merupakan suatu upaya untuk memutus mata rantai penularan antara klien, petugas dan
peralatan yang digunakan saat melakukan asuhan baik di rumah sakit, puskesmas, maupun
dimasyarakat.
INFEKSI adalah Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon
imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik
• Penyakit agent
• Transmisi kuman adalah : Proses masuknya kuman ke dalam penjamu sehingga timbul
radang / penyakit
2. infeksi sekunder : infeksi oleh suatu organisme baru jika kekebalan hospes merendah
akibat suatu penyakit infeksi.
Suatu penyakit dapat muncul jika terdapat interaksi yang sesuai antara agen (penyebab
penyakit), inang (organisme yang menderita penyakit), dan lingkungan. Konsep ini dikenal
sebagai segitiga epidemiologi. Setelah muncul, penyakit tersebut dapat tersebar akibat
perpindahan agen dari satu organisme ke organisme lain, yang digambarkan dalam diagram
yang disebut rantai infeksi. Diagram ini terdiri atas beberapa mata rantai: agen pada reservoir,
portal (tempat) keluarnya agen, cara atau rute penularan, portal masuknya agen, dan inang
rentan. Portal keluarnya agen dari inang terinfeksi di antaranya saluran
pernapasan (misalnya virus influenza dan Mycobacterium tuberculosis), saluran
perkencingan (misalnya Schistosoma), melalui tinja (misalnya Vibrio cholerae),
dan sekresi konjungtiva (misalnya Enterovirus 70). Sementara itu, portal masuknya agen ke
tubuh inang peka di antaranya melalui hidung (virus influenza), mulut (patogen
penyebab gastroenteritis), kulit (cacing kait), membran mukosa (bakteri Treponema
pallidum), dan darah (virus hepatitis B).
Rute penularan
Perpindahan patogen terjadi melalui berbagai rute. Secara garis besar, rute penularan
diklasifikasikan menjadi penularan vertikal dan penularan horizontal, serta penularan
langsung dan tidak langsung. Penularan vertikal merupakan perpindahan agen dari ibu atau
induk kepada janin yang dikandungnya, sedangkan penularan horizontal terjadi di antara
komponen lingkungan (baik organisme hidup maupun benda mati) yang tidak memiliki
hubungan orang tua-anak.[5] Rute penularan juga dapat dibedakan berdasarkan metode kontak
antara sumber infeksi dengan inang peka. Penularan langsung terjadi ketika keduanya
bertemu dan mengalami kontak di suatu tempat, sedangkan penularan tidak langsung terjadi
akibat perpindahan agen melalui perantaraan benda atau organisme lainnya, sehingga sumber
infeksi dan inang peka tidak harus berada di tempat yang sama.[6][7]
Penularan langsung
o Kontak fisik: Ketika individu terinfeksi bersentuhan dengan individu lainnya
yang peka, agen infeksi dapat berpindah. Rute ini meliputi sentuhan pada
kulit, luka terbuka, maupun hubungan seksual. Contoh penyakit yang
ditularkan di antaranya HIV/AIDS, sifilis, kencing nanah, dan hepatitis B.
o Percikan pernapasan: Agen infeksi dapat ikut tersebar melalui percikan
pernapasan (bahasa Inggris: droplet) yang dihasilkan saat individu terinfeksi
batuk, bersin, atau sekadar berbicara. Percikan pernapasan memiliki diameter
>5 μm dan jatuh dengan cepat oleh gaya gravitasi sehingga hanya tersebar
dalam jarak yang pendek (sekitar 1–2 meter).[9][10][11] Penularan biasanya terjadi
ketika individu peka berada di tempat yang sama dengan individu terinfeksi.
Penyakit yang ditularkan melalui rute ini misalnya sindrom pernapasan akut
berat (SARS) dan penyakit koronavirus 2019.[9]
Cuci tangan bertujuan untuk menghilangkan kotoran scr mekanis dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara pada permukaan tangan. Cuci tangan perlu dilakukan saat:
Bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan debu serta mengurangi flora sementara dan
tetap. Bisa dilakukan dengan air dan tanpa menggunakan air.
c. Gosok kedua permukaan, punggung tangan, sela jari dan kuku selama 15 – 30 detik
Tehnik cuci tangan tersebut dikenal dengan cuci tangan 6 langkah. Berikut ini gambar tehnik
cuci tangan.
