Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

STUDY KELAYAKAN BISNIS

“COFFEE BROWN SUGAR”

DISUSUN OLEH :

Kelompok 4

1. Amalia Isnaini Purinda L (1910103099)


2. Bayu Setyadi (1910103046)
3. Claudia Alviani (1910103053)
4. Sonia Aprilia Saputri (1910103074)
5. Wiwin Yusdianti (1910103011)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TIDAR

2021/2022
BAB I

RINGKASAN DAN KESIMPULAN (IKHTISAR)

Saat ini kita dapat mengamati betapa banyaknya para pekerja yang bekerja hingga larut
dan tak jarang mereka merasa lelah serta bosan akan rutinitas yang dilakukannya sehari-hari.
Kebanyakan untuk mengatasi hal itu, pekerja kemudian meredakan rasa stressnya dengan
menyambangi kedai kopi atau kafe yang menyediakan sajian kopi agar dapat sedikit merasa
santai serta dapat mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai. Tak hanya pekerja saja yang
dapat merasa stress. Kalangan pelajar baik itu dari siswa hingga mahasiswa pun bisa merasakan
stress karena beban tugas yang mereka dapatkan dari menempuh pendidikan.

Berkaitan dengan hal itu, di wilayah sekitar Kota Magelang belum banyak kedai kopi
ataupun kafe yang menyediakan tempat dan menjual sajian dengan menu kopi. Padahal berkaca
pada kondisi yang ada, Kota Magelang memiliki dua universitas yang dapat dikatakan cukup
besar yang mana jika didirikan kafe dengan sajian menu kopi sepertinya mampu memiliki
potensi penjualan yang cukup baik. Berdasarkan pengamatan sekilas, beberapa mahasiswa
mencari tempat seperti kafe untuk mereka mengerjakan tugas dan berkumpul ria bersama teman-
temannya.

Dengan adanya kafe baru di wilayah sekitar Kota Magelang, harapan pemrakarsa mampu
menjawab kebutuhan para pekerja dan siswa/mahasiswa saat ini. Tak hanya itu, dengan adanya
kafe pun dapat digunakan untuk berkumpul dengan sanak saudara, bertemu klien, dan
menghabiskan waktu bersama orang yang di sayangi. Kafe saat ini menjadi alternatif tempat
terfavorit bagi kaum-kaum milenial hingga dewasa karena modernisasi.

Kafe yang memiliki sajian menu kopi mampu memikat hati para pengunjung di berbagai
usia karena kopi saat ini memiliki beraneka rasa. Wanita dan anak-anak pun dapat menikmati
kopi tanpa rasa pahit dari kopi pada umumnya. Munculnya aneka rasa kopi tersebut semakin
digemari oleh masyarakat. Terlebih menikmati kopi di tempat yang nyaman dan nge-hits ialah
salah satu kegiatan orang-orang yang sedang happening. Apalagi jika ditambah dengan sajian
kopi yang memiliki rasa unik seperti rasa dari gula jawa. Hal itu akan mampu menarik perhatian
masyarakat karena rasa kopi dari gula jawa ini belum banyak beredar di wilayah Kota Magelang.
BAB II

