Databoks.co.id 2019
Budaya ngopi di Bali masuk seiring dengan berkembangnya pariwisata di
Bali. Banyak wisatawan meminum kopi saat mereka sarapan sehingga kopi adalah
salah satu minuman wajib yang di siapkan restaurant untuk wisatawan yang
berkunjung ke restaurant mereka. Karena kebanyakan wisatawan yang dating
berkunjung ke Bali dari barat sehingga kopi yang di sediakan juga kopi ala barat
seperti cappuccino, latte, espresso dan sebagainya. Seiring berkembangnya
pariwisata dan banyaknya penikmat kopi maka sedikit demi sedikit bermunculan
lah kedai kopi di Bali yang paling terkenal saat ini yaitu starbuck dimana para
pengunjung bisa datang untuk minum kopi dan mengadakan pertemuan. Menurut
Kevindra Soemantri, seorang pemerhati kuliner dan gaya hidup, menjamurnya
kedai kopi di mulai saat film filosofi kopi mulai di kenal banyak orang di
Indonesia dan biji kopi terbaik Indonesia mulai di ketehui banyak orang. Begitu
juga kedai-kedai kopi di Bali yang awalnya hanya menggunakan kopi lokal Bali
dengan cara pengolahan sederhana sekarang ada banyak biji kopi dari berbagai
daerah di Indonesia bahkan mengimpor biji kopi dari Brazil, bagi para pecinta
kopi setiap kopi memili cita rasa yang khas dan unik sehingga kedai-kedai kopi
sering mengkoleksi lebih dari satu jenis kopi untuk membuat variasi rasa dari
kopi.
Sebagai salah satu kedai kopi di Bali Gangga coffee adalah the best coffee
shop di Ubud berdasarkan tripadvisor. Gangga kopi adalah salah satu kedai kopi
yang letaknya agak jauh dari sentral Ubud, kedai kopi ini mempunyai daya Tarik
tersendiri sehingga mereka mempunyai pengunjung yang memang hampir setiap
hari menghabiskan waktu di kedai kopi ini atau sekedar datang untuk meminum
kopi. Interior ruangan kedai kopi ini sangatlah unik dan menarik sehingga anak-
anak muda yang gemar melakukan foto-foto terlihat menikmati dan senang datang
berkunjung. Rasa kopi dari gangga kopi juga tidak kalah dari kedai-kedai kopi
lainnya. Gangga kopi mengoleksi biji kopi dari banyak tempat dari seluruh
Indonesia seperti biji kopi Gayo, Bajawa, Kintamani dan beberapa kopi import
yang membuat orang yang datang berkunjung senang karena ada banyak pilihan
kopi.
Gambar 1.2
Tripadvisor 2019
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian laporan ini terdiri dari lima bab, setiap bab merupakan
satu kesatuan sehingga memudahkan untuk memahami isi dari laporan ini.
Adapun sistematika penyajian tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, serta sistematika penyajian.
BAB II: Tinjauan Pustaka
Pada bab ini berisi tentang telaah hasil penelitian sebelumnya dan deskripsi
konsep yang terdiri dari tinjauan tentang konsumen, tinjauan tentang produk yang
berupa makanan, minuman dan pelayanan jasa, tinjauan tentang perilaku
konsumen, faktor-faktor yang menentukan keputusan pembelian produk dan jasa,
dan tinjauan tentang restoran serta coffee shop.
BAB III: Metode Penelitian
Berisi tentang lokasi, definisi operasional variabel (DOV), jenis dan sumber
data, teknik penentuan sampel, teknik penentuan informan dan teknik analisis
data.
BAB IV: Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini pembahasan menguraikan tentang hasil penelitian yang terdiri
dari gambaran umum, sejarah, fasilitas Gangga Coffee, pembahasan terkait
dengan masalah faktor-faktor yang menentukan keputusan pembelian produk dan
jasa di Gangga Coffee.
BAB V: Simpulan dan Saran
Bab simpulan dan saran ini akan menguraikan tentang simpulan mengenai
apa yang diuraikan pada bab hasil dan pembahasan ini serta saran sebagai
masukan yang bersifat membangun baik bagi perusahaan yang diteliti maupun
pembaca.
