Anda di halaman 1dari 11

SMP YASPORBI 1 JAKARTA

PROJECT BASED- LEARNING

Dedda Lotong Lulur Kecantikan Khas Wanita Bugis

DISUSUN OLEH

KELOMPOK :

KELAS :

1. NAMA KETUA (RADITYA ALMUAFA)


2. NAMA WAKIL (VIOLA JASMINE)
3. NAMA BABU (TJUT KIMIDEA RAINEE)
4. NAMA BAB(PARIS RAYYAN AGASHA MAKI)
5. NAMA BABU (ASYIFA KARLINA GINANJAR)
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………….. i


BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..…………………………………………….
1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………………............
1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………………..….
2
C. Tujuan Project tujuan project:mengenal lebih dalam tentang pembuatan kopi luwak dan
penjelasan nya
BAB II PEMBAHASAN
A. Identifikasi Komponen Project ……………………………………………………………………………..…
3
B. Tahapan Project ……………………………………………………………………………………………….… 4
C. Alat dan Bahan 1. biji dikupas menggunakan alat pengupas. 6. Biji yang sudah lepas
dari kulitnya dipilah berdasarkan bentuk dan juga ukuran. 7. Proses pembakaran. 8.
Digiling. 9. Setiap kopi luwak disini, harus melewati tahap percobaan. 10. Apabila lulus,
bubuk kopi baru di kemas dan siap dijual. Proses ini rata-rata memakan waktu 14 hari.
Tempat ini bukan hanya sekadar kedai, melainkan juga menjadi wisata pendidikan.
D. Cara Pembuatan Project 1. Pemberian makan biji kopi berwarna merah cerah kepada
luwak. 2. Luwak menghasilkan fases yang menjadi biji kopi luwak. 3. Biji kopi luwak
dibersihkan. Pembersihan najis musang dilakukan sesuai dengan syariat islam selama
proses pembuatan kopi. 4. Lalu dijemur hingga kelembabannya mencapai 12 persen. 5.
Setelah kering, biji dikupas menggunakan alat pengupas. 6. Biji yang sudah lepas dari
kulitnya dipilah berdasarkan bentuk dan juga ukuran. 7. Proses pembakaran. 8. Digiling.
9. Setiap kopi luwak disini, harus melewati tahap percobaan. 10. Apabila lulus, bubuk
kopi baru di kemas dan siap dijual. Proses ini rata-rata memakan waktu 14 hari. Tempat
ini bukan hanya sekadar kedai, melainkan juga menjadi wisata pendidikan. Dengan
mengikuti tur ini, pengunjung diharapkan mengetahui lebih banyak mengenai
pembuatan kopi luwak.
E. Estimasi Biaya ……………………………………………………………………………………………..………
5
F. Hasil Wawancara Narasumber …………………………………………………………………..………….
5
BAB III
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….…………………………. 6
B. Saran ………………………………………………………………………………………..……………………… 6

