Anda di halaman 1dari 42

BAB IV

PEMROGRAMAN

4.1. Tema Rancangan


4.1.1. Tema
Tema jika dilihat dari sisi arsitektur merupakan sebuah pokok pikiran dan rancangan
yang menjadi dasar pola dan batasan batasan tertentu sehingga menimbulkan pola
berulangdan menjadi suatu identitas khusus terhadap hasil rancangan karya arsitektur.
4.1.2. Pendekatan Tema
Dasar pertimbangan yang dipergunakan dalam menentukan tema Kafe Agrowisata Kopi
di Payangan, Gianyaradalah :
1. Pendekatan Fungsi
Fungsi bangunan sebagai Kafe dan Agrowisata Kopi Baliyang memiliki tiga fungsi yaitu
sebagai fasilitas food service yang mengakomodasi kegiatan makan dan minum dengan
kopi sebagai sajian utamanya.Sebagai fasilitas rekreasi dan pendidikan yaitu dengan
berkeliling kebun kopi dan melihat proses pengolahan kopi . Berdasarkan fungsi tersebut
ketiga fasilitas ini harus memiliki kesinambungan, sehingga nantinya menjadi daya tarik
tersendiri bagi pengunjung Kafe dan Agrowisata Kopi Bali.
2. Pendekatan Aktivitas dan Fasilitas
Pendekatan ini berdasarkan pada aktivitas pelaku kegiatan yang ada pada Kafe dan
Agrowisata Kopi Bali terhadap karakteristik fungsi. Secara umum fungsi kafe adalah
hanya mewadahi kegiatan makan dan minum, namun untuk menimbulkan suatu kesan

69

kafe yang unik, makakeberadaan fungsi rekreasi dan wawasan harus mendukung
sehingga harus mendapatkan perencanaan yang baik terhadap tiga fungsi tersebut.
Bangunan direncanakan untuk kenyamanan dan keamanan pengunjung dan pengelola.
Kafe diharapkan dapat menarik minat pengunjung dengan menggunakan tampilan
bangunan dengan kesan kreatif, edukatif, komunikatif, dan informative. Suasana dan
kenyamanan menikmati menjadi salah satu pertimbangan pokok, sehingga Kafe dan
Agrowisata Kopi Baliini juga hendaknya memiliki fungsi bangunan yang tidak kaku dan
monoton, sehingga para pengunjung kafe dapat menikmati segala fasilitas yang
ditawarkan dengan baik.
3. Pendekatan Lokasi
Keberadaan kafe ini yang terletak di Kecamatan Payangan ini menjadi salah satu
pertimbangan dalam menentukan tema, mengingat Kecamatan Payangan merupakan
kecamatan terluas di Kabupaten Gianyar dan memiliki potensi dalam bidang pertanian
dan perkebunan, dan juga merupakan kecamatan yang menjadi target pengembangan
kawasan pariwisata pada tahun 2015.
Berdasarkan pendekatan yang ada maka, tema yang akan digunakan untuk konsep Kafe
Agrowisata Kopi di Payangan, Gianyar adalah Organic Fresh. Tema inimemberikan
penjelasan di dalamnya bahwa keseluruhan bangunan merupakan sesuatu yang organik dan
menyegarkan bagi civitas di dalamnya.Penjelasan mengenai tema organik adalah sebagai
berikut :
1. Penggunaan material dan bahan-bahan yang berasal dari alam, atau menggambarkan
keadaaan alam dalam pengaplikasiannya pada perancangan bangunan.
2. Merupakan suatu rancangan bangunan yang berkembang secara dinamis namun tetap
mempertahankan unsure keaslian dan kesegaran dalam perancangannya.
3. Organik menciptakan hubungan kreatif dan sensitive antara pemakai bangunan dengan
bangunan itu sendiri. Yang dimaksud dengan kreatif dan sensitive adalah pengguna
bangunan akan secara langsung dapat berinteraksi dengan ke lima panca indranya dengan
keadaan dan suasana bangunan.
4. Membuat suatu suasana yang menggambarkan keceriaan, semangat, interaktif dan suatu
persahabatan yang dapat dijabarkan dari kata Organic Fresh.
Dari pertimbangan tersebut maka jenis tema yang akan digunakan yaitu tema Organik
Fresh karena dibalik tema tersebut didalamnya mencakup keseluruhan bangunan. Dalam

70

perancangannya, melalui tema ini diharapkan hadir sebuah bangunan yang memberikan
suasana organic baik dari segi penggunaan bahan, sifat ruangan, interior, dan eksterior.
4.2. Program Fungsional
Program fungsional menjelaskan identifikasi jenis kegiatan, pelaku kegiatan, proses
kegiatan, waktu pelaksanaan, dan pendekatan kapasitas.
4.2.1. Identifikasi Pelaku Kegiatan
Pelaku kegiatan pada Kafe dan Agrowisata Kopi Baliini dapat dibagi menjadi :
1. Pengunjung
Pengunjung kafe datang dari berbagai lapisan masyarakat dengan latar belakang yang
beragam serta berasal dari dalam dan luar negeri. Dengan tujuan secara umum adalah
menikmati fasilitas food servicedengan sajian kopi, namun tujuan tujuan lainnya yang
berkaitan dengan kafe juga bisa terjadi. Dalam perencanaannya, untuk memudahkan
penentuan kebutuhan, pengunjung kafe akan dibedakan menurut beberapa hal sebagai
berikut :
a.

Menurut asalnya, pengunjung kafe ini dibedakan atas : pengunjung dari dalam
negeri (Indonesia), pengunjung dari luar negeri (Mancanegara).

b.

Menurut usianya, pengunjung kafe ini dibedakan atas : pengunjung anak-anak,


pengunjung remaja, pengunjung dewasa.

c.

Menurut waktu kunjungan, pengunjung kafe ini dibedakan atas : kunjungan


rutin, kunjungan pada waktu tertentu.

d.

Menurut cara pencapaian, pengunjung kafe ini dibedakan atas : berjalan kaki,
membawa kendaraan sendiri, menggunakan kendaraan umum.

e.

Menurut jumlah pengujung, pengunjung kafe ini dibedakan atas : perseorangan


dan berkelompok.

f.

Menurut jenis kalangannya, pengunjung kafe ini dibedakan atas : wisatawan,


masyarakat umum, pelajar/mahasiswa, dan instansi pemerintahan.

2. Pengelola
Secara garis besar, berdasarkan struktur organisasi kafe, pihak pengelola terdiri dari :
a. General Manager, bertugas memimpin pelaksanaan tugas dan mengelola Kafe dan
Agrowisata Kopi Balisecara umum.
b. Kepala Bagian terdiri dari bagian teknis pengelolaan kafe dan bagian administratif.
Kepala Bagian bertanggung jawab dalam mengkoordinir dan mengawasi jalannya

71

kegiatan Kafe dan Agrowisata Kopi Bali berdasarkan divisi yang ditanganinya. Kepala
Bagian terdiri dari :
Kabag. Operasional dan Marketing, bertugas untuk mengatur pengelolaan kafe
dan agrowisata, serta mengatur upaya marketing dan promosi Kafe dan
-

Agrowisata Kopi Bali di berbagai media.


Kabag. Admin dan Keuangan, bertugas untuk mengatur admnistrasi,

keuangan, dan gaji pegawai Kafe dan Agrowisata Kopi Bali.


Kabag Servis, bertugas untuk mengatur seluruh kegiatan servis pada Kafe dan
Agrowisata Kopi Bali. Kegiatan tersebut meliputi: pelayanan terhadap

pengunjung, pembersihan, penyimpanan bahan dan guiding.


Kabag. Keamanan, bertugas untuk menjaga keamanan pada area kafe dan
agrowisata. Kegiatan keamanan meliputi: kegiatan pengamanan dan pengaturan

parkir pada kawasan Kafe dan Agrowisata Kopi bali.


Kabag. Pengembangan, bertugas untuk mengembangkan manajemen,

operasional dan marketing Kafe dan Agrowisata Kopi Bali.


c. Staff, bertugas untuk menjalankan seluruh kegiatan sesuai bidangnya masing masing
dan bertanggung jawab kepada kepala bagian. Gambaran mengenai struktur organisasi
Kafe dan Agrowisata Kopi Bali ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1Struktur Organisasi Kafe dan Agrowisata Kopi Bali

4.2.2. Pola dan Proses Kegiatan

72

Pola dan Proses kegiatan membahas tentang bagaimana sirkulasi dari jenis civitas
secara umum, yang terdiri dari :
1. Alur Kegiatan Pengunjung
Berikut adalah alur kegiatan pengunjung kafe dan agrowisata.

