Anda di halaman 1dari 16

BUDAYA NONGKRONG DAN REPRESENTASI RUANG ATAS KEDAI KOPI

SERTA RUANG REPRESENTASIONAL BAGI PARA PELANGGAN KEDAI


KOPI
(Studi Kasus : 3 Kedai Kopi di Tangerang Selatan)
Zhafira Rahmayani
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Email: zhafirarahmayani97@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang bagaimana budaya nongkrong dan representasi ruang yang
ada pada sebuah kedai kopi, bisa menyediakan ruang representasional bagi para pelanggan
yang ada di kedai kopi di Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif, dan memperoleh data dengan melakukan observasi di lapangan serta
wawancara. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana proses keseluruhan
interaksi yang terjadi ketika nongkrong di kedai kopi, termasuk apa saja unsur-unsur yang
berhubungan dengan representasi ruang kedai dari berbagai aspek, serta bagaimana ruang
representasional yang berhasil diciptakan oleh kedai kopi bagi para pelanggannya..
Penelitian ini menggunakan teori yang di gagas oleh Henri Lefebvre yang salah satunya
membahas “Triad Konseptual”. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa kedai kopi
sebagai tempat nongkrong tenyata dapat menyediakan ruang sosial yang begitu kompleks
melalui Triad Konseptual. Banyak aspek yang bisa dilihat, dari bagaimana pertimbangan
pemilihan kedai kopi sebagai tempat nongkrong, suasana dan waktu kedai kopi, identitas
dan jaringan sosial para pelanggan kedai kopi, serta penjelasan bagaimana budaya
nongkrong dapat disebut sebagai bagian dari kegiatan sosial.
Kata Kunci : Budaya Nongkrong, Representasi Ruang, Triad Konseptual, Pelanggan,
Kedai Kopi

PENDAHULUAN kopi bisa membuat masyarakat mulai dari


Nongkrong adalah suatu agenda kalangan pegawai kantor sampai mahasiswa
harian yang sudah tidak asing dilakukan dapat betah berlama-lama dikedai kopi.
sehari-hari oleh masyarakat. Kegiatan ini Istilah nongkrong dalam (KBBI) berasal dari
dapat dilakukan Oleh generasi millenial, kata nongkrong /tong.krong/ me.nong.krong
dewasa, hingga orang tua. Kegiatan yang memiliki makna berjongkok, serta
nongkrong dengan meminum satu cangkir

1
aktivitas yang dilakukan disuatu tempat mengutamakan kualitas produk premium,
sambil duduk-duduk dan tidak bekerja. selain itu juga mereka melakukan strategi
Dalam sebuah artikel yang pemasaran yang tidak biasa seperti iklan yang
diterbitkan oleh New York Times tentang jor-jor an, gimmick ala Starbucks, serta
keramaian dari salah satu tempat perbelanjaan kepiawaian mereka dalam hal memanjakan
yang ada di Jakarta “in many ways, … that pengunjung juga menjadi hal penting bagi
there is a word sitting, chatting, and mereka. Perkembangan kedai kopi di
generally doing nothing: Nongkrong” Indonesia sudah di prediksi sejak mulai tahun
(Schonhard, 2012 : 12) . Berita yang di 2003. Salah satu contohnya adalah dengan
terbitkan oleh artikel ini menuliskan bahwa munculnya kedai kopi milik artis ibu kota di
kegiatan nongkrong dapat dilihat sebagai daerah Blok M. Dilansir dari Financial Times
gaya hidup dari masyarakat Indonesia. yang di tulis oleh male.id, pertumbuhan kedai
Saat ini budaya nongkrong sudah kopi yang diprakarsai oleh para artis
semakin kompleks dengan atribut tempat meningkat sebanyak dua kali lipat. Hasil dari
serta kudapan yang disediakan dengan tempat penelusuran peneliti di lapangan, kedai kopi
bertema instagramable, begitu para kaum yang di beri nama “Filosofi Kopi” memiliki
muda millennial menyebutnya. Mengenai tren tempat tidak terlalu luas dan terletak di
nongkrong sambil ngopi, pemerhati gaya sekitar daerah Blok M Jakarta Selatan. Hal itu
hidup dan juga makanan Kevin Soemantri disebabkan ketika film yang di bintangi
dikutip dari artikel Kompas tentang gaya kedua aktor tersebut yang berjudul ‘’Filosofi
hidup masyarakat, mengatakan bahwa saat ini Kopi’’, yaitu Rio Dewanto dan Chico Jericho
tren pergi ke bar di berbagai negara sudah meledak dipasaran, dan membuat kaum muda
beralih menjadi pergi kedai kopi. Salah satu terutama menuntaskan keingin tahuannya
fakta bahwa kegiatan ngopi sambil terhadap kedai kopi tersebut.
nongkrong juga di buktikan dengan
Kata “Ngopi yuk” sendiri saat ini
berdirinya Starbucks. Dimana perusahaan
bukan lagi menjadi hal yang asing di telinga.
berbasis tempat kopi ini berhasil untuk
Hal ini juga di bahas di dalam buku yang di
menciptakan wacana bahwa meminum kopi
tulis oleh Edy Pangabean dengan judul “The
tidak hanya bisa dilakukan dirumah, dan
Secret of Barista (Rahasia Meracik Kopi ala
nongkrong itu tidak harus ke bar. Dilansir
Barista Profesional)”. Ajakan ngopi atau
dari artikel soal strategi pemasaran Starbucks
meminum kopi saat ini seakan menjadi
yang di tulis oleh Fery Andriawan (2019).
isyarat untuk memulai obrolan yang
Dengan ide-ide barunya, mereka

