Anda di halaman 1dari 12

KEARIFAN LOKAL DAN

PEMBERDAYAAN
KOMUNITAS
Fara Adinda S
XII IIS 2
14
Eksistensi Kopi Luwak terhadap Daya
Tarik Wisata yang Mempengaruhi Mata
Pencaharian Penduduk di Era
Globalisasi
Pengertian
Pemberdayaan
Kearifan Lokal
Komunitas
Menurut para ahli:
₰ Kearifan lokal ialah suatu kekayaan budaya lokal
yang mengandung kebijakan hidup, pandangan ₰ Robinson, yaitu suatu proses pribadi dan sosial,
hidup (way of life) yang mengakomodasi suatu pembebasan kemampuan pribadi,
kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
₰ Menurut Sedyawati, Kearifan lokal diartikan bertindak.
sebagai kearifan dalam kebudayaan tradisional
suku-suku bangsa. Kearifan dalam arti luas ₰ Hatu, yaitu suatu proses pembangunan di mana
tidak hanya berupa norma-norma dan nilai-nilai masyarakat berinisiatif untuk memulai proses
budaya, melainkan juga segala unsur gagasan,
termasuk yang berimplikasi pada teknologi, kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan
penanganan kesehatan, dan estetika. Dengan kondisi diri sendiri.
pengertian tersebut maka yang termasuk
sebagai penjabaran kearifan lokal adalah
berbagai pola tindakan dan hasil budaya
materialnya.
Sejarah Kopi Luwak
Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji
kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang
kelapa. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia
Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi
terkenal luas di peminat kopi dunia setelah publikasi
pada tahun 1980-an.
Asal mula kopi luwak terkait erat dengan sejarah
pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada
awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan
tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda
terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Kemudian
pekerja perkebunan Indonesia akhirnya menemukan
bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan
buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang
tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan
tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini
kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk,
kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah
kopi luwak.
Kopi Luwak ini menjadi salah satu kearifan lokal yang menjadi idaman pencinta kopi
baik dari masyarakat Indonesia sendiri maupun manca negara. Sehingga berfungsi
sebagai berikut :
₰Menjadikan Kotabumi,Lampung sebagai daerah destinasi wisata
₰Untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
₰Sebagai pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan

Selain menikmati nikmatnya kopi luwak itu sendiri, para wisatawan dan mengunjungi
atau melihat tradisi di Lampung, seperti tradisi
Upacara “Ngebabali”. Upacara ini dilakukan saat membuka huma atau perladangan
baru disaat membersihkan lahan untuk ditanami atau pada saat mendirikan rumah dan
kediaman yang baru.
Ciri-ciri dan Bentuk
Kearifan Lokal
Ciri – ciri Kearifan Lokal :
 Merupakan benteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar.
 Mempunyai kemampuan mengakomodasi budaya luar.
 Mempunyai kemampuan memberi arah perkembangan budaya.
 Mempunyai kemampuan mengintegrasi atau menyatukan budaya luar dan budaya asli.

Bentuk dari kearifan lokal yang saya kaitkan dengan judul kopi luwak ini yaitu berwujud
nyata (tangible) yang aspeknya berupa tanaman kopi.
Potensi Kearifan Lokal dan Prinsip
Pemberdayaan Komunitas
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam, tentunya mengajarkan kita untuk
tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan. Hal ini bertujuan agar berkelanjutan
hidup dan diri kita sendiri terus terjaga.

Menurut saya prinsip yang di gunakan dari kopi luwak ini adalah dengan
mengurangi eksploitasi (reduce) yang menjadikan lahan tidak jelas menjadi lahan
perkebunan kopi sehingga dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan komunitas
lokal.
Tujuan dan Sasaran Pemberdayaan Komunitas
Membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian itu meliputi kemandirian bertindak,
beripikir dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Komunitas lokal dari Kopi Luwak sendiri sudah banyak
yang melakukan berbagai macam pemasaran ke seluruh Indonesia sampai ke negara – negara lain seperti Eropa
(Uni Eropa & Belanda), Amerika, Jepang.

Tahapan yang di gunakan dalam pemberdayaan komunitas kopi luwak ini yaitu dengan pemanfaatan
(harnessing) dan setelah itu (using) yaitu menggunakan keterampilan dari kehidupan sehari - hari. Karena masih
banyaknya lahan yang kosong di daerah Lampung.
Hakikat Pemberdayaan Komunitas
◦ Menurut Tri Winarni, inti pemberdayaan meliputi tiga hal, yaitu
mengembangkan (enabling), memperkuat potensi atau daya
(empowering), dan memperkuat kemandirian. Dengan begitu dapat
meningkatkan terciptanya komunitas lokal yang sejahtera baik dari
petani kopi, distributor kopi, pasar/market, angkutan dan juga
meningkatkan pendapatan asli daerah. Terutama daerah Lampung ini
yang masih banyak lahan perkebunan kopi dan masyakarakat yang
membudidayakan tanaman luwak untuk dibuat kopi harus kita jaga agar
tidak di pengaruhi oleh negara lain.
Komunitas Lokal Sebagai Tameng Arus
Negatif Globalisasi
Globalisasi dan modernisasi masuk dan mempengaruhi seluruh negara
di dunia termasuk kearifan lokal yang ada di dalamnya. Maka dari itu
Kopi Luwak merupakan salah satu tameng dari arus dari negatif
globalisasi seperti daerahnya yang memiliki banyak lahan/tanah adat
atau tanah ulayat yang tidak boleh di ganggu gugat oleh negara lain
bahkan komunitas lokal lain sekalipun.
Perubahan Sosial
Seiring perkembangan zaman, banyak masyarakat Indonesia salah
satunya yaitu sebagai pencinta kopi lebih banyak memilih gaya hidup
yang mewah. Contohya lebih memilih tempat kopi seperti café di
bandingkan warung kopi biasa. Maka dari itu pihak komunitas lokal
mengembangkan idenya dengan empowering yang banyak membuat
café – café di setiap daerah yang bergaya barat dan nama kopinyapun
ala barat tetapi bahan kopi yang di gunakan adalah produk dalam
negeri maka proses perubahan tersebut dinamakan akulturasi.
Sehingga menjadikan income yang baik untuk pemilik kopi sendiri,
pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Ketimpangan Sosial
◦ Hakikat Ketimpangan Sosial
Berdasarkan definisi dari Naidoo dan Wills, ketimpangan sosial merupakan perbedaan-
perbedaan dalam pemasukan (income), sumber daya (resources), kekuasaan (power), dan status
di dalam dan antara masyarakat.

◦ Akibat Ketimpangan Sosial


Ketimpangan sosial menimbulkan beberapa akibat seperti, kriminalitas, melemahnya jiwa
wirausaha, kemiskinan, dll.
Saya akan mengambil akibat ketimpangan sosial dari sisi kemiskinan. Dari banyaknya
komunitas lokal, ada kelompok penduduk yang menjadi lebih kaya karena hasil dari perdangan
kopi. Sehingga terjadi pola hidup yang lebih materialistis dan individualistis. Dan ada juga
kelompok lain yang tidak terkait dengan perdagangan kopi yang menjadikan kelompok itu tetap
miskin atau bisa di bilang hidupnya masih secara tradisional.

Anda mungkin juga menyukai