DATANG / PERGI

MASUK / KELUAR
AGROWISATA

Memarkir
kendaraan

MASUK / KELUAR
BANGUNAN KAFE

MAKAN/MINUM
REGISTRASI TIKET
BERSANTAI DAN MENGOBROL

BERKUNJUNG KE KEBUN KOPI

KEGIATAN WORKSHOP
MELIHAT PROSES PENGOLAHAN KOPI
KEGIATAN ENTERTAINMENT
MEMBELI SOUVENIR
MEMBELI SOUVENIR

Gambar 4.2Alur Kegiatan Pengunjung

2. Alur Kegiatan Pengelola


Alur kegiatan pengelola ditunjukkan oleh gambar 4.3 berikut.
DATANG / PERGI

MENERIMA TAMU

MASUK / KELUAR
BANGUNAN KAFE /
KANTOR
PARKIR

73

-PELAYANAN SERVIS KAFE


-AKTIVITAS DAPUR
-PELAYANAN ADMINISTRATIF
-PELAYANAN KONSERVATIF
-PELAYANAN WISATA
-KEGIATAN ENTERTAINMENT
-SERVICE UTILITAS DAN ME
-KEAMANAN

RAPAT UMUM TEKNIS


PENGEMBANGAN
KAFE DAN
AGROWISATA

ISTIRAHAT, MAKAN /
MINUM
Gambar 4.3. Alur Kegiatan Pengelola

3. Alur Penanganan Biji Kopi


Alur penanganan biji kopi ditunjukkan oleh gambar 4.4 berikut.
PENERIMAAN KOPI YANG

PEMANENAN KOPI DARI KEBUN

DIDATANGKAN DISTRIBUTOR

REGISTRASI DAN PENCATATAN


JUMLAH KOPI
PENYIMPANAN

PENGOLAHAN

AMPAS BIJI KOPI

MINUMAN
KOPI BUBUK

PEMANFAATAN
LIMBAH KOPI

SAMPEL

Gambar 4.4.Alur Penanganan Biji Kopi

4.2.3. Analisa Program Fungsional


Dari alur kegiatan diatas maka civitas pada Kafe dan Agrowisata Kopi Balidapat
dibedakan menjadi :
1. Program fungsional Pengunjung Kafe dan Agrowisata
74

Program fungsional pengelolaan kafe yaitu berupa tabel 4.1, dimana pada tabel akan
dijelaskan hubungan jenis civitas, aktivitas dan fasilitas bagi pengunjung kafe.
Tabel 4.1.Tabel Program Fungsional Pengunjung Kafedan Agrowisata
CIVITAS

AKTIVITAS

(Pengunjung)

(KEBUTUHAN RUANG)

Memarkir Kendaraan

Tempat Parkir

Mencari Informasi

Ruang Informasi

Transaksi ATM

ATM Centre

Memesan Makan dan


Minum
Menikmati dan minuman
Bersantai dan
Pengunjung

FASILITAS

Menggunakan Wifi

Bar Area
Dinning Area
Wifi Area

Kegiatan Entertainment

Small Stage

Membeli cindera mata kopi

Shop and Retail

BAB dan BAK

Toilet Kafe

Membeli Tiket Kunjungan


Agrowisata

Tiket Box

Berkeliling kebun kopi

Kebun Kopi

Bersantai di kebun kopi

Bale Bengong

Melihat jenis olahan kopi


dalam bentuk bubuk
Melihat proses pengolahan
kopi secara konvensional
Melihat proses pengolahan
kopi secara modern
Membeli produk olahan
kopi
BAB dan BAK

Stand Sampel Kopi


Tempat Pengolahan kopi
konvensional
Coffee Maker Room
Shop and retail
Toilet Agrowisata

3. Program fungsional Pengelola Kafe dan Agrowisata


Program fungsional pengelolaan kafe yaitu berupa tabel 4.2, dimana pada tabel akan
dijelaskan hubungan jenis civitas, aktivitas dan fasilitas bagi pengelola kafe dan
agrowisata.

Tabel 4.2.Tabel Program fungsional Pengelola Kafedan Agrowisata


CIVITAS
(Pengelola)
General

AKTIVITAS
Memarkir Kendaraan

FASILITAS
(KEBUTUHAN RUANG)
Tempat Parkir

75

Melakukan Absensi
Melaksanakan Tugas
Pengelolaan Kafe
Manager

Kepala Bagian
(Admin dan
Keuangan,

Ruang Tamu

Memimpin Rapat

Ruang Workshop

Istirahat / Makan Minum

Pantry

BAB dan BAK

Toilet GM

Memarkir Kendaraan
Melakukan Absensi

Marketing)

Staff Admin
dan Keuangan

Staff
Operasional
dan marketing

Tempat Parkir
Lobby Pengelola
Ruang Kabag (Admin dan

Melaksanakan Tugas Kabag

Pengembangan,
Operasional dan

Ruang GM

Menerima Tamu

Keamanan,
Servis,

Lobby Pengelola

Keuangan, Keamanan,
Servis, Pengembangan,
Operasional dan Marketing)

Memimpin Rapat Staff

Ruang Rapat

Istirahat / Makan Minum

Pantry

Memarkir Kendaraan

Tempat Parkir

Melakukan Absensi

Lobby Pengelola

Melaksanakan Adminitrasi

Ruang Staff Admin

Pembagian Gaji Pegawai

Ruang Staff Keuangan

Mengikuti rapat

Ruang Rapat

Istirahat / Makan Minum

Pantry

BAB dan BAK

Toilet

Memarkir Kendaraan

Tempat Parkir

Melakukan Absensi

Lobby Pengelola

Melaksanakan Tugas

Ruang Staff Operasional dan

Operasional dan Marketing

Marketing

Mengikuti rapat

Ruang Rapat

Istirahat / Makan Minum

Pantry

BAB dan BAK

Toilet

Memarkir Kendaraan

Tempat Parkir

Melakukan Absensi

Lobby Pengelola

Staff Service
Menyiapkan dan memasak
makanan

Dapur Kafe

Tabel 4.2.lanjutan

76

CIVITAS

AKTIVITAS

(Pengelola)

Melakukan aktivitas ME
Staff Service

Membuang sampah
Istirahat / Makan Minum
Menaruh alat untuk bersihbersih

Staff
Keamanan

Staff

Ruang ME
Tempat Pembuangan
Sampah
Pantry
Janitor
Toilet

Memarkir Kendaraan

Tempat Parkir

Melakukan Absensi

Lobby Pengelola

Menjaga keamanan

Pos Keamanan

Registrasi Kopi yang


masuk

Gudang Penyimpanan

Pengaturan Parkir

Pos Parkir

Mengganti Pakaian

Loker Staff

Istirahat / Makan Minum

Pantry

BAB dan BAK

Toilet

Melakukan Absensi

Lobby Pengelola

pengembangan
Memeriksa kualitas biji
kopi

Ruang Staff Pengembangan


Gudang Penyimpanan

Istirahat / Makan Minum

Pantry

BAB dan BAK

Toilet

Memarkir kendaraan

Tempat Parkir

Melakukan absensi

Lobby Pengelola

Memasak

Dapur

Mengambil dan menyimpan

Staff Dapur

(KEBUTUHAN RUANG)

BAB dan BAK

Melaksanakan tugas

Pengembangan

FASILITAS

bahan makanan
Menyimpan dan mengambil
peralatan masak

Storage
Penyimpanan barang

Membuat kopi

Bar

Food serving

Serving dish table

BAB dan BAK

Toilet

77

4.2.4. Kebutuhan Ruang


Berdasarkan kepada proses kegiatan yang dilakukan oleh pengguna bangunan, seperti
yang telah disebutkan sebelumnya. Maka kebutuhan ruang pada Kafe dan Agrowisata di
Payangan dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Kelompok fasilitas utama
Merupakan ruang ruang utama yang menjadi tempat mewadahi kegiatan kafe dan
agrowisata, kegiatan tersebut meliputi kegiatan makan dan minum, kegiatan rekreasi
berkeliling kebun kopi. Ruang- ruang penyusun fasilitas utama ini meliputi: dining area,
dapur kafe, dan area perkebunan kopi, yang ditunjukkan pada gambar 4.5 berikut.

Gambar 4.5. Kelompok fasilitas utama

2. Kelompok fasilitas penunjang


78

Kelompok ruang fasilitas ini merupakan ruang-ruang yang mendukung kegiatan utama,
meliputi wifi area, entrance, tempat parkir, ruang workshop, area bersantai, dan shop and
retail, yang ditunjukkan pada gambar 4.6 berikut.

Gambar 4.6. Kelompok fasilitas Penunjang

3. Kelompok fasilitas Pengelola


Kelompok fasilitas yang mewadahi kegiatan pengelola bangunan meliputi ruang manager,
ruang kabag., ruang staff bidang, ruang rapat, pantry, toilet staff, yang ditunjukkan pada
gambar 4.7 berikut.

79

Gambar 4.7. Kelompok Fasilitas Pengelola

4. Kelompok Fasilitas Servis


Kelompok fasilitas servis mewadahi kegiatan perawatan bangunan, yang meliputi ruangruang utilitas bangunan, gudang peralatan, pos keamanan, janitor, dan areaparkir, yang
ditunjukkan pada gambar 4.8 berikut.

4.2.5

Rekapitulasi Ruang
Gambar
4.8.keseluruhan
Kelompok Fasilitas
Servis
Rekapitulasi ruang merupakan
jumlah
ruang
yang muncul dari adanya

anlisa kebutuhan ruang dari jenis civitas yang ada pada Kafe dan Agrowisata Kopi Bali.
Berikut akan dijelaskan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3.Rekapitulasi Ruang Kafe dan Agrowisata Kopi Bali di Payangan

Kelompok Ruang
LANTAI 1

Kelompok Ruang Utama

Jenis Ruang
Dining Area
Bar Area
Dapur
Kebun Kopi
Tempat Pengolahan Konvensional

80

Kelompok Ruang Penunjang

Kelompok Ruang Pengelola

Kelompok Ruang Servis

Coffee Maker Room


Ruang Informasi
ATM Centre
Resting Area
Shop and Retail
Bale Bengong
Stand sampel kopi bubuk
Tiket Box
Tempat Penimbunan Limbah Kopi
Tempat Parkir Pengelola
Lobby Pengelola
Ruang GM
Ruang Kabag.
Ruang Tamu
Ruang Rapat
Ruang Staff
Pantry
Toilet staff
Ruang ME
Ruang Pompa
Ruang Genset
Ruang AHU
Gudang Bahan
Parkir
Pos Keamanan
Toilet Pengunjung
Janitor

LANTAI 2
Kelompok Ruang Utama
Kelompok Ruang Penunjang
Kelompok Ruang Servis

Dining Area
Bar Area
Wifi Area
Workshop
Small Stage
Toilet Pengunjung
Janitor

4.3. Program Performansi


4.3.1. Sifat Ruang
Pada tahap ini akan dijabarkan mengenai sifat dan persyaratan ruang ruang pada Kafe
Agrowisata Kopi di Payangan, Gianyar. Pada Tabel 4.4 dijelaskan bahwa setiap ruang
memiliki sifat ruang sesuai dengan tingkat aksesbilitas masing-masing ruang. Sifat ruang
berdasarkan aksesbilitasnya dikatagorikan menjadi tiga yaitu :
1. Publik ; Ruang publik merupakan ruang yang dapat diakses baik oleh pengunjung
ataupun oleh pengelola kafe dan agrowisata.
2. Semi Publik; Merupakan ruang yang dapat diakses oleh semua pengelola untuk
menjalankan aktivitasnya.

81

3. Privat ; Merupakan ruang yang hanya dapat diakses oleh pihak pengelola yang bersifat
lebih mengkhusus. Sehingga tidak semua pengelola dapat mengakses ke ruangan yang
bersangkutan.
Tabel 4.4.Tabel Sifat RuangKafe dan Agrowisata Kopi
Bali di Payangan

Sifat Ruang
Jenis Ruang
Publik

Semi Publik

Privat

Kelompok Ruang Utama


Dining Area
Bar Area
Dapur
Kebun Kopi
Tempat Pengolahan
Konvensional
Tempat Pengolahan Modern
Kelompok Ruang Penunjang
Ruang Informasi
ATM Centre
Wifi Area
Resting Area
Small Stage
Shop and Retail
Workshop
Bale Bengong
Stand sampel kopi bubuk
Tiket Box
Kelompok Ruang Pengelola
Tempat Parkir Pengelola
Lobby Pengelola
Ruang GM
Ruang Kabag.
Ruang Tamu
Ruang Rapat
Ruang Staff
Pantry

Tabel 4.4.Lanjutan

Sifat Ruang
Jenis Ruang
Toilet staff
Kelompok Ruang Servis
Ruang ME
Ruang Pompa
Ruang Genset
Ruang AHU
Gudang Bahan
Parkir
Pos Keamanan

Publik

Semi Publik

Privat

82

Toilet Pengunjung
Janitor

4.3.2. Persyaratan Ruang


Tabel berikut merupakan tabel persyaratan ruang, dimana pada tabel ini akan
dipaparkan tentang persyaratan performa yang digunakan pada masing-masing ruangan.
Tabel 4.5.Tabel Persyaratan Ruang Kafe dan Agrowisata Kopi Bali di Payangan

Persyaratan Ruang

Nama Ruang

Fasilitas Utama

Suasana ruang yang akrab, dan cozy sehingga mampu menarik minat pengunjung.
Tingkat pencahayaan sekitar 200 lux.
Terdiri dari dua jenis tempat duduk, tempat duduk menggunakan kursi dan tempat

duduk lesehan.
Memiliki sistem akustik yang baik, sehingga tidak ada gangguan suara, sistem
akustik diterapkan pada bahan dinding yang menggunakan bahan spon yang

Dinning Area Kafe

dibentuk seperti daun sehingga tetap menampilkan estetika.


Bahan lantai yng digunakan merupakan bahan lantai yang tidak licin dan mampu

menetralisir suhu yang dingin.


Penggunaan elemen-elemen yang artistik.
Desain interior yang unik.
Penggunaan pencahayaan alami dan buatan
penghawaan alami.
Penggunaan pencahayaan alami dan buatan agar ruangan dapur tidak lembab.
Penggunaan pencahayaan buatan.
Tingkat pencahayaan rata-rata yaitu 200 lux.
Memberikan bukaan seperti ventilasi agar sirkulasi udara berjalan berlangsung

dengan baik
Pengaturan pembagian space antara penempatan bahan dan proses memasak, agar

efisien.
Penggunaan peralatan stainless steel agar mudah dibersihkan maupun dioperasikan.
Bahan lantai menggunakan Carborundum agar tidak licin dan mudah dibersihkan

(Design and Layout of Foodservice Facilities, 98)


Terdapat penghisap asap disetiap kompor sehingga asap lebih mudah disalurkan

ruang luar.
Dinding menggunakan keramik bukan cat agar warna dinding tidak pudar

Dapur

Tabel 4.5.Lanjutan

Persyaratan Ruang

Nama Ruang
Coffee maker area

Fasilitas Utama

Tingkat pencahayaan rata-rata yaitu 200 lux.


Pengunjung dapat melihat secara langsung proses pengolahan kopi menjadi

minuman di dalam kafe


Penggunaan kaca sebagai pembatas transparan dengan dining area.

83

Bar Area

Kebun Kopi

Ruang Percontohan
Pengolahan Kopi
Konvensional

Memiliki sanitasi yang baik dan higienis.


Memiliki sirkulasi yang baik antara bahan dan mesin pembuat kopi.
Memiliki desain yang unik.
Desain bar memiliki bentuk U.
Memiliki aksesbilitas yang dekat terhadap dapur dan ruangan coffee maker.
Penggunaan fasilitas seperti mesin kasir, televisi, dan peralatan mendukung lainnya.
Pengunjung dapat duduk pada bar area.
Memiliki sirkulasi yang baik.
Penggunaan beberapa jenis tanaman selain kopi, yang berfungsi sebagai perindang,

hiasan, dan memberi batas dengan tanaman kopi.


Penataan elemen hardscape dan landscape.
Membuat suatu perkebunan dengan memperhatikan aspek kerapian dan keidahan.
Perkebunan kopi memiliki orientasi pada view/pemandangan alam sekitar.
Tingkat kebisingan yang kecil.
Memiliki jenis ruang yang terbuka.
Menggunakan pencahayaan alami.
Penggunaan bahan bangunan agar asap penggorengan biji kopi tidak menimbulkan

efek hitam pada dinding.


Pengunaan alat-alat tradisional.

Nama Ruang
Front office dan
lobby
ATM Centre

Wifi Area

Resting Area

Small Stage

Shop and Retail

Fasilitas Penunjang

Memiliki suasana ruang yang nyaman dan cozy.


Tampilan ruang yang menarik.

