Disusun oleh :
Ciara 1911030279
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmatnya serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Manajemen Kelas yang berjudul “
Solusi Pemecahan Masalah Dalam Pengelolaan Kelas”.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih
dan bermanfaat bagi kita semua. Kami menyenyadari dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih dan mendapat bantuan dari berbagai
sumber sehingga mempermudah dalam penyususnan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat waktunya dan kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan. Semoga Allah SWT meridhoi kita semua.
Penyusun
Kelompok 12
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menangani tugasnya, guru-guru sering menghadapi permasalahan
dengan kegiatan-kegiatan didalam kelasnya. Baik itu yang menyangkut pengajaran
ataupun yang menyangkut pengelolaan kelas. Oleh karena itu, guru-guru harus
mampu membedakan permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara tepat
sehingga dapat tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat
saja dalaam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki
kemampuan rata-rata normal, pandai atau cerdas.
Kelas adalah tempat berlangsungnya pembelajaran yang didalamnya terdapat
guru yang menyampaikan materi pada peserta didik dalam waktu yang sama.
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu
negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa.
Menurut Mulyasa “Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan
dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni sarana gedung, buku yang berkualitas,
guru dan tenaga kependidikan yang profesional.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di
sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua
kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan
mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang
ada di sekitar siswa atau segala usaha membantu murid dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.Dengan
demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.
Di kelas, segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru
dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat
individualnya, kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber
pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di
kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang
terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan baik,
profesional, dan harus berlangsung terus-menerus.
Djamaroh menyebutkan ”Masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun
yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Hal tersebut dikarenakan bahwa
dalam satu kelas para siswa adalah merupakan makhluk sosial yang mempunyai latar
belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari aspek kecerdasan,
pisikologis, biologis.Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang
melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah.
Berangkat dari permasalahan di atas, penulis mengangkat masalah mengenai
pengelolaan kelas dalam pembelajaran agar guru atau calon pengajar mengetahui dan
memahami tentang pentingnya pengelolaan kelas yang baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk pendekatan peserta didik?
2. Bagaimana penangulanggan masalah peserta didik?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui bagaimana pendekatan dalam peserta ddik
2. Mengetahui bagaimana penangulanggan masalah peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, hlm.
155-156
2
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Hlm. 58-71
B. Penanggulangan Masalah Peserta Didik
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka
penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif.
Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan
yang bersifat korektif.
Tindakan yang bersifat bersifat pencegahan (prefentif) yaitu dengan jalan
menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio emosional sehingga terasa
benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan
yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang
dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Tindakan yang bersifat korektif terbagi dua, yaitu tindakan yang seharusnya segera
diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan penyembuhan
(kuratif) terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar
penyimpangan tersebut tidak berlarut-larut.
1. Tindakan Preventif (Usaha Yang Bersifat Pencegahan)
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah
laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya
pembelajaran. Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu
indikator keberhasilan manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam
menentukan langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus merupakan
langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Adapun langkah-langkah pencegahannya (Maman Rahman : 1998) sebagai berikut :
a. Peningkatan Kesadaran Diri Sebagai Guru
Langkah peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis
dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa
tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam
melaksanakan tugasnya. Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak
pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis dan
berwibawa. Penampakan sikap seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan
positif dari pesefrta didik.
b. Peningkatan Kesadaran Peserta Didik
Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi
apabila dua kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya
kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung,
yang pada gilirannya memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-tindakan yang
kurang terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran.
Untuk meningkatkan kesadaran peserta didik, maka kepada mereka perlu
melaksanakan hal-hal tersebut :
(1) memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik,
(2) memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik,
(3) menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati dan keterbukaan
antara guru dan peserta didik.3
c. Sikap Polos Dan Tulus Dari Guru
Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini
mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura
bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat
mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan
gurumerupakan stimulus yang akan direspon atau diberikan reaksi oleh peserta didik.
Kalau stimuli itu positif maka respon atau reaksi yang akan muncul adalah negatif.
Sikap hangat, terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa,akrab
dengan guru akan membukakemungkinan terjadi interaksi dan komunikasi wajar
antara guru dan peserta didik.
d. Mengenal Alternatif Pengelolaan
Untuk mengenal dan menemukan arternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru :
Melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta
didik baik individual maupun kelompok. Penyimpangan perilaku peserta didik
baik individual maupun kelompok tersebut termasuk penyimpangan yang
disengaja dilakukan peserta didik yang hanya sekedar untuk menarik perhatian
guru atau teman-temannya.
Mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya
berusaha menggunakan pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk
mengatasi suatu situuasi atau menggantinya guru lainnya yang gagal atau
berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani
berbagai manajemen kelas.4
e. Menciptakan Kontrak Sosial
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar tingkah laku”
yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas bserta keterbatasannya
3
Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara,1996, h.261-
265
4
Djamarah dan Zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Renika Cipta.
dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya
individual maupun kelompok dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar
tinkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/guru dan peserta didik
norma atau nilai yang turunnya dari atas dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka
akan terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam
rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib) dengan sangsinya
yang mengatur kehidupan didalam kelas, perumusannya harus dibicarakan atau
disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi dewasa ini bahwa
aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas (sekolah/guru). Para
peserta didik dalam hal ini hanya menerima saja apa yang ada. Mereka tidak memiliki
pilihan lain untuk menolaknya. Konsekuensinya terhadap kondisi demikian
memungkinkan timbulnya persoalan-persoalan dalam pengelolaan kelas katrena
pesertan didik tidak merasa turut membuat serta memiliki peraturan sekolah yang
sudah ada tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan
peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh guru, karena hal ini akan
membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas adalah
kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas
yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan
maksimal. Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management)
lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan
barang/ fasilitas.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-
macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di
dalam kelas. Keterampilan dalam pengelolaan kelas dapat bersifat preventif serta
refresif dan tingkah laku. Namun dalam penerapannya kadang terdapat masalah dalam
pengelolaan kelas baik secara individu maupun kelompok yang timbul dikarenakan
adanya keanekaragaman perilaku siswa.
5
Sholihah.2008.Strategi Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta: Citra Grafika Desain
B. Saran
Makalah yang kami buat ini belumlah sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari para pembaca sangat kami harapkan, agar makalah yang akan kami buat
selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan wawasan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA