Anda di halaman 1dari 21

96 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm.

96-116

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang


Menyeduh
Musairil Khakamulloh1, Mayasari2, Eka Yusup3
1,2,3
Universitas Singaperbangsa Karawang, Karawang, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan karena budaya ngopi pada saat ini mengalami perkembangan dan banyak digemari
oleh semua lapisan masyarakat sebagai gaya hidup. Budaya ngopi ini kemudian memunculkan sebuah
budaya baru dengan istilah ngopi bareng atau lazimnya disebut dengan kopdar. Perkembangan budaya
ngopi inilah yang menjadi latar belakang sebuah komunitas berdiri, salah satunya Komunitas Karawang
Menyeduh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang dianalisis berdasarkan peristiwa
komunikatif yang terjadi di dalam kegiatan kopdar. Teori Interaksi Simbolik dari George Herbert Mead
digunakan sebagai teori pendukung dalam melakukan penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan yaitu
dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan etnografi komunikasi. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu dengan observasi tanpa partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Sumber
informasi penelitian ini berasal dari enam informan, mereka merupakan ketua dan para anggota Komunitas
Karawang Menyeduh yang mengetahui persis mengenai budaya ngopi di dalam komunitas ini. Hasil penelitian
menunjukan bahwa proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan bentuk komunikasi verbal dan
nonverbal, yang melibatkan para partisipan lebih dari dua orang yang membentuk sebuah kelompok. Inti dari
pembahasannya yaitu mengenai dunia kopi dan dunia sosial lainnya dengan menggunakan varietas bahasa
yang sama yaitu menggunakan Bahasa Indonesia. Proses komunikasi yang terjadi layaknya diskusi, yaitu
dengan menggunakan komunikasi kelompok. Pola komunikasi yang digunakan di dalam kegiatan kopdar di
Komunitas Karawang Menyeduh, menggunakan pola komunikasi multi arah atau all channels.

Kata-kata kunci: Budaya; ngopi; etnografi; komunikasi; komunitas

Communication pattern analysis in drinking coffee culture of the


Karawang Menyeduh community
ABSTRACT

This research was conducted because the coffee culture is currently experiencing development and
is much favored by all levels of society as a lifestyle. This coffee culture then gave rise to a new culture
with the term coffee together or commonly known as kopdar. The development of this coffee culture is
the background for a community to stand, one of which is the Karawang Brewing Community. This study
aims to determine the patterns of communication that are analyzed based on the communicative events
that occur in Kopdar activities. Symbolic Interaction Theory from George Herbert Mead was used as a
supporting theory in conducting this research. The research method used is by using qualitative methods
with the type of communication ethnographic approach. The data collection technique used was observation
without participants, interviews, and documentation. Sources of information for this research came from six
informants, they are the chairman and members of the Karawang Menyeduh Community who know exactly
about the coffee culture in this community. The results showed that the communication process was carried
out using verbal and nonverbal forms of communication, which involved more than two participants forming
a group. The essence of the discussion is about the world of coffee and other social worlds using the same
language varieties, namely using Indonesian. The communication process that occurs is like a discussion,
namely by using group communication. The communication patterns used in the Kopdar activities in the
Karawang Menyeduh Community, use multi-way communication patterns or all channels.

Ketywords: Culture; ngopi; ethnography; communication; community

Korespondensi: Musairil Khakamulloh, S.I.Kom. Universitas Singaperbangsa Karawang. Jalan H.S


Ronggowaluyo Teluk Jambe Timur, Karawang 41361. Email: musairilkhakamulloh@gmail.com
Submitted: July 2020, Accepted: October 2020, Published: October 2020
ISSN: 2548-3242 (printed), ISSN: 2549-0079 (online). Website: http://jurnal.unpad.ac.id/manajemen-komunikasi
Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116 97

PENDAHULUAN banyak digunakan oleh sebagian masyarakat di

Indonesia saat sedang santai sembari menikmati


Kopi adalah minuman yang berasal dari
makanan ringan atau jajanan. Namun, istilah
hasil seduhan biji kopi yang telah melalui
ngopi ini juga bisa diartikan sebagai “minum
beberapa tahapan dalam proses pengolahannya,
secangkir kopi”. Ngopi berasal dari kebiasaan
dari proses sangrai hingga menjadi bubuk kopi.
minum kopi, kebiasaan tersebut menjadikannya
Kata kopi awalnya berasal dari istilah Bahasa
sebuah tradisi, maka tidak heran jika di negeri ini
Arab dengan sebutan qahwah yang mempunyai
ngopi rupanya sudah menjadi budaya warisan
arti sebagai kekuatan. Karena dahulu masyarakat
secara turun-temurun dan banyak masyarakat
Arab percaya bahwa kopi merupakan makanan
Indonesia yang melakukannya. Karena pada
yang berenergi tinggi. Kemudian kata qahwah
saat ini kegiatan ngopi banyak digemari oleh
mengalami perubahan menjadi kata kahveh
semua lapisan masyarakat, dari anak muda
dalam Bahasa Turki. Tidak cukup sampai disitu,
hingga kalangan tua, serta ngopi ditempat biasa
perubahan kata kahveh kembali mengalami
maupun di kedai kopi atau coffeeshop. Ngopi
perubahan menjadi kata koffie dalam Bahasa
sekarang ini sudah mulai menjadi kegiatan yang
Belanda. Perubahan nama tersebut, kemudian
menarik dilakukan, bahkan menjadikannya
diserap ke dalam Bahasa Indonesia dengan
sebuah hobi hingga gaya hidup, khususnya
istilah kopi yang saat ini banyak dikenal di
di kota-kota besar di Indonesia. Agar tidak
Indonesia. Berbicara mengenai asal-usulnya,
terkesan jadul, kini hampir di setiap kedai
kopi bukanlah tanaman asli Indonesia. Belanda
atau café maupun tempat nongkrong yang ada,
yang pertama kali membawa tanaman ini ke
banyak memperbarui jenis minuman berbahan
Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa pada
dasar kopi sehingga banyak ragam jenisnya
tahun 1960, karena pada saat itu Pulau Jawa
(Ariefyanto, 2012).
merupakan salah satu wilayah jajahan Belanda.
Kabupaten Karawang merupakan salah
Terlepas dari sejarah kopi, saat ini masyarakat
satu kota yang mempunyai perkembangan
Indonesia banyak mengenal 2 jenis kopi yang
yang cukup pesat dalam budaya ngopi yang
ada, yaitu jenis kopi Robusta (coffea robusta)
dilakukan oleh masyarakatnya. Hal ini bisa
dan jenis kopi Arabica (coffea arabica) yang
diamati dengan menjamurnya kedai-kedai atau
mempunyai karakteristik masing-masing
coffeeshop yang ada di Kabupaten Karawang,
(Carscoverageonline.com, 2019).
baik yang berada di jalanan hingga di sebuah
Ngopi merupakan sebuah istilah yang
gedung restoran. Banyaknya kedai-kedai
Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
98 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116

atau coffeeshop di Kabupaten Karawang, kebutuhan fisiologis dari diri mereka sendiri,

dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat untuk menyesuaikan pada lingkungan yang bersifat

menikmati kopi, apalagi minum kopi di era fisik geografis maupun lingkungan sosialnya.

seperti sekarang sudah menjadi sebuah rutinitas Dari penyesuaian tersebut, perubahan yang

untuk sebagian masyarakat, terlebih lagi terjadi pada tatanan ekonomi dan sosialnya,

pengaruh media dan teknologi yang membuat memunculkan bentuk-bentuk kelakuan baru

kegiatan ngopi semakin banyak digemari oleh yang dapat memecahkan masalah-masalah

masayarakat dan mempunyai kesan tersendiri baru, kemudian bisa menjadikannya sebuah

(Aisha, 2019). pola-pola yang terwujud secara berulang dan

Berkembangnya zaman pula, budaya juga pada akhirnya menjadi milik bersama. Pola-

mengalami perkembangan, tidak terkecuali pola yang dihasilkan dari proses adaptasi

dengan budaya ngopi. Pengaruh globalisasi inilah menghasilkan sebuah norma-norma

dan wacana modernisasi yang menyebabkan dan aspirasi-aspirasi, yang kemudian menjadi

pergeseran budaya ngopi yang ada. Kedai kopi sebuah aturan di dalam kebudayaan tersebut.

bukan hanya sebagai tempat untuk menjajakan Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada

minuman kopi itu sendiri, namun sekaligus dasarnya kebudayaan berawal dari adanya

sebagai tempat untuk berkumpul sekedar respons-respons terhadap situasi yang terjadi,

ngobrol, bahkan sebagai ajang pertemuan seperti halnya kondisi di bidang ekonomi, sosial,

bagi orang-orang yang menikmati kopi. maupun kondisi di bidang lainnya. Kenyatannya

Nantinya budaya ngopi inilah menjadi sebuah bahwa masih banyak kebudayaan yang masih

budaya yang lazim dilakukan oleh masyarakat bertahan dan berkembang yang dilakukan

(Solikatun, 2015). oleh masyarakat merupakan hasil penyesuaian

Kebudayaan merupakan sesuatu yang dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu terhadap

didapatkan melalui proses belajar dari kondisi lingkungannya. Budaya ngopi dahulu

lingkungan sekitarnya, baik dari lingkungan hanya sebagai kebutuhan fisiologis individu

alam maupun lingkungan sosial. Itu artinya saja, namun di era seperti sekarang ngopi

budaya tidak dibawa sejak lahir. Budaya menjadi sebuah budaya yang banyak dilakukan

menjembatani antara hubungan manusia oleh masyarakat. Hal ini yang membuat budaya

dengan lingkungannya. Dilihat dari segi ini ngopi terus berkembang karena menyesuaikan

kebudayaan dikatakan mudah menyesuaikan dengan perubahan dalam segi ekonomi, sosial

diri dengan keadaan (adaptif), artinya yang ada di masyarakat dengan mengikuti

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh


(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116 99

kebutuhan zaman (Ranjabar, 2014). merupakan salah satu komunitas yang ada di

Perkembangan budaya juga membuat Kabupaten Karawang. Komunitas ini merupakan

masyarakat berupaya untuk mempertahankan kumpulan orang-orang yang mempunyai hobi

dan bahkan melestarikan budaya yang atau ketertarikan yang sama terhadap dunia kopi.

dimiliki dengan berbagai cara, salah satunya Komunitas ini berdiri pada tanggal 15 Juli 2016

dengan membuat sebuah perkumpulan oleh para pegiat kopi yang ada di Kabupaten

individu atau kelompok masyarakat. Nantinya Karawang. Terbentuknya komunitas ini

kelompok masyarakat ini sebagai wadah dilatarbelakangi oleh kepedulian para pengrajin

dalam melestarikan, mempertahankan budaya kopi yang ada di Kabupaten Karawang, untuk

dan memperkenalkannya kepada khalayak memperkenalkan dan melestarikan jenis kopi

masyarakat di luar kelompok tersebut yang Sanggabuana yang merupakan salah satu jenis

belum paham betul mengenai budaya yang komoditas asli dari Kabupatem Karawang.

ada di dalam kelompok tersebut. Komunitas Tujuan lain dari terbentuknya komunitas ini

merupakan salah satu kelompok yang ada di yaitu untuk mewadahi para penikmat kopi,

masyarakat yang mempunyai kebudayaannya pengrajin kopi, barista kopi, petani kopi, dan

sendiri (Ranjabar, 2014). pelaku bisnis yang ada di Kabupaten Karawang.

Komunitas atau community adalah Selain mewadahi, komunitas ini bertujuan untuk

sekelompok orang yang terdiri dari individu- turut andil dalam memajukan perkopian di

indvidu dan membentuk sebuah perkumpulan, Indonesia, khususnya di Kabupaten Karawang

dengan tujuan tertentu yang dicapai secara dengan cara memperkenalkan dan memberikan

bersama-sama. Nantinya para indvidu akan sebauh edukasi kepada masyarakat mengenai

saling berbagi makna dan sikap antara satu jenis kopi dan cara pengolahannya (Herdiyanto,

sama lain. Berdirinya sebuah komunitas 2020).

dilatarbelakangi oleh hobi atau minat yang sama Berjalannya sebuah komunitas juga

oleh para anggotanya dan bertujuan untuk saling dipengaruhi oleh bagaimana komunikasi yang

memberikan bantuan antar sesama anggota, terjadi antar anggota komunitas. Komunikasi

sehingga bisa berkembang secara bersama- merupakan unsur terpenting untuk menjaga

sama. Setiap komunitas mempunyai keunikan harmonisasi antar anggota komunitas. Pada

dan ciri khasnya masing-masing, tergantung dasarnya menjelaskan komunikasi menurut

dari jenis komunitas tersebut (Mulyana, 2014). Harold Lasswell adalah dengan menjawab

Komunitas Karawang Menyeduh pertanyaan-pertanyaan berikut who says what


Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
100 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116

in which channel to whom with what effect atau adalah bentuk komunikasi yang proses

siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada penyampaian pesannya dilakukan melalui

siapa dengan pengaruh bagaimana (Mulyana, sebuah tulisan (written) atau dengan ucapan

2014). Berdasarkan penjelasan mengenai atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati

komunikasi sebelumnya, terdapat lima unsur posisi yang lebih besar, karena komunikasi

komunikasi yang saling bergantungan satu verbal lebih mudah untuk menyampaikan

sama lain, diantaranya yaitu, sumber (source) sebuah ide-ide, gagasan, pemikiran atau

atau komunikator, pesan (message), saluran keputusan dibandingkan dengan menggunakan

atau media (channel), penerima (receiver) dan komunikasi nonverbal. Sedangkan komunikasi

yang terakhir yaitu efek (effect). nonverbal adalah bentuk komunikasi yang

Komunikasi juga merupakan unsur proses penyampaian pesannya menggunakan

terpenting dalam kehidupan sosial baik lingkup gerak tubuh individunya tanpa kata-kata.

masyarakat ataupun lingkup kelompok. Dalam kehidupan nyata, komunikasi nonverbal

Karena pada dasarnya, keberlangsungan lebih dominan digunakan dibandingkan dengan

sebuah komunitas ditentukan oleh bagaimana komunikasi verbal. Karena dalam proses

komunikasi yang terjadi di dalam komunitas komunikasi, secara otomatis penggunaan

tersebut. Dengan kata lain, komunitas tidak komunikasi nonverbal terjadi. Hal ini benar

akan ada, jika komunikasi tidak menyertainya adanya, karena pada saat berkomunikasi,

di dalam komunitas tersebut dan pengalaman individu menyampaikan pesan dengan kata-

serta emosi bergantung secara bersamaan di kata disertai dengan gerak tubuhnya. Karena

dalamnya. Oleh karena itu komunitas berbagi itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan

bentuk-bentuk komunikasi yang ada kaitannya selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih bersifat

dengan seni, agama, dan bahasa. Masing- jujur untuk mengungkapkan hal yang akan

masing bentuk tersebut mempunyai nilai berupa diungkapkan dalam berkomunikasi karena

gagasan sikap, dan pandangan terhadap sejarah bersifat spontan (Kusumawati, 2016).

yang berkaitan erat dengan komunitas tersebut Komunikasi yang terjadi di dalam

(Mulyana, 2014). sebuah komunitas bergantung pada pola-pola

Bentuk komunikasi yang pada umumnya komunikasi yang ada. Pola komunikasi inilah

digunakan, yaitu dengan menggunakan yang mempengaruhi proses komunikasi di

komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. dalam sebuah komunitas. Menurut Djamarah,

Komunikasi verbal (verbal communication) pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh


(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116 101

pola komunikasi yang terjadi antara dua orang Untuk meneliti tentang pola komunikasi

atau lebih dalam proses komunikasi dengan yang ada di sebuah kelompok masyarakat

cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud atau komunitas, maka perlu teori yang relevan

dapat dipahami (Sentosa, 2015). dengan penelitiannya. Dalam hal ini, teori

Menurut Effendy, pola komunikasi terdiri yang digunakan pada penelitian ini yaitu

atas 3 macam, yaitu komunikasi satu arah menggunakan teori interaksi simbolik oleh

(one way), komunikasi satu arah yaitu proses George Herbert Mead. Interaksi simbolik (IS)

penyampaian pesan dari komunikator ke merupakan sebuah cara berpikir mengenai

komunikan melalui sebuah media ataupun pikiran, diri sendiri, dan masyarakat yang

tanpa menggunakan media, tanpa menghasilkan telah memberi kontribusi yang besar terhadap

sebuah respons atau umpan balik (feed back) tradisi sosiolkultural dalam teori komunikasi.

dari komunikan (Evan, 2017). Dalam hal ini Teori ini pertama kali dicetuksan oleh George

komunikan hanya berperan sebagai pendengar Herbert Mead yang kemudian dianggap sebagai

saja. Komunikasi dua arah (two way traffic penggagas interaksi simbolik. Kemudian teori

communication) yaitu proses penyampaian ini diperkenalkan oleh Herbet Blumer yang

pesan dari komunikator ke komunikan, namun merupakan murid dari George Herbert Mead ke

komunikator dan komunikan menjadi saling dalam lingkup sosiologi, dan dimodifikasi untuk

bertukar fungsi dalam berkomunikasi. Namun, tujuan tertentu. Teori ini mengajarkan bahwa

pada intinya yang memulai sebuah percakapan manusia berinteraksi untuk berbagi pengertian

adalah komunikator utama, komunikator utama mengenai istilah-istilah dan tindakan-tindakan

mempunyai tujuan tertentu melalui proses tertentu. Kemudian memahaminya dengan

komunikasi tersebut, prosesnya dialogis, cara tertentu pula yang dilakukan sepanjang

serta umpan balik terjadi secara langsung. waktu. Masyarakat sendiri muncul karena

Komunikasi multi arah (all channels) yaitu adanya hubungan yang berkaitan dalam proses

proses penyampain pesan yang melibatkan lebih percakapan antar individu. Karena pentingnya

dari dua orang atau lebih dan membentuk sebuah percakapan terhadap pergerakan interaksi

kelompok komunikasi, dan saling bertukar simbolik (Littlejohn dan Foss, 2009).

pikiran antara satu sama lain secara dialogis. Etnografi komunikasi adalah pengkajian

Pola komunikasi ini lah yang mempengaruhi mengenai peranan bahasa yang ada di dalam

atmosfir atau keharmonisan suatu kelompok perilaku komunikatif di suatu masyarakat

atau komunitas. (Kuswarno, 2008). Etnografi melihat cara-cara


Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
102 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116

bagaimana penggunaan bahasa di masyarakat di lapangan, tidak dimanipulasi oleh peneliti


yang mempunyai kebudayaan berbeda- sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki
beda. Etnografi komunikasi (ethnography of obyek, saat berada di obyek penelitain dan
communication) merupakan salah satu bagian setelah keluar dari obyek tidak ada perubahan
dari ilmu Antropologi, khususnya turunan dari yang signifikan (Sugiyono, 2017). Sedangkan
Etnografi Berbahasa (ethnography of speaking). etnografi komunikasi yaitu berupaya mengkaji
Menyikapi pernyataan yang telah peranan bahasa yang digunakan oleh
dipaparkan sebelumnya, maka maksud dan masyarakat di dalam perilaku komunikatif,
tujuan penelitiannya yaitu berupaya untuk dengan latar belakang budaya yang berbeda-
mengetahui tentang bagaimana pola komunikasi beda (Kuswarno, 2008).
yang terjadi di dalam budaya ngopi yang ada di Etnografi bertujuan untuk mendeskripsikan
Komunitas Karawang Menyeduh. Kemudian hasil pengamatan suatu budaya dengan apa
dengan adanya penelitian ini, diharapkan adanya. Penelitian ini berupaya meneliti tentang
nantinya penelitian ini dapat menjadi sebuah pola komunikasi dari proses komunikasi yang
masukan bagi peneliti selanjutnya mengenai terjadi meliputi peristiwa unik yang biasa
budaya komunitas dengan jenis pendekatan- dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat
pendekatan penelitian yang lainnya. dalam konteks sosial budaya. Inti dari etnografi

komunikasi sendiri yaitu untuk memperhatikan


METODE PENELITIAN
makna-makna tindakan dari kejadian-kejadian

Metode yang digunakan dalam penelitian yang menimpa orang yang kita pahami

ini yaitu menggunakan metode kualitatif (Spradley, 2006).

dengan jenis pendekatan Etnografi Komunikasi. Fokus penelitian ini yaitu mengkaji,

Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa metode memahami secara menyeluruh tentang pola

kualitatif adalah prosedur penelitian yang komunikasi yang ada di dalam kegiatan

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata kopdar di Komunitas Karawang Menyeduh.

tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku Subjek penelitianya yaitu anggota Komunitas

yang dapat diamati dengan mengarahkan latar Karawang Menyeduh., sedangkan objek

dan individu secara holistic (Azeharie, 2016). penelitiannya yaitu proses komunikasi yang

Metode penelitian ini sering disebut sebagai terjadi di dalam kegiatan ngopi bareng atau

metode naturalistik. Objek alamiah adalah kopdar di Komunitas Karawang Menyeduh.

objek yang apa adanya didapatkan oleh peneliti Waktu penelitian yaitu sekitar 6 bulan dengan

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh


(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116 103

lokasi penelitian di 3 kedai kopi yang termasuk mendalam. Selanjutnya pengambilan data

di dalam keanggotaan Komunitas Karawang penelitian dengan dokumentasi. Yang terakhir

Menyeduh. Namun, penelitian ini dilakukan yaitu teknik analisis data, teknik analisis data

secara daring karena penelitian ini dilakukan dalam etnografi komunikasi dilakukan secara

pada saat terjadinya pandemic Covid-19. bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan Karena saat melengkapi data lapangan setelah

yaitu menggunakan observasi tanpa partisipan melakukan observasi, saat itu juga proses

melalui foto dan video kegiatan komunitas yang analisis data telah dilakukan (Kuswarno, 2008).

ada di media sosial Instagram. Observasi tanpa Data yang dikumpulkan kemudian

partisipan ini dirasa sangat cocok digunakan dianalisis. Sedangkan teknik analisis data

untuk mengetahui perilaku-perilaku atau yang digunakan yaitu dengan deskripsi atau

kegiatan yang tidak memungkinkan peneliti atau memberikan gambaran mengenai obyek

etnografer untuk terlibat di dalamnya. Metode penelitan berdasarakan hasil yang didapatkan

ini juga digunakan apabila peneliti belum atau dan mengklasifikasikan data terkumpul

tidak diterima sebagai bagian dari masyarakat apa adanya serta kemudian data tersebut

yang ditelitinya. Tetapi karena peneliti tidak disimpulkan.

berperan secara langsung dalam kegiatan


HASIL DAN PEMBAHASAN
subjek penelitian, dan masih ada keterbatasan,

tidak ada salahnya untuk memanfaatkan Sebuah perkumpulan para individu yang
teknologi seperti kamera video dan foto untuk mempunyai perbedaan dibandingkan dengan
merekam apa yang nantinya bisa diamati komunitas lainnya, Komunitas Karawang
(Kuswarno, 2008). Wawancara mendalam, Menyeduh mempunyai keunikan dan bahkan
wawancara yang digunakan yaitu dengan keharmonisan dalam lingkup internalnya.
triangulasi data, maksudnya adalah keakuratan Karena pada dasarnya setiap komunitas
informasi dapat diperoleh melalui pengajuan mempunyai culture atau budaya baik itu budaya
pertanyaan yang sama pada beberapa orang sosialnya maupun budaya komunikasinya.
dalam lingkungan penelitian yang sama, dan Berbicara mengenai sebuah budaya, Komunitas
kemudian membandingkan jawaban-jawaban Karawang Menyeduh mempunyai sebuah
mereka atau para informan. Dalam proses budaya yang sudah menjadi identitas sosial
wawancara ini, peneliti mengajukan sekitar 15 komunitas, yaitu budaya ngopi. Mungkin
pertanyaan untuk memperoleh informasi secara Sebagian orang sudah banyak kenal dan paham
Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
104 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116

mengenai ngopi itu sendiri. Namun, istilah merujuk pada cara berbagi mengenai hal hal-

ngopi yang ada di dalam Komunitas Karawang hal tersebut. Komunikasi meliputi proses

Menyeduh disebut dengan istilah Kopdar. penyampaian pesan yang akan dikirimkan,

Kopdar merupakan sebuah perkumpulan dari dan proses penerimaan terhadap pesan yang

anggota komunitas yang dilaksanakan secara nantinya akan diterima, serta melakukan

rutin. Pelaksanaan kopdar ini biasa dilalukan sintesis terhadap informasi dan makna (Nanda

dalam kurun waktu 1 bulan sekali, namun tidak dan Destiwati, 2018). Komunikasi merupakan

jarang pula pelaksanaan kopdar ini dilakukan cara terbaik untuk memahami perilaku

dengan menyesuaikan agenda-agenda manusia pada semua level pengalaman, baik

komunitas (kondisional). dalam perubahan perilaku komunikasi antar

Kopdar mempunyai tujuan sebagai ajang individu, kelompok atau komunitas, organiasai

perkumpulan untuk para anggota komunitas dan pendapat umum. Komunikasi yang

untuk membahas mengenai kondisi internal biasa digunakan di dalam kopdar Komunitas

maupun eksternal yang ada di komunitas. Karawang Menyeduh yaitu menggunakan

Selayaknya perkumpulan komunitas. Dalam komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

sebuah perkumpulan pasti terjadi yang namanya Komunikasi verbal (dalam Kusumawati,

interaksi, interaksi merupakan sebuah keadaan 2016) adalah proses penyampaian suatu pesan

yang tidak dapat dihindarkan oleh para anggota dari komunikator ke komunikan dengan

komunitas, karena dalam sebuah perkumpulan menggunakan tulisan (written atau lisan (oral).

pasti akan menghasilkan sebuah interaksi baik Komunikasi verbal menempati porsi besar,

dalam lingkup antar individu maupun lingkup karena kenyataannya penyampaian sebuah ide-

kelompok. ide, gagasan, pemikiran atau keputusan akan

Dalam proses berkomunikasi, masing- lebih mudak disampaikan dengan menggunakan

masing anggota Komunitas Karawang komunikasi verbal dibandingkan dengan

Menyeduh tidak dapat dibatasi dengan identitas komunikasi nonverbal. Sedangkan komunikasi

sosial dan latar belakang yang berbeda. nonverbal adalah proses penyampaian pesan

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, dengan menggunakan gerak tubuh indvidu

suatu makna, atau suatu pesan dianut secara dalam berkomunikasi tanpa kata-kata. Karena

sama (Mulyana, 2014). Maksudnya adalah 3 hal dalam kehidupan nyata, komunikasi nonverbal

tersebut harus mempunyai maksud dan tujuan lebih dominan penggunaanya. Hal ini bisa

yang sama pada saat berkomunikasi. Komunikasi dilihat pada saat berkomunikasi, indvidu

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh


(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116 105

yang menyampaikan pesan secara otomatis yang berbeda dengan arti simbol yang lain.

akan menggunakan gerak tubuhnya untuk Membedakan suatu individu satu dengan

mendukung proses komunikasi yang terjadi. individu yang lain dan masyarakat satu dengan

Maka komunikasi nonverbal bersifat tetap masyarakat lainnya, yaitu dengan menggunakan

dan selalu ada di dalam proses komunikasi. kemampuan bahasa yang digunakannya.

Komunikasi nonverbal juga dianggap lebih Bahasa inilah yang dapat menyatukan atau

bersifat jujur, karena proses penyampainnya memisahkan manusia dari kelompoknya atau

yang dilakukan secara spontan. masyarakat dengan masyarakat lainnya. Secara

Jika melihat lebih lanjut mengenai proses tidak langsung bahasa merupakan identitas dari

komunikasi, untuk menyamakan persepsi suatu masyarakat tertentu.

dalam hal proses komunikasi, dijembatani Di dalam penelitian etnografi, Hymes

oleh penggunaan bahasa yang sama yang menegaskan bahwa bahasa tidak dapat

digunakan oleh anggota komunitas. Bahasa dipisahkan dari bagaimana dan mengapa ia

merupakan unsur terpenting sebagai penyelaras digunakan, sehingga kesadaran akan hal ini akan

dan sekaligus memperjelas maksud dari suatu membawa pemahaman pada bentuk-bentuk

pesan yang disampaikan oleh komunikator bahasa. Etnografi juga melihat bahasa ini dalam

kepada komunikan dalam komunikasi. Karena konteks sosialnya, sehingga pengkajiannya

jika komunikasi yang yang dilakukan dengan mengenai sistem kode bicara dalam bentuk

menggunakan varietas bahasa yang berbeda, bahasa dan proses kognitif manusia yang

akan menimbulkan sebuah mispersepsi atau melakukannya (baik sebagai pembicara maupun

kesalahan pemahaman antara individu yang sebagai pendengar). Bahasa nantinya juga bisa

memberikan pesan (komunikator) dengan diamati dan dikaji untuk melihat mengenai

individu yang menerima pesan (komunikan). pola komunikasi yang digunakan di dalam

Maka dari itu varietas bahasa yang sama sebuah kelompok masyarakat atau komunitas.

dalam melakukan proses komunikasi, dapat Secara spesifik etnografi komunikasi akan

memberikan keberhasilan sebuah komunikasi. menghasilkan gambaran mengenai berbagai

Menurut Burke (dalam Istiyanto dan cara bagaimana pola-pola komunikasi yang

Noviyanti, 2018) bahasa merupakan sebuah terjadi mempunyai hubungan di dalam

simbol yang kompleks, bahasa dibentuk dari fenomena sosiokultural yang ada di masyarakat.