Kemudahan akses menuju area ini, dengan tingkat keamanan yang optimal.
Memiliki suasana ruang yang nyaman dan cozy.
Mengutamakan kenyamanan dan view.
Tersedia elektornik outlet pada area Wi-fi, karena penggunaan notebook dan sumber

daya portable.
Menggunakan penghawaan alami.
Pencahayaan alami tidak menyilaukan orang saat mengoperasikan notebook.
Memiliki suasana yang nyaman dan cozy.
Mengutamakan view perkebunan kopi.
Dapat mudah dilihat oleh semua pengunjung
Memiliki akustik yang baik sehingga dapat didengar oleh seluruh pengunjung kafe.
Operasional small stage hanya pada waktu-waktu tertentu.
Penggunaan elemen artistic pada smaal stage
Memiliki akses yang mudah dicapai setelah orang mengunjungi kafe atau

agrowisata.
Memiliki penataan space penjualan yang baik.
Pengguanaan penghawaan alami.
Penggunaan cahaya buatan agar barang-barang yang dijual tidak cepat mengalami
kerusakan.

Tabel 4.5.Lanjutan

Nama Ruang

Persyaratan Ruang

84

Fasilitas Utama

Workshop

Bale Bengong
Stand sampel kopi

Memiliki akustik yang baik agar tidak menimbulkan kebisingan.


Menggunakan penghawaan buatan.
Penggunaan pencahayaan buatan.
Terdapat tempat penyimpanan peralatan untuk ruang workshop.
Tingkat pencahayaan 150-250 lux.
Memiliki suasana yang nyaman.
Memiliki orientasi terhadap view pemandangan alam.
Mudah diakses sehingga pengunjung pasti melalui stand kopi.

Mudah diakses.
Kenyamanan dan efisien dalam proses ticketing.
Penggunaan system ticketing secara konvensional.

bubuk
Tiket Box

Nama Ruang
Tempat Parkir
Pengelola
Lobby Pengelola

Fasilitas Pengelola

Sirkulasi bagi kendaraan yang lancar.


Tidak mengganggu sirkulasi pengunjung.
Penggunaan pohon peneduh pada areal parkir outdoor.
Memiliki akses bagi pihak yang memiliki kepentingan
Penggunaan pencahayaan dan penghawaan buatan.
Penggunaan system absensi secara elektronik.
Tingkat pencahayaan 100-500 lux.
Ketersediaan bukaan yang memadai, sehingga memungkinkan masuknya sinar

matahari sebagai penerangan alami.


Penggunaan penghawaan buatan.
Tingkat privasi yang cukup dan nyaman.
Tingkat pencahayaan 100-500 lux.
Ketersediaan bukaan yang memadai, sehingga memungkinkan masuknya sinar

matahari sebagai penerangan alami.


Penggunaan penghawaan buatan.
Tingkat privasi yang cukup dan nyaman.
Tingkat pencahayaan 150-250 lux.
Kesan ruang yang ramah dan cozy.
Memiliki akustik yang baik agar tidak menimbulkan kebisingan.
Menggunakan penghawaan buatan.
Penggunaan pencahayaan buatan.
Terdapat tempat penyimpanan peralatan untuk ruang workshop.
Tingkat pencahayaan 150-250 lux.
Tingkat pencahayaan 100-500 lux.
Ketersediaan bukaan yang memadai, sehingga memungkinkan masuknya sinar

matahari sebagai penerangan alami.


Penggunaan penghawaan buatan.
Tingkat privasi yang cukup dan nyaman.
Tingkat pencahayaan rata-rata 200 lux.
Penggunaan material yang ringan dan bersih.
Perletakkan yang tersembunyi namun mudah untuk mengaksesnya.
Memiliki sanitasi yang baik agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.

Ruang GM

Ruang Kabag.

Ruang Tamu

Ruang Rapat

Ruang Staff

Pantry
Toilet Pengelola

85

Tabel 4.5.Lanjutan

Persyaratan Ruang
Nama Ruang
Fasilitas Utama
Ruang ME
Ruang Pompa
Ruang Genset

Perletakkan yang tersembunyi dan memudahkan dalam perawatan.


Memiliki penerangan buatan yang memadai.
Menggunakan penghawaan buatan untuk menjaga suhu ruangan.

Terdapat akses kendaraan sehingga menimbulkan sirkulasi yang nyaman.


Perletakkan tersembunyi namun akses dapat terlihat jelas.
Sirkulasi bagi kendaraan yang lancar.
Penggunaan pohon peneduh pada areal parkir outdoor.
Memperhatikan penataan letak mobil dan tidak membahyakan bagi aktivitas

sikulasi manusia.
Perletakannya berdekatan dengan entrance dan parkir.
Infromatif dan ramah.
Perletakkan yang tersembunyi namun mudah untuk mengaksesnya.
Memiliki sanitasi yang baik agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Perletakkan yang dekat dengan toilet serta kemudahan dalam perawatan.
Memiliki letak yang tersembunyi.

Ruang AHU
Gudang Bahan

Parkir

Pos Keamanan
Toilet Pengunjung
Janitor

4.4 Program Arsitektural


4.4.1. Analisa Pendekatan Kapasitas
Pendekatan kapasitas digunakan sebagai dasar pendekatan terhadap luas dan besaran
ruang secara umum. Pendekatan kapasitas terdiri dari :
1. Analisa kapasitas Dinning Room dan Dapur pada kafe
Analisa kapasitas dining room dan dapur dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah.
Tabel 4.6 Ukuran dapur dalam hubungannya dengan ukuran ruangan

Sumber :Design and Layout Food Service (Birchfield)

86

Dilihat dari tabel 4.6 untuk kafe yang memiliki kapasitas 100 seat, memiliki luas
dapur yaitu 113,96 jika dibulatkan sekitar 114 m dan luas dining room yaitu 79,05 m
dibulatkan menjadi 80 m. Untuk luas fasilitas penunjang menggunakan rumus 0,4 m x
banyak seat, dengan banyak seat yang berjumlah 100 maka; 100 x 0,4 m = 40 m.
Sehingga secara didapatkan asumsi yaitu total luasan dapur, dinning room dan luasan
fasilitas penunjang yaitu ; 114 m + 80 m + 40 m = 234 m
2. Pendekatan Kapasitas Pengunjung
Acuan pendekatan kapasitas menggunakan data jumlah wisatawan di Kabupaten
Gianyar yang telah dijelaskan pada bab 3, dengan pertimbangan kawasan Payangan
merupakan kawasan pengembangan pariwisata setelah Ubud.
Berdasarkan tabel data jumlah wisatawan di Kabupaten Gianyar, telah terjadi
peningkatan setiap tahun jumlah wisatawan yang berkunjung ke berbagai objek wisata di
Kabupaten Gianyar. Dari data diatas sesuai dengan perhitungan maka didapat rata- rata
laju pertumbuhan jumlah wisatawan yaitu 2.28 % pertahun dengan data kunjung
wisatawan mancanegara pada tahun 2010 berjumlah 592.076 orang dan wisatawan
domestik berjumlah 133.089 orang.Maka dari yang telah diuraikan diatas, jumlah civitas
yang di perkirakan akan menggunakan fasilitas Kafe dan Agrowisata di Payangan dengan
wisatawan Gianyar sebagai acuan adalah sebagai berikut :
a. Proyeksi jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Gianyar dalam 10 tahun ke
depan
Pt = Po (1 + Q)n
Pn = jumlah tahun ke n
10
= 592.076 (1 +2.28% )
Po = jumlah saat ini
= 592.076 (1,31)
r = pertumbuhan rata-rata per tahun
= 780.384 orang
jumlah
tahun antarayaitu15%
0n
b. Proyeksi jumlah wisatawan asingn =yang
berkunjung
(asumsi perencanaa
food service).
780.384 x 15% = 117.057 orang.
Sehingga jumlah kunjungan perhari menjadi (1 tahun = 365 hari)
117.057: 365 = 320 orang perhari,
c. Proyeksi jumlah wisatawan domestic yang mengunjungi Gianyar dalam 10 tahun ke
depan
Pt = Po (1 + Q)n
Pn = jumlah tahun ke n
= 133.089 (1 +2.28% )10
Po = jumlah saat ini
= 133.089 (1,31)
= 174.346 orang
r = pertumbuhan rata-rata per tahun
d. Proyeksi jumlah wisatawan yang berkunjung
yaitu
15%.(asumsi
perencanaa food
n = jumlah tahun
antara
0n
service ).
174.346 x 15% = 26.151 orang.
Sehingga jumlah kunjungan perhari menjadi (1 tahun = 365 hari)
87

26.151: 365 = 72 orang perhari,


Jumlah kunjungan total = proyeksi kunjungan wisman + proyeksi kunjungan wisatawan demestik
= 320 + 72 = 392 orang per hari.

e. Kapasitas kursi kafe


Jam operasional kafe yaitu jam 07.30 23.00selama 15,5 jam, sedangkan untuk
agrowisata 07.30-18.00 selama 10,5 jam.
Waktu rata-rata tamu makan di kafe = 2 jam, jadi terjadi pergantian setiap
15,5 : 2 = 7x
Kapasitas tempat duduk =392:7 = 56 kursi (dibulatkan menjadi 60 kursi)
3.