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………………...……….. 7

Glosarium ………………………………………………………………………………………………………….………… 8

Lampiran …………………………………………………………………………………………………………………….. 9

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia dengan harga
Rp.4.000.000/Kg. Proses dan rasanya sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual
kopi luwak. Penyebabnya adalah cita rasa dan aroma kopi luwak yang khas dalam kandungan
protein, kafein dan lemak. Kenikmatan kopi luwak pada dasarnya sudah diketahui semenjak
penjajahan Belanda di tanah air. Namun, kabar mengenai kenikmatan kopi luwak ini baru
dikenal luas pada tahun 1980an oleh para penggemar kopi dunia. Cita rasa yang sangat
berbeda pada kopi luwak dengan jenis kopi pada umumnya menjadikan harga kopi luwak
menjadi sangat mahal dan bisa dikatakan tidak terjangkau oleh kalangan menengah ke
bawah, Kopi Luwak adalah jenis kopi olahan dengan bahan dasar berasal dari biji kopi terbaik
yang telah dimakan oleh luwak dan melewati saluran pencernaan luwak kemudian keluar lagi
bersama kotorannya. Biji kopi yang keluar bersama kotoran luwak berupa gumpalan
memanjang dan terdiri dari biji kopi yang bercampur lendir, yang sebelumnya telah
mengalami proses fermentasi dalam perut luwak (Budiman, 2012). Menurut Irsa Izriyani
Marbun (2014) Kopi Luwak di Indonesia diproduksi di berbagai daerah antara lain Gayo
(Aceh), Sidikalang Desa Janji Maria kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padang, kota
Pagaralam, kota Bumi Lampung, Jawa Barat dan masih banyak lagi. Jenis kopi luwak yang
dijual di Indonesia ada beberapa tipe yaitu brenjel kopi luwak, gabah kopi luwak, biji kopi
luwak dan bubuk kopi luwak yang siap seduh. Kopi luwak yang penulis teliti merupakan bubuk
kopi luwak yang siap seduh. Kotler dan Keller (2007) menyatakan, bahwa perilaku konsumen
dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis. Demikian masih sulit untuk
menentukan faktor apakah yang lebih dominan yang mempengaruhi konsumen dalam hal
keputusannya. Ada kalanya faktor sosial lebih dominan dibanding faktor lainnya dalam hal
pembelian barang mewah. Tetapi ada kalanya juga faktor psikologis lebih dominan dari faktor
lainnya dalam hal pembelian 2 produk yang dibeli tanpa perencanaan sebelumnya. Irsa
Izriyani Marbun (2014) menyatakan, bahwa keputusan pembelian merupakan tahap dalam
proses keputusan konsumen dimana konsumen benar-benar membeli produk. Adapun faktor
yang mempengaruhi konsumen dalam hal keputusan pembelian, berarti faktor tersebut
memiliki perannya masing-masing dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Belakangan ini
keberadaan kopi luwak di Indonesia semakin populer, Hal ini mungkin karena konsumen lebih
menyukai rasa kopi luwak yang lebih enak, aromanya lebih sedap serta tingkat kafein yang
lebih rendah dari jenis kopi yang lain. Meningkatnya konsumsi kopi luwak di Indonesia
memberikan peluang bagi perusahaan–perusahaan untuk menciptakan produk kopi luwak,
dimana perusahaan memperhatikan apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan konsumen
dari kopi luwak. Banyaknya perusahaan yang menghasilkan produk kopi luwak, maka banyak
pula kopi luwak yang ditawarkan kepada konsumen. Hal tersebut menjadikan konsumen
dapat menentukan pilihannya sesuai dengan apa yang diinginkan (Belgis Novel, 2015).
Berbagai upaya bisa dilakukan oleh produsen dalam menarik konsumen agar tertarik untuk
membeli ke CV. Dwi Putra Laksana, sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan
penelitian mengenai perilaku konsumen kopi luwak. CV. Dwi Putra Laksana merupakan salah
satu produsen kopi luwak dibawah naungan binaan TNI-AD. Karena sudah lama berproduksi,
CV. Dwi Putra Laksana sudah cukup terkenal di kalangan penikmat kopi di Kabupaten Garut
sampai pulau jawa, bahkan beberapa konsumen saat ini kerap meminta tambahan pasokan
untuk kiriman ke luar kota maupun ke luar negeri. Menurut pengamatan yang dilakukan, kopi
luwak hanya dijual di beberapa wilayah tertentu di Kabupaten Garut, dengan harga yang tidak
murah dan rasa khasnya. Penulis memilih CV. Dwi Putra Laksana sebagai tempat penelitian
karena CV. Dwi Putra Laksana merupakan pelopor berdirinya perusahaan di Kabupaten Garut
yang memiliki lokasi strategis di Kabupaten Garut, sehingga memiliki pangsa pasar yang cukup
luas. Oleh karena itu perlu dilakukan studi tentang perilaku konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian produk kopi luwak di CV. Dwi Putra Laksana.
B. Rumusan Masalah.

C. Tujuan Projek
Tujuan dalam penelitian ini antara lain : Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan diatas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Bagaimana perkembangan permintaan dan penawaran terhadap kopi luwak di CV. Dwi Putra
Laksana?
2) Apakah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh secara simultan maupun
parsial terhadap perilaku konsumen kopi luwak di CV. Dwi Putra Laksana?

