Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SOLUSI PEMECAHAN MASALAH DALAM PENGELOLAAN KELAS

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas)

Dosen Pengampu: Nur Rochmatul Wachidah, M. Pd. I

Disusun oleh :

Ciara 1911030279

Kusnul Siti Chotimah 1911030109

Manajemen Pendidikan Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmatnya serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Manajemen Kelas yang berjudul “
Solusi Pemecahan Masalah Dalam Pengelolaan Kelas”.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih
dan bermanfaat bagi kita semua. Kami menyenyadari dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih dan mendapat bantuan dari berbagai
sumber sehingga mempermudah dalam penyususnan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat waktunya dan kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan. Semoga Allah SWT meridhoi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandar Lampung, 14 November 2020

Penyusun

Kelompok 12
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendekatan Kepada Peserta Didik..................................................................


B. Penanggulangan Masalah Peserta Didik.........................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menangani tugasnya, guru-guru sering menghadapi permasalahan
dengan kegiatan-kegiatan didalam kelasnya. Baik itu yang menyangkut pengajaran
ataupun yang menyangkut pengelolaan kelas. Oleh karena itu, guru-guru harus
mampu membedakan permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara tepat
sehingga dapat tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat
saja dalaam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki
kemampuan rata-rata normal, pandai atau cerdas.
Kelas adalah tempat berlangsungnya pembelajaran yang didalamnya terdapat
guru yang menyampaikan materi pada peserta didik dalam waktu yang sama.
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu
negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa.
Menurut Mulyasa “Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan
dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni sarana gedung, buku yang berkualitas,
guru dan tenaga kependidikan yang profesional.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di
sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua
kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan
mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang
ada di sekitar siswa atau segala usaha membantu murid dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.Dengan
demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.
Di kelas, segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru
dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat
individualnya, kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber
pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di
kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang
terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan baik,
profesional, dan harus berlangsung terus-menerus.
Djamaroh menyebutkan ”Masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun
yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Hal tersebut dikarenakan bahwa
dalam satu kelas para siswa adalah merupakan makhluk sosial yang mempunyai latar
belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari aspek kecerdasan,
pisikologis, biologis.Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang
melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah.
Berangkat dari permasalahan di atas, penulis mengangkat masalah mengenai
pengelolaan kelas dalam pembelajaran agar guru atau calon pengajar mengetahui dan
memahami tentang pentingnya pengelolaan kelas yang baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk pendekatan peserta didik?
2. Bagaimana penangulanggan masalah peserta didik?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui bagaimana pendekatan dalam peserta ddik
2. Mengetahui bagaimana penangulanggan masalah peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Kepada Peserta Didik


Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama di antara
siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung
dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.Berbagai
pendekatan tersebut seperti berikut:

1. Pendekatan kekuasaan (autority approach),pengelolaan kelas diartikan sebagai


suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik dengan penerapan disiplin.
Peranan guru di sini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam
kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk
mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati
anggota kelas.
2. Pendekatan ancaman, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik yang dilakukan dengan cara memberi ancaman,
misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
3. Pendekatan kebebasan (permisive approach), pengelolaan kelas diartikan upaya
yang dilakukan oleh guru dengan memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan
berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Peranan guru adalah
mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.Pendekatan ini sama
dengan pendekatan kekuasaan dan ancaman dianggap kurang efektif karena
pendekatan ini bagi guru bersikap reaktif. Hanya terbatas pada masalah-masalah yang
muncul secara insidental saat itu, kurang mengarah pada pemecahan masalah yang
bersifat jangka panjang (yang akan datang), bersikap absolut (mutlak) dan tidak
membuka peluang bagi pengambilan tindakan-tindakan yang lebih luwes dan kreatif.
4. Pendekatan perubahan tingkah laku (behavior modifikation approach),
pengelolaan kelas diartikan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi
perubahan perilaku yang bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin
mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negatif siswa.
Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang
kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada
suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota
kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus
dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan
senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program
kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan
pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
5. Pendekatan sosio-emosional (sosio emosional  climate approach),pengelolaan kelas
diartikan upaya untuk menciptakan suasana hubungan interpersonal yang baik dan
sehat antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional
yang baik. Oleh karena itu, pendekatan ini berkeyakinan bahwa suasana atau iklim
kelas yang baik berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar. Hubungan guru
dengan siswa yang penuh simpati dan saling menerima merupakan kunci pelaksanaan
dari pendekatan ini. Dengan demikian, pendekatan ini menekankan pentingnya
tingkah laku atau tindakan guru yang menyebabkan siswa memandang guru itu benar-
benar terlibat dalam pembinaan siswa dan memperhatikan apa yang dialami siswa
baik suka maupun duka. Implikasi dari pendekatan ini adalah bahwa siswa bukan
semata-mata sebagai individu yang sedang mempelajari pelajaran tertentu, tetapi
dipandang sebagai keseluruhan pribadi yang sedang berkembang sehingga hubungan
guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap mengayomi atau sikap
melindungi akan terwujud.
6. Pendekatan kerja kelompok (group procces approach), dalam pendekatan in, peran
guru adalah menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan
mendorong perkembangan serta kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan
proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi
yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru
harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas
tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik,
dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.1
7. Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam
mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu
digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru
hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
8. Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam
suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku
anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini
menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan
tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan
mengimplementasikan pelajaran yang baik.
9. Pendekatan elektis atau pluralistik (electic approach) adalah pandangan yang
mencakup tiga pendekatan  (perubahan tingkah laku, iklim sosio-emosional, dan
proses kelompok).
Pendekatan elektis ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif
wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi
yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin
dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan
atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan
pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam
pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan
suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.
Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan
kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas di sini
adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara
efektif dan efisien.2