LATAR BELAKANG DAN PEMRAKARSA

Rasa lelah dan bosan yang dirasakan oleh para masyarakat di era sekarang ini
sangatlah beragam. Tak jarang rasa lelah dan bosan dapat menjadikan stress yang cukup
tinggi bagi mereka. Stress yang cukup tinggi membuat masyarakat membutuhkan suatu
tempat yang dapat mereka gunakan untuk melepas penat, lelah, atau bahkan untuk
refreshing sejenak agar pikiran menjadi segar seperti semula. Kedai kopi atau mini kafe
merupakan salah satu alternatif pilihan terfavorit bagi masyarakat zaman milenal seperti
sekarang ini. Selain sudah menjadi suatu kebiasaan masyarakat Indonesia, kedai kopi
terbukti mampu memikat hati para pengunjung berbagai usia untuk singgah ke tempat
nyaman ini.
Kini keberadaan kedai kopi atau mini kafe semakin merambah dan digemari para
masyarakat. Banyaknya pemberitaan akan kenyamanan berada di kedai kopi sembari
me-refresh otak semakin menarik perhatian pengunjung. Dukungan dari masyarakat
akan kedai kopi sudah tidak diragukan lagi. Kedai kopi yang semula hanya dijadikan
sebagai tempat berkumpul masyarakat, biasanya disebut warkop (warung kopi), kini
telah beralih memiliki fungsi tambahan sebagai tempat nostalgia dengan sahabat lama,
mengerjakan tugas, mengobrol santai, rapat kerja, dan tempat tongkrong anak-anak
muda.
Usaha Coffee Brown Sugar ini dilatarbelakangi oleh semakin bertambahnya
minat masyarakat akan kopi dengan varian modern dan banyaknya pencari tempat
nyaman untuk sekadar singgah sebentar. Hal ini membuat peluang bisnis Coffee Brown
Sugar terbuka untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat di Kota Magelang.
Berkembangnya gaya hidup dan kebiasaan berkumpul dan mengobrol sembari minum
kopi mendorong terciptanya usaha ini. Banyak anak muda maupun pekerja di Kota
Magelang yang membutuhkan tempat untuk berkumpul atau menyendiri di tempat
nyaman. Dibangunnya Coffee Brown Sugar ini merupakan jawabannya.
Tak hanya itu, kami juga melihat belum adanya tempat khusus penjual kopi
dengan campuran gula jawa murni sebagai produk utamanya. Kebanyakan kedai-kedai
kopi atau mini kafe saat ini di Kota Magelang hanya menyediakan makanan dan
minuman yang standar ala kafe seperti coklat panas atau es, teh, kopi susu, kopi hitam,
jus, dsb. Usaha ini kami konsep untuk dapat merangkul segala kalangan mulai dari
orang tua, mahasiswa, pekerja, dan yang lainnya agar bisa berkumpul, mengobrol,
mengerjakan tugas, dan melakukan rapat kerja yang santai. Dengan bermodalkan varian
rasa yang unik dari gula jawa murni yang legit ditambah dengan suguhan makanan
ringan yang ramah di kantong, usaha ini dapat ditemukan dengan mudah dengan tempat
yang nyaman serta didukung dengan lokasi yang cukup strategis di dekat kawasan
kampus.
Selain menyediakan kafe yang menjual kopi dengan gula jawa untuk mengisi
peluang yang ada serta memenuhi permintaan pasar, usaha kami juga bertujuan untuk
mensejahterakan petani lokal Indonesia dengan membeli bahan baku hanya dari petani
dan produsen lokal Indonesia. Diharapkan dengan usaha yang kami bangun ini nantinya
tidak hanya memberikan keuntungan kepada kami sebagai pelaku usaha dan melayani
masyarakat saja namun juga bisa bermanfaat bagi masyarakat setempat khususnya
petani dan produsen bahan baku.
Unit usaha yang bernama “FCBS” kependekan dari Fresh Coffee Brown Sugar ini
di prakarsai oleh mahasiswa dan mahasiswi muda yang beranggotakan :
1. Amalia Isnaini Purinda L
2. Bayu Setyadi
3. Claudia Alviani
4. Sonia Aprilia S
5. Wiwin Yusdianti

Harapannya dengan adanya kafe ini mampu menjawab kebutuhan masyarakat sekitar
Kota Magelang yang semoga membantu meredakan rasa penat dan menyediakan tempat
berkumpul atau tempat santai agar pikiran merasa rileks.
BAB III

