C FISIOLOGI PENGLIHATAN
A. FISIOLOGI MATA
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka Cahaya.
Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos, satu sirkuler dan yang lain radial.
Karena serat-serat otot memendek jika berkontraksi, pupil mengecil apabila otot sirkuler
berkontraksi yang terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang
masuk ke mata. Apabila otot radialis memendek, ukuran pupil meningkat yang terjadi
pada cahaya temaram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk.
Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat
maupun jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa
bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Pada mata normal, otot siliaris
melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi
untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk penglihatan
dekat.
3. I KOMPLIKASI ANISOMETROPIA
Ambliopia dan strabismus. Amblyopia atau mata malas adalah keadaan tajam penglihatan
tidak dapat mencapai optimal sesuai usia. Terjadi akibat anisometropi karena perbedaan
kekuatan refraksi >2,50D antara mata kanan dan mata kiri yang akan menyebabkan
perbedaan ukuran dan bentuk bayangan serta titik focus berbeda.
3.J PENCEGAHAN ANISOMETROPIA
Dengan memilih makanan yang kaya akan protein, kalsium, vitamin untuk memperbaiki
nutrisi tubuh dan mata, meningkatkan daya tahan serta regulasi mata.
SUMBER:
Saputera, Monica Djaja.2016. Anisometropia. Jakarta; dapt ilmu penyakit mata RS
bhayangkara semarang.
Saladin, Kenneth.2006. Anatomy and physiologi.New york; Mcg raw-hill.