Jumlah Pengelola
Tabel 4.7.Analisa Kapasitas Pengelola

NO.
1.

PENGELOLA
General Manager / Kepala Kafe dan Agrowisata

KAPASITAS
JUMLAH

TOTAL

1 orang

1 orang

Admin dan Keuangan


2.

Kabag Admin dan Keuangan

1 orang

Staff administrasi

1 orang

Staff Keuangan dan Gaji pegawai

1 orang

3 orang

Operasional dan Marketing


Kabag. Operasional dan Marketing
3.

1 orang

Staff Operasional Kafe

1 orang

Staff Operasional Agrowisata

1 orang

Staff Marketing dan Publikasi

2 orang

Staff Transportasi

2 orang

7 orang

Servis
Kabag. Servis
4.

1 orang

Staff servis Agrowisata(2x Shift)

3 orang

Staff servis kafe(2x Shift)

3 orang

Staff ME(2x Shift)

2 orang

Guide

3 orang

Saat beroperasi
= 12 orang
Keseluruhan
= 20 orang

Tabel 4.6.Lanjutan

NO.

PENGELOLA

KAPASITAS
JUMLAH

TOTAL

88

Keamanan
5.

Kabag. Keamanan

Saat beroperasi

1 orang

Staff keamanan agrowisata

Staff keamanan kafe(2x Shift)

2 orang
1 shift = 2 orang

= 5 orang
Keseluruhan
= 7 orang

Pengembangan
6.

Kabag. Pengembangan

1 orang

Staff pengembangan kafe

2 orang

Staff pengembangan agrowisata

2 orang

5 orang

Dapur
7.

Kabag. Dapur

Saat beroperasi

1 orang

Chef (2x Shift)

1 shift = 2 orang

Pembantu Chef (2x Shift)

1 shift = 2 orang

Waiter dan Waitress (2x Shift)

1 shift= 20 orang

Kasir(2x Shift)

1 shift = 2 orang

= 27 orang
Keseluruhan
= 42 orang

JUMLAH PENGELOLA SAAT BEROPERASI

61 orang

JUMLAH PENGELOLA KESELURUHAN (termasuk shift)

85 orang

4.4.2 Studi Kapasitas Ruang


Berikut akan dijabarkan mengenai kapasitas ruang yang tersedia pada fasilitas Kafe dan
Agroisata Kopi Bali di Payangan. Berdasarkan pada analisis civitas pengguna yang telah
dijelaskan sebelumnya, dimana perkiraan jumlah pengunjung harian adalah 392 orang per
hari, dengan jumlah seat yang berjumlah 60 kursi. Rincian mengenai studi kapasitas dan
luasan ruang dijelaskan pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8.Studi Kapasitas Ruang Kafe dan Agrowisata Kopi Bali di Payangan

NO
.

DIMENSI

PERLENGKAPAN RUANG

JENIS RUANG
KAPASITAS

STANDAR

SUMBER

RUANG
LUAS

89

Ruang Utama
1.

Dinning Area (60kursi)

90+ 30

60 orang

Sirkulasi 30 %

30 orang perlantai

3 m2 / orng

30% dari ruang

S.Banding

90 m2

= 120 m2

30 m2

(Lantai 1)
(Lantai 2)

makan
2.

Dapur

- 2 chef
- 2 pembantu chef
- 5 waiter/waitrees
(finishing area)
- Meja Serving Dish
- Meja Masak
- Pastry and Pizza
-

oven
Kompor dan Oven
Fastfood fryer
Kulkas
Cutting board
Space kosong untuk

2,5 m2 / orng
2 ,5 m2 / orng
2,5 m2 / orng
0,6 m x 2,0m
0,6 m x 2,0m
0,6 m x 0,6m

Metric

5 m2

Handbook

5 m2

Planning

12,5 m2

and
Design

12 m2

Data

12 m2
0.36 m2

0,6 m x 0,6m

51 + 15,3
2

0,36 m

barang
- Pencucian tangan
- Dishwasher

1,35m x 9m
0,8 m x 0,8m
0,8 m x 0,4m
0,7 m x 0,7m x 2
0,6 m x 0,6m

- Sirkulasi 30%

0,6 m x 0,6m

0,32 m2

= 66,3 m2
(Lantai 1)

1,125 m2
0,64 m2
0,98 m2
0,36 m2

3.

Coffee Maker Room

2 orang
Mixer
Espresso machine
Mesin roaster
Coffee grinder
Pencucian tangan
Dishwasher
Meja
Tempat Perabotan
Sirkulasi 30%

2,5 m / orng
0,3 m x 0,3m
0,1 m x0,1mx 2
1,7 mx0,6m
0,4 m x 0,2m
0,6 m x 0,6m

Studi

0,36 m2
5 m2

Banding

0,9 m2
0,02 m2
15,94 + 4,78

0,6 m x 0,6m
0,6 m x 1,0m
0,6 m x 1,2m

1,02 m2

= 20,72 m2

0,08 m2

(Lantai 1)

0,36 m

0,36 m2
6 m2
4.

Bar Area

2 orang
Meja kasir
Mesin espresso
8 pengunjung
Meja Bar
Rak gelas
Televisi 42 inch

2,5 m / orng
0,8 mx0,4m
0,1 m x0,1m
3 m2 / orng
10 m x 0,7m
0,6 m x 2,0m
0,85 m x 0,05m

Studi

7,2 m2
5 m2

Banding

0,32 m2
0,01m

37,95 +3,79
= 41,74 m2

Metric

24 m2

(Lantai 1)

Handbook

7 m2

(Lantai 2)

90

- Sirkulasi 10%

Planning

1,2 m2

and Design

0,42 m2

Data

Tabel 4.8.Lanjutan

NO.

JENIS RUANG

KAPASITAS

PERLENGKAPAN RUANG
STANDAR
SUMBER

DIMENSI
LUAS

RUANG

Ruang Utama
5.

6.

- Tanaman Kopi
- Tanaman

Kebun Kopi

Ruang Pengolahan Kopi


Konvensional

perindang
Tanaman hias
Tanaman Buah
2 orang
Tungku api
Rak peralatan
Penumbuk
Kopi

60 are

(Ruang
Terbuka)
2,5 m2 / orng
0.5 mx 0,4 m
0,6 m x 1,0m
Luas lingkaran

Studi Banding

5 m2
2 m2
0,6 m

8,12 + 3,68
2

0,52 m

dengan r

- Sirkulasi 40%

6000 m2

Studi Banding

=11,90 m2
2

(Lantai 1)

=0,4m

Ruang Penunjang
1.
2.
3.

4.

5.

6.

Front office

ATM Centre
Wifi Area

Small Stage

Shop and Retail

Workshop

- 2 orang

2,0 m2 / orng

Neuvert Data

5 m2

- 3 buah

3,75 m2

Arsitek
Studi Bading

11,25 m2

- 9 orang
- 3 sofa
- 3 meja panjang

3.15 m2/orang
1,95 m x 0,7m
2m x 0,6m

Studi Bading

28,35 m2

5 m2
(Lantai 1)
11,25 m2
(Lantai 1)

- Peralatan music
- Changing room
- Penyanyi
-

2 orang
Meja Kasir
3 Rak kaca
Sirkulasi 30%

- 30 pengunjung
- Stage

10 m2

4,095 m
Metric Handbook

3,6 m2
10 m2

Planning and Design

(1 orang)
- Gudang

36,045 m2
(Lantai 2)
10 m2
(Lantai 2)

Data
2

2,0 m / orng
2.2 m2
2 m x 0,6m

2,0 m2 / orng

Studi Banding

4 m2

=15,34 m2

3,6 m2

(Lantai 1)

60 m2

77,2 + 23,16

2,2 m

Studi Banding

11,8+ 3,54
2

=100,36 m2

20% area
- R. Kontrol

pengunjung
1,2 m2 / orng
10% area

12 m2

(Lantai 2)

1,2 m2

91

- Sirkulasi
30 %

6 m2

pengunjung

7.

Bale Bengong Agrowisata - 6 buah

3m x 3m

Studi banding

9 m2

8.

