Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Cafe atau kafe adalah tempat yang menyajikan makanan, minuman, dan
kopi, serta tempat untuk bersantai dan berkumpul dengan teman atau rekan
bisnis. Awal mula kedai kopi atau kafe berasal dari abad ke-16 di Eropa, di
mana kopi menjadi semakin populer sebagai minuman di kalangan
bangsawan. Kemudian, pada abad ke-17, kedai kopi mulai muncul di seluruh
Eropa, dan kafe menjadi tempat yang penting bagi para intelektual dan
budayawan untuk berdiskusi dan bertukar ide (Marlina, 2018).

Kedai kopi modern pertama dibuka pada awal abad ke-20 di Amerika
Serikat, di mana kedai kopi menjadi semakin populer di kalangan pekerja
kantor. Kemudian, dengan berkembangnya kultur kopi, kedai kopi mulai
menjual berbagai jenis kopi, teh, dan makanan ringan, dan menjadi tempat
yang populer untuk bersantai dan berbincang-bincang. Kedai kopi atau kafe
telah menjadi fenomena global saat ini.

Tidak hanya menyajikan kopi dan minuman lainnya, kedai kopi modern
juga menawarkan berbagai macam makanan dan camilan, serta memberikan
tempat yang nyaman dan santai untuk berkumpul dan bekerja. Beberapa kedai
kopi juga memiliki karakteristik dan gaya unik, seperti kedai kopi yang fokus
pada kopi organik atau kedai kopi yang mendukung petani lokal.Kafe atau
coffee shop telah menjadi salah satu tempat nongkrong yang populer bagi
anak muda pada saat ini.

Hal ini karena kafe menyediakan suasana yang nyaman dan santai untuk
berkumpul dengan teman atau bahkan untuk bekerja atau belajar. Selain itu,
kafe juga menawarkan berbagai macam minuman dan makanan yang disukai
oleh anak muda, seperti kopi, teh, smoothie, dan camilan ringan.Terkait
dengan budaya nongkrong anak muda, kafe juga telah menjadi tempat untuk
berbagai kegiatan, seperti mengadakan acara live music, open mic, hingga
pameran seni. Hal ini menciptakan lingkungan sosial yang ramah dan
mendukung untuk berkumpul dengan teman dan bertemu orang baru.

Secara keseluruhan, kafe telah menjadi salah satu tempat nongkrong dan
berkumpul yang penting bagi budaya anak muda saat ini, dengan
menawarkan suasana yang nyaman, mendukung kreativitas, dan memberikan
ruang untuk berinteraksi dengan teman dan komunitas yang lebih besar.
Budaya nongkrong di coffee shop menjadi salah satu kegiatan yang sangat
populer di kalangan anak muda saat ini. Dalam jurnal (Navulani & , Dr. Arie
Sujito, S. Sos., 2021) , Sunyi Coffee yang terkenal dengan barista tuna rungu-
nya dapat menawarkan pengalaman yang unik dan berbeda bagi pengunjung
kafe.

Sunyi Coffee memberikan pengalaman yang berbeda dengan atmosfer


yang tenang dan nyaman, serta keunikan dari barista tuna rungu mereka. Kafe
ini menyediakan berbagai macam kopi yang berkualitas, dengan harga yang
terjangkau, dan menu makanan yang lezat. Anak muda yang berkunjung ke
Sunyi Coffee dapat menikmati suasana yang ramah dan inklusif, serta dapat
belajar dan merasakan pengalaman baru dengan berinteraksi dengan barista
tuna rungu (Navulani & , Dr. Arie Sujito, S. Sos., 2021). Pengalaman ini
dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang keberagaman dan
inklusivitas dalam masyarakat.

Anak muda yang berkunjung ke Sunyi Coffee dapat menikmati suasana


yang ramah dan inklusif, serta dapat belajar dan merasakan pengalaman baru
dengan berinteraksi dengan barista tuna rungu. Pengalaman ini dapat
meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang keberagaman dan
inklusivitas dalam masyarakat. Lain halnya, Sunyi Coffee juga menawarkan
berbagai acara menarik, seperti konser musik dan acara sosial, yang
menciptakan atmosfer yang hidup dan interaktif di kafe tersebut. Ini membuat
pengunjung kafe dapat merasakan pengalaman yang lebih terlibat dan kreatif
saat berkumpul dengan teman atau melakukan kegiatan lainnya di kafe.

Sunyi Coffee juga menjadi pilihan yang baik bagi anak muda yang ingin
menikmati kopi dan makanan ringan sambil bekerja atau belajar. Kafe ini
menyediakan fasilitas yang nyaman, seperti Wi-Fi gratis dan coliving space
yang dapat digunakan oleh pengunjung. Dalam hal ini, Sunyi Coffee
memberikan pengalaman yang unik dan berbeda bagi pengunjung kafe
dengan kombinasi suasana yang ramah dan inklusif, keunikan dari barista
tuna rungu, berbagai macam acara menarik, serta fasilitas yang nyaman. Ini
membuat Sunyi Coffee menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi anak
muda untuk nongkrong dan berkumpul dengan teman.