G. Telaah Penelitian Sebelumnya
Penelitian ketiga dari Antony dan Jolanda (2012) yang berjudul Analisis
Faktor-Faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih
Starbucks Coffee di Galaxy Mall Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dari produk, harga, lokasi, dan promosi terhadap keputusan konsumen
dalam memilih Starbucks Coffee di Galaxy Mall, serta mengetahui faktor mana
yang berpengaruh dominan. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif
terhadap 130 responden sebagai sampel. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
pengaruh yang signifikan dari produk, harga, lokasi, dan promosi terhadap
keputusan konsumen dan secara dominan faktor harga yang mempunyai pengaruh
paling besar terhadap keputusan konsumen dalam memilih Starbucks Coffee di
Galaxy Mall.
Tabel 2.1
Perbedaan dan persamaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian
Sebelumnya
No Judul Penelitian Peneliti Tahun Perbedaan Persamaan
1. Analisis Faktor- Yakut 2012 Tempat, Fokus Penelitian
Faktor yang Dekrita Sari Waktu, (Membahas
mempengaruhi Metode mengenai
Keputusan Penelitian faktor-faktor
Konsumen dalam keputusan
Membeli Produk pembelian)
Industri Garmen
2. Analisis Faktor- Saputro 2016 Tempat, Metode
Faktor yang waktu Penelitian
mempengaruhi
keputusan pembelian
(Studi pada
Konsumen Warung
Dongeng Kopi Jogja
di Yogyakarta )
3. Analisis Faktor- Antony 2012 Tempat, Metode
Faktor yang Jolanda waktu Penelitian,
mempengaruhi Teknik
keputusan konsumen penentuan
dalam memilih sampel
Starbucks Coffee di
Galaxy Mall
4. Analisis Faktor- Marbun dkk 2014 Tempat, Pengumpulan
Faktor yang waktu data, Metode
mempengaruhi Penelitian,
Perilaku Konsumen Teknik
Kopi Luwak Penentuan
bermerek di Kota Sampel,
Medan Membahas
mengenai faktor
pembentuk
keputusan
pembelian
5. Faktor-Faktor yang Catrina 2016 Tempat, Pengumpulan
mempengaruhi waktu data, Metode
keputusan Pembelian Penelitian,
minuman Kopi di Teknik
Malabar Mountain Penentuan
Cafe Kota Bogor Sampel,
Membahas
mengenai faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
pembelian
Sumber : Hasil Analisis Penelitian Sebelumnya, 2019
H. Deskripsi Konsep
1. Tinjauan tentang Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004:25)
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “The term consumer behavior refers
to the behavior that consumers display in searching for, purchasing, using,
evaluating, and disposing of products and services that they except will satisfy
their needs”. Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi
dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka.
Menurut Winardi dalam Sumarwan (2004:25) Perilaku konsumen adalah
perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan
menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. Secara sederhana perilaku
konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
menggunakan dan menghabiskan produk (barang dan jasa).
Gambar 2.1
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
2) Pencarian Informasi
Menurut Engel et al (1994) konsumen akan mencari informasi yang
disimpan dalam ingatan atau pencarian internal dan mendapatkan informasi yang
relevan dengan keputusan dari lingkungan atau pencarian eksternal. Pencarian
internal adalah pencarian informasi melalui ingatan untuk melihat pengetahuan
yang relevan dengan keputusan. Apabila pencarian internal tidak mencukupi,
maka konsumen akan mencari informasi tambahan melalui pencarian eksternal
dari lingkungan.
Sedangkan menurut Kotler (2007) terdapat dua kategori dalam pencarian
informasi, yaitu penguatan perhatian dan aktif mencari informasi. Pada level
penguatan perhatian konsumen hanya sekedar peka terhadap informasi.
Sedangkan pada level selanjutnya konsumen mulai aktif mencari informasi
seperti mencari bahan bacaan, menelepon teman dan mengunjungi toko untuk
mempelajari produk. Pengaruh dari sumber informasi ini bervariasi menurut
produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar
informasi mengenai suatu produk dri sumber komersial yang dikendalikan oleh
pemasar. Namun, sumber paling efektif adalah sumber pribadi. Sumber komersial
biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau
mengevaluasi produk bagi pembeli.