proses pengkombinasian dan pengorganisasian Oleh karena itu perilaku komunikasi itu

simbol-simbolnya hingga memiliki arti khusus khas, dan hanya terdapat di dalam peristiwa
Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
106 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116

komunikatif yang khas pula. Menurut ilmu yang sama untuk berinteraksi dalam setting yang

komunikasi, keberlangsungan komunikasi sama. Sebuah peristiwa komunikatif dinyatakan

yang nyata dilakukan seseorang dengan orang berakhir, ketika terjadi perubahan partisipan,

lain dengan sengaja dan dengan tujuan tertentu adanya periode hening, atau perubahan posisi

(Kuswarno, 2008). Karena dalam komunikasi tubuh dari pelaku komunikasi atau partisipan

yang disengaja dengan tujuan tertentu dapat (Kuswarno, 2008).

diamati mengenai tujuan dan makna pesan yang Untuk mendeskripsikan peristiwa

disampaikan. komunikatif yang ada di dalam budaya ngopi

Hymes juga mengemukakan tahapan- bareng atau kopdar di Komunitas Karawang

tahapan untuk melakukan penelitian etnografi Menyeduh, pertama yaitu menentukan situasi

komunikasi dalam suatu masyarakat komunikatif atau konteks terjadinya komunikasi.

(Kuswarno, 2008). Sebagai Langkah awal Berdasarkan hasil observasi non partisipan dan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis didukung dengan hasil wawancara, kedai atau

pola komunikasi yang ada dalam suatu coffeeshop merupakan tempat yang secara rutin

masyarakat atau kelompok masyarakat, dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan

adalah dengan mengidentifikasi peristiwa- kegiatan kopdar sekaligus sebagau tempat untuk

peristiwa komunikasi yang terjadi secara melakukan interaksi antar anggota Komunitas

berulang. Langkah selanjutnya menginventarisi Karawang Menyeduh. Kedai atau coffeeshop

komponen yang membangun peristiwa yang dijadikan sebagai tempat merupakan

komunikasi, kemudian menemukan hubungan bagian dari komunitas, karena selain individu

antar komponen tersebut. penikmat kopi, individu yang mempunyai

Mengacu pada pendapat Hymes mengenai bisnis kedai kopi juga termasuk dalam

tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian keanggotaan komunitas. Biasanya pemilihan

etnografi, peristiwa komunikasi yang ada di tempat pelaksanaan kopdar, didasarkan atas

dalam kegiatan kopdar berpijak pada peristiwa- keputusan bersama dan biasanya penunjukannya

peristiwa komunikasi atau komunikatif. tempatnya dilakukan secara random. Hal ini

Peristiwa komunikatif yaitu keseluruhan dilakukan secara terus menerus dari awal

seperangkat komponen komunikasi yang utuh terbentuknya komunitas ini hingga sekarang,

dan dimulai dengan tujuan umum komunikasi, dan kebiasaan atau tata aturan yang ada tetap

topik umum yang sama, dan melibatkan dilaksanakan sebagaimana mestinya walaupun

partisipan yang menggunakan varietas bahasa ada perubahan untuk menyesuaikan kebutuhan.

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh


(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116 107

Setting atau tempat terjadinya komunikasi tentang komponen-komponen komunikasi yang

sangat menentukan bagaimana pola komunikasi didapatkan berdasarkan hasil dari observasi non

yang terjadi. Dalam setting atau tempat partisipan dan wawancara.

terjadinya peristiwa komunikasi yaitu kedai Genre atau tipe peristiwa komunikatif

atau coffeeshop. Karakteristik fisik atau ruangan (dalam Kuswarno, 2008) yaitu komponen yang

tempat terjadinya komunikasi sama halnya mengacu pada bentuk penyampaian pesan yang

dengan kedai-kedai kopi pada umumnya, terjadi, sepertil lelucon, salam perkenalan,

adanya meja bar yang biasanya dilengkapi dongeng, gosip dan sebagainya. Berdasarkan

dengan daftar menu, peralatan-peralatan yang data yang diperoleh, ditemukan bahwa peristiwa

digunakan dalam mengolah minuman dari kopi, komunikatif yang terjadi di dalam kopdar

dan ada tempat untuk duduk sembari menikmati diawali dengan mengatakan say hello, hal ini

kopi sekaligus melakukan kegiatan kopdar. merupakan sebuah salam perkenalan yang

Selain itu terdapat juga ornamen-ornamen biasa dilakukan oleh para anggota komunitas

pendukung baik yang bersifat sebuah tulisan saat bertemu satu sama lain sebelum kegiatan

maupun benda-benda yang berkaitan dengan dimulai, dilanjutkan dengan salaman antar

seni atau yang berkaitan dengan dunia kopi. anggota komunitas sebagai simbol keakraban

Peristiwa komunikatif yaitu keseluruhan dan keharmonisan. Kelengkapan anggota

perangkat komponen komunikasi yang utuh komunitas sebagai penentu dimulainya kegiatan

yang dimulai dengan tujuan umum yang sama kopdar, kopdar akan dimulai jika kuota peserta

dan melibatkan partisipasi yang menggunakan atau anggota komunitas sudah memenuhi

varietas bahasa yang sama untuk berinteraksi forum dan dirasa cukup sebagai peserta. Karena

satu sama lain dalam setting yang sama banyak sedikitnya anggota yang hadir akan

(Kuswarno, 2008). Komponen komunikasi mempengaruhi proses komunikasi yang terjadi

menurut perspektif etnografi komunikasi yaitu, dan berpengaruh terhadap jalannya komunikasi

(1) Genre atau peristiwa komunikatif, (2) Topik saat proses pembahasan. Hal yang sering dibahas

peristiwa komunikatif, (3) Tujuan dan fungsi dan rutin menjadi perbincangan yaitu mengenai

peristiwa, (4) Setting, (5) Partisipan, (6) Bentuk kegiatan komunitas baik di lingkup internal

pesan, (7) Isi pesan, (8) Urutan Tindakan, maupun eksternal. Maka biasanya pembahasan

(9) Kaidah interaksi, (10) Norma-norma ini juga menimbulkan proses terjadinya diskusi

interpretasi. Untuk lebih jelasnya mengenai kelompok (discussion group), sehingga hasil

peristiwa komunikasi, maka akan diuraikan pembahasan merupakan hasil yang disepakati
Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
108 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116

secara bersama. tempat untuk bersilaturahmi antar anggota

Topik peristiwa komunikatif yaitu hal komunitas, guna menjaga keharmonisan

apa yang menjadi pokok pembahasan dalam komunitas.

