam kekayaan alam baik yangdi dalam maupun di atas
permukaan bumi, potensi di udara danruang antariksa dan jumlah penduduk yang besar yang
terdiri atasberbagai suku yang masing-masing memiliki budaya, adat istiadat/
tradisi, dan pola kehidupan yang beraneka ragam.

3. aspek sosial budaya bangsa Indonesia yang terdiri atas ratusan suku bangsa
yang masing-masing memiliki adat-istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang beragam,
Kepemilikan itu merupakan warisan yangditerima secara emosional dan bersifat mengikat
secara kuat kedalam, karena itu sangat sensitive sifatnya. Faktor-faktor negatif
secara sosial-budaya dapat menimbulkan disintegrasi atauperpecahan bangsa secara bersama-
sama oleh seluruh rakyatIndonesia, oleh karenanya harus diupayakan untuk dihilangkan.
2
Adhitama,satria.kewarganegaraan,(Tanggerang selatan:kampus politeknik negara STAN,2018)hlm 53-54
3
.Sulisworo,dwi.geopolitik indonesia,(Jakarta:hibah materi pembelajaran non konvensional,2012)hlm 2

4
4. sejarah lahirnya bangsa Indonesia yang didasarkan semangat kesatuan dan
persatuan Bangsa Indonesia lahir di atas perjalanan sejarah yang sangat panjang, sedangkan
semangat kebangsaan untuk menjadi bangsa merdeka ditandai dengan lahirnya Organisasi
Budi Utomo. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan buah dari perjuangan
yang dilandasi semangat tersebut. Oleh karena itu semangat kebangsaan yang telah dibangun
susah payah oleh generasi terdahulu seharusnya dapat tetap dipelihara dan dipertahankan oleh
generasi saat ini. Wawasan Nusantara dikembangkan berdasarkan aspek kesejarahan
atas dasar pengalaman sejarah yang tidak menerima terulangnya perpecahan dalam
lingkungan bangsa dan Negara Indonesia.
5. konstelasi (keadaan) lingkungan baik regional maupun internasional yang
dimungkinkan negara-negara lain berkeinginan untuk menguasai Indonesia
baik secara fisik maupun non fisik.
Untuk mengatsi persoalan ini, bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsipdasar dan
pedoman untuk menjaga dan memperjuangkan kepentingannasionalnya. Salah satu pedoman
tersebut adalah wawasan nusantara yangberpijak pada wujud wilayah nusantara, terdiri dari
darat, laut, dan udaradiatasnya yang dipandang sebagai ruang hidup (lebensraum) yang satu
atauutuh. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa wawasan nusantara merupakantameng
bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman yang dapat merusakintegritas bangsa dalam
rangka mencapai tujuan dan cita-cita nasional.4

3.KEDUDUKAN, FUNGSI, dan TUJUAN WAWASAN NUSANTARA


1. Kedudukan Wawasan Nusantara 5

a) Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang
diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan
dalam upaya mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

b) Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai
berikut:

1) Pancasila sebagai falsafah, ideologi, dan dasar negara, berkedudukan sebagai landasan
idiil.

4
Sulisworo,dwi.geopolitik indonesia,(Jakarta:hibah materi pembelajaran non konvensional,2012)hlm 11-13
5
Winarno, paradigma pendidikan kewarganegaraan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014) hlm 177-178

5
2) UUD 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan
konstitusional.

3) Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan visional.

4) Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan


konsepsional.

5) Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan
nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.

2. Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu


dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan baik bagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan fungsinya, wawasan
nusantara dibagi menjadi empat bentuk, yaitu:

a) Wawasan Nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional, yaitu Wawasan


Nusantara dijadikan konsepsi dalam upaya mewujudkan tujuan nasional.

b) Wawasan Nusantara sebagai wawasan pembangunan nasional, yaitu

dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional, penyelenggaraan kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mencangkup perwujudan kesatua politik, kesatuan
ekonomi, kesatuan social dan budaya, serta kesatuan pertahanan dan keamanan.

c) Wawasan Nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara, yaitu pandangan
geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi
seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.

d) Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan, yaitu batas- batas wilayah negara
Indonesia adalah seluruh tumpah darah Indonesia.

3. Tujuan Wawasan Nusantara

Mewujudkan nasionalisme yang tinggi dan memantapkan persatuan di segala aspek


kehidupan warga negara Indonesia yang lebih oriented pada kepentingan bangsa dan negara.

6
Diperlukan penghayatan, pemahaman, dan implementasi wawasan nusantara yang mantap
dan berkelanjutan.

4. UNSUR-UNSUR WAWASAN NUSANTARA


1. Wadah

a.Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya
terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu
Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya.
b.Tata Inti Organisasi
Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan
bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah Negara hukum ( Rechtsstaat) bukan Negara
kekuasaan (Machtsstaat).
c.Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politikdan kesadaran bernegara
yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan
organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara.
2)Isi
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan
manusia Indonesia meliputi:
- Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD
1945 yang menyebutkan:
1. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adildan makmur.
2. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yangbebas.
3. Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial

5.TATA LAKUWAWASAN NUSANTARA


Tata laku Wawasan Nusantara dapat dirinci dalam dua unsur:

7
a. Tata laku Batiniah, yang tumbuh dan terbentuk karena kondisi dalam proses pertumbuhan
hidupnya, pengaruh keyakinan pada suatu agama/keppekerti, serta pengaruh kondisi
kekuasaan yang memungkinkan berlangsungnya kebiasaan-kebiasaan hidupnya

b. Tata laku Lahiriah, yang dituangkan ke dalam suatu pola tata laksana yang dapat dirinci
menjadi: tata perencanaan, tata pelaksanaan, dan tata pengawasan.