ASPEK PASAR

1. Pasar Potensial
a. Segmenting
Jumlah pembeli atau calon pelanggan potensial yakni dapat dilihat dari
segmentasi pasar. Dalam hal ini untuk produk kopi brown sugar, kami mensegmen
konsumen terkhusus untuk remaja ABG, anak-anak muda, dan orang dewasa dengan
rentang usia 13-50 tahun. Alasan utama kami mensegmen konsumen usia remaja
dikarenakan para remaja atau anak ABG saat ini menyukai sesuatu yang baru dan
segala hal yang something new. FCBS ini merupakan salah satu dari something new
yang remaja inginkan karena para remaja dapat meminum kopi dengan nuansa rasa
gula jawa yang legit yang sebelumnya belum pernah ada.
b. Target
Perusahaan memilih pasar untuk rentang usia 13-50 tahun sehingga target dari
perusahaan ialah orang-orang usia 13-50 tahun. Hal ini dikarenakan masih sedikitnya
sumber daya yang dimiliki.
c. Positioning
Minuman kopi yang dijual berasal dari berbagai biji kopi yang ada di berbagai
wilayah. Untuk harganya cukup terjangkau mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 30.000
bergantung dari size yang konsumen inginkan.

2. Pertumbuhan Permintaan dan Proyek Bisnis


a. Perkembangan permintaan saat ini
Akhir-akhir ini minuman dari kopi semakin meningkat perkembangannya karena
di dorong juga oleh gaya hidup dan kebiasaan masyarakat yang suka kongkow
bersama keluarga maupun teman.
b. Prosepek permintaan di masa mendatang
Dengan adanya budaya atau kebiasaan yang dilakukan secara berulang, maka
minum kopi di sebuah kedai atau kafe akan menjadi suatu kebiasaan yang sering
masyarakat lakukan. Minum kopi tak lama mungkin akan menjadi trend seiring
dengan perilaku masyarakat dan gaya hidup. Minuman yang mampu membuat pikiran
refresh dan mampu menenangkan otak sejenak ialah minuman dari kopi. Varian rasa
yang dibuat oleh kreativitas baru akan memanggil konsumen dan mampu menarik
minat pembeli untuk merasakan sensasi rasa yang belum pernah ada.
c. Proyek bisnis
Proyek bisnis dilakukan di Jalan Pemuda No. 17 Kota Magelang. Hal ini kami
putuskan demikian mengingat di lingkungan tersebut cukup strategis dan dekat
dengan pusat / alun-alun Kota Magelang, sehingga para masyarakat tidak perlu jauh-
jauh mengunjungi kafe.

3. Persaingan
Melihat dari kompetitor yang ada di sekitar wilayah Kota Magelang, untuk
kompetitor yang menjual produk varian kopi sudah ada beberapa namun ada salah satu
kompetitor yang tempatnya baru ala kadarnya dan telah memiliki pelanggan sendiri.
Kemudian untuk kompetitor yang lain juga sudah memiliki pelanggan sendiri, tempatnya
bagus dan kekinian, namun tidak menyediakan rasa gula jawa.

4. Market Share
Pangsa pasar dari prosentase jumlah penjualan usaha ini jika dibandingkan
dengan jumlah penjualan pesaing lain lebih menjanjikan usaha FCBS karena mengingat
produk andalan kami ialah kopi dengan nuansa rasa gula jawa asli yang mana belum ada
yang menjual di wilayah Kota Magelang namun sudah ada yang menjual di kota lain.
Kami yakin dengan hal ini karena melihat dari perkembangan kesukaan orang-prang
yang berminat dengan produk boba, dimana banyak peminat boba yang menyukai rasa
brown sugar.