3) Evaluasi Alternatif
1. Faktor Demografi
Keputusan pembelian dari seorang konsumen dapat dipengaruhi oleh
karakteristik demografi, yaitu: jenis kelamin, usia dan siklus hidup, pekerjaan,
pendapatan, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.
a. Jenis Kelamin
Seseorang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa
hidup. Mereka juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, sehingga
seorang pemasar sering kali menetapkan pasar sasaran mereka berdasarkan
tahap siklus hidup dan mengembangkan produk yang sesuai rencana pemasar
untuk setiap tahapannya.
c. Pekerjaan
d. Pendapatan
e. Gaya hidup
2. Faktor Psikologis
a. Motivasi
1. Motif pembelian, terdiri dari (a) Motif pembelian primer, adalah motif yang
menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori pemakaian dan (b) Motif
pembelian selektif, adalah motif yang mempengaruhi tentang merek atau
model dari kelas produk atau cara penjual yang dipilih seperti motif ekonomi,
status, prestasi, keamanan dan sebagainya.
2. Motif penyebab orang membeli, terdiri dari (a) Motif rasional, adalah motif
yang didasarkan pada kenyataan yang ditujukan oleh suatu produk pada
konsumen, seperti : harga, mutu, pelayanan dan daya tahan dan sebagainya,
dan (b) Motif emosional, adalah motif yang berkaitan dengan perasaan, atau
emosi individual, seperti : ungkapan rasa kasih sayang, kebanggaan,
kepraktisan dan sebagainya.
b. Persepsi
c. Pengetahuan
3. Faktor Sosial
a. Kelompok Acuan
b. Keluarga
Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang
berhubungan melalui darah, perkawinan, adopsi dan tinggal bersama (Engel dan
kawan-kawan, 1994). Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi dengan
keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan
(Kotler,1997).
b. Porsi
Dalam setiap penyajian makanan sudah ditentukan porsi standarnya yang
disebut standard portion size. Standard portion size didefinisikan sebagai
kuantitas item yang harus disajikan setiap kali item tersebut dipesan.
c. Bentuk
Bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata. Bentuk
makanan yang menarik bisa diperoleh lewat cara pemotongan bahan makanan
yang bervariasi, misalnya wortel yang dipotong dengan bentuk dice atau biasa
disebut dengan potongan dadu digabungkan dengan selada yang dipotong
chiffonade yang merupakan potongan yang tidak beraturan pada sayuran.
d. Temperatur
Konsumen menyukai variasi temperatur yang didapatkan dari makanan satu
dengan lainnya. Temperatur juga bisa mempengaruhi rasa, misalnya rasa manis
pada sebuah makanan akan lebih terasa saat makanan dan minuman tersebut
masih hangat, sementara rasa asin pada sup akan kurang terasa pada saat sup
masih panas.
e. Tekstur
Ada banyak tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair atau padat,
keras atau lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus serta bentuk
makanan dapat dirasakan lewat tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut.
f. Aroma
Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen
sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium makanan
tersebut.
g. Tingkat kematangan
Tingkat kematangan makanan akan mempengaruhi tekstur dari makanan.
Misalnya wortel yang direbus cukup akan menjadi lunak daripada wortel yang
direbus lebih cepat. Untuk makanan tertentu seperti steak setiap orang memiliki
selera sendiri-sendiri tentang tingkat kematangan steak.
h. Rasa
Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu manis,
asam, asin, pahit. Dalam makanan dan minuman tertentu empat rasa ini
digabungkan sehingga menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.
i. Innovative food
Merupakan keahlian dalam melakukan inovasi seperti pencampuran bahan
satu dengan bahan makanan lainnya, variasi rasa. Lundvall dalam Shaharudin et al
(2011) telah mendefiniskan inovasi sebagai proses yang berkelanjutan
meninggalkan, mencari, dan mengeksplorasi yang menghasilkan produk-produk
baru, teknik baru, bentuk-bentuk baru organisasi, serta pasar baru.
2. Dimensi Kualitas Jasa
Menurut Parasuraman A, Zeithaml dan Berry (1988) Kualitas jasa dapat
didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan
pelanggan atas layanan yang mereka terima, jika kenyataan melebihi dari yang
diharapkan maka layanan dapat dikatakan berkualitas dan sebaliknya.
Menurut Parasuraman A, Zeithaml dan Berry (1988) Dimensi kualitas jasa
dapat dibagi menjadi lima, yaitu :
a. Keandalan (Reliabilty), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
sesuai dengan janji yang ditawarkan.
b. Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan
dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat dan
tanggap, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan,
kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan
pelanggan.
c. Jaminan (Assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan
terhadap produk secara tepat, kualitas keramahan, perhatian dan kesopanan
dalan memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi,
kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa
yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi ini meliputi :
1. Kompetensi (competence), yaitu keterampilan dan pengetahuan yang
dimiliki oleh karyawan untuk melakukan pelayanan.
