Disusun Oleh:
Sri Handayani
NIM : 202002T055
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Efektifitas Spiritual caring Murottal Al Qur’an terhadap penurunan kecemasan
pasien Leukemia”.Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Keperawatan
Medikal Bedah I Hematology. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan tugas ini. Akhir kata, semoga tugas ini dapat
membawa manfaat.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... i
KATAPENGANTAR………………………………………………………..…..ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 3
1.4 Manfaat penelitian ..................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 5
2.1 Leukemia .................................................................................................. 5
2.1.1 Definisi ..................................................................................................... 5
2.1.2 Jenis/ klasifikasi........................................................................................ 5
2.1.4_Tanda dan gejala……………………………………………………......9
2.2___Kecemasan pada leukemia……………………….…………….……..11
2.3___Murottal Al Qur'an…………………....…..…………………………..13
BAB III……………………………………………………………………..… 14
PEMBAHASAN ................................................................................................... 14
3.1 Telaah evidence based ............................................................................ 14
BAB IV………………………………………………………………………....18
KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………...18
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………..18
4.2 SARAN ................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
(leukosit), leukosit yang dihasilkan bersifat imatur atau abnormal dan dalam
mengganti unsur-unsur sel yang normal, akibatnya adalah dihasilkannya sel darah
Leukemia pertama kali diterangkan oleh seorang ahli faal bernama Bennet
dari Skotlandia (Inggris Raya) dan seorang ahli patologi bernama Virchow di
ditunjukkan dengan sangat tingginya sel-sel darah putih yang tidak normal dalam
tidak normal oleh sumsum tulang belakang. Ada dua klasifikasi leukemia yang
berkembang dengan sangat cepat dan menjadi penyebab kematian di tiap bulan.
Jenis leukemia ini dapat menyerang di segala usia termasuk anak-anak (Ziegler,
dkk., 2005). Kedua, leukemia kronis, kemajuannya sangat lambat dan cenderung
1
kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker diseluruh dunia. Khusus
untuk kasus leukemia insiden yang terjadi pada tahun 2016 mencapai 60.300 jiwa
dengan angka kematian mencapai 24.370 jiwa. Di indonesia pada tahun 2013
insiden leukemia yang terjadi mencapai 347.792 jiwa. (Pusdatin, 2015). Anak
kehilangan kepercayaan diri. (Prisani, 2017) akan tetapi salah satu dampak
psikologis yang paling sering dirasakan klien yang menderita leukemia adalah
yang disebabkan karena adanya ketakutan atas sesuatu yang tidak terjadi (Sigdel,
2015).
0,5 mg 3 kali per hari (Bailey, 2010; Pritchard, 2009). Akan tetapi terapi
(alprazolam triazolo benzodia zepine) 0,5 mg 3 kali per hari memiliki efek hanya
sementara dan memiliki efek samping seperti perubahan suasana hati dan
gangguan ingatan. Oleh karena itu pemberian terapi non farmakologi sangat di
berarti. (Bradt, Dileo, & Shim, 2013). Salah satu pemberian terapi non
salah satu jenis terapi musik yang rekomendasikan adalah murottal terapi.
2
mendengarkan terapi murottal maka akan memberikan rangsangan terhadap
dimana setiap bunyi yang di hasilkan oleh sumber bunyi akan diteruskan melalui
bekerja pada otak dimana ketika diberikan stimulus terapi murottal maka otak
berupa perasaan rileks dan kenyamanan. Dengan mendengarkan ayat-ayat suci Al-
Qur’an seorang muslim secara umum akan merasakan perubahan fisiologis berupa
penurunan depresi.
Leukemia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisis efektifitas Spiritual caring Murottal Al Qur’an tehadap pasien
leukemia.