1
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, hlm.
155-156
2
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Hlm. 58-71
B. Penanggulangan Masalah Peserta Didik
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka
penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif.
Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan
yang bersifat korektif.
Tindakan yang bersifat bersifat pencegahan (prefentif) yaitu dengan jalan
menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio emosional sehingga terasa
benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan
yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang
dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Tindakan yang bersifat korektif terbagi dua, yaitu tindakan yang seharusnya segera
diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan penyembuhan
(kuratif) terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar
penyimpangan tersebut tidak berlarut-larut.
1. Tindakan Preventif (Usaha Yang Bersifat Pencegahan)
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah
laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya
pembelajaran. Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu
indikator keberhasilan manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam
menentukan langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus merupakan
langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Adapun langkah-langkah pencegahannya (Maman Rahman : 1998) sebagai berikut :
a. Peningkatan Kesadaran Diri Sebagai Guru
Langkah peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis
dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa
tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam
melaksanakan tugasnya. Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak
pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis dan
berwibawa. Penampakan sikap seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan
positif dari pesefrta didik.
b. Peningkatan Kesadaran Peserta Didik
Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi
apabila dua kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya
kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung,
yang pada gilirannya memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-tindakan yang
kurang terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran.
Untuk meningkatkan kesadaran peserta didik, maka kepada mereka perlu
melaksanakan hal-hal tersebut :
(1) memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik,
(2) memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik,
(3) menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati dan keterbukaan
antara guru dan peserta didik.3
c. Sikap Polos Dan Tulus Dari Guru
Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini
mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura
bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat
mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan
gurumerupakan stimulus yang akan direspon atau diberikan reaksi oleh peserta didik.
Kalau stimuli itu positif maka respon atau reaksi yang akan muncul adalah negatif.
Sikap hangat, terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa,akrab
dengan guru akan membukakemungkinan terjadi interaksi dan komunikasi wajar
antara guru dan peserta didik.
d. Mengenal Alternatif Pengelolaan
Untuk mengenal dan menemukan arternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru :
 Melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta
didik baik individual maupun kelompok. Penyimpangan perilaku peserta didik
baik individual maupun kelompok tersebut termasuk penyimpangan yang
disengaja dilakukan peserta didik yang hanya sekedar untuk menarik perhatian
guru atau teman-temannya.


Mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya
berusaha menggunakan pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk
mengatasi suatu situuasi atau menggantinya guru lainnya yang gagal atau
berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani
berbagai manajemen kelas.4
e. Menciptakan Kontrak Sosial
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar tingkah laku”
yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas bserta keterbatasannya
3
Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara,1996, h.261-
265
4
Djamarah dan Zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Renika Cipta.
dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya
individual maupun kelompok dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar
tinkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/guru dan peserta didik
norma atau nilai yang turunnya dari atas dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka
akan terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam
rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib) dengan sangsinya
yang mengatur kehidupan didalam kelas, perumusannya harus dibicarakan atau
disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi dewasa ini bahwa
aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas (sekolah/guru). Para
peserta didik dalam hal ini hanya menerima saja apa yang ada. Mereka tidak memiliki
pilihan lain untuk menolaknya. Konsekuensinya terhadap kondisi demikian
memungkinkan timbulnya persoalan-persoalan dalam pengelolaan kelas katrena
pesertan didik tidak merasa turut membuat serta memiliki peraturan sekolah yang
sudah ada tersebut.

2. Tindakan Kuratif (Usaha Yang Bersifat Penyembuhan)

Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut


 Mengidentifikasi masalah
Pada langkah ini, guru mengenal atau mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas
yang timbul dalam kelas. Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis
penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik
melakukan penyimpangan tersebut.
 Menganalisis masalah
Pada alngkah ini, guru menganalisi penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan
latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.
 Menilai alternatif-alternatif pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang
dianggap tepat dalam menanggulangi masalah.
 Mendapatkan balikan
Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan maksud menilai keampuhan
pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yng sesuai
dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksanankan dengan
diadakan pertemuan dengan para peserta didik. Maksud pertemuan perlu dijelaskan
oleh guru sehingga peserta didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan
diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk peserta
didik maupun sekolah.5

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan
peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh guru, karena hal ini akan
membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas adalah
kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas
yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan
maksimal. Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management)
lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan
barang/ fasilitas.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-
macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di
dalam kelas. Keterampilan dalam pengelolaan kelas dapat bersifat preventif serta
refresif dan tingkah laku. Namun dalam penerapannya kadang terdapat masalah dalam
pengelolaan kelas baik secara individu maupun kelompok yang timbul dikarenakan
adanya keanekaragaman perilaku siswa.

5
Sholihah.2008.Strategi Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta: Citra Grafika Desain
B. Saran
Makalah yang kami buat ini belumlah sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari para pembaca sangat kami harapkan, agar makalah yang akan kami buat
selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan wawasan bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Suhardan.2009.Manajemen Pendidikan,Bandung: Alfabeta.


Djamarah dan Zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Renika Cipta.
Sholihah.2008.Strategi Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta: Citra Grafika Desain.
Abuddin nata Perspektif islam tentang strategi pembelajaran, jakarta : Prenada Media
Group : 2009.
M. Basyruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Cet I. Jakarta.
Ciputat Pers, 2002.
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam. Cet ketiga. Jakarta. Kalam Mulia,
2001.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta. Rineka
Cipta, 2010.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta. PT Raja Grapindo
Persada, 2005.
Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta. Bumi
Aksara,1996.

Anda mungkin juga menyukai