2. Kesopanan (courtesy), yaitu keramahan, perhatian dan sikap para
karyawan.
3. Kredibilitas (credibility), yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi, dan
sebagainya.
d. Empati (Emphaty), yaitu perhatian secara individual yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan
pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan
kebutuhan pelanggannya. Dimensi ini meliputi:
1. Akses (Access), yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang
ditawarkan perusahaan.
2. Komunikasi (communication), yaitu kemampuan melakukan
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau
memperoleh masukan dari pelanggan.
3. Pemahaman kepada pelanggan (understanding the customer), yaitu
usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
e. Benda berwujud (Tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, seperti
gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan,
kerapian, dan kenyamanan ruangan serta kelengkapan peralatan
komunikasi dan penampilan karyawan.
Tabel 2.2
Jenis Restoran Berdasarkan Makanan dan Minuman serta Kegiatan yang
ada di dalamnya
Jenis Restoran Keterangan
A’la Carte Restaurant Menu lengkap dan merupakan restoran tanpa
aturan mengikat atau bebas.
Table d’hote Restoran dengan menu yang lengkap dan
menyajikan setiap menu berurutan dari menu
pembuka sampai penutup. Biasanya erat
hubungannya dengan hotel.
Coffee Shop Merupakan tempat makan dan minum yang
menyuguhkan suasana santai tanpa aturan yang
mengikat dan biasanya menyuguhkan racikan kopi
sebagai menu spesial diluar makanan-makanan
kecil atau makanan cepat saji
Cafetaria Merupakan tempat makan dan minum yang
terbatas dengan menyajikan roti atau sandwich
serta minuman-minuman ringan yang tidak
beralkohol, biasanya erat hubungannya dengan
kantor.
Canteen Merupakan tempat makan dan minum yang
menyajikan berbagai makanan-makanan instan
dengan harga yang terjangkau.
Continental restaurant Restoran yang memberikan kebebasan bagi
Konsumennya untuk memilih bahkan mengiris
makanan yang dipesannya sendiri.
Carvery Merupakan restoran yang biasanya terdapat
mmotel kecil dan menyajikan makanan dan
minuman sederhana.
Discotheque Merupakan tempat makan dan minum yang
menyuguhkan suasana hingar bingarmusik sebagai
daya tariknya. Biasanya menyuguhkan makanan
dan minuman cepat saji.
Fish and Chip Shop Restoran yang menyajikan menu ikan atau snack
sebagai menu utama.
Grill Room Restoran dengan menu masakan panggang atau
barbeque sebagai menu andalan.
Intavern Restoran kecil di pinggiran kota yang biasanya
menyuguhkan makanan cepat saji dan minuman
kopi.
Pizzeria Restoran dengan menu pizza dan pasta sebagai
menu utama.
Creeperie Restoran yang menyajikan menu crepes dan
manisan.
Pub Restoran yang menjual minuman beralkohol.
Cafe Tempat untuk makan dn minum dengan sajian
cepat saji dan menyuguhkan suasana yang santai
atau tidak resmi.
Specialty Restaurant Merupakan tempat untuk makan dan minum yang
memiliki tem khusus atau kekhususan menu
masakan yang akan disajikan dan biasanya
memiliki citarasa yang berbeda dengan restoran
lain.
Terrace Restaurant Merupakan tempat makan dan minum yang
umumnya terletak di luar ruangan dan biasanya
erat hubungannya dengan fasilitas hotel. Di negara-
negara barat terrace restaurant biasanya hanya
buka saat musim panas saja.
Gourment Restaurant Merupakan tempat untuk makan dan mnum yang
biasanya diperuntukkan bagi orang-orang yang
sangat mengerti akan citarasa sehingga banyak
menyediakan makanan-makanan lezat dengan
pelayanan yang megah dan harga yang mahal.
Family Restaurant Merupakan restoran sederhana untuk makan dan
minum keluarga atau rombongan dengan harga
yang tidak mahal serta menyuguhkan suasana
nyaman dan santai.
Main Dining Room Merupakan ruang makan besar atau restoran yang
umumnya terdapat di hotel, penyajian makanannya
secara resmi, servis yang diberikan dapat
menggunakan gaya Perancis maupun Russia,
sedangkan orang-orang yang datang pada
umumnya juga menggunakan pakaian resmi
formal.