2
dilakukan seseorang. Dengan berbagai tujuan bagi para murid dan juga sebagai tempat
dan keperluan untuk membicarakan suatu untuk memperluas jaringan.
persoalan tentang apapun. Ajakan “Ngopi
Dari berbagai penjelasan studi-studi
yuk” nyatanya juga menjadi pintu awal
lain ini, tentunya sangat menarik bila
sebuah interaksi terjadi. Meskipun ketika
pembahasan mengenai budaya nongkrong
seseorang mengisyaratkan kata “Ngopi yuk”
dikaitkan dengan bagaimana wujud
terhadap temannya, belum tentu jenis
representasi ruang dari sebuah kedai kopi
minuman yang ia pesan adalah benar-benar
serta bagaimana ruang representasional yang
secangkir kopi. Terkadang di beberapa
ditujukan kepada para pelanggan kedai kopi,
kesempatan kata “ngopi” hanya sebagai kata
dalam fenomena budaya nongkrong di kedai
istilah untuk merujuk pada kegiatan
kopi. Bagaimana nantinya konsep Triad yang
pertemuan, obrolan, atau sekedar melakukan
ada didalam teori Henri Lefebvre dapat
kegiatan nongkrong di kedai kopi.
dikaitkan dengan budaya nongkrong
Studi yang membicarakan tentang dikalangan para pelanggan, dan juga bagi
budaya nongkrong sambil ngopi di kalangan para masyarakat, yang datang ke beberapa
masyarakat sebelumnya sudah banyak di kedai kopi yang ada di Tangerang Selatan.
bahas oleh beberapa penelitian yang lain.
PERTANYAAN PENELITIAN
Studi Rani Sartika (2017) menjelaskan
tentang pergeseran budaya ngopi yang terjadi Berdasarkan rumusan masalah yang
dikalangan anak muda. Kemudian, penelitian telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi
yang dilakukan oleh Gelora Cita (2015) dengan beberapa pertanyaan. Yaitu
dengan menggunakan teori dari Robert K bagaimana implementasi konsep Triad Henri
Merton untuk menganalisa, studi ini Lefebvre dalam budaya nongkrong di kedai
memfokuskan pada penekanan terhadap kopi, ruang representasional, serta praktik
keteraturan yang ada didalam masyarakat. spasialnya. Serta apa saja faktor yang menjadi
Kemudian dikaitkan dengan fungsi warung pertimbangan para pelanggan dalam memiliki
kopi. Studi yang telah dilakukan oleh kedai kopi sebagai tempat nongkrong ?
Manderson dan Turner (2006) meneliti TUJUAN DAN MANFAAT
sebuah kedai kopi yang berada di salah satu Tujuan penelitian ini adalah untuk
sekolah berjurusan Ilmu Hukum. Studi ini mengetahui bagaimana representasi ruang
melihat bahwa salah satu kedai kopi yang ada sebuah kedai kopi, serta bagaimana ruang
disana menjadi tempat untuk bersosialisasi representasional yang sudah disediakan oleh