kegiatan kopdar, biasanya topik atau pokok Tempat berbagi pengalaman dan

pembahasannya mengenai kegiatan atau event pengetahuan di dalam kopdar tidak jauh dari hal-

komunitas, terkadang membahas isu-isu yang hal yang masih dalam lingkup kopi. Tempat atau

ada di dalam lingkup dunia kopi, bahkan setting merupakan komponen yang berkaitan

membahas mengenai isu-isu sosial yang ada dan berkenaan dengan waktu, tempat dan

di msayarakat atau lingkungan sekitar. Selain situasi yang terjadi saat kegiatan berlangsung,

itu, ada pembahasan mengenai edukasi tentang seperti kapan kegiatan itu dilaksanakan, dimana

perkembangan teknologi maupun metode- kegiatan itu dilaksanakan dan bagaimana

metode terbaru di dalam proses pengolahan dan situasi dan atmosfir yang terjadi saat kegiatan

penyeduhan yang ada di dunia kopi, sehingga berlangsung (Kuswarno, 2008). Berpijak

menjadi ajang berbagi ilmu dan pengetahuan pada pendapat yang dijelaskan sebelumnya

bahkan berbagi pengalaman antar anggota mengenai tempat atau setting, kegiatan kopdar

komunitas di dalam kopdar. ini biasanya rutin dilaksanakan dalam kurun

Suatu kegiatan yang rutin dilakukan waktu 1 kali dalam satu bulan, terkadang juga

pastinya mempunyai sebuah tujuan tertentu, hal kopdar dilakukan sesuai kebutuhan. Misalnya

ini mengacu pada poin ketiga yang menyusun mendekati kegiatan yang akan dilaksanakan

peristiwa komunikatif yaitu mengenai tujuan atau akan ada anggota komunitas yang akan

dan fungsi kegiatan, khususnya kegiatan kopdar mengikuti perlombaan, maka kopdar dilakukan

yang ada di dalam Komunitas Karawang sesuai kebutuhan, bisa saja dalam sebulan

Menyeduh. Tujuannya sendiri yaitu sebagai dilakukan lebih dari 1 kali. Pelaksanaan kopdar

tempat berbagi pengetahuan dan pengalaman ini, dilaksanakan ditempat yang masih ada

oleh para anggota komunitas mengenai ilmu hubungannya dengan dunia kopi, yaitu di sebuah

yang mereka punya di dunia kopi, baik itu kedai atau coffeeshop. Pemilihan tempat ini

pengetahuan mengenai proses pengolahan, sekaligus sebagai ajang untuk memperkenalkan

proses penyeduhan maupun pengetahuan kedai-kedai kopi yang ada di Kabupaten

mengenai penggunaan teknologi terbaru. Selain Karawang, karena kedai-kedai atau coffeeshop

pengetahun dan pengalaman, hal yang pasti merupakan salah satu bagian dari anggota

menjadi tujuan dan fungsi kopdar yaitu sebagai komunitas ini juga. Tempat yang dipilih untuk

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh


(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116 109

kegiatan kopdar ini berdasarkan kesepakatan belakang pekerjaan, ada sebagian dari karyawan,

bersama yang dilakukan secara random dan pengusaha, PNS, dan pelajar atau mahasiswa

dipilih pada saat kopdar sebelumnya. Dan yang baik laki-laki perempuan yang mempunyai

pastinya harus ada di dalam kegiatan kopdar ini kisaran umur sekitar 20 tahun hingga 50

yaitu dengan sajian-sajian yang khas, berupa tahunan. Jadi bisa dikatakan partisipan terdiri

minuman-minuman yang berasal dari kopi. dari semua lapisan dari yang muda hingga yang

Karena kopi identik dan menjadi ciri khas dari tua, dari penikmat hingga pebisnis.

Komunitas Karawang Menyeduh. Situasi yang Dalam proses komunikasi yang terjadi di

terjadi di dalam kegiatan kopdar yaitu dengan proses pembahasan, para individu menggunakan

sistem kekeluargaan, dan menimbulkan kesan komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

pembahasan yang serius tapi santai. Karena di Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan

dalam kegiatan kopdar ini, terkadang diselingi bentuk pesan yang biasa digunakan dalam

dengan lelucon maupun pernyataan-pernyataan kegiatan kopdar. Namun komunikasi verbal yang

yang menimbulkan kelucuan, hal ini yang lebih dominan digunakan dibandingkan dengan

membuat situasi kopdar menjadi lebih nyaman penggunaan komunikasi nonverbal. Karena

dan harmonis untuk semua nggota komunitas pembahasan yang terjadi yaitu menggunakan

yang hadir. komunikasi secara lisan atau ucapan dengan

Berjalannya sebuah proses komunikasi juga menggunakan varietas bahasa yang sama serta

membutuhkan individu yang menyampaikan bahasa yang mudah dipahami oleh semua

pesan (komunikator) dengan individu yang anggota komunitas yaitu dengan menggunakan

menerima pesan (komunikan). Hal ini senada Bahasa Indonesia. Penggunaan varietas

dengan komponen komunikasi mengenai bahasa yang sama dapat mempermudah proses

partisipan. Partisipan sendiri merupakan penyampain pesan dan pertukaran informasi

individu-individu yang hadir dalam sebuah pada saat proses pembahasan. Jika penggunaan

perkumpulan, dalam hal ini yang dimaksud bahasa yang tidak seragam atau menggunakan

partisipan dalam kegiatan kopdar yaitu para varietas bahasa yang sama dapat menimbulkan

anggota komunitas yang menghadiri kegiatan kesalahan pemaknaan dari maksud pesan yang

kopdar. Partisipa yang hadir memiliki latar disampaikan. Namun penggunaan komunikasi

belakang berbeda, terdiri dari para penikmat nonverbal tidak serta merta ditidakan,

kopi, barista kedai kopi, pengrajin kopi, pemilik komunikasi verbal ini biasanya mengikuti

kedai, sampai petani kopi. Ada juga dari latar proses penggunaan komunikasi verbal, seperti
Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
110 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116

gestur tubuh pada saat proses penyampaian membahas tentang program kerja komunitas,

pesan, proses pengajuan pertanyaan, penolakan, biasanya dibahas pula tentang isu-isu terbaru

dan respon dengan raut wajah saat menerima yang berkembang, khususnya trend terbaru

hasil dari pesan yang disampaikan. Selain gerak penggunaan alat-alat di dunia kopi, karena dunia

tubuh, komunikasi nonverbal yang ada yaitu kopi juga mengalami pembaharuan mengenai

dengan menggunakan benda-benda atau artevak teknologi yang digunakan berupa alat-alat

yang berhubungan dengan dunia kopi. seduh, alat-alat untuk mengolah. Biasanya

Isi pesan adalah hal apa saja yang juga mengenai perkembangan metode-metode

dikomunikasikan oleh partisipan atau anggota terabarukan yang berasal dari kreativitas para

komunitas dalam situasi saat berlangsungnya peracik kopi atau barista nasional maupun

kegiatan kopdar. isi pesan juga sebagai inti dari internasional, sehingga bisa dijadikan sebagai

pesan yang disampaikan pada saat pembahasan, referensi pengetahuan untuk melatih skill

isi pesan ini yang menentukan pembahasan atau ketrampilan dalam proses pengolahan

berjalan. Keselarasan isi pesan bisa membuat dan proses penyeduhan minuman dari kopi

proses pembahasan berjalan dengan lancar dengan metode seduh terbaru oleh para anggota

dan teratur, jika isi pesan yang ada tidak bisa komunitas. Berbicara mengenai kopi tidak

selaras bahkan tidak dapat dipahami akan hanya membahas tentang event, teknologi,

menimbulkan penghentian proses pembahasan. metode, namun disisi lain ada unsur edukasi

Hal yang sering dibahas atau menjadi topik juga yang diperbincangkan. Karena edukasi

pembicaraan yaitu mengenai program kerja merupakan salah satu upaya memperkenalkan

komunitas yang sudah direncanakan, Karena dan memberikan pengetahuan tentang kopi

biasanya penyusunan pogram kerja akan itu sendiri, tidak jarang juga edukasi yang

dibahas dan direncanakan sesuai dengan mengarah ke dalam ranah dunia bisnis dan usaha.