Penerapan dari unsur wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara dapat dikembangkan
sebagai berikut:

1) Isi NKRI berupa falsafah Pancasila dan UUD 1945

2) Wadah berupa Nusantara, yang manakala diisi atau diberi isi menampakkan wujud dan
wajahnya sebagai Wawasan Nusantara

3) Tata laku NKRI berupa UUD 1945 yang apabila dilaksanakan dan diterapkan berdasarkan
Wawasan Nusantara akan menghasilkan Ketahanan Nasional.

6.IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA 6


1. Perumusan wawasan nusantara
Konsepsi wawasan nusantara dituangkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu
dalam ketetapan MPR mengenai GHBN. Secara berturut-turut ketentuan tersebut
adalah
a. Tap. MPR No. IV / MPR / 1973
b. Tap. MPR No. IV / MPR / 1978
c. Tap. MPR No. II / MPR / 1983
d. Tap. MPR No. II / MPR / 1988
e. Tap. MPR No. II / MPR / 1993
f. Tap. MPR No. II / MPR / 1998
Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa wawasan dalam penyelenggaraan
pembangunan nasional dalam mencapai tujuan pembangunan nasional adalah
wawasan nusantara.
Hakikat dari wawasan nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan wilayah
Indonesia. Cara pandang
a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
6
Sumarsono dkk, Pendidikan Kewarganegaraan ( Jakarta: PT Gramedia, 2007), hal. 92

8
 Bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah,wadah,rang hidup,dan kesatuan mitra
seluruh bangsa
 Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari suku dan berbicara dalam berbagai
bahasa daerah serta meyakiniberbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat
dalam arti seluas-luasnya
 Bahwa secara psikologis,bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib,
sebangsa,setanah air serta mempunyai satu tekad didalam mencapai cita-cita
bangsa
 Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara ,melandasi,dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya
 Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum dalam arti
bahwa hanya ada satu hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional
b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
 Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah
modal dan milik bersama bangsa
 Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah,
tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki daerah dalam
mengembangkan ekonominya.
c. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
 Bahwa masyarakat indonesia adalah satu, peri kehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan
masyarakat yang sama
d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan

7.KAJIAN KASUS GEOPOLITIK


a.Perairan Ambalat di Laut Sulawesi7

Masalah antara Indonesia dan Malaysia seputar blok Ambalat mengemuka ketika terbetik
kabar bahwa pemerintah Malaysia melalui perusahaan minyak nasionalnya, Petronas,
memberikan konsesi minyak (production sharing contract) kepada perusahaan minyak Shell,

7
Adrian, “Geopolitik Indonesia dan Contoh Kasusnya”. ( http://driadrian.blogspot.com/2017/04/v-
behaviorurldefaultvmlo.html?m=1 ) diakses pada 29 September 2019

9
atas cadangan minyak yang terletak di Laut Sulawesi (perairan sebelah timur Kalimantan).
Pemerintah Indonesia mengajukan protes atas hal ini karena merasa bahwa wilayah itu berada
dalam kedaulatan negara Indonesia.

Sebenarnya klaim Malaysia terhadap cadangan minyak di wilayah itu sudah diprotes
Indonesia sejak tahun 1980, menyusul diterbitkannya peta wilayah Malaysia pada tahun
1979. Peta tersebut mengklaim wilayah di Laut Sulawesi sebagai milik Malaysia dengan
didasarkan pada kepemilikan negara itu atas pulau Sipadan dan Ligitan. Malaysia
beranggapan bahwa dengan dimasukkannya Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah kedaulatan
Malaysia, secara otomatis perairan di Laut Sulawesi tersebut masuk dalam garis wilayahnya.
Indonesia menolak klaim demikian dengan alasan bahwa klaim tersebut bertentangan dengan
hukum internasional.