3
kedai kopi bagi para pelanggan. Dan semoga produksi disini bukan bekaita dengan
penelitian ini menghasilkan : bagaimana proses perkembangan atau
kelahiran suatu mahluk hidup seperti yang
1. Manfaat akademik: Dapat menambah
dijelaskan dalam ilmu pengetahuan alam.
khasanah ilmu sosial atas kajian ruang
Menurut Minan (2015) dalam artikel tentang
sosial terutama dalam persektif
reproduksi sosial, menyebutkan bahwa
Lefebvre.
reproduksi sosial bisa diartikan sebagai
2. Manfaat praktisi dari penelitian ini
bagian dari proses untuk melestarikan dan
adalah: Dapat memberikan pengetahuan
melanggengkan karakteristik struktur sosial
baru terhadap kajian ilmu sosial tentang
atau tradisi tertentu selama periode waktu
konsep triad dari Henri Lefbvre dalam
tertentu. Sedangkan dalam hal reproduksi
ilmu sosiologi.
budaya, di maksudkan sebagai proses dari
TEORI
penegasan identitas kebudayaan yang
Triad Konseptual
dilakukan oleh seseorang. Yang kemudian

Dalam Kamus Besar Bahasa dapat menegaskan keberadaannya dalam

Indonesia (KBBI) definisi ruang adalah sela- kehidupan sosial. Sedangkan produksi pada

sela antara dua (deret) tiang atau sela-sela umumnya lebih mengacu pada produksi

antara empat tiang (di bawah kolong barang dan jasa sebagai suatu komoditas

rumah) : rongga yang berbatas atau dalam perekonomian. Salah satu tokoh

terlingkung oleh bidang (1990). Henri sosiologi yang mengkaji mengenai

Lefebvre merupakan salah satu sosiolog reproduksi budaya dan sosial ialah Pierre

yang menjadikan Karl Marx sebagai salah Bordieu dalam satu karyanya yang berjudul

satu acuan dalam serangkaian pemikirannya. Distinction.

Lefebvre merupakan salah satu tokoh Dalam teori yang di kaji oleh Henri

sosiolog yang ikut andil dalam perluasan Lefebvre, ia juga membagi beberapa jenis

pemikiran Marxis saat itu. Didalam karya ruang yang berhasil dikonstruk oleh manusia.

nya “The Production of Space” Lefebvre Empat jenis ruang itu ialah :

melihat ada beberapa tingkatan dari sebuah 1. Ruang Sakral, ruang ini merupakan
ruang, mulai dari yang paling abstrak, kasat ruang yang biasanya dianggap
mata, ruang alamiah, hingga menuju ruang sebagai tempat kegiatan sakral dan
yang paling kompleks, yang maknanya suci, seperti rumah ibadah, gereja,
diproduksi secara sosial. Reproduksi dan masjid, ataupun vihara.