3
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Memberikan referensi pada bidang keilmuan Keperawatan Medikal Bedah
1.4.2 Praktis
Memberikan masukan dalam aplikasi asuhan keperawatan sebagai
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Leukemia
2.1.1 Definisi
Leukemia adalah sekelompok kanker darah yang biasanya dimulai di
sumsum tulang dan mengakibatkan tingginya jumlah sel darah abnormal. Sel darah
ini tidak berkembang sepenuhnya dan disebut sel blas atau leukemia. Gejala
risiko infeksi. Gejala ini terjadi karena kurangnya sel darah normal. Diagnosis
dan sindrom Down. Orang dengan riwayat keluarga leukemia juga berisiko lebih
tinggi. Ada empat jenis utama leukemia, leukemia limfoblastik akut (ALL),
leukemia mieloid akut (AML), leukemia limfositik kronis (CLL), dan leukemia
mieloid kronis (CML) serta sejumlah jenis yang kurang umum. Leukemia dan
limfoma keduanya termasuk dalam kelompok tumor yang lebih luas yang
memengaruhi darah, sumsum tulang, dan sistem limfoid, yang dikenal sebagai
Secara klinis dan patologis, leukemia dibagi lagi menjadi beberapa kelompok besar.
5
1. Leukemia akut ditandai dengan peningkatan pesat jumlah sel darah yang belum
tulang tidak dapat menghasilkan sel darah yang sehat sehingga hemoglobin
rendah dan trombosit rendah. Perawatan segera diperlukan pada leukemia akut
karena perkembangan yang cepat dan akumulasi sel-sel ganas, yang kemudian
leukemia akut adalah bentuk leukemia yang paling umum pada anak-anak.
2. Leukemia kronis ditandai dengan penumpukan sel darah putih yang relatif
diproduksi pada tingkat yang jauh lebih tinggi dari biasanya, menghasilkan
banyak sel darah putih yang abnormal. Sedangkan leukemia akut harus segera
Leukemia kronis kebanyakan terjadi pada orang tua, tetapi dapat terjadi pada
Selain itu, penyakit dibagi lagi menurut jenis sel darah yang terpengaruh. Ini
sejenis sel sumsum yang biasanya membentuk limfosit, yaitu sel sistem
6
2. Pada leukemia myeloid atau myelogenous, perubahan kanker terjadi pada
jenis sel sumsum yang biasanya membentuk sel darah merah, beberapa jenis
dalam setiap kategori utama ini, biasanya ada beberapa subkategori. Akhirnya,
beberapa jenis yang lebih jarang biasanya dianggap berada di luar skema klasifikasi
ini.
anak kecil. Ini juga mempengaruhi orang dewasa, terutama mereka yang
bipenotipik akut. Sementara sebagian besar kasus ALL terjadi pada anak-
atas usia 55 tahun. Kadang-kadang terjadi pada orang dewasa yang lebih
muda, tetapi hampir tidak pernah menyerang anak-anak. Dua pertiga dari
orang yang terkena adalah laki-laki. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun
adalah 85%. Ini tidak dapat disembuhkan, tetapi ada banyak perawatan yang
7
3. Leukemia myelogenous akut (AML) terjadi jauh lebih sering pada orang
dewasa daripada pada anak-anak, dan lebih sering pada pria daripada
lain. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 90%. Salah satu subtipe
leukemia limfositik kronis, tetapi tidak cocok dengan kategori ini. Sekitar
80% orang yang terkena adalah pria dewasa. Tidak ada kasus pada anak-
anak yang dilaporkan. HCL tidak dapat disembuhkan tetapi mudah diobati.