Untuk memperjelas pokok permasalahan mengenai sengketa wilayah ini, kutipan dari tulisan
Melda Kamil Ariadno, Pengajar Hukum Laut Fakultas Hukum UI, Ketua Lembaga
Pengkajian Hukum Internasional (LPHI) FHUI, yang dimuat di Kompas, 8 Maret 2005, dapat
membantu.

b.Aksi dan Reaksi Yang Ditimbulkan

Walaupun pemerintah Indonesia dan Malaysia berulang kali menegaskan bahwa penyelesaian
dengan cara kekerasan bukanlah pilihan yang mau diambil, dan kedua pihak akan
mengedepankan dialog melalui jalur-jalur diplomasi, masalah ini berkembang menjadi
perdebatan seru karena kedua pihak sama-sama kukuh pada pendiriannya. Malaysia melalui
Perdana Menteri Abdullah Badawi dan Menlu Syeh Hamid Albar menegaskan bahwa
pihaknya tidak salah dalam melakukan uniteralisasi peta 1979, dan bahwa konsesi yang
diberikan Petronas kepada Shell di perairan Laut Sulawesi berada di wilayah teritorial
Malaysia. Sementara pemerintah Indonesia melalui pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan
Deplu, TNI, maupun presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menegaskan bahwa Indonesia
tidak akan melepaskan wilayah itu karena wilayah itu merupakan kedaulatan penuh
Indonesia. Tentang hal itu jurubicara TNI AL, Laksamana Pertama Abdul Malik Yusuf
mengatakan kepada Asia Times, “We will not let an inch of our land or a drop of our ocean
fall into the hands of foreigners.”

Di Indonesia masalah ini kemudian menjadi santapan media massa dan memancing reaksi
keras dari berbagai kalangan masyarakat. Sentimen anti-Malaysia dengan slogan “Ganyang

10
Malaysia” pun lalu berkumandang. Kedutaan Besar dan Konsulat-konsulat Malaysia tiba-tiba
disibukkan dengan aksi unjuk rasa berbagai elemen masyarakat yang mengecam sikap
Malaysia itu. Di beberapa daerah aksi tersebut diwarnai dengan pembakaran bendera
Malaysia dan penggalangan sukarelawan “Front Ganyang Malaysia.” Pihak DPR-RI pun
bersuara keras meminta pemerintah bertindak tegas atas pelanggaran terhadap wilayah
kedaulatan RI di Laut Sulawesi. Di wilayah yang dipersengketakan pun ketegangan-
ketegangan terjadi antara tentara Malaysia dengan TNI. TNI menggelar pasukan dan kapal-
kapal perangnya di wilayah tersebut, yang dikatakan untuk mengimbangi kapal-kapal perang
Malaysia yang sudah lebih dulu ada di sana. Bahkan di Pulau Sebatik, yang berbatasan darat
dengan Malaysia, TNI dan Tentara Diraja Malaysia saling mengarahkan moncong senjatanya,
dan konon saling ejek pun kerap terjadi. Kapal-kapal perang Malaysia diberitakan
mengganggu pembangunan mercusuar di atol Karang Unarang, bahkan sempat menangkap
dan menyiksa seorang pekerjanya. Saling intimidasi antara kapal-kapal perang Malaysia dan
kapal-kapal TNI AL terjadi tiap hari. Yang paling parah terjadi pada tanggal 8 April 2005,
ketika KRI Tedong Naga saling serempet dengan KD Rencong di dekat Karang Unarang.

Insiden serempetan dua kapal perang itu kembali menghangatkan suasana, padahal
sebelumnya pada tanggal 22-23 Maret 2005, telah diadakan pertemuan teknis antara
perwakilan kedua negara untuk mencari solusi yang damai. Menlu Malaysia pun telah
diterima presiden, dan beberapa anggota DPR RI pun telah menemui PM Malaysia, untuk
membicarakan langkah-langkah diplomasi. Kedua pemerintahan juga sudah sepakat
melanjutkan dialog berkala setiap dua bulan

11
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Sebagai wawasan nasioanal dari bangsa Indonesia maka wilayah Indonesia yang
terdiri dari daratan, laut, dan udara di atasnya dipandang sebagai aspek penting dalam
Wawasan Nasional dan Geopolotik Indonesia. Wawasan nusantara bangsa Indonesia
didasarkan pada keadaan lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi
wawasan nusantara. Jadi, wawasan nusantara merupakan penerapan dari teori
geopolitik bangsa Indonesia
Setiap bangsa di dunia memiliki cara pandang terhadap prinsip-prinsip kebangsaan
dan tanah airnya masing-masing yang kemudian disebut sebagai wawasan
kebangsaan. Sehingga dengan berpedoman kepada cara pandang yang menjadi prinsip
dasar kebangsaan itu, maka bangsa tersebut memiliki sikap dan jati diri sesuai dengsn
nilai-nilai dasar yang dianutnya.

2. SARAN
Untuk tercapainya keberhasilan dari implementasi Wawasan Nusantara kita perlu
mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warga negara dengan
negara, sehingga kita memiliki kesadaran sebagai warga Negara Indonesia. Selain itu
untuk terwujudnya keberhasilan dari implementasi ini diperlukan sosialisai dengan
program yang teratur, terjadwal dan terarah. Untuk mengetuk hati nurani setiap warga
Indonesia agar sadar bermasyarakat, bernegara dan berbangsa diperlukan pendekatan
dengan program yang teratur guna mewujudkan Ketahan Nasional.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adhitama,satria.2018. Kewarganegaraan.Tanggerang selatan:kampus politeknik


negara STAN

Sulisworo,dwi. 2012 Geopolitik Indonesia.Jakarta:hibah materi pembelajaran non


konvensional

Sumarsono dkk, 2007 Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia

Winarno. 2014.Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: PT Bumi Aksara

13

Anda mungkin juga menyukai