4
2. Ruang Privat, ruang ini merupakan dapat tercipta dan terbentuk, tataran ini juga
ruang dimana biasanya manusia membahas bagaimana sebuah tempat bisa
menjadikannya sebagai tempat memiliki hubungan dengan si pengguna
menetap, seperti istana raja dan tempat. Selain itu juga representasi ruang ini
rumah tinggal. juga menjelaskan hal-hal lain seperti
3. Ruang Profan, ruang ini merupakan deskripsi dari dari tempat itu sendiri.
ruang yang biasanya jadi tempat Wacana tentang ruang yang telah terbentuk,
kegiatan manusia diluar rumah, menjadi konsep dasar bagi manusia untuk
seperti toko, taman, restoran, dan membuat kategori, memilah, memisahkan,
lain-lain dan menyekat ruangruang fisik yang ada
4. Ruang Publik, ruang ini merupakan dalam kesehariannya.
ruang dimana masyarakat biasanya
2.Ruang Representasional
melakukan interaksi dan produksi
relasi yang luas, seperti pasar, kedai Ruang representasional merupakan
kopi, sekolah, kantor, alun-alun, dan hasil dari pemikiran serta konsepsi yang
lain sebagainya. dibentuk dalam tahap representasi ruang
sebelumnya. Di ruang ini, sistem sosial bisa
1.Representasi Ruang
mulai terbangun oleh setiap manusia yang
Dalam tataran ini, menjelaskan berada di dalamnya, ruang sosial terbentuk
proses dimana sebuah ruang bisa muncul dan kemudian memproduksi banyak relasi
dan terbentuk, pada tahap ini sebelum ruang maupun interaksi. Ruang representasional
dapat terbentuk akan ada proses dimana juga merupakan ruang yang penuh dinamika
rangkaian konsepsi tentang sebuah ruang karena diruang inilah berbagai kepentingan
yang dioperasi melewati ruang imajiner diartikulasikan melalui keinginan dan
manusia (Kusno dan Abidin, 2009 :8). tindakan. Dalam ruang ini, penciptaan
Representasi ruang bisa dikatakan sebagai interaksi yang dihasilkan oleh para penghuni
peluang terhadap ruang yang tadinya tidak tempat menjadi poin penting, karena hal
hadir secara fisik, dan hanya dalam bagian tersebut yang kemudian dapat merujuk pada
pikiran manusia, menjadi terealisasi dalam bagaimana proses para penghuni tempat
dunia nyata (Lazawardi, 2012: 10). nantinya akan bisa merepresentasional kan
Representasi ruang membahas banyak hal dirinya di hadapan penghuni yang lain, dan
yang kompleks mengenai sebuah tempat, akan begitu seterusnya.
selain menegaskan bagaimana sebuah tempat

5
3.Praktik Spasial lapangan dan juga ikut berbaur dengan
informan.
Lefebvre mendudukan praktik sosial
Penelitian yang dilakukan oleh
sebagai praktik spasial. Dalam tataran
peneliti ini bersifat deskriptif, karena
praktik spasial, pola interaksi yang dapat
sebagian besar laporan penelitian dilakukan
menghubungkan tempat dan orang-orang,
secara deskriptif dan terjun langsung
gambar, dan kenyataan. Praktik sosial
kelapangan, serta dari hasil observasi serta
mengacu pada produksi dan reproduksi
wawancara di lapangan. Selain itu, penelitian
hubungan spasial antara objek dan produk.
ini mengambil metode kualitatif karena atas
Social space meliputi keterlibatan setiap
pengalaman pribadi dan sosial, baik dari
anggota masyarakat yang memiliki
peneliti maupun partisipan (Munazzah :
hubungan tertentu terhadap kepemilikan
2015). Peneliti menentukan kriteria subjek
suatu ruang. Adanya penekanan pada proses
penelitian sebagai berikut : 1) Pelanggan
mengenai jaringan dan juga pola interaksi
pergi ke kedai kopi minimal dua kali atau
yang dilakukan oleh pengisi ruang (orang-
lebih dalam satu minggu. 2) Usia dari
orang) di ruang yang sudah disediakan
pelanggan yang datang ke kedai kopi,
(Space). Selain itu, dalam praktik spasial
memiliki rentang usia dari 20 hingga 24
juga bisa membahas adanya dominasi yang
tahun. Hal itu dilakukan sesuai dengan hasil
terjadi secara sangat halus yang terjadi
observasi peneliti ketika di lapangan.
diantara para penghuni (ruang) itu sendiri
Mayoritas pelanggan yang datang ke kedai
dengan mempergunakan berbagai modal
kopi berusia sekitar 20 tahun keatas.
yang mereka punya untuk saling menguasai
KEDAI KOPI
tempat itu sendiri.
HASIL PENELITIAN
METODE PENELITIAN A. Budaya Kopi Indonesia
Pendekatan yang digunakan oleh Budaya meminum kopi yang
peneliti dalam penelitian ini adalah pertama, ialah kopi angkringan. Dimana salah
pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif satu jenis tempat kopi lesehan dengan lapak
memaparkan suatu fenomena sosial, yang kecil di kota Jogjakarta. Salah satu
peristiwa, dan sikap secara individual menu andalan kopi nya ialah kopi arang
maupun kelompok. Penelitian ini juga bakar. Yaitu secangkir kopi hitam yang
menggunakan pendekatan dengan cara disajikan bersama arang bakar yang
penelitian lapangan (field research), dimana dicelupkan bersamaan dengan kopi. Budaya
peneliti melakukan observasi langsung ke kedua ialah budaya rumpi di warung kopi.

