DISUSUN OLEH
KELOMPOK :
KELAS :
Glosarium ………………………………………………………………………………………………………….………… 8
Lampiran …………………………………………………………………………………………………………………….. 9
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia dengan harga
Rp.4.000.000/Kg. Proses dan rasanya sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual
kopi luwak. Penyebabnya adalah cita rasa dan aroma kopi luwak yang khas dalam kandungan
protein, kafein dan lemak. Kenikmatan kopi luwak pada dasarnya sudah diketahui semenjak
penjajahan Belanda di tanah air. Namun, kabar mengenai kenikmatan kopi luwak ini baru
dikenal luas pada tahun 1980an oleh para penggemar kopi dunia. Cita rasa yang sangat
berbeda pada kopi luwak dengan jenis kopi pada umumnya menjadikan harga kopi luwak
menjadi sangat mahal dan bisa dikatakan tidak terjangkau oleh kalangan menengah ke
bawah, Kopi Luwak adalah jenis kopi olahan dengan bahan dasar berasal dari biji kopi terbaik
yang telah dimakan oleh luwak dan melewati saluran pencernaan luwak kemudian keluar lagi
bersama kotorannya. Biji kopi yang keluar bersama kotoran luwak berupa gumpalan
memanjang dan terdiri dari biji kopi yang bercampur lendir, yang sebelumnya telah
mengalami proses fermentasi dalam perut luwak (Budiman, 2012). Menurut Irsa Izriyani
Marbun (2014) Kopi Luwak di Indonesia diproduksi di berbagai daerah antara lain Gayo
(Aceh), Sidikalang Desa Janji Maria kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padang, kota
Pagaralam, kota Bumi Lampung, Jawa Barat dan masih banyak lagi. Jenis kopi luwak yang
dijual di Indonesia ada beberapa tipe yaitu brenjel kopi luwak, gabah kopi luwak, biji kopi
luwak dan bubuk kopi luwak yang siap seduh. Kopi luwak yang penulis teliti merupakan bubuk
kopi luwak yang siap seduh. Kotler dan Keller (2007) menyatakan, bahwa perilaku konsumen
dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis. Demikian masih sulit untuk
menentukan faktor apakah yang lebih dominan yang mempengaruhi konsumen dalam hal
keputusannya. Ada kalanya faktor sosial lebih dominan dibanding faktor lainnya dalam hal
pembelian barang mewah. Tetapi ada kalanya juga faktor psikologis lebih dominan dari faktor
lainnya dalam hal pembelian 2 produk yang dibeli tanpa perencanaan sebelumnya. Irsa
Izriyani Marbun (2014) menyatakan, bahwa keputusan pembelian merupakan tahap dalam
proses keputusan konsumen dimana konsumen benar-benar membeli produk. Adapun faktor
yang mempengaruhi konsumen dalam hal keputusan pembelian, berarti faktor tersebut
memiliki perannya masing-masing dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Belakangan ini
keberadaan kopi luwak di Indonesia semakin populer, Hal ini mungkin karena konsumen lebih
menyukai rasa kopi luwak yang lebih enak, aromanya lebih sedap serta tingkat kafein yang
lebih rendah dari jenis kopi yang lain. Meningkatnya konsumsi kopi luwak di Indonesia
memberikan peluang bagi perusahaan–perusahaan untuk menciptakan produk kopi luwak,
dimana perusahaan memperhatikan apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan konsumen
dari kopi luwak. Banyaknya perusahaan yang menghasilkan produk kopi luwak, maka banyak
pula kopi luwak yang ditawarkan kepada konsumen. Hal tersebut menjadikan konsumen
dapat menentukan pilihannya sesuai dengan apa yang diinginkan (Belgis Novel, 2015).
Berbagai upaya bisa dilakukan oleh produsen dalam menarik konsumen agar tertarik untuk
membeli ke CV. Dwi Putra Laksana, sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan
penelitian mengenai perilaku konsumen kopi luwak. CV. Dwi Putra Laksana merupakan salah
satu produsen kopi luwak dibawah naungan binaan TNI-AD. Karena sudah lama berproduksi,
CV. Dwi Putra Laksana sudah cukup terkenal di kalangan penikmat kopi di Kabupaten Garut
sampai pulau jawa, bahkan beberapa konsumen saat ini kerap meminta tambahan pasokan
untuk kiriman ke luar kota maupun ke luar negeri. Menurut pengamatan yang dilakukan, kopi
luwak hanya dijual di beberapa wilayah tertentu di Kabupaten Garut, dengan harga yang tidak
murah dan rasa khasnya. Penulis memilih CV. Dwi Putra Laksana sebagai tempat penelitian
karena CV. Dwi Putra Laksana merupakan pelopor berdirinya perusahaan di Kabupaten Garut
yang memiliki lokasi strategis di Kabupaten Garut, sehingga memiliki pangsa pasar yang cukup
luas. Oleh karena itu perlu dilakukan studi tentang perilaku konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian produk kopi luwak di CV. Dwi Putra Laksana.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Projek
Tujuan dalam penelitian ini antara lain : Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan diatas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Bagaimana perkembangan permintaan dan penawaran terhadap kopi luwak di CV. Dwi Putra
Laksana?
2) Apakah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh secara simultan maupun
parsial terhadap perilaku konsumen kopi luwak di CV. Dwi Putra Laksana?