Stand sampel kopi bubuk - 1 rak kaca


- 2 orang
- Sirkulasi 30%

2 m x 0,6m
2,0 m2 / orng

Studi banding

1,2 m2

(Lantai 1)
5,2+1,56

4 m2

= 6,76 m2

2,0 m2
1,4 m2
0,65 m2

A.J Metric

54 m2

(Lantai 1)
9.

Tiket Box

- 2 loket
- 2 staff
- 5pengunjung

2,8 m

3,25 m2

Tabel 4.8.Lanjutan

NO.

4 m2

KAPASITAS

STANDAR

(Lantai 1)

DIMENSI

PERLENGKAPAN RUANG

JENIS RUANG

10,05 m2

RUANG

SUMBER

LUAS

Ruang Pengelola
1.

Ruang Manager

2.
Ruang Kabag.
3.
Ruang Tamu
4.
Ruang Rapat
5.
Ruang Staff
6.
7.

- 1 orang

13,4 m2

Neuvert Data

13,4 m2

13,4 m2

- 6 orang
- Sirkulasi 30%

2,5 m2

Architect
Neuvert Data

22,5 m2

(Lantai 1)
22,5 + 6,75

- 4 orang
- Sirkulasi 30%

1,5 m2 /orang

- 7 orang
- Sirkulasi 30%

2,15 m2/orang

- 27 orang
- Sirkulasi 30%

2,5 m2/orang

Toilet Pengelola

- 2 toilet
- 3 washbashin
- Sirkulasi 30%

Neuvert Data

Neuvert Data

2,0 m2
1,2 m2
0,9 m2

Neuvert Data

15,05 m2

2,0 m2
1,2 m2

(Lantai 1)
15,05 + 4,5
= 19,5 m2

67,5 m2

(Lantai 1)
67,5 + 21,25
= 88,75 m2

13,31 m2

Architect
Neuvert Data
Architect

(Lantai 1)
6 + 1,8
= 7,8 m2

Architect

ruang staff

Wanita

6 m2

Architect

Pria
- 1 toilet
- 2 washbasin
- 2 urinoir

Neuvert Data
Architect

15% dari total

Pantry

= 29,25 m2

Architect

(Lantai 1)
13,31 m2
(Lantai 1)

2 m2
2,4 m2

13,8 + 4,14

1,8 m2

= 17,94 m2
(Lantai 1)

4 m

3,6 m2

Ruang Servis
Ruang ME
1.

2.

- Sirkulasi 40%

22 m2
2

Ruang Pompa

5m

Ruang Genset dan Ruang

5 m2

AHU
Gudang Bahan

- Sirkulasi 30%

- 15% dari
dinning room

Time severt standar


Studi Banding
Studi Banding

22 m2
5 m2
5 m2

= 30,8 m2
(Lantai 1)

Time Severt

34,65 + 11,9

Standar

= 46,55 m2

92

(Lantai 1)
60 orang
- 15 m /mobil
Mobil (asumsi - 1 mobil 3 orang
- 18 m2/travel
30%
- 1 travel 6
pengunjung)
orang
Travel 50%
- 2 m2/motor
pengunjung)
Motor (asumsi
2

3.

Parkir Pengunjung

Studi Banding
90 m2

90 m2

24 m2

pengunjung)
pengunjung)
Sirkulasi100 %
Parkir Pengelola

61 orang
- Mobil GM
- Motor Seluruh

= 408 m2
(Lantai 1)

20%

4.

204 + 204

- 15 m2/mobil
- 2 m2/motor

Studi Ruang

15 m2
122 m2

137 + 137
= 274 m2

pengelola

(Lantai 1)

kecuali GM
- Sirkulasi 100 %

Tabel 4.8.Lanjutan

NO.

JENIS RUANG

KAPASITAS

PERLENGKAPAN RUANG
STANDAR
SUMBER

DIMENSI
LUAS

RUANG

Ruang Servis
2 orang

2,5 m2/orang

Neuvert Data

Pos Keamanan

Architect
Pria

5 m2
(Lantai 1)

Neuvert Data

- 1 toilet
- 2 washbasin
- 2 urinoir
Toilet Pengunjung Kafe

5 m2

Wanita
- 2 toilet
- 3 washbashin
- Sirkulasi 30%

2,0 m2
1,2 m2
0,9 m2

Architect

2 m2
2,4 m2
1,8 m2

2,0 m2
1,2 m2

4 m2
15% luas toilet

Janitor

Time Severt

3,6 m2
2,691 m2

Standar

13,8 + 4,14
= 17,94 m2
(Lantai 1)
(Lantai 2)

2,691 m2
(Lantai 1)
(Lantai 2)
6000 m2
1420 m2
403.38 m2

Luas Kebun Kopi


Luas Lantai 1 Kafe
Luas Lantai 2 Kafe

Karena merupakan bangunan komersial jadi syarat KDB bangunan yaitu 40%, sehingga dalam
perhitungan luasan KDB adalah Luas lantai 1 : 40%.
Luas Lahan Kafe = Luas Lantai 1 : KDB (40%)
= 1420 : 40% = 2.367 m2

Luas Kebun Kopi = Luas Kebun + Sirkulasi 30% + KDB 10%

= 6.000 m2 + 1800 + 600m2 = 8.400 m2 93

Jadi luas lahan keseluruhan yang dibutuhkan untuk fasilitas kafe dan agrowisata adalah :
Luas Lahan Keseuluruhan =Luas Kebun Kopi + Luas Kafe
= 8400 m2 + 2.367 m2 = 100.767 m2

4.4.3 Hubungan Ruang


Analisis Hubungan ruang meliputi hubungan ruang utama, penunjang, pengelola, dan
servis. Hubungan ruang ini dikatagorikan menurut kedekatan ruang nya yang terdiri dari :

Akses langsung; merupakan hubungan ruangan yang memiliki kedekatan jarak dan

saling terhubung.
Dekat tapi tidak terdapat akses langsung ; merupakan hubungan ruangan yang
memiliki kedekatan jarak dan namun tidak terhubung baik dari segi fungsi maupun

operasionalnya.
Jauh ; Merupakan merupakan hubungan ruangan yang tidak memiliki kedekatan

jarak dan tidak terhubung baik dari segi fungsi maupun operasionalnya.
1. Hubungan Ruang Utama
Hubungan ruang utama pada Kafe dan Agrowisata ditunjukkan pada gambar 4.9
berikut.

= Akses Langsung
= Dekat namun tidak ada akses
langsung
= Jauh

2. Hubungan Ruang PengelolaGambar 4.9. Hubungan Ruang Utama


Hubungan ruang pengelola pada Kafe dan Agrowisata ditunjukkan pada gambar 4.10
berikut.

94

= Akses Langsung
= Dekat namun tidak ada akses
langsung
= Jauh

3. Hubungan Ruang Penunjang


Gambar 4.10. Hubungan Ruang Pengelola
Hubungan ruang penunjang pada Kafe dan Agrowisata ditunjukkan pada gambar 4.11
berikut.

= Akses Langsung
= Dekat namun tidak ada akses
langsung
= Jauh

Gambar 4.11. Hubungan Ruang Penunjang


4. Hubungan Ruang Servis
Hubungan ruang servis pada Kafe dan Agrowisata ditunjukkan pada gambar 4.12

berikut.

= Akses Langsung
= Dekat namun tidak ada akses
langsung
= Jauh

4.4.4

Analisis Sirkulasi Ruang


Gambar 4.12. Hubungan Ruang Servis
Untuk gambaran analisis sirkulasi ruang menunjukkan sirkulasi dan distribusi dari tiap
tiap jenis ruang yang ada dengan civitas.

= Akses Langsung
= Dekat namun tidak ada akses
langsung
= Jauh
Gambar 4.12. Hubungan
Ruang Servis

95

Agrowisata

Gambar 4.13. Organisasi Ruang Lantai Dasar

96

Gambar 4.14. Organisasi Ruang Lantai Dua

4.5

Program Tapak
Pada program tapak akan diuraikan mengenai analisis pemilihan tapak serta analisis
mengenai kondisi tapak terpilih pada perencanaan Kafe Agrowisata Kopi di Payangan,
Gianyar.
4.5.1. Analisis Pemilihan Lokasi Tapak
Berdasarkan kepada jumlah luas ruang yang didapatkan, maka luasan keseluruhan kafe
dan agrowisata adalah 8.367 m2. Untuk perhitungan ruang luar tidak diperlukan karena posisi
agrowisata sebagai ruang luar dari fasilitas kafe sebagai bangunan. Adapun parameter
pemilihan lokasi tapak terpilih adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Memiliki akses sirkulasi dan pencapaian dari dan menuju tapak yang baik.
Memiliki nilai komersial yang tinggi.
Memiliki Transis
Bentuk tapak
Memiliki view alam

Dalam penentuannya, bobot-bobot diatas dianalisa melalui bentuk tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9. Penentuan Bobot Pemilihan Tapak

No
1.