5. Kebijaksanaan Pemasaran (Khususnya Kebijaksanaan Saluran Distribusi)


Kebijaksanaan pemasaran yang kami terapkan dalam kafe ini yakni penerapan dari
bauran pemasaran 4P, yaitu product, price, promotion, dan place. Berikut masing-masing
penjelasannya.
a. Price (Harga)
Harga yang dipatok dari minuman FCBS tergolong sangat ramah di kantong,
sehingga para konsumen mampu menjangkau harga ini. Konsumen menyukai harga
yang terjangkau namun kulaitasnya cukup oke.
b. Place (Tempat)
Tempat produksi pembuatan minuman kopi ini berada di bagian dalam kedai
sehingga konsumen bisa melihat langsung proses pembuatannya. Konsumen juga bisa
menikmati pemandangan pembuatan minuman dari jauh karena kedai ini banyak
menggunakan dinding kaca sehingga dapat melihat dari berbagai sudut.
c. Product (Produk)
Produk minuman kopi yang disajikan menggunakan pemanis gula alami tanpa
menggunakan tambahan pemanis buatan lainnya. Selain itu, konsumen juga bisa
melakukan request seberapa manisnya kopi yang mereka inginkan sesuai dengan
selera masing-masing. Kemudian kami juga melakukan service konsumen dengan
sepenuh hati agar konsumen merasa puas dan selalu ingin datang kembali ke kedai
FBCS ini.
d. Promotion (Promosi)
Promosi yang dilakukan saat ini ialah dengan memaksimalkan penggunaan social
media karena saat ini remaja selalu memiliki social media serta selalu melakukan
update story melalui media tersebut. Berdasar hal tersebut, maka informasi akan
produk FCBS lama kelamaan akan terbantu tersebar luas berkat update story yang
konsumen telah lakukan. Instagram dan tiktok merupakan media social yang
perusahaan kami gunakan. Informasi terkait menu-menu varian kopi FBCS, diskon
jika memfollow akun Instagram dan tiktok FBCS, serta foto mengenai menu yang
perusahaan sajikan merupakan salah satu cara perusahaan dalam mempromosikan
penjualan FCBS.
e. Kebijaksanaan saluran distribusi
Kebijaksanaan saluran distribusi yang kami jalankan ialah dengan menggunakan
jenis saluran distribusi langsung produsen ke konsumen atau biasa disebut saluran
distribusi langsung karena kafe kami menjual sajian menu kopi yang bisa langsung
dinikmati pelanggan di tempat ataupun bisa juga take away. Saluran distribusi
langsung ini kami pilih berdasar pertimbangan kebanyakan usaha pemula di segi kafe.
BAB IV

ASPEK TEKNIK

1. Lokasi dan Lahan


Fresh Coffee Brown Sugar menggunakan konsep modern yaitu dengan
menyajikan nuansa café yang estetik dengan spot foto yang instagramable. Serta
didukung dengan fasilitas full wifi dan full charging area dengan harga yang terjangkau
di kalangan mahasiswa. Lokasi bangunan Coffee Brown Sugar dirancang 450 m2 dengan
rincian panjang 30 m dan lebar 15 m untuk ukuran ideal konsep yang diinginkan. Lokasi
yang perusahaan pilih untuk menjalankan usaha ini rencananya di daerah Jalan Pemuda
No. 17 Kota Magelang.

2. Luas Produksi
Luas untuk produksi minuman kopi dan sajian menu lain termasuk bagian dapur
seluas 12 m2. Tempat seluas ini dirasa cukup karena jumlah karyawan juga tidak terlalu
banyak sehingga tidak merasa sesak.

3. Layout
4. Teknologi, Mesin, dan Equipment
 Mesin penggiling kopi dengan teknologi NEO (Neo Engine Optimization) agar
mengurangi konsumsi energi
 Blender
 Mesin kasir
 Oven
 Freezer
 Cooler
 Gelas, piring, mangkok, cangkir kekinian
 Peralatan kebersihan
 AC
 Alat memasak
 Aneka rasa varian kopi
 Aneka macam kopi