BAB II
Pembahasan
A. Identifikasi Komponen Project.
1. Kebudayaan Bugis.
Kebudayaan suku Bugis dapat teman-teman pelajari dari sejarah, kesenian, dan
ciri khasnya. Suku Bugis sendiri adalah salah satu suku yang ada di Pulau Sulawesi,
khususnya mendiami Sulawesi Selatan. Mereka tersebar di sejumlah wilayah, antara
lain Kabupaten Bone, Sinjai, Sidrap, Pinrang, Barru, Pare-Pare, Bulukumba, Sopeng,
Wajo, dan Luwu.
Suku Bugis ini termasuk dalam ras Deutro Melayu atau Melayu Muda, yaitu
populasi yang bermigrasi pada gelombang kedua dari dataran Dongson di Vietnam
Utara. Populasi ini memasuki Nusantara melalui Asia Selatan pada Zaman Logam
sekitar 3.000 hingga 1.200 Sebelum Masehi. Menurut manuskrip Sure’ Galigo, Bugis
berasal dari kata To Ugi. To Ugi ini merujuk pada raja pertama di Pammana, Wajo,
yang bernama La Sattumpugi. To Ugi berarti pengikut Raja La Sattumpugi. Selain
itu, kerajaannya pun semakin berkembang, mulai dari Kerajaan Bone, Makassar,
Soppeng dan Wajo.
3. Bedda lotong
Bedda lotong (bedak hitam) merupakan lulur alami yang banyak di gandrungi
oleh masyarakat Bugis yang ada di Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat
Pinrang dan masih banyak digunakan oleh wanita di Sulawesi Selatan. Lulur bedda
lotong adalah lulur tradisional ala wanita Bugis yang sudah terkenal sejak lama.
Dimana dahulunya lulur ini hanya digunakan oleh kalangan bangsawan, namun saat
ini telah tersebar luas. Lulur ini disebut bedda lotong karena bahan dasarnya berasal
dari ketan hitam. Lulur ini diyakini mampu memutihkan dan membuat badan
terlihat bersih. Tidak hanya itu bedda lotong dipercaya dapat mengangkat sel kulit
mati pada kulit, memutihkan kulit, mengencangkan kulit wajah maupun tubuh,
mengecilkan pori-pori dan membuat kulit terlihat bersih dan cerah. Dahulu bedda
lotong hanya diproduksi oleh masyarakat untuk digunakan secara pribadi namun
saat ini lulur bedda lotong pun telah banyak diproduksi untuk dikomersialkan ke
seluruh Indonesia.
Adapun manfaat lulur bedda lotong antara lain:
Mengangkat sel kulit mati pada kulit
Mengencangkan kulit wajah maupun tubuh
Membuat kulit terlihat bersih dan cerah
Memutihkan kulit.
Mengecilkan pori-pori
B. Tahapan Project
1) Membuat proposal
2) Membuat anggaran dana
3) Membeli bahan- bahan lulur bedda lotong
4) Membuat lulur bedda lotong
5) Merekam pembuatan lulur bedda lotong
6) Mencatat kesulitan yang ditemukan
7) Melakukan evaluasi dan perbaikan
E. Estimasi Biaya
A. Kesimpulan
Pada masa remaja, banyak sekali perubahan yang terjadi pada system tubuh.
Mulai dari perubahan suara, tumbuhnya jakun pada remaja pria dan kulit yang
cenderung tidak terawat.
Para remaja pun berusaha merawat diri agar terlihat tampil lebih baik. Namun
sangat disayangkan, para remaja lebih menyukai merk luar negri daripada produk khas
daerah.
Lulur bedda lotong adalah produk khasiat daerah yang manfaat nya tidak kalah
dengan produk luar negri. Pada projek ini, peneliti ingin berbagi manfaat dan cara
pembuatan lulur bedda lotong. Setelah mengalami beberapa kali kegagalan dalam
pembuatan lulur ini, peneliti akhirnya berhasil mendapatkan hasil lulur bedda lotong
yang diinginkan.
B. Saran
Lulur bedda lotong adalah salah satu warisan tradisional khas bugis. Dengan projek
ini, peneliti memberi saran antara lain:
1. Masyarakat mencoba membuat lulur bedda lotong dan memposting upaya ini melalui
media social
2. Masyarakat berminat untuk berbagi cara yang lebih baik dalam pembuatan lulur
bedda lotong
DAFTAR PUSTAKA
Aunola, Stattin., & Nurmi. (2020). Development Through The LifeSpan. Pustaka Belajar.
Yogyakarta.
Aisyatinnaba, Nur,. & Sutoyo Anwar. (2016). Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk/article/view/13520
Anwar, Aulia., Bahri, Syamsul., & Muhaeimin. 2022. Peran Orang Tua Dalam Memotivasi.
dikonversi.pdf
Amalia, Khamdun., & Fathurrohman, Irfai. (2021). Peran OrangTua Dalam Memotivasi Belajar
Anak Sekolah Dasar Di Desa Wonorejo Jepara. Jurnal Inovasi Penelitian. Vol. 2(4):
1211-1220. https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/840
Faridhatul, Anawaty., & Iftitah, Selfi. (2020). Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Di
Rumah Selama Pandemi Covid-19. Jurnal of Childhood Education, Vol. 5(2): 71-81.
http://journalfai.unisla.ac.id/index.php/jce/article/view/256/0
Alyusfitri, R. (2020). Peranan Motivasi Dan Kreatifitas Siswa SD Dalam Pembelajaran Online
https://cerdas.bunghatta.ac.id/index.php/jcp/article/view/61