Sumber: Marsum (2005)
b. Coffee Shop
Menurut wikipedia, kata kafe (dalam arti kedai kopi) berasal dari bahasa
Perancis yaitu Cafe yang artinya juga kopi. Kafe yang semula selalu di pinggir
jalan dan sederhana, sekarang masuk ke dalam gedung hotel berbintang atau mall
dengan berbagai nama. Salah satunya adalah coffee shop yang sekarang praktis
menjual makanan berat juga, tetapi juga melayani tamu yang memesan minuman
dan makanan kecil.
Coffee Shop ini dipilih karena Gangga Coffee belum pernah dilakukan
penelitian mengenai faktor-faktor yang menentukan keputusan pembelian produk
(berupa makanan dan minuman) dan jasa (berupa pelayanan).
Menurut Peter and Olson (2000) Pembelian yang dilakukan konsumen secara
kuat dipengaruhi oleh karakteristik demografi, psikologis, sosial dan budaya.
a. Karakteristik Demografi
Keputusan pembelian dari seorang konsumen dapat dipengaruhi oleh
karakteristik demografi sesuai dengan penelitian di lapangan, yaitu: jenis
kelamin, usia dan pekerjaan, negara asal
b. Karakteristik Psikologis
Pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh karakteristik psikologis
utama sesuai dengan penelitian di lapangan, yaitu motivasi (Tujuan datang
dan membeli).
c. Karakteristik Sosial
Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu manis,
asam, asin, pahit. Dalam makanan dan minuman tertentu empat rasa ini
digabungkan sehingga menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.
s. Innovative food
Merupakan keahlian dalam melakukan inovasi seperti pencampuran bahan
satu dengan bahan makanan lainnya, variasi rasa. Lundvall dalam Shaharudin et al
(2011) telah mendefiniskan inovasi sebagai proses yang berkelanjutan
meninggalkan, mencari, dan mengeksplorasi yang menghasilkan produk-produk
baru, teknik baru, bentuk-bentuk baru organisasi, serta pasar baru.
Menurut Parasuraman A, Zeithaml dan Berry (1988) Dimensi kualitas jasa
dapat dibagi menjadi lima, yaitu :
a. Keandalan (Reliabilty), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
sesuai dengan janji yang ditawarkan.
b. Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan
dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat dan
tanggap, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan,
kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan
pelanggan.
c. Jaminan (Assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan
terhadap produk secara tepat, kualitas keramahan, perhatian dan kesopanan
dalan memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi,
kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang
ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan.
d. Empati (Emphaty), yaitu perhatian secara individual yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan,
dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan
pelanggannya.
e. Benda berwujud (Tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, seperti
gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan,
kerapian, dan kenyamanan ruangan serta kelengkapan peralatan komunikasi
dan penampilan karyawan.
Untuk lebih jelasnya, variabel dan indikator faktor – faktor yang menentukan
keputusan pembelian produk dan jasa dapat dilihat Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
7. Jenis Data
1. Data Kualitatif
Dalam Kualitatif adalah data yang dikumpulkan tidak dalam bentuk angka
namun berupa kata-kata yang dipergunakan untuk melengkapi pembahasan
(Sugiyono, 2015 : 22). Data kualitatif dalam penelitian untuk meliput : gambaran
umum pariwisata tentang kawasan Seminyak dan variabel indikator dari
preferensi konsumen dalam pengambilan keputusan membeli produk Titik Temu
Coffee Seminyak.
2. Data Kuantitatif
8. Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan di
lokasi penelitian (Sugiyono, 2015 : 193) data ini di dapat dengan mengumpulkan
beberapa data dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan Badan Pusat Statistik
Provinsi Bali.