Kata Kunci: tujuan cuci tangan biasa adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu serta
mengurang ... sementara dan tetap
1. Sarung tangan
2. Celemek
4. Kacamata
5. Pelindung kaki
Alat-alat pelindung tersebut harus digunakan setiap kali melakukan tindakan. Memang tidak
semua alat pelindung dipakai bersamaan. Untuk perawatan sehari hari cukup menggunakan
sarung tangan dan skort. Jika menolong persalinan dengan ibu HIV/AIDS maka perlu
menggunakan alat pelindung lengkap. Berikut ini akan dibahas masing-masing alat pelindung
diri.
1. Sarung tangan
a. Sangat efektif mencegah kontaminasi pada tangan tenaga kesehatan karena melindungi
tangan dari bahan infeksius
b. Tidak dapat menggantikan cuci tangan. Bukan berarti jika telah menggunakan sarung
tangan kita tidak perlu cuci tangan
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan petugas menggunakan sarung tangan. Beberapa
keadaan yang diharuskan petugas menggunkan sarung tangan, yaitu
Sarung tangan steril dianggap sudah terkontaminasi atau terpapar mikroorganisme jika:
a. Ukuran sarung tangan hendaknya sesuai dengan ukuran tangan petugas. Jika terlalu besar
akan mengganggu tindakan, jika sempit akan merusak atau merobek sarung tangan. b.
Mengganti sarung tangan secara berkala jika pemakaian sudah berulang kali dan sudah lama
d. Hindari menggunakan krim atau lotion yang berlemak karena menyulitkan pemakaian
sarung tangan.
e. Jangan menyimpan sarung tangan pada suhu teralu panas atau dingin karena mudah rusak.
f. Idealnya setiap kontak dengan satu pasien, mengganti sarung tangan dengan yang baru.
2. Masker
Masker digunakan untuk menahan kontak droplet (penularan melalui udara) dari petugas saat
berbicara, batuk atau bersin. Sebaliknya masker dapat menahan cipratan darah atau duh tubuh
pasien masuk hidung/mulut petugas. Dalam pemakaiannya, masker harus menutupi hidung,
mulut & muka bagian bawah petugas yang akan melakukan tindakan.
Ada berbagai bahan masker. Bahan yang terbuat dari kain katun atau kertas sangat nyaman
digunakan, namun kurang efektif untuk filter. Masker yang terbuat dari bahan sintetis bisa
memberi perlindungan namun petugas agak sulit bernafas.
4. Kacamata Pelindung
Digunakan untuk melindungi mata dari cipratan darah/cairan tubuh lainnya. Kacamata
pelindung umumnya terbuat dari plastik jernih dan dipakai bersama masker jika pelindung
muka tdk ada.
a. Gaun Penutup
- Bertujuan untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan percikan darah atau cairan
tubuh lainnya.
b. Gaun bedah
c. Apron
- Dipakai untuk membersihkan dana melakukan tindakan bila darah atau cairan tubuh
beresiko tumpah dan mengenai baju petugas.
- Untuk melindungi kaki dari benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan. Selain itu juga untuk
melindungi kaki petugas dari cairan tubuh yang tumpah/menetes
- Alas kakai yang ideal adalah sepatu boat yang terbuat dari karet/plastik yang menutupi
seluruh ujung dan telapak kaki. Sepatu boat dari kulit / karet lebih melindungi tapi harus rajin
dibersihkan.
- Sepatu pelindung harus digunakan selama didalam ruang operasi dan tidak boleh dipakai
keluar.
Tindakan asepsis merupakan prosedur klinis yang dilakukan untuk mencegah kontaminasi
dari luka dan bagian tubuh lainnya Antisepsis.
1. Asepsis medis
2. Asepsis bedah
Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari
suatu daerah.
1. Saat Operasi
3. Penggunaan alat-lat steril (Jarum suntik, kateter urin, jarum infus dll)
TINDAKAN ANTISEPSIS
a) Yodium antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas dan dalam konsentrasi 2%
membunuh spora dalam 2-3 jam
3. Oksidansia
a) Kalium permanganat bersifat bakterisid dan funngisida agak lemah berdasarkan sifat
oksidator.
b) Perhidrol (Peroksida air, H2O2) mengeluarkan kotoran dari dalam luka dan membunuh
kuman anaerob.
6. Derivat fenol
a) Trinitrofenol (asam pikrat) antiseptik wajah dan genitalia eksterna sebelum operasi dan
luka bakar.
7. Basa ammonium kuartener/etakridin (rivanol) turunan aridin dan berupa serbuk berwarna
kuning dam konsentrasi 0,1%. Kegunaannya sebagai antiseptik borok bernanah, kompres dan
irigasi luka