kebutuhan komunitas, dan perencanaan ini Pembahasan yang bersifat tentatif biasanya

dengan sistem diskusi kelompok agar hasil dari pembahasan mengenai isu-isu sosial, perihal

rancangan program ini berimbang berdasarkan donasi untuk korban bencana, maupun kegiatan

keputusan bersama. Kegiatannya juga tidak sosial lainnya yang memberikan manfaat untuk

hanya mengenai program kerja, namun ada masyarakat sekitar, khususnya yang ada di

juga pembahasan mengenai perlombaan- Kabupaten Karawang. Jadi pembahasan yang

perlombaan yang bisa diikuti dalam lingkup ada tidak hanya membahas mengenai dunia

regional maupun lingkup nasional. Selain kopi, melainkan beberapa lingkup juga dibahas

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh


(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116 111

yang ada di masyarakat. Karena berbicara akan berperan sebagai komunikan atau yang

komunitas, tidak hanya membahas mengenai menyimak dan mnerima pesan. Setelah ketua

komunitas itu sendiri, tetapi ada hal yang dirasa sudah cukup menjelaskan apa yang

lain yang berdampingan dengan keberadaan dibicarakan, barulah partisipan mendapatkan

komunitas juga ikut serta diperbincangkan. giliran untuk menyampaikan sebuah pendapat,

Dalam proses komunikasi, pasti pertanyaan maupun pernyataan yang ada

mempunyai urutan tindakan, dimana dalam hubungannya dengan apa yang sedang

urutan tindakan komunikasi, ada komunikator dibicarakan dalam kopdar. Situasi seperti ini

yang mempunyai tujuan menyampaikan pesan biasanya terjadi pada saat situasi tanya jawab

kepada komunikan. Dan pada saat itu urutan di dalam kopdar. Namun pembahasan di kopdar

pertama yaitu si komunikator yang terlebih tidak terkesan kaku atau secara resmi, namun

dahulu menyampaikan pesan, kemudian pembahasan dilakukan secara santai dan

barulah si komunikan menerima pesan yang bersifat kekeluargaan tapi tetap mengedapanka

disampaikan oleh komunikatir melalui panca keseriusan.

indera yang dimiliki, kemudian barulah si Kaidah itu merupakan sebuah aturan, aturan

komunikan memberikan respon terhadap dibuat dengan tujuan agar sesuatu hal menjadi

pesan yang diterimanya. Urutan tindakan atau tersusun dan runtun. Aturan ini biasanya

urutan tindak komunikatif atau tindak tutur disepakati secara bersama-sama, dan digunakan

mengacu pada alur komunikasi yang terjadi secara terus menerus di dalam kegiatan kopdar,

saat berlangsungnya kegiatan, termasuk alih perubahan mengenai aturan yang sudah

giliran atau fenomena percakapan (Kuswarno, ada sebelumnya dirubah atau diperbaraui

2008). Salah satu contoh yang merupakan berdasarkan kebutuhan da disepakati secara

komponen urutan tindakan dalam kegiatan bersama. Dalam berkomunikasi saja ada aturan

kopdar yaitu, kebiasaan yang berlaku dalam tertentu, ada komunikator yang menyampaikan

proses komunikasi. Maksudnya adalah proses pesan, kemudian ada pesan yang disampaikan,

komunikasi terdapat alih giliran pada saat melalui media apa, kemudian pesan tersebut

penyampaian pesan. Saat ketua komunitas tersampaikan ke komunikan, dan menghasilkan

dengan memimpin kopdar dan memberikan timbal balik. Bisa jadi si komunikan akan

penjelasan mengenai hal yang saat itu memberikan sebuah pesan balik ke komunikator,

sedang dibahas atau diperbincangkan, maka sehingga perubahan ini akan berlaku sesuai

partisipan yang terdiri dari anggota komunitas kebutuhan. Dalam kegiatan kopdar pun sama
Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
112 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116

halnya dengan aturan dalam berkomunikasi, Norma-norma interpretasi, norma

salah satu contohnya dalam sebuah pembahasan merupakan sebuah kebiasaan atau adat yang

mengenai kegiatan atau event komunitas. mempunyai aturan yang berlaku di suatu

Dalam pembahasan mengenai event terdapat kelompok masyarakat. Komponen ini mengacu

penanggung jawab atau biasa disebut dengan pada tata aturan atau norma-norma yang

PIC, biasanya PIC akan menyampaikan berlaku saat berlangsungnya kegiatan, termasuk

perkembangan event sesuai dengan bidangnya, pengetahuan umum, kebiasaan, kebudayaan,

PIC akan menyampaikan ke seluruh partisipan, nilai dan norma yang dianut, tabu-tabu yang

dan kemudian partisipan akan menyimak harus dihindari dan sebagainya (Kuswarno,

apa yang disampaikan oleh PIC tersebut. 2008: 42). Norma-norma yang berlaku di dalam

Jika penyampaiannya dirasa sudah cukup, kegiatan kopdar yaitu adanya sikap saling

barulah proses tanya jawab dimulai, disinilah menghargai pendapat, menghargai orang yang

pertukaran peran terjadi antara komunikator berbicara pada pembahasan di dalam kopdar.

dengan komunikan, dimana awalnya PIC Dalam kopdar sendiri tidak ada jarak yang

seorang komunikator dan pasrtisipan seorang memisahkan kelas sosial antara masing-masing

komunikan, kemudian saling bertukar peran anggota karena status sosialnya, latar belakang

dalam proses komunikasi. Terkadang proses etnis, agama. Perbedaan ini lah yang membuat

tanya jawab tidak hanya melibatkan satu individu harmonisasi dalam berkomunikasi berjalan

saja, namun melibatkan lebih dari 2 individu, dengan baik. Sehingga hasil pembahasan ini

sehingga proses komunikasi bisa terjadi dari merupakan hasil pengkombinasian pendapat dari

arah mana saja atau melalui individu mana berbagai indivdu yang mempunyai pemikiran

saja. Kemudian terjadi proses diskusi kelompok berbeda yang kemudian dikombinasikan dan

untuk menentukan hasil-hasil pembahasan. diseleraskan dengan jalan musyawarah untuk

Dengan demikian, komunikasi kelompok hasil yang mufakat.

biasanya merujuk terhadap komunikasi yang Secara umum gambaran mengenai

dilakukan di dalam sebuah kelompok kecil peristiwa komunikatif melalui komponen

(small group communication) dan bersifat tatap komunikasi dapat menghasilkan sebuah

muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam pola komunikasi yang ada di dalam kegiatan

komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasi kopdar. Pola komunikasi terbentuk berdasarkan

dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya komponen-komponen yang menyusun peristiwa

(Mulyana, 2014). komunikatif yang terjadi di dalam kopdar.

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh


(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116 113

Sumber: Instagram Karawang Menyeduh, 2017

Gambar 1 Proses Komunikasi yang terjadi di dalam kegiatan kopdar

Untuk menemukan pola komunikasi yang ada di terlibat dalam proses komunikasi. Kemudian

dalam kopdar, kemudian menemukan hubungan topik yang dibahas beragam bentuknya, mulai

antara komponen-komponen komunikasi yang dari hal mengenai kopi hingga hal di luar

membentuk peristiwa komunikatif yang ada di kopi, seperti ranah sosial dan ranah bisnis.

dalam kopdar Komunitas Karawang Menyeduh. Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan

Komponen komunikasi hampir semuanya bentuk pesan yang digunakan di di dalam

terjadi di dalam kopdar, dimana yang termasuk kegiatan kopdar, komunikasi verbal yang

dalam lingkup proses komunikasi yaitu proses digunakan yaitu dengan menggunakan varietas

komunikasi yang terjadi melibatkan lebih bahasa yang sama, yaitu dengan menggunakan

dari dua individu sehingga proses komunikasi Bahasa Indonesia yang mudah dipahami oleh

terjadi dari arah mana saja khususnya pada para anggota komunitas dan merupakan bahasa

saat pembahasan. Maksudnya yaitu pesan yang yang umumnya digunakan oleh masyarakat

dikomunikasikan tidak hanya terjadi oleh salah Indonesia, terutama para anggota Komunitas

satu individu saja, melainkan semua partisipan Karawang Menyeduh, serta terdapat juga kaidah

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh


(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
114 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116

yang ada dan tercipta di dalam kopdar yang Maka pola komunikasi bintang atau semua

kemudian disepakati secara bersama. Kemudian saluran (all channels) memberikan kesempatan

menghasilkan tindak-tindak komunikatif yang sama untuk setiap anggota secara aktif

yang diharapkan sesuai dengan topik atau inti melakukan komunikasi, tanpa menganut siapa

pembahasan yang ada. yang menjadi tokoh sentralnya.