6
Mereka mengambil studi kasus di warung B. Profil Kedai Kopi
kopi didaerah kota Medan, dimana Diantara tiga profil kedai kopi yang
menurutnya ketika para pelanggan meminum telah dipilih oleh peneliti, kedai kopi “Adara
kopi terdapat obrolan-obrolan dengan Coffee” adalah yang paling besar ukurannya
berbagai persoalan yang luas termasuk rumpi disbanding kedai kopi “Setetes Kopi” dan
atau membicarakan suatu hal. kedai kopi “Titik Nyeduh”. Selain itu, ketiga
kedai kopi tersebut memiliki situasi yang
Kemudian budaya ketiga ialah
ramai pelanggan hampir setiap harinya
meminum kopi langsung di perkebunan kopi,
terutama ketika sore menjelang malam. Hal
yang bernama Losari Coffee Plantation di
itu dikarenakan keberadaan atau lokasi kedai
Kota Magelang Jawa Tengah. Disana para
koi tidak berada diwilayah yang ramai akan
pengunjung bisa melihat langsung luasnya
usaha kedai kopi. Sehingga para pelanggan
perkebunan kopi sambil meminum olahan biji
lebih mudah tertuju pada ketiga kedai kopi
kopi dengan campuran gula aren. Budaya ke
tersebut.
empat yaitu meminum kopi di wadah yang
terbuat dari batok kelapa yang ada di Sesuai dengan gambaran ketiga kedai
Mandailing Sumatera Utara. Sebelum kopi yang diambil oleh peneliti sebagai
dimasukan ke wadah batok kelapa, larutan gambaran bagaimana kedai kopi pada
kopi dicampur dengan sebatang kayu manis. umumnya, kedai kopi nyatanya menjadi
Yang kemudian dapat menambah sensasi tempat nongkrong yang saat ini diincar oleh
hangat bagi siapapun yang meminumnya. banyak orang. Walaupun pada kenyataannya
substansi nongkrong sendiri memiliki banyak
Selain itu, kopi ternyata juga bisa
arti, seperti menurut Kamus Besar Bahasa
digunakan untuk berbagai keperluan selain
Indonesia yang menyebut bahwa nongkrong
untuk di konsumsi. Misalnya sebagai
diartikan sebagai kegiatan duduk-duduk tanpa
kebutuhan ritual adat, hal itu bisa dilihat dari
melakukan kegiatan apapun. Nongkrong juga
kegiatan Keraton Kota Solo yang setiap hari
tidak hanya dilakukan di kedai kopi saja,
Selasa dan Kamis, rutin membuat sesajen
melainkan dibanyak tempat. Sesuai dengan
yang terdiri dari beberapa jenis bunga dan
observasi peneliti, nongkrong juga nyatanya
kopi disebuah wadah. Kemudian mereka
bisa dilakukan di pinggiran trotoar jalan raya,
meletakan di ruang tengah keraton dengan
di taman kampus, dan di tempat lainnya. Hal
keyakinan bahwa dengan adanya sajian sesaji
ini yang nantinya menjadi latar belakang soal
diyakini dapat membuat lingkungan keraton
bagaimana nongkrong dikedai kopi sebagai
tetap aman.