dan agresif yang menyerang orang dewasa; lebih banyak pria daripada
secara keseluruhan, ini adalah jenis leukemia sel T matur yang paling
umum, hampir semua leukemia lain melibatkan sel B. Sulit untuk diobati,
7. Leukemia limfositik granular besar dapat melibatkan sel-T atau sel NK;
seperti leukemia sel berbulu, yang hanya melibatkan sel B, ini adalah
8
8. Leukemia sel-T dewasa disebabkan oleh human T-lymphotropic virus
(HTLV), virus yang mirip dengan HIV. Seperti HIV, HTLV menginfeksi
sel CD4 + T dan bereplikasi di dalamnya; namun, tidak seperti HIV, virus
secara tidak normal. Virus limfotropik sel T manusia tipe I dan II (HTLV-I /
tulang, darah, dan / atau jaringan lain. Mereka mungkin prakanker atau
eosinofil identik secara genetik yang semuanya tumbuh dari sel leluhur
pucat, demam, dan pembesaran limpa atau hati. Kerusakan sumsum tulang, dengan
cara menggusur sel sumsum tulang yang normal dengan jumlah sel darah putih
yang penting dalam proses pembekuan darah. Ini berarti orang dengan leukemia
9
Sel darah putih, yang terlibat dalam melawan patogen, mungkin tertekan
atau tidak berfungsi. Hal ini dapat menyebabkan sistem kekebalan orang tersebut
tidak dapat melawan infeksi sederhana atau mulai menyerang sel tubuh lainnya.
beberapa orang sering mengalami infeksi, mulai dari amandel yang terinfeksi, luka
di mulut, atau diare hingga pneumonia yang mengancam jiwa atau infeksi
menggigil, keringat malam, rasa lelah, dan gejala mirip flu lainnya. Beberapa orang
mengalami mual atau perasaan kenyang karena pembesaran hati dan limpa; ini
dapat menyebabkan penurunan berat badan yang tidak disengaja. Ledakan yang
terkena penyakit mungkin datang bersamaan dan menjadi bengkak di hati atau di
kelenjar getah bening yang menyebabkan rasa sakit dan menyebabkan mual.
Jika sel leukemia menyerang sistem saraf pusat, maka gejala neurologis
(terutama sakit kepala) dapat terjadi. Gejala neurologis yang tidak umum seperti
migrain, kejang, atau koma dapat terjadi akibat tekanan batang otak. Semua gejala
yang terkait dengan leukemia dapat dikaitkan dengan penyakit lain. Akibatnya,
Kata leukemia, yang berarti 'darah putih', berasal dari karakteristik jumlah
sel darah putih yang tinggi pada kebanyakan orang yang menderita sebelum
pengobatan. Jumlah sel darah putih yang tinggi terlihat ketika sampel darah dilihat
di bawah mikroskop, dengan sel darah putih ekstra sering kali tidak matang atau
tidak berfungsi. Jumlah sel yang berlebihan juga dapat mengganggu tingkat sel
10
lain, menyebabkan ketidakseimbangan yang lebih berbahaya dalam jumlah darah.
Beberapa orang yang didiagnosis dengan leukemia tidak memiliki jumlah sel darah
putih yang tinggi yang terlihat selama pemeriksaan darah biasa. Kondisi yang
kurang umum ini disebut aleukemia. Sumsum tulang masih mengandung sel darah
putih kanker yang mengganggu produksi normal sel darah, tetapi mereka tetap
berada di sumsum alih-alih memasuki aliran darah, di mana sel tersebut akan
terlihat dalam tes darah. Untuk penderita aleukemia, jumlah sel darah putih di
aliran darah bisa normal atau rendah. Aleukemia dapat terjadi pada salah satu dari
empat tipe utama leukemia, dan sangat umum terjadi pada leukemia sel berbulu.
Selain masalah fisik Anak yang menjalani kemoterapi juga dapat mengalami
diri, penurunan persepsi diri, depresi dan perubahan perilaku yang memberi
dampak kepada anak yaitu tidak dapat bersekolah (Prisani, 2017). akan tetapi salah
satu dampak psikologis yang paling sering dirasakan klien yang menderita
biasa di tandai dengan rasa khawatir yang berlebihan, tidak tenang, gelisah, takut
akan pikirannya sendiri, mudah terkejut, akan tetapi masih dalam batas normal.
disebabkan karena adanya ketakutan atas sesuatu yang tidak terjadi (Sigdel, 2015).