2. Data sekunder
b. Kuesioner (Angket)
c. Dokumentasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetatapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015:
61). Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus slovin
dengan taraf kesalahan 10% melalui rumus sebagai berikut:
N
Rumus: n=
1+ N ( e ) ²
Keterangan :
N 69480
n= 2
= 2
=99,85=100
1+ N ( e ) 1+69480 ( 0,1 )
Keterangan :
r xy = Koefisien Korelasi
N = Banyaknya Sampel
χ
Σ = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertayaan
ΣΥ = Jumlah skor keseluruhan untuk semua item pertanyaan
2. Uji Reliabilitas
(
N S ( 1−Σ Si )
)
2 2
r =α =
N −1 S
2
Keterangan :
α = Koefisien Reliabilitas Cronbach Alpha
2
S = Varians skor keseluruhan
si2 = Varians masing-masing item
Indikator pengukuran reliabilitas dibagi dengan tingkatan-tingkatan
reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.3
Skala Cronbach’s Alpha
3. Analisis Faktor
Dalam hal ini dengan menggunakan uji Keiser Mayer Olkin (KMO) dan
Barlett’s Test of Sphericity, pengukur MSA (Measure of Sampling Adequacy) dan
Anti Image Matrics. Metode Keiser Mayer Olkin (KMO) mengukur kecukupan
sampling secara menyeluruh dan untuk mengukur kecukupan sampling untuk
setiap indikator. Metode ini mengukur homogenitas indikator. Metode KMO ini
tidak memerlukan uji statistika, tetapi ada petunjuk yang digunakan untuk melihat
homogenitas indikator-indikator seperti yang disarankan oleh Keiser. Formula
untuk menghitung KMO adalah sebagai berikut:
Uji KMO bertujuan untuk mengetahui apakah semua data yang telah
terambil telah cukup untuk difaktorkan. Hipotesis dari KMO adalah sebagai
berikut :
Hipotesis
Ho : Jumlah data cukup untuk difaktorkan
H1 : Jumlah data tidak cukup untuk difaktorkan
p p
∑ ∑ r 2ij
i=1 j=1
p p p p
∑∑ 2
r ij +∑ ∑ a2ij
i=1 j=1 i=1 j=1
KMO =
Keterangan :
i = 1, 2, 3, ..., p dan j = 1, 2, ..., p
rij = Koefisien korelasi antara variabel i dan j
aij = Koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j
Tabel 3.4
Ukuran KMO
2
r= ∑∑ r
p( p−1 ) i<k ik
( p−1)2 [ 1−(1−r )2 ]
γ^ =
p−( p−2)(1−r )2
Dengan :
r k = rata-rata elemen diagonal pada kolom atau baris ke k dari matrik R (matrik
korelasi)
r = rata-rata keseluruhan dari elemen diagonal
Daerah penolakan :
tolak H0 jika
[ ]
p
( n−1)
∑ ∑ ( r ik −r ) −^γ ∑ ( r k −r )2 > χ 2
2
T= 2
¿
( 1−r ) i<k k =1
3. Ekstraksi Faktor
Ektraksi faktor adalah suatu metode yang digunakan untuk mereduksi data
dari beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit yang
mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Metode yang
digunakan untuk melakukan ekstraksi faktor adalah Parcipal Components
Analysis. Metode ini membentuk kombinasi linier dari indikator yang di
observasi. Komponen utama yang pertama adalah kombinasi yang menjelaskan
jumlah variance yang paling besar dari sampel. Selanjutnya komponen utama
kedua adalah menjelaskan jumlah variance yang paling besar kedua dan tidak
berhubungan dengan komponen utama pertama. Komponen utama berikutnya
yaitu menjelaskan porsi yang lebih kecil dari varian sampel total yang tidak
berhubungan dengan lainnya. Menentukan jumlah faktor didasarkan pada
besarnya eigen value setiap faktor yang muncul. Faktor-faktor inti yang dipilih
merupakan faktor yang memiliki eigen value >1.
4. Rotasi Faktor
Rotasi faktor diperlukan jika metode ekstraksi faktor belum menghasilkan
komponen faktor utama yang jelas. Tujuan dari rotasi faktor adalah agar dapat
memperoleh struktur faktor yang lebih sederhana agar udah diinterpertasikan.
Metode rotasi faktor yang digunakan Varimax Method adalah model rotasi
arthogonal untuk meminimalisasi jumlah indikator yang mempunyai faktor
loading tinggi pada tiap faktor.
a. Rotasi Varimax
Metode rotasi ini didasarkan oleh Keiser (1958) dengan tujuan mendapat
struktur loading dimana masing-masing variabel (Yi) hanya memiliki hubungan
kuat (loading) dengan hanya satu faktor sementara loading pada faktor-faktor
lainnya serendah mungkin (mendekati nol). Dengan cara begitu masing-masing
faktor akan terlihat sebagai “distinct construct”.
5. Interpretasi Faktor
Interpretasi faktor dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan variabel
yang dimiliki faktor loading (korelasi antara variabel dengan faktor yang
dibentuk) yang tinggi ke dalam faktor tersebut. Untuk interpretasi hasil penelitian
ini, faktor loading minimal 0,5 dikeluarkan dari model.