5. Schedule Kerja
a. Operasional kerja
Senin – Jumat : 10.00 – 22.00
Sabtu – Minggu : 10.00 – 00.00

b. Jadwal kerja karyawan

Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


09.30– Clean the Clean the Clean the Clean the Clean the Clean the Clean the
09.55 place place place place place place place
10.00 – Open & Open & Open & Open & Open & Open & Open &
15.50 serve serve serve serve serve serve serve
clients clients clients clients clients clients clients
15.50 – Switch Switch Switch Switch Switch Switch Switch
16.00 staff staff staff staff staff staff staff
16.00 – Serve Serve Serve Serve Serve Serve Serve
22.00 clinet clinet clinet clinet clinet clinet clinet
22.00 Close Close Close Close Close Serve Serve
clinet clinet
22.00- Close / Close /
00.00 clean up clean up
BAB V

ASPEK MANAJEMEN

1. Kebutuhan Tenaga Kerja


Rician jumlah tenaga kerja pada Kedai FCBS dapat dilihat pada tabel berikut

No Jabatan Jumlah pekerja


1. Manajer Umum, 1 orang
2. Bagian Produksi dan SDM Karyawan 2 orang
3. Bagian Keuangan 1 orang
4. Bagian Pemasaran 1 orang
5. Karyawan 4 orang
Total 9 orang

2. Sumber Tenaga Kerja


Sumber tenaga kerja yang digunakan pada Kedai FCBS ini adalah sumber
eksternal dikarenakan kedai ini baru berdiri dan tentunya dengan sumber eksternal ini
diharapkan untuk membawa ide dan wawasan baru. Tenaga kerja tersebut harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. Sumber tenaga kerja eksternal
yang dapat digunakan antara lain lembaga pendidikan, iklan, badan-badan penempatan
kerja, teman dan lamaran yang masuk secara kebetulan.
3. Balas Jasa Tenaga Kerja
Tingkat balas jasa yang dilakukan Kedai FCBS berupa pemberian gaji, bonus, uang
lembur, dan THR.
BAB VI

ASPEK FINANSIAL

1. Biaya Investasi (Aktiva Tetap dan Modal Kerja)


Sebelum usaha Fresh Coffee Brown Sugar ini diperlukan modal kerja agar usaha
ini dapat dimulai. Dana modal kerja akan digunakan untuk menyewa lokasi usaha,
memberi peralatan, dan membeli bahan baku yang dibutuhkan. Modal kerja awalnya
adalah berasal dari modal sendiri atau dari dana pribadi pemilik usaha, namun jika
diperlukan di kemudian hari maka tidak menutup kemungkinan untuk dibuka peluang
investasi bagi investor eksternal yang ingin membantu memajukan usaha Fresh Coffee
Brown Sugar sekaligus berinvestasi untuk memperoleh bagi hasil keuntungan.
Adapun detail perincian untuk kebutuhan modal kerja Fresh Coffee Brown Sugar
adalah sebagai berikut:
- Tempat sewa lokasi usaha: Rp 4.000.000 / tahun
- Mesin pembuat kopi: Rp 4.100.000 / 1 buah
- Gelas dan cangkir: Rp 622.000 / 25 buah
- Cup plastik cup kertas: Rp 621.000 / masing-masing 10 lusin
- Sendok dan alat pengaduk: Rp 35.000 / disesuaikan dengan gelas, cangkir dan
cup
- Dispenser air: Rp 594.000 / 1 buah
- Kulkas: Rp 2.500.000
- Meja dan kursi: Rp 2.614.000 / 5 meja dan 15 kursi
- Wifi: Rp 180.000 / bulan
- Listrik: Rp 145.000 / bulan
- Air: Rp 68.000 / bulan
- Biaya lain-lain: 115.000 / bulan
Dengan demikian total modal kerja yang diperlukan adalah sebesar Rp
15.594.000,00.