Kriteria
Akses sirkulasi yang baik

1
x

2
0

No. Kriteria
3
4
1
0

5
0

Total

Rank.

Bobot.

17,5

97

2.
3.
4.
5.

Nilai komersial tinggi


Memiliki transis
Bentuk tapak
Memiliki view alam

1
0
1
1

x
0
0
1

1
x
0
1

1
1
x
1

0
0
0
x

3
1
1
4

2
3
5
1

22,5
20
15
25

X= karakter yang sama, 1=Kriteria yang lebih penting, 0 = kriteria yang kurangpenting

Sesuai dengan Lokasi perencanaan Kafe dan Agrowisata Kopi Bali ini mengambil lokasi
di Kabupaten Gianyar, tepatnya di kecamatan Payangan. Berdasarkan survey mengenai lokasi
pada bab 3 tentang tata guna lahan serta potensi yang dimiliki, kedua lokasi tapak terletak
pada Desa Kerta. Namun memiliki letak yang berbeda berdasarkan ketersediaan lahan yang
berlokasi di Desa Kerta, yang ditunjukkan pada gambar 4.15 dan 4.16 berikut.

Gambar 4.16. Peta Lokasi Site, Desa Kerta


Sumber : Survey 10 Maret 2013

Gambar 4.15. Peta Kecamatan Payangan


Sumber : Survey 10 Maret 2013

Lokasi pemilihan site alternatif pada Desa Kerta ditunjukkan pada gambar 4.17 berikut.

98

Bali Quad Discovery


Tour

SITE 2

Orchid Villa

SITE 1

Gambar 4.17. Lokasi Alternatif


Sumber : Survey 10 Maret 2013

Setelah mendapatkan lokasi alternative maka, upaya penentuan yang diakukan


selanjutnya adalah penentuan bobot alternative tapak. Penentuan bobot ini berupa hasil
analisa perhitungan perkiraan bobot pada setiap criteria yang kemudian dibandingkan pada
kedua alternative tapak/site, yang disajikan pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10. Penentuan Bobot Alternatif Tapak

No
1.
2.
3.
4.
5.

Kriteria
Memiliki view tapak
Nilai komersial tinggi
Memiliki transis
Akses sirkulasi yang baik
Bentuk tapak
Jumlah

Bobot
25
22,5
20
17,5
15

Site 1
Nilai
5
5
3
3
0

Site 2
Jumlah
125
133,5
60
52,5
0
370

Nilai
5
3
5
3
5

Jumlah
125
67,5
100
52,5
75
420

5 = sangat memenuhi, 3 = cukup memenuhi, 0 = kurang


memenuhi

Justifikasi Penilaian :
a. Pada kriteria no. 2, alternatif 2 diberi nilai 3 karena di wilayah Desa Kerta,
Payangankhususnya pada site alternative 2 memiliki nilai komersial namun kurang
berada pada posisi yang strategis.
b. Pada kirteria no. 3, alternatif 1 diberikan nilai 3 karena transis pada site alternative 1
tergolong dalam transis yang landai.
99

c. Pada kriteria no. 4, alternatif 1 diberikan nilai 0 karena bentuk tapak padasite
alternative 1 cenderung melebar ke arah menyamping sehingga kurang efektif bagi
perancangan kafe dan agrowisata
Berdasarkan pada tabel pemilihan site di atas, maka tapak yang terpilih adalah tapak
alternative kedua (site 2).
4.5.2 Analisa Tapak Terpilih
Analisa tapak dilakukan untuk mengetahui potensi yang yang terdapat pada tapak.
Analisa potensi tapak terdiri dari :
1. Bentuk, Luas, dan Batas-batas tapak.
Bentuk, luas dan batas batas tapak eksisting ditunjukkan pada gambar 4.18 berikut.

Gambar 4.18. Bentuk, Luas, dan Batas Tapak Terpilih


Sumber : Survey 10 Maret 2013

a. Kondisi Eksisting
Tapak memiliki bentuk dasar persegi panjang, yang terletak pada sisi barat Jalan
Raya Payangan, dengan tapak yaitu :
Luas Tapak = 1,04 Ha

Adapun batas-batas yang dimiliki tapak adalah :

100

Bagian Utara merupakan lahan kosong dan terdapat perumahan disebelah

utara lahan kosong.


- Bagian Selatan merupakan lahan kosong.
- Bagian Timur merupakan Jalan Raya Payangan.
- Bagian barat adalah tebing.
b. Analisa
- Site memiliki luas yaitu 1,04 Ha sesuai dengan kebutuhan ruang luas site
-

yaitu 1 Ha sudah mencukupi.


Dengan bentuk site seperti gambar diatas, pemanfaatan penataan kawasan

bangunan mengikuti kontur yang ada.


- Fungsi site merupakan peruntukkan untuk bangunan komersial
c. Implikasi
- Site dengan karakteristik memanjang, sehingga untuk perletakkan massa
-

mengikuti arah garis kontur.


Susunan massa pada site sesuai dengan fungsinya dan bentuk tapak.
Menggunakan massa majemuk, untuk penataanya diatur sesuai kebutuhan

dan letak level tanah.


- Orientasi bangunan mengarah sesuai yang ditunjukkan oleh tanda panah.
Gambaran implikasi mengenai analisa tapak ditunjukkan pada gambar 4.19
berikut.

Gambar 4.19. Implikasi Bentuk, Luas, dan Batas Tapak Terpilih


2. Tata Guna Lahan
a. Kondisi Eksisting
Penggunaan lahan eksisting pada site antara lain berupa area; perdagangan,

persawahan, rumah penduduk serta tempat pengolahan biji kopi. Area lokasi tapak

merupakan kawasan perkebunan kopi, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.20
berikut.

101

Perumahan Penduduk
Pengolahan Kopi

b.
-

Kawasan Perdagangan
Gambar 4.20. Tata Guna Lahan pada Tapak Terpilih
Sumber : Survey 10 Maret 2013
Analisa

Site yang ada mampu mewakiliki peruntukkan bagi fungsi kafe dan agrowisata
Memberikan sifat yang komersial bagi pengadaan kafe dan agrowisata.
Memiliki letak yang strategis.

c. Implikasi
- Dengan tata guna lahan site sebagai perkebunan kopi, maka site ini cocok
-

dijadikan sebagai agrowisata perkebunan kopi.


Letak site berada pada jalan raya Payangan. Tentunya site ini memiliki letak yang
strategis dalam segi pencapaiannya oleh karena itu bentuk dan pola entrance pada

site sangat berpengaruh.


Dengan adanya bangunan-bangunan seperti tempat pengolahan kopi, kawasan
agrowisata dan wisata buggy. Bentuk bangunan yang dibuat harus mampu
menarik minat pengunjung.

3. Jaringan Jalan dan Sirkulasi Tapak


a. Kondisi Eksisting
Jalan utama yang berfungsi sebagai jalur sirkulasi utama pada tapak. Terletak
dibagian timur tapak, yaitu Jalan Raya Payangan. Jalan ini memiliki lebar 4 meter.
Sirkulasi Jalan Raya Payangan tidak padat, kendaraan yang melaju pada jalan ini

meliputi mobil, motor, atau truk serta fasilitas transportasi pariwisata, yang
ditunjukkan pada gambar 4.21 berikut.
102

Dari Payangan Menuju Bangli


Dari Bangli menuju Payangan

b. Analisa
Gambar 4.21. Jaringan Jalan dan Sirkulasi Pada Tapak Terpilih
Survey 10padat,
Maret 2013
- Sirkulasi kendaraan bermotorSumber
tidak: terlalu
dengan rata-rata mobil yang
melintas yaitu 1 mobil/30 detik dan 1 motor/10 detik (survey 10 maret 2013)
Arah kendaraan lebih dominan berasal dari arah Payangan menuju Bangli.
c. Implikasi
- Letak entrance ditunjukkan oleh gambar kotak biru, dimana letak entrance
-

dipisahkan dengan pintu keluar.


Pola sirkulasi dalam site mengikuti pola sirkulasi pada jalan Raya Payangan.
Pola sirkulasi memprioritaskan kemudahan dalam pencapaian menuju site ataupun
menuju bangunan.