Maka dapat dilihat dari penjelasan diatas


SIMPULAN
mengenai pola komunikasi yang terjadi di dalam

kopdar dengan gambar 2, yaitu menggunakan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pola komunikasi multi arah (all channels), karena dijelaskan sebelumnya, maka penelitian tentang
proses komunikasi yang terjadi melibatkan lebih pola komunikasi budaya ngopi di Komunitas
dari 2 individu sehingga membentuk sebuah Karawang Menyeduh dapat disimpulkan bahwa
kelompok diskusi untuk melakukan proses komunikasi yang digunakan di dalam kegiatan
komunikasi. Hal ini selaras dengan pernyataan kopdar menggunakan dua bentuk komunikasi,
mengenai pola komunikasi bintang atau semua yaitu komunikasi verbal dan nonverbal,
saluran (all channels) (Kurniawati, 2017) komunikasi verbal lebih banyak digunakan
adalah pola yang menggambarkan tentang tiga dibandingkan komunikasi nonverbal.
tingkatan atau lebih yang ada dalam organisasi Komunikasi nonverbal biasanya melengkapi
atau komunitas, di mana semua tingkatan dapat komunikasi nonverbal seperti gestur atau
berkomunikasi antara satu dengan lainnya. gerak tubuh pada saat berkomunikasi. Kedua

komunikasi inilah yang membentuk interaksi

simbolik yang terjadi di dalam kopdar, interaksi

simbolik sendiri merupakan sebuah pemahaman

istilah-istilah dan tindakan-tindakan tertentu

dari proses komunikasi, dalam hal ini

pemahaman mengenai istilah-istilah yang ada

di dalam kegiatan kopdar, kemudian disepakati

secara bersama oleh para anggota komunitas.

Komponen-komponen komunikasi yang

menyusun peristiwa komunikatif, menghasilkan


Sumber: Hasil Penelitian, 2020
pola komunikasi yang terjadi di dalam kopdar
Gambar 2 Pola Komunikasi Semua Saluran (all
channels) yaitu menggunakan pola komunikasi bintang
Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116 115

atau semua saluran (all channels), karena proses Ariefyanto, M. I. (2012). Ngopi antara Hobi
komunikasi yang terjadi melibatkan partisipan dan Kebutuhan. Republika. Diakses dari
https://m.republika.co.id/amp/mc8ukk
lebih dari 2 individu.
Azeharie, S. (2016). Pola Komunikasi
Penelitian tentang “Analisis Pola Antara Pedagang dan Pembeli di Desa
Komunikasi Budaya Ngopi Di Komunitas Pare, Kampung Inggris Kediri. Jurnal
Komunikasi. Vol. 7, No.2, 207–223.
Karawang Menyeduh” ini merupakan
Nanda, C. N. & Rita, D. (2018). Pola
penelitian yang dilakukan dalam situasi Komunikasi Virtual Grup Percakapan
pandemic covid 19, sehingga penelitian ini Komunitas Hamur “ HAMURinspiring ”
Di Media Sosial Line. Jurnal Manajemen
masih memiliki kekurangan, namun peneliti
Komunikasi. Vol. 3, No. 1, 34–50.
mendapatkan sedikit gambaran pada saat Evan, J., Lucy, P. & S, Agus. A. (2017). Pola
penelitian pendahuluan. Oleh karena itu, untuk Komunikasi Pada Komunitas Hammers
Bandung. e-Proceeding of Management.
memperbaiki dan menyempurnakan penelitian
Vol.4, No. 3, 3102–3112.
ini, peneliti perlu menyampaikan saran, yaitu Herdiyanto, T. (2020, 25 Januari). Personal
perlu adanya penelitian sejenis yang dilakukan Interview.
Istiyanto, S. B. & Wiwik, N. (2018). Etnografi
secara lebih mendalam. Memperbanyak
Komunikasi Komunitas yang Kehilangan
penelitian mengenai kebudayaan, khususnya Identitas Sosial dan Budaya di Kabupaten
budaya yang ada di dalam suatu komunitas. Cilacap. Jurnal Kajian Komunikasi. Vol. 6,
No. 1, 64–77.
Karena penelitian etnografi komunikasi masih
Kurniawati, I., Wulan, R. R., & Pamungkas, I.
jarang, maka diharapkan ada upaya untuk N. A. (2017). Pola Komunikasi Pertemuan
memperbanyak penelitian sejenis terutama pada Offline Komunitas Insta Nusantara
Bandung. Jurnal Kajian Komunikasi. Vol.
bidang keilmuan komunikasi untuk memberikan
5, No.1, 31-42.
lebih banyak referensi penelitian. Hal ini Kusumawati, T. I. (2016). Komunikasi Verbal
penting karena salah satu upaya memberikan Dan Nonverbal. Al Irsyad: Jurnal
Pendidikan dan Konseling. Vol. 6, No. 2,
pengetahuan baru kepada peneliti berikutnya
83-98.
dan khalayak yang membaca hasil penelitian Kuswarno, E. (2008). Metode Penelitian
ini, untuk menambah ilmu dan pengetahuan. Komunikasi Etnografi Komunikasi.
Bandung: Widya Padjadjaran.
Littlejohn, S. W. & Karen. A. F. (2009). Teori
DAFTAR PUSTAKA
Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Aisha, M. (2019, 7 September). 17+Cafe di Mulyana, D. (2014). Ilmu Komunikasi
Karawang Kota, Galuh Mas, Murah. Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
topijelajah. Diakses dari https://www. Rosdakarya.
topijelajah.com/cafe-di-karawang.html Pengertian Kopi Secara Lengkap. (2019, 24
Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)
116 Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 5, No. 1, Oktober 2020, hlm. 96-116

Januari). Carscoverageonline.com. Diakses 491–503.


dari https://www.carscoverageonline. Solikatun, S., Kartono, D. T., & Demartoto, A.
com/2019/01/24/pengertian-kopi-secara- (2015). Perilaku Konsumsi Kopi Sebagai
lengkap/ Budaya Masyarakat Konsumsi (Studi
Ranjabar, J. (2014). Sistem Sosial Budaya Fenomenologi Pada Peminum Kopi Di
Indonesia Suatu Pengantar. Bogor: Kedai Kopi Kota Semarang). Jurnal
Alfabeta. Analisa Sosiologi. Vol. 4, No. 1, 60–74.
Sentosa, A. T. (2015). Pola Komunikasi Spradley, J. P. (2006). Metode Etnografi.
Dalam Proses Interaksi Sosial Di Pondok Yogyakarta: Tiara Wacana.
Pesantren Nurul Islam Samarinda. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif.
e-Journal Ilmu Komunikasi. Vol. 3, No.3, Bandung: Alfabeta.

Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh


(Musairil Khakamulloh, Mayasari, Eka Yusup)

Anda mungkin juga menyukai