7
ruang sosial bagi para pelanggan dalam Selain itu juga, kebanyakan kedai
kegiatan sehari-hari. kopi lebih mengalami pelonjakan pelanggan
di hari-hari tertentu seperti hari Jumat, Sabtu,
Selain itu, rata-rata pendapatan yang
dan Minggu. Pada hari-hari tersebut, biasanya
dihasilkan oleh masing-masing kedai kopi
suasana kedai kopi menjadi lebih ramai dari
pun beragam. Kedai kopi “Titik Nyeduh”
pada hari-hari yang lain. Waktu di akhir
perharinya bisa menghasilkan lebih dari
pekan merupakan hari dimana kebanyakan
700.000 ribu per harinya, kemudian kedai
para pelanggan bebas dari kegiatan-kegiatan
kopi “Setetes Kopi” mendapatkan pendapatan
utama mereka seperti kerja, sekolah, ataupun
diatas 500.000 ribu per harinya. Sedangkan
kuliah.
kedai kopi “Adara” bisa menghasilkan lebih
Ketiga, seputar identitas dan
dari 1.000.000 rupiah per harinya.
jaringan sosial para pelanggan yang
C. Budaya Nongkrong Di Kedai Kopi datang ke kedai kopi. Pembahasan pada
Terdapat beberapa hal yang
bagian ini lebih merujuk pada bagaimana
menyangkut bagian ini. Pertama, apa saja
identitas para pelanggan, serta keadaan sosial
faktor-faktor yang menjadi tolak ukur
mereka ketika pergi nongkrong di kedai kopi.
dalam memilih kedai kopi. Diantaranya
Dengan siapa mereka nongkrong dan
ialah faktor kenyamanan, faktor harga, serta
seberapa jauh keterkaitan mereka dengan
fasilitas yang tersedia dan konsep yang
teman-teman nongkrong nya. Selain itu
dipakai oleh kedai kopi. Kedua, bagaimana
jaringan sosial yang mereka miliki cukup
perbedaan suasana ruang dan waktu di
memperlihatkan dengan siapa dan bagaimana
kedai kopi. Berdasarkan observasi yang telah
pola interaksi mereka ketika nongkrong di
dilakukan oleh peneliti, para pelanggan kedai
kedai kopi. Jaringan yang luas yang dimiliki
kopi kebanyakan ramai dan datang ketika
seseorang ketika ia terbiasa melakukan
sore menjelang malam. Sekitar dari jam 16:00
kegaiatan nongkrong, bisa membuat ia
sore hingga malam, bahkan tidak jarang
medapatkan kemudahan dalam beberapa hal.
beberapa pelanggan pulang ketika kedai kopi
Ketika seseorang memiliki jaringan yang
sudah ingin tutup. Walaupun bukan berarti
semakin luas, maka hal itu berdampak juga
ketika siang kedai kopi tidak di datangi
ketika ia nongkrong di suatu tempat termasuk
pelanggan sama sekali, kedai-kedai kopi tetap
di kedai-kedai kopi. Kedai kopi juga nyatanya
di datangi pelanggan walaupu hanya
bisa dijadikan tempat atau wadah dimana
beberapa.
seseorang bisa menambah ataupun
memperluas jaringan sosial yang sudah