Gambaran implikasi mengenai analisa jaringan jalan dan sirkulasi tapak ditunjukkan

pada gambar 4.22 berikut.

103

Entrance
Arah Sirkulasi

Gambar 4.22. Implikasi Jaringan Jalan dan Sirkulasi Pada Tapak Terpilih
Sumber : Survey 10 Maret 2013

4. Topografi dan Geologi Tapak


a. Kondisi Existing Tapak
Pada gambar 4.23 dijelaskan bahwa kondisi topografi tapak adalah bertransis, karena
kondisi eksisting yang berupa lahan perkebunan kopi. Kondisi tanah pada tapak
didominasi oleh tanah kasar berupa butiran yaitu berupa tanah alluvial dengan
kedalalam tanah keras yaitu lebih dari 90 cm, jenis tanah ini tentu memerlukan kadar
air yang tinggi. (Gianyar Dalam Angka, 2012 : 8).
TAPAK MEMILIKI KEMIRINGAN 5%. HAL
INI DIKARENAKAN SETIAP 20 METER,
KEADAAN TANAH TURUN HINGGA 1 m.
DENGAN KONDISI TANAH YANG
BERTRANSIS COCOK SEBAGAI LAHAN
KAFE DAN AGROWISATA

Potongan Site
Gambar 4.23.Kondisi Topografi Tapak Terpilih
Sumber : Survey 10 Maret 2013

b. Analisa
- Jenis tanah merupakan tanah regosol dimana memiliki tingkat keasaman pH 5 7.
- Tanah ini memiliki kekuatan jika umur tanah makin tua.
- Kondisi tanah pada site memungkinkan untuk membuat suatu struktur bangunan
dengan kedalaman tanah keras pada site ini yaitu 2 meter.
c. Implikasi

104

Arah drainase sesuai dengan gambar disamping. Arah drainase mengikuti pola
level kontur, sehingga menuju kearah kontur yang lebih rendah , seperti pada
gambar 4.24 berikut.

Arah Drainase

Gambar 4.24.Implikasi Kondisi Topografi Tapak Terpilih


Sumber : Survey 10 Maret 2013

Penggunaan system substruktur menyesuaikan dengan tipe tanah, sehingga tipe


pondasi yang cocok yaitu pondasi telapak.

5. Keadaan Iklim padaTapak


a. Kondisi Eksisting
Kondisi iklim pada tapak memiliki permasalahan pada tingkat kelembapan yang
relative tinggi, kemudian intensitas penyinaran matahari yang hampir sepanjang
tahun, serta temperature udara yang bervariasi. Curah hujan pada kabupaten gianyar
yaitu 2.097 mm per tahun, serta temperature harian berkisar antar 16 C sampai 20

105

C, yang ditunjukkan pada gambar 4.25 berikut, mengenai illustrasi kondisi iklim

pada tapak.

Gambar 4.25Kondisi Iklim Tapak Terpilih


Sumber : Survey 10 Maret 2013

b. Analisa
- Dengan temperature yang cukup dingin untuk penentuan jenis penghawaan pada
-

bangunan.
Dengan data iklim pada site pengadaan bukaan pada bangunan diperhitungkan demi

kenyamanan pengguna.
Dengan data curah hujan yang ada pemilihan bentuk dan material atap akan

berpengaruh bagi ketahanan bangunan.


c. Implikasi
- Pemaksimalan bukaan pada bangunan untuk mencapai penghawaan alami, hal ini
dikarenakan site sudah memiliki suhu yang dingin, sehingga tidak diperlukan
-

penghawaan buatan.
Untuk memaksimalkan intensitas penyinaran, maka pada bangunan menggunakan
skylight pada beberapa ruangan untuk memberikan dan memanfaatkan

pencahayaan alami.
Jenis tanaman selain tanaman kopi disesuaikan dengan jenis tanaman yang cocok
hidup pada daerah site. Pemilihan tanaman mendukung kafe dan agrowisata baik
dari segi estetika, fungsi sebagai peneduh dan lain-lain.

6. Vegetasi pada Tapak


a. Kondisi Eksisting
106

Vegetasi pada tapak yang ditunjukkan oleh gambar 4.26, merupakan areal perkebunan
kopi, namun terdapat 2 pohon pinus ditengah-tengah areal perkebunan.

Pohon Pinus

Kebun Kopi
Pohon Pinus

Gambar 4.26.Kondisi Vegetasi Tapak Terpilih


Sumber : Survey 10 Maret 2013

Analisa
- Pinus merupakan jenis tanaman perindang yang dapat dimanfaatkan
penggunaannya bagi site.

b. Implikasi
- Pohon pinus tidak ditebang namun dibiarkan paad site, karena dapat berguna bagi
-

agrowisata.
Penataan letak tanaman kopi yang berupa pemetakan kopi agar teratur.
Adanya tanaman pendukung selain kopi, agar jenis tanaman tidak monoton.

7. Tingkat Kebisingan Pada Tapak


a. Kondisi Eksisting
Gambaran mengenai kondisi tingkat kebisingangan tapak dijelaskan pada gambar
4.27 berikut.
Karena merupakan tebing ,maka
tingkat kebisingan tapak disini
sangatlah kecil. Suara yang dihasilkan
berasala dari seranggau menimbulkan
suasana yang rileks dan tenang
Karena merupakan
lahan kosong, maka
tidak menimbulkan
kebisingan terhadap
site.

107

Karena merupakan
lahan kosong, maka
tidak menimbulkan
kebisingan terhadap
site.

Jumlah motor dan mobil yang melaju


tidak menimbulkan bunyi yang bising.

Gambar 4.27.Kondisi Tingkat Kebisingan Tapak Terpilih


Sumber : Survey 10 Maret 2013

b. Analisa
- Kebisingan pada site tidak terlalu berpengaruh karena tingkat kebisingannya
relative kecil.
- Kebisingan berasal dari bunyi mesin kendaraan seperti mobil atau motor.
c. Implikasi
- Letak bangunan yang agak masuk kedalam site, agar keadaan bangunan tidak
-

terganggu oleh suara kendaraan lewat.


Pengutamaan kenyamanan bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana kafe

dan agrowisata.
Orientasi massa menghadap menuju view tebing, yang ditunjukkan pada gambar
4.28 berikut.
View

Gambar 4.28.Implikasi Kondisi Tingkat Kebisingan Tapak Terpilih


Sumber : Survey 10 Maret 2013

8. Utilitas yang Tersedia pada Tapak


a. Kondisi Eksisting
Jaringan utilitas pada daerah tapak terdiri 2 tiang listrik dan 2 lampu penerangan, yang
ditunjukkan pada gambar 4.29 berikut

108

Tiang Listrik
b. Analisa
Gambar 4.29.Kondisi Utilitas Tapak Terpilih
Sumber :terhadap
Survey 10 Maret
- Membuat alur pemanfaatan utilitas
site. 2013
- Penempatan utilitas sesuai dengan kebutuhan bangunan pada site.
c. Implikasi
- Untuk utilitas yang berupa listrik, berasal dari gardu induk PLN yang berjarak 1
-

km dari site.
Dalam kondisi yang urgent diperlukan adanya genset jika seaktu-waktu listrik

padam.
Sistem utilitas plumbing dalam peletakkanya diperhitungkan dengan keadaan

kontur sehingga aliran plumbing lebih efisien.


Penampungan sampah dekat dengan seluruh fasilitas sehingga dalam
pembersihannya tempat sampah dapat dicapai dengan mudah. Namun
perletakkannya harus disembunyikan karena akan mengganggu pemandangan.

9. View Pada Tapak


a. Kondisi Eksisting
Sesuai dengan data eksisting tapak, view yang paling optimal dan representative dari
dalam tapak adalah bagian barat yang berupa pemandangan alam gunung, dan dibatasi
oleh tebing, yang ditunjukkan pada gambar 4.30 berikut.

View Tebing

Gambar 4.30. Kondisi View Tapak Terpilih

b. Analisa
Sumber : Survey 10 Maret 2013
- View dapat dijadikan sebagai pemberi nilai komersial bagi tapak
- Sesuai dengan fungsinya bangunan harus berorientasi terhdapa view.
c. Implikasi

109

Orientasi massa mengikuti view, karena view merupakan pertimbang dasar dalam

pemilihan site.
Karena fungsi tapak sebagai kafe dan agrowisata, maka view dijadikan nilai

komersial bagi caf dan agrowisata.


Gambaran implikasi mengenai analisa view pada tapak ditunjukkan pada gambar 4.31
berikut.

Gambar 4.31. Implikasiterhadap View Site


Sumber : Survey 10 Maret 2013

110

Anda mungkin juga menyukai