B. Jenis-Jenis Motif
Motif memiliki beberapa jenis, adapun jenis-jenis motif tersebuat antara lain:
1. Motif Fisiologis
Motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani, dorongan-
dorongan tersebut berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan
eksistensinya sebagai mahkluk hidup. Misalnya dorongan untuk makan, dorongan
untuk minum, dorongan seksual, dan dorongan untuk mendapatkan udara segar.
Motif fisiologis merupakan motif primer atau motif dasar akan tetapi dalam
manifestasinya akan dipengaruhi oleh proses belajar. Misalnya orang lapar maka
akan ada dorongan untuk makan, akan tetapi cara untuk makan itu akan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan atau budaya sekitar dan hal itu memerlukan proses
belajar.[5] Hal serupa juga dapat diterapkan dalam kebutuhan seksual, pengaruh
budaya dan lingkungan akan memaksa individu untuk belajar menyesuaikan diri
terhadap prilaku seksualnya, meskipun beberapa aturan atau budaya dalam
berbagai masyarakat memiliki banyak kesamaan. [6] Dengan demikian belajar
mempunyai peran penting dalam kaitanya dengan motif dan juga dalam tujuan
serta kebutuhan-kebutuhan.
2. Motif sosial
Motif sosial menurpakan motif yang kompleks dan merupakan sumber dari
banyak prilaku dan perbuatan manusia. Dikatakan sosial sebab motif ini dipelajari
dalam kelompok sosial. Adapun beberapa motif sosial ini antara lain:
a. Kebutuhan akan prestasi
Kebutuhan akan prestasi merupakan suatu motif sosial yang dipelajari secara
mendetail dan hal ini dapat diikuti perkembangannya untuk meningkatkan kualitas
diri. Orang yang memiliki kebutuhan akan meningkatkan performance, sehingga
dengan demikian akan terlihat kemampuan berprestasinya. Misalnya orang yang
intelegent akan dengaan senang hati menghadapi tugas-tigas yang sulit, dan ini
akan mendorong seseorang untuk meningkatkan performance-nya.
b. Kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang lain
Afilisi menunjukkan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan berhubungan
dengan oran lain. Orang yang kuat dalam kebutuhan afilisinya, akan selalu mencari
teman dan mempertahankan akan hubungan yang telah dibina dengan orang lain.
Sebaliknya apabila kebutuhan afiliasinya rendah, maka akan segera mencari
hubungan dengan orang lain dan hubungan yang telah terjadi tidak dibina secara
baik agar tetap bertahan. [7]
c. Kebutuhan akan kekuasaan
Kebutuhan kekuasaan ini timbul akibat motif sosial, dalam interaksi sosial
orang akan mempunyai kebutuhan untuk berkuasa (power). Orang yang memiliki
kebutuhan untuk berkuasa yang tinggi akan mengadakan kontrol, mengendalikan
atau memerintah orang lain. Hal ini merupakan salah satu indikasi atau salah satu
manifestasi dari kebutuhan akan kekuasaan tersebut. Ada beberapa cara untuk
mengekspresikan kebutuhan akan kekuasaan, diantaranya:
1. Seseorang mengajarkan sesuatu untuk nmendapatkan perasaan kekuasaan
dari luar dirinya
2. Seseorang mengajarkan sesuatu untuk mendapat kekuasaan dari sumber yang
ada dalam dirinya
3. Seseorang berbuat sesuatu untuk mendapatkan pengaruh terhadap orang lain
4. Seseorang berbuat sesuatu misal masuk dalam organisasi atau perkumpulan,
dengan maksud agar ia dapat mempengaruhi orang lain, dapat
mengekspresikan motif kekuasaannya. [8]
C. Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi terbagi menjadi dua jenis, yakni:
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik yakni motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri
tanpa rangsangan dari luar. Misalnya orang yang gemar membaca tidak perlu ada
dorongan dan akan dengan sendirinya mencari buku-bukunya untuk dibaca.
Motivasi intrinsik juga diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya ada kaitan
langsung dengan nilai-nilai yang terkandung didalam tujuan pekerjaan sendiri.
Misalnya seorang mahasiswa tekun mempelajari mata kuliah psikologi karena
ingin sekali menguasai mata kuliah itu.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang datang karena adanya
perangsangan dari luar. Seperti seorang mahasiswa rajin belajar karena ada ujian.
Motivasi ekstrinsik juga dapat diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya tidak
ada hubungan langsung dengan nilai yang terkandung dalam tujuan pekerjaannya.
Seperti seorang mahasiswa mau mengerjakan tugas karena takut kepada
dosen. [11]
Artinya: “Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan hanya untuk
meng-ibadati Aku saja”.
E. Implikasi Motif Dan Motivasi Dalam Kehidupan
Implikasi motif dan motivasi dapat dilihat dalam proses belajar mengajar.
Berkaitan dengan proses belajar, agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar
yang efektif yang dapat mewujudkan hasil belajar yang memuaskan ternyata
dibutuhkan suatu dorongan dari dalam jiwa siswa, yaitu faktor internal (motif) dan
faktor eksternal (motivasi). Peran motif serta motivasi sangat potensial untuk
mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Masalah yang muncul dalam proses belajar adalah bagaimana seorang guru
memberikan motivasi kepada seorang murid agar murid termotivasi dalam
mengikuti kegiatan belajar tersebut. Seorang guru harus memikirkan ide-ide kreatif
untuk digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini guru harus
memberikan motivasi terhadap siswa agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar
mengajar secara efektif. Misalnya seorang guru menggunakan media dalam
kegiatan pembelajaran seperti menggunakan gambar sebagai contoh dalam
pembelajaran, tayangan video ataupun menggunakan alat-alat peraga agar suasana
kegiatan belajar menjadi kondusif.
Sedangkan fungsi dari motif (faktor internal) dari seorang murid dalam
kegiatan belajar ini adalah melalui anak tersebut tertarik dengan cara pembelajaran
yang disampaikan oleh guru tersebut yang menggunakan media ataupun
menggunakan sistem pembelajaran yang menyenangkan. Ia akan berfikir bahwa
kegiatan belajar yang disampaikan oleh guru tersebut terasa menyenangkan dan ia
akan tertarik dan secara otomatis motif dari dalam diri siswa tersebut muncul dan
ia akan dengan sendirinya senantiasa mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.
Tanpa adanya motif dalam diri siswa untuk mengikuti kegian pembelajaran
tersebut, kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik seperti apa
yang diinginkan oleh sang pengajar (guru). Tujuan dari kegiatan pembelajaran
tersebut tidak akan tercapai secara maksimal seperti apa yang diharapkan pada
awal pembelajaran. Jadi, motif dan motivasi sangat diperlukan dalam melakukan
sesuatau untuk mencapai tujuan yang diharapkan serta mencapai hasil yang
maksimal dalam melaksanakan kegiatan tersebut. [13]