1. Berbagi pengetahuan tentang pembuatan kopi luwak

2. Berbagi informasi tentang manfaat lulur bedda lotong.


3. Mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai produk dalam negeri.

BAB II
Pembahasan
A. Identifikasi Komponen Project.
1. Kebudayaan Bugis.
Kebudayaan suku Bugis dapat teman-teman pelajari dari sejarah, kesenian, dan
ciri khasnya. Suku Bugis sendiri adalah salah satu suku yang ada di Pulau Sulawesi,
khususnya mendiami Sulawesi Selatan. Mereka tersebar di sejumlah wilayah, antara
lain Kabupaten Bone, Sinjai, Sidrap, Pinrang, Barru, Pare-Pare, Bulukumba, Sopeng,
Wajo, dan Luwu.
Suku Bugis ini termasuk dalam ras Deutro Melayu atau Melayu Muda, yaitu
populasi yang bermigrasi pada gelombang kedua dari dataran Dongson di Vietnam
Utara. Populasi ini memasuki Nusantara melalui Asia Selatan pada Zaman Logam
sekitar 3.000 hingga 1.200 Sebelum Masehi. Menurut manuskrip Sure’ Galigo, Bugis
berasal dari kata To Ugi. To Ugi ini merujuk pada raja pertama di Pammana, Wajo,
yang bernama La Sattumpugi. To Ugi berarti pengikut Raja La Sattumpugi. Selain
itu, kerajaannya pun semakin berkembang, mulai dari Kerajaan Bone, Makassar,
Soppeng dan Wajo.

2. Kecantikan Wanita Bugis


Rahasia kecantikan alami wanita Nusantara biasanya terletak pada penggunaan
bahan-bahan alami yang di olah tanpa menggunakan zat kimia tambahan, sehingga
aman di gunakan untuk kulit. Seperti hal nya dengan yang di lakukan oleh
perempuan-perempuan Bugis, yang meracik sendiri menggunakan resep turun-
temurun menggunakan bahan-bahan herbal alami dan gampang untuk di olah,
sehingga tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.

3. Bedda lotong
Bedda lotong (bedak hitam) merupakan lulur alami yang banyak di gandrungi
oleh masyarakat Bugis yang ada di Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat
Pinrang dan masih banyak digunakan oleh wanita di Sulawesi Selatan. Lulur bedda
lotong adalah lulur tradisional ala wanita Bugis yang sudah terkenal sejak lama.
Dimana dahulunya lulur ini hanya digunakan oleh kalangan bangsawan, namun saat
ini telah tersebar luas. Lulur ini disebut bedda lotong karena bahan dasarnya berasal
dari ketan hitam. Lulur ini diyakini mampu memutihkan dan membuat badan
terlihat bersih. Tidak hanya itu bedda lotong dipercaya dapat mengangkat sel kulit
mati pada kulit, memutihkan kulit, mengencangkan kulit wajah maupun tubuh,
mengecilkan pori-pori dan membuat kulit terlihat bersih dan cerah. Dahulu bedda
lotong hanya diproduksi oleh masyarakat untuk digunakan secara pribadi namun
saat ini lulur bedda lotong pun telah banyak diproduksi untuk dikomersialkan ke
seluruh Indonesia.
Adapun manfaat lulur bedda lotong antara lain:
 Mengangkat sel kulit mati pada kulit
 Mengencangkan kulit wajah maupun tubuh
 Membuat kulit terlihat bersih dan cerah
 Memutihkan kulit.
 Mengecilkan pori-pori

B. Tahapan Project
1) Membuat proposal
2) Membuat anggaran dana
3) Membeli bahan- bahan lulur bedda lotong
4) Membuat lulur bedda lotong
5) Merekam pembuatan lulur bedda lotong
6) Mencatat kesulitan yang ditemukan
7) Melakukan evaluasi dan perbaikan

C. Alat dan Bahan


Berikut alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan lulur bedda lotong:
 500gr ketan hitam (cuci bersih & tiriskan)
 1 rimpang temulawak yang sudah diparut
 3 atau 4 buah jeruk parut, bisa diganti 2 jeruk nipis dan 1 buah lemon.
 1 bengkoang (parut).
 asam jawa secukupnya.
 4 lembar daun pandan, rajang kecil-kecil
 1 sdm cengkeh
D. Cara membuat Bedak Lotong.
Bahan-bahan bedak lotong sangat mudah didapatkan dan harganya cukup terjangkau.
Adapun cara pembuatan nya antara lain:
1. Sangrai ketan hitam dan daun pandan sampai ketan hitam mengembang dan
hangus. Selama 45 menit s/d 1 jam.
2. Dinginkan dan pindahkan ke wadah.
3. Campurkan asam jawa dengan air (secukupnya) kisaran 750ml - 1 liter, remas asam
jawa, kemudian saring.
4. Tambahkan cengkeh/kayu manis. Aduk rata.
5. Campurkan parutan temulawak/kunyit, bengkoang dan perasan jeruk nipis. Sambil
diremas atau diaduk.
6. Kemudian masukan air asam jawa dan cengkeh/kayu manis ke dalam beras ketan
hitam, aduk rata dan diamkan 24 jam.
7. Setelah 24 jam, tekstur menjadi lembut, jika belum lembut bisa diblender.
Bedda Lotong siap digunakan untuk wajah dan tubuh. Cara pemakaian bedak lotong
bisa dioleskan langsung ke seluruh tubuh dan wajah secara merata. Tunggu sampai
lulur mengering kemudian bilas dengan air hingga bersih dan keringkan. Tidak perlu
menggunakan sabun setelah pemakaian.