Tuna rungu adalah istilah untuk orang yang mengalami gangguan


pendengaran yang sangat signifikan. Meskipun barista di Sunyi Coffee
mengalami kebutaan, tetapi mereka tetap dapat melakukan pekerjaan mereka
dengan baik dan menghasilkan kopi berkualitas tinggi. Keberadaan barista
tuna rungu di Sunyi Coffee telah menjadi bagian dari komunikasi pemasaran
kafe tersebut. Kafe ini menekankan bahwa mereka menghargai keragaman
dan inklusivitas, serta memberikan kesempatan kepada orang dengan
kebutuhan khusus untuk bekerja dan menunjukkan bakat mereka.

Menciptakan citra kafe yang ramah dan peduli terhadap lingkungan sekitar
serta membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan
orang dengan kebutuhan khusus. Dalam hal ini, Sunyi Coffee telah
mendapatkan perhatian media dan popularitas yang cukup besar di sosial
media, yang membantu meningkatkan visibilitas dan popularitas kafe. Ini
juga membantu menghasilkan citra kafe yang unik dan berbeda dari kafe-kafe
lain di sekitarnya.

Kafe juga menggunakan strategi pemasaran yang cerdas dengan


memanfaatkan platform media sosial, seperti Instagram dan Facebook, untuk
berbagi cerita dan foto tentang kafe, termasuk tentang barista tuna rungu
mereka. Ini membantu menarik minat pelanggan potensial, terutama mereka
yang tertarik dengan keberagaman dan inklusivitas. Secara keseluruhan,
Sunyi Coffee telah berhasil memanfaatkan keberadaan barista tuna rungu
mereka sebagai bagian dari komunikasi pemasaran, yang membantu
menciptakan citra kafe yang unik dan berbeda, serta meningkatkan visibilitas
dan popularitas kafe. Secara keseluruhan, Sunyi Coffee telah berhasil
memanfaatkan keberadaan barista tuna rungu mereka sebagai bagian dari
komunikasi pemasaran, yang membantu menciptakan citra kafe yang unik
dan berbeda, serta meningkatkan visibilitas dan popularitas kafe.

Orang tuli mirip dengan manusia pada umumnya, namun mereka memiliki
kekurangan pendengaran. Penyandang tunarungu membutuhkan komunikasi
dalam kehidupannya, sebagai manusia, mereka masih memiliki kemampuan
untuk mengandalkan manusia lain untuk kebutuhan sehari-hari. Orang tuli
memiliki organ di telinganya yang rusak atau terganggu. Mereka lebih
terbiasa disebut tuli daripada tunarungu. Terkait dengan komunikasi,
penyandang tunarungu lebih menyukai Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)
dalam aktivitas sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-harinya penyandang disabilitas seperti orang tuli


seringkali tidak diperhitungkan partisipasinya dalam perkembangan sosial
dan ekonomi, sehingga peran menjadi rentan terhadap keadilan serta
kesetaraan. Dari beberapa penelitian sebelumnya, permasalahan
dilatarbelakangi bahwa penyandang disabilitas sebagai individu yang
bergantung pada supervisor. Alhasil, Sunyi House of Coffee and Hope
menciptakan inovasi dengan membuka lapangan kerja bagi penyandang
disabilitas. karyawan dan barista di kedai kopi adalah individu tuli.

Dari permasalahan ini, peneliti ingin meneliti bagaimana budaya


nongkrong anak muda yang menciptakan komunikasi interpersonal yang
terjadi oleh barista Sunyi Coffee dengan pelanggannya. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan pendekatan studi kasus dan metode deskriptif
kualitatif. Studi ini mencoba mencari pemahaman budaya atau gaya hidup
anak muda yang memiliki kebiasaan nongkrong di Coffee Shop.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori kajian budaya. Teknik


pengumpulan data yang digunakan peneliti ialah pengamatan dan wawancara.
Akhirnya hasil penelitian ini mendeskripsikan budaya nongkrong anak muda
yang menikmati keunikan Sunyi Coffee Shop.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan ;
 “Bagaimana budaya nongkrong anak muda yang menikmati keunikan
dari ‘Sunyi Coffee Shop’ di Bekasi Jawa Barat?”
 Bagaimana pegawai penyandang disabilitas menghadapi dunia kerja
saat ini.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji budaya nongkrong anak
muda yang menikmati keunikan dari “Sunyi Coffee Shop” di Bekasi Jawa
Barat. Mengetahui cara komunikasi yang dilakukan pegawai disabilitas
“Sunyi Coffee”

1.4 Manfaat Penelitian


Memberikan informasi kepada pembaca mengenai Budaya nongkrong
anak muda dan keunikan dari “Sunyi Coffee Shop”. Memberikan pandangan
kepada khalayak luas bahwasannya penyandang disabilitas bukan persoalan
untuk mendapatkan pekerjaan saat ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori

Anda mungkin juga menyukai