2. Struktur Finansial

3. Estimasi Penjualan dan Estimasi Biaya Produksi


 Target Penjualan
Max pemasukan per hari:
Rp. 10.000/ cup x 150 cup = 1.500.000
Laba max per hari:
Rp. 1.500.000 x 30
= Rp. 45.000.000
 Penjualan rata-rata per hari
100 cup x 10.000/ cup = Rp. 100.000
Laba rata-rata per hari
Rp. 100.000 x 30
= Rp. 30.000
 Estimasi Biaya produksi

4. Cash flow
5. Proyek Bisnis, Neraca, dan Laporan laba rugi
6. Kriteria Investasi dan BEP (Break Even Point)
Jumlah biaya yang diperlukan:
 Biaya Bahan Baku
- Biji kopi Rp 500.000
- Fresh milk Rp 800.000
- Gula Aren Rp 400.000
- Total Rp 1.700.00
 Biaya Bahan Penolong
- Oat milk Rp 200.000
- Caramel Rp 100.000
- Whipped cream Rp 150.000
- Simple syrup Rp 100.000
- Total Rp 550.000
 Biaya lain-lain
- Kantong plastik Rp 30.000
- Biaya iklan Rp 50.000
- Biaya bensin Rp 70.000
- Biaya pemeliharaan peralatan Rp 50.000
- Total Rp 200.000

Total Biaya Rp 2.450.000

 Harga Pokok Produksi per produk =


Total Biaya = Rp 2.450.000
= Rp 4.900
Jumlah Barang yang diproduksi = 500
Produk ini dijual dengan harga Rp 10.000
 Penjualan minimal BEP
Total Biaya = Rp 2.450.00
= 245
Harga Jual = Rp 10.000

Jadi penjualan minimal adalah 245 cup agar kembali modal

7. Debt Service Coverage


BAB VII

ASPEK EKONOMI

1. National Income Benefit


Keuntungan yang akan diperoleh dari usaha FCBS ini adalah pendapatan nasional
melalui pajak. Pajak yang dibayarkan adalah pajak penghasilan dari pemilik
maupun investor, dan pajak restoran.
2. Penyerapan Tenaga Kerja
Dengan adanya usah FCBS ini maka terbuka lapangan pekerjaan baru yang dapat
menyerap tenaga kerja dari masyarakat angkatan kerja setempat sehingga mengurangi
jumlah pengangguran di Magelang. Untuk tenaga kerja sendiri usaha kami menggunakan
sumber eksternal dikarenakan kedai ini baru berdiri dan tentunya dengan sumber
eksternal ini diharapkan untuk membawa ide dan wawasan baru. Tenaga kerja tersebut
harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Penambahan Devisa
4. Keuntungan Transfer Pengetahuan/Teknologi

Melalui usaha FCBS ini maka akan terjadi keuntungan berupa transfer
pengetahuan/teknologi dari pemilik/pengelola usaha kepada para karyawan.
Setiap karyawan sebelum mulai bekerja akan diberi pelatihan, pembekalan, dan
orientasi dimana mereka diberi pengetahuan yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawab mereka ketika bekerja nantinya. Karena FCBS juga
memanfaatkan teknologi dalam kegiatan operasionalnya, misalnya untuk proses
perencanaan kebutuhan bahan baku, pengaturan keuangan, kasir, meida pormosi
dan lainnya, maka secara otomatis karyawan akan mendapatkan pengetahuan baru
mengenai pemanfaatan teknologi dan cara penggunaannya.

Dengan ini diharapkan nantinya apabila karyawan tersebut sudah tidak lagi
bekerja di FCBS mereka telah memiliki pengalaman dan pengetahuan sesuai
dengan bidang yang pernah menjadi tanggung jawabnya sebagai bekal dalam
bekerja maupun membangun usaha di kemudian hari.
BAB VIII

ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

1. AMDAL (Aspek Dampak Lingkungan)


AMDAL (Aspek Dampak Lingkungan) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha. Limbah
yang dihasilkan dari Kedai FCBS ada 2 jenis yaitu limbah organik dan limbah non-
organik. Dimana limbah organik adalah limbah yang dihasilkan dari sisa-sisa bahan baku.
Sedangkan limbah non organik dihasilkan dari packaging produk. Untuk pengolahan
limbah yang dihasilkan yaitu dengan membuangnya di tempat sampah lalu nanti terdapat
petugas sampah yang mengambilnya. Jadi adanya Kedai FCBS ini tidak mengganggu
lingkungan.
2. RKL
RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup) adalah upaya penanganan
dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan. Seperti yang sudah tertera pada AMDAL dimana untuk pengolahan limbah
yang dihasilkan yaitu dengan membuangnya di tempat sampah lalu nanti terdapat petugas
sampah yang mengambilnya, jadi dengan begitu dampak negatif terhadap lingkungan
yang diakibatkan dari adanya Kedai FCBS nyaris tidak ada, tetapi segala kemungkinan
yang tak terduga pasti akan manghampiri dan kemungkinan terjadinya pencemaran
lingkungan akibat dari kegiatan Kedai FCBS kami maka upaya penanganan yang akan
kami lakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan kerja bakti
di lingkungan kedai.
3. RPL
RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) adalah upaya pemantauan
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibat rencana usaha dan/atau
kegiatan. Sebagai upaya pemantauan terhadap lingkungan sekitar kedai FCBS kami
memastikan sebelum Kedai tutup karyawan harus membersihkan dahulu lingkungan
sekitar kedai seumpama lingkungan kedai kotor akibat limbah konsumsi konsumen Kedai
FCBS.
BAB IX

PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Pemrakarsa
Unit usaha yang bernama “FCBS” kependekan dari Fresh Coffee Brown Sugar ini
di prakarsai oleh mahasiswa dan mahasiswi muda yang beranggotakan :
1) Amalia Isnaini Purinda L
2) Bayu Setyadi
3) Claudia Alviani
4) Sonia Aprilia S
5) Wiwin Yusdianti

Harapannya dengan adanya kafe ini mampu menjawab kebutuhan masyarakat


sekitar Kota Magelang yang semoga membantu meredakan rasa penat dan menyediakan
tempat berkumpul atau tempat santai agar pikiran merasa rileks.

b. Aspek Proyek Bisnis


Fresh Coffee Brown Sugar menggunakan konsep modern yaitu dengan
menyajikan nuansa café yang estetik dengan spot foto yang instagramable. Serta
didukung dengan fasilitas full wifi dan full charging area dengan harga yang
terjangkau di kalangan mahasiswa. Lokasi bangunan Coffee Brown Sugar dirancang
450 m2 dengan rincian panjang 30 m dan lebar 15 m untuk ukuran ideal konsep yang
diinginkan. Lokasi yang perusahaan pilih untuk menjalankan usaha ini rencananya di
daerah Jalan Pemuda No. 17 Kota Magelang.
Luas untuk produksi minuman kopi dan sajian menu lain termasuk bagian dapur
seluas 12 m2. Tempat seluas ini dirasa cukup karena jumlah karyawan juga tidak
terlalu banyak sehingga tidak merasa sesak. Kemudian disediakan juga lahan parkir
yang cukup untuk menampung setidaknya 4 mobil dan belasan sepeda motor untuk
kenyamanan pelanggan dan agar tidak terlalu menggangu lalu lintas akibat kendaraan
pengunjung yang harus diparkir di bahu jalan.
2. Saran
a. Feasible
Apabila usaha FCBS sudah berjalan, nantinya dapat dibuka cabang-cabang di lokasi
strategis lainnya dan juga cabang berupa stand di pusat perbelanjaan atau di tempat
yang banyak ramai dikunjungi masyarakat. Atau apabila ada peminat, untuk
menghemat biaya maka dapat dibuka peluang franchise untuk memperluas usaha
FCBS dengan biaya yang minimal karena ada kerjasama dengan mitra.
b. Tidak feasible
Meski risiko dampak lingkungan akibat usaha FCBS hampir tidak ada namun harus
tetap dilakukan pemantauan secara berkala untuk menghindari adanya risiko yang
tidak disadari yang merugikan lingkungan maupun masyarakat sekitar.
c. Feasible dengan catatan

Anda mungkin juga menyukai