E. Estimasi Biaya

No Alat/ bahan Jumlah Jumlah total


1 2 ons Ketan hitam @Rp 8.000x 2ons Rp. 16.000.
2 3 buah Asam Jawa @Rp.1000 x 3 buah Rp. 3.000
3 1 ons cengkeh @Rp. 2.000 x 1 ons Rp. 1.000
Jumlah biaya Rp. 20.0000

F. Hasil Wawancara Narasumber/ Riset.


Setelah melakukan percobaan pembuatan lulur bedda lotong sebanyak 5x, peneliti
akhirnya berhasil membuat lulur bedda lotong dengan kualitas yang sangat baik.
Adapun hal- hal yang perlu dievaluasi selama pembuatan antara lain :
1. Ketika menyangrai ketan hitam dilakukan dengan api kecil dan diaduk perlahan
dengan sodet yang terbuat dari kayu agar tidak mudah hangus.
2. Sebaiknya cengkeh dijemur terlebih dahulu sebelum disangrai
3. Ketika menuangkan air dalam blender sebaiknya dilakukan secara bertahap agar
mendapatkan kekentalan yang diinginkan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada masa remaja, banyak sekali perubahan yang terjadi pada system tubuh.
Mulai dari perubahan suara, tumbuhnya jakun pada remaja pria dan kulit yang
cenderung tidak terawat.
Para remaja pun berusaha merawat diri agar terlihat tampil lebih baik. Namun
sangat disayangkan, para remaja lebih menyukai merk luar negri daripada produk khas
daerah.
Lulur bedda lotong adalah produk khasiat daerah yang manfaat nya tidak kalah
dengan produk luar negri. Pada projek ini, peneliti ingin berbagi manfaat dan cara
pembuatan lulur bedda lotong. Setelah mengalami beberapa kali kegagalan dalam
pembuatan lulur ini, peneliti akhirnya berhasil mendapatkan hasil lulur bedda lotong
yang diinginkan.

B. Saran
Lulur bedda lotong adalah salah satu warisan tradisional khas bugis. Dengan projek
ini, peneliti memberi saran antara lain:
1. Masyarakat mencoba membuat lulur bedda lotong dan memposting upaya ini melalui
media social
2. Masyarakat berminat untuk berbagi cara yang lebih baik dalam pembuatan lulur
bedda lotong
DAFTAR PUSTAKA

Aunola, Stattin., & Nurmi. (2020). Development Through The LifeSpan. Pustaka Belajar.

Yogyakarta.

Aisyatinnaba, Nur,. & Sutoyo Anwar. (2016). Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar

Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol. 5(4): 53-57.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk/article/view/13520

Anwar, Aulia., Bahri, Syamsul., & Muhaeimin. 2022. Peran Orang Tua Dalam Memotivasi.

Pinisi Journal of Education. http://eprints.unm.ac.id/22992/1/Artikel%20Wahda-

dikonversi.pdf

Amalia, Khamdun., & Fathurrohman, Irfai. (2021). Peran OrangTua Dalam Memotivasi Belajar

Anak Sekolah Dasar Di Desa Wonorejo Jepara. Jurnal Inovasi Penelitian. Vol. 2(4):

1211-1220. https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/840

Faridhatul, Anawaty., & Iftitah, Selfi. (2020). Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Di

Rumah Selama Pandemi Covid-19. Jurnal of Childhood Education, Vol. 5(2): 71-81.

http://journalfai.unisla.ac.id/index.php/jce/article/view/256/0

Alyusfitri, R. (2020). Peranan Motivasi Dan Kreatifitas Siswa SD Dalam Pembelajaran Online

Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Cerdas Proklamator. Vol. 8(2): 77-85.

https://cerdas.bunghatta.ac.id/index.php/jcp/article/view/61

Berk, L. (2020). Development Through The LifeSpan. Pustaka Belajar. Yogyakarta.


LAMPIRAN

Alat dan Bahan

Proses pembuatan Lulur Bedda Lotong

Hasil Pembuatan lulur Bedda Lotong

Anda mungkin juga menyukai