Kecemasan dan rasa takut timbul dari proses otak yang sama dan menyebabkan
11
berhubungan dengan ancaman yang jelas, sementara kecemasan terjadi tanpa
adanya bahaya langsung. Seseorang akan merasa cemas saat memiliki perasaan
takut atau adanya perasaan tidak nyaman akan tetapi tidak berada dalam bahaya.
(Pittman & Karle, 2015) Pada umumnya Pengobatan di rumah sakit hanya berfokus
perasaan yang biasa di tandai dengan rasa khawatir yang berlebihan, tidak tenang,
gelisah, takut akan pikirannya sendiri, mudah terkejut, akan tetapi masih dalam
batas normal (Dadang, 2016). Manajemen ansietas dapat dilakukan dengan banyak
Akan tetapi terapi farmakologi yang diberikan seperti pemberian obat anti ansietas
hanya sementara dan memiliki efek samping seperti perubahan suasana hati dan
gangguan ingatan. Oleh karena itu pemberian terapi non farmakologi sangat di
berarti. (Bradt, Dileo, & Shim, 2013). Salah satu pemberian terapi non farmakologi
yang disarankan untuk mengatasi kecemasan adalah terapi musik, salah satu jenis
12
2.3 Murottal Al Qur’an
Murottal Al-Qur’an merupakan salah satu jenis terapi musik dengan suara
ayat Al-Qur’an yang dibacakan secara tartil akan memberikan ketenangan jiwa.
Bagi umat muslim, Al-Qur’an bukan hanya sebagai kitab suci yang merupakan
pedoman hidup, akan tetapi juga sebagai penyembuh terhadap penyakit, penerang,
serta pemberi kabar gembira. Dengan demikian seseorang akan berusaha untuk
berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan cara melalui lisan, tulisan maupun perbuatan
mengurangi tingkat kecemasan, salah satu jenis terapi musik yaitu suara-suara Al-
mendengarkan dimana setiap bunyi yang di hasilkan oleh sumber bunyi akan
Terapi murottal bekerja pada otak dimana ketika diberikan stimulus terapi murottal
umpan balik berupa perasaan rileks dan kenyamanan. Dengan mendengarkan ayat-
ayat suci Al-Qur’an seorang muslim secara umum akan merasakan perubahan
fisiologis berupa penurunan depresi. salah satu ayat yang direkomendasikan adalah
13
BAB 3
PEMBAHASAN
14
Beberapa stresor ketika anak masuk rumah sakit adalah anak harus berpisah
dengan anggota keluarganya saat menjalani prosedur medis, rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada 76 Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 1. No. 1. Juni 2009
Terapi Kognitif Perilaku Untuk Mengurangi Kecemasan penyakit, suntikan atau
perlakuan medis, merasa asing dengan lingkungan rumah sakit, imobilitas,
terganggunya rutinitas, menjadi tergantung kepada orang lain, kerusakan badan
(perubahan fisik). Semua itu menimbulkan rasa malu, serta terjadi kesalahan
dalam membentuk konsep tentang tujuan dari rawat inap (opname) di rumah sakit
beserta prosedur medisnya (Siegel & Hudson, 1992), Prosedur medis yang
diterima anak-anak khususnya yang menderita penyakit kronis (leukemia)
menimbulkan kecemasan dan depresi (Escudero, dkk., 2007). Beberapa anak yang
menjalani rawat inap menunjukkan reaksi bermusuhan, mengalami kemunduran,
menunjukkan perilaku ketergantungan seperti menarik diri, mengompol,
merasakan ketakutan yang berlebihan, memberontak dan meronta-ronta (Taylor,
2006). Rasa sakit merupakan interaksi kompleks antara fisiologis, psikis, sosial
dan perilaku (Taylor, 2006). Realisasi dari rasa sakit akan menghasilkan depresi,
kecemasan dan kemarahan yang akan berpengaruh pada perilaku. Kecemasan
merupakan salah satu kondisi psikologis yang biasa terjadi karena pengalaman
tidak menyenangkan yang dialami oleh setiap manusia. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika banyak ditemukan kasus kecemasan pada individu yang
mengalami gangguan fisik, bahkan mencapai 50% pasien medis (Hersen, dkk.,
1986). Kecemasan merupakan suatu keadaan khawatir, gugup, atau takut ketika
berhadapan dengan pengalaman yang sulit dalam kehidupan seseorang dan
menganggap bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Greenberger & Padesky,
1995; Nevid, dkk., 2005). Simtom kecemasan sangat bervariasi dan berbeda untuk
setiap individu. Simtom kecemasan dapat mengganggu kualitas hidup seseorang
karena dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalankan berbagai
aktivitas (Greenberger & Padesky, 1995). Seseorang yang mengalami kecemasan
akan mengalami simtom-simtom seperti: (1) Simtom fisik, meliputi gemetar,
keluar banyak keringat, jantung berdetak kencang, sulit bernafas, pusing, tangan
dingin, mual, panas dingin, lebih sensitif atau, kegelisahan, kegugupan, pingsan,
merasa lemas, sering buang air kecil, dan diare; (2) Simtom perilaku, ditunjukkan
dengan periiaku menghindar, perilaku ketergantungan atau melekat, perilaku
terguncang, dan meninggalkan situasi yang menimbulkan kecemasan;
15
dan (3) Simtom kognitif, yaitu khawatir tentang sesuatu, keyakinan bahwa sesuatu
yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, merasa
terancam oleh orang atau peristiwa, kebingungan, dan khawatir akan ditinggal
hasil tes dan kelompok kontrol dalam skor kesehatan mental rata-rata mereka
setelah mendengarkan ayat suci Al-Qur’an dengan nilai (P=0,037), tidak ada yang
membedakan antara jenis kelamin yang signifikan pada kelompok sebelum dan
kesehatan mental dan memberikan rasa tenang yang lebih besar. Penelitian lain
dilakukan oleh (Faradisi, 2018) dimana penelitian ini bertujuan untuk menilai
Post operasi. Jika dilihat dari analisis hasil penelitian, terapi murottal terbukti
dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara uji variabel dan uji interaksi
semua tes multivariat P < 0,001 (p <0,05). Artinya ada perbedaan skor kecemasan
antara kelompok murrotal dan kelompok kontrol. Dari hasil yang didapatkan dari
penelitian ini dapat dilihat bahwa rata-rata skor anxiety group murrotal lebih
16
rendah dari rata-rata kelompok kontrol. Ini berarti terapi murottal terbukti
kecemasan pada pasien hemodialisa. Dari penelitian ini hasil yang didapatkan
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dimana hasil yang didapatkan
namun pada kelompok kontrol tidak terjadi penurunan yang signifikan (P=0,05).
Ini berarti terapi murottal terbukti signifikan, bisa dijadikan sebagai terapi
17
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa
pasien yang mengalami kecemasan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi klien dimana
3.1 Saran
Diharapkan bagi perawat serta rumah sakit dapat menjadikan murottal Al-
18
DAFTAR PUSTAKA
Atabik, A. 2014. The Living Qur’an: Potret Budaya Tahfiz AlQur’an Di Nusantara. Jurnal
Penelitian, 8(1), 161–178
Ganari, hinggar. Juni 2009.1 “Terapi Kognitif Perilaku dan Kecemasan Menghadapi Prosedur
Medis Pada Anak Penderita Leukemia”. Jurnal Intervensi Psikologi
https://en.wikipedia.org/wiki/Leukemia
Siswantinah. 2011. The Effect Of Murotal Therapy On Anxiety Patients With Chronic Renal
Failure Who Underwen Hemodialysis, 1–15.
19