8
dimiliki sebelumnya. Ketika datang untuk waktu yang cukup lama, serta asumsi dan
melakukan nongkrong dan ngopi, para bayangan bagaimana kedai kopi yang dirasa
pelanggan bisa bertemu dan berkenalan ideal dan nyaman bagi para pemilik kedai
dengan orang baru. kopi, yang secara langsung dapat menguatkan
keberadaan ruang dari kedai kopi itu sendiri.
Keempat, nongkrong sebagai
Selain itu ketika kedai kopi sudah terbentuk
kegiatan sosial. Sesuai dengan pengalaman
dalam kondisi “nyata” secara fisik. Maka
pribadi peneliti selama berada di lapangan
keberadaan kedai kopi yang sering
untuk melengkapi berbagai data, pada
diperbincangkan melalui interaksi tidak lagi
nyatanya sebagian besar pola obrolan atau
hanya di lihat sebagai ruang semata, tetapi
interaksi yang ada di ada di antara pelanggan
juga menjadi ruang tempat diproduksinya
dan teman-teman nogkrongnya, selalu ada
berbagai interaksi bagi mereka yang mengisi
saat dimana sebagian mereka memulai topik
“ruang” dari kedai kopi itu sendiri.
pembicaraan untuk membicarakan orang lain.
Representasi ruang membahas banyak sekali
Entah itu tentang persoalan yang ada pada
hal-hal kompleks dari hasil interaksi para
seseorang, baik dari sisi positif maupun
pelanggan dikedai kopi. Dan hal ini memuat
negatif. Walaupun sebenarnya tidak semua
banyak unsur yang ternyata baru dapat
obrolan yang dibahas sepanjang waktu
ditemukan setelah peneliti melakukan
nongkrong di kedai kopi hanya seputar
observasi serta wawancara dilapangan.
membicarakan sesuatu tentang seseorang
Seperti yang telah dijelaskan di bagian
yang saat itu tidak hadir, namun beberapa kali
sebelumnya, faktor kenyamanan, harga,
selama obrolan berlangsung kegiatan gosip
fasilitas dan konsep kedai kopi, serta suasana
tidak jarang dilakukan.
dan waktu masuk ke dalam unsur-unsur yang
D. Nongkrong Di Kedai Kopi Dan terkait pada bagian representasi ruang ini.
Kaitannya Dengan “Triad
“Ruang” kedai kopi yang dibuat dan
Konseptual”
Berkaitan dengan bagaimana dioperasikan sedemikian rupa oleh para
implementasi keseluruhan yang ada pada pemilik kedai kopi, secara tidak langsung
konsep triad milik Henri Lefebvre, dengan telah membuat para pelanggan sebagai
kaitannya terhadap budaya nongkrong dan konsumen akhirnya memiliki penilaian
ngopi bagi para pelanggannya. tersendiri dalam memilah kedai kopi seperti
Representasi ruang atas kedai kopi. apa yang mereka inginkan untunk tempat
Kedai kopi yang sebelumnya telah di nongkrong.
konstruk dalam pemikiran selama beberapa

9
Setelah peneliti turun ke lapangan teman-teman nongkrongnya. Dan hal ini tentu
untuk melakukan wawancara dan berlangsung selama para pelanggan
pengambilan data, hasil yang didapat nongkrong dikedai kopi dengan berbagai
melebihi dari penjelasan tentang representasi keperluan, kegiatan, pembicaraan, seperti
ruang yang seharusnya. Ada banyak hal-hal yang sudah di jelaskan pada bagian
baru yang ternyata juga memperlihatkan representasi ruang atas kedai kopi.
bagaimana sebuah ruang kedai kopi dapat
Bagian yang termasuk kedalam
merepresentasikan dirinya dengan para
pokok bahasan dari ruang representasional ini
pelanggan yang datang untuk nongkrong.
diantaranya ialah bagaimana identitas serta
Ruang representasional bagi para jaringan sosial yang ada pada pelanggan
pelanggan. dalam tataran ruang kedai kopi. Pada umumnya kebanyakan dari
representasional ini, merupakan wujud hasil mereka datang ke kedai kopi bersama dengan
dari representasi ruang. Ketika suatu konsep rombongan teman-temannya yang dimana
mengenai suatu ruang sudah dibentuk oleh tanpa sadar, secara tidak langsung mereka
para pemiliki kedai kopi melalui presepsi dan mempererat jaringan pertemanan mereka.
pikiran manusia, maka hasil dan perwujudan Dengan melakukan perbincangan yang
dari konsep yang sudah dibentuk ada dalam intensif selama mereka berada di kedai kopi.
ruang ini. Kedai kopi yang sebelumnya sudah Kemudian identitas sosial yang dimiliki oleh
diwacanakan melalui pikiran tentang apa itu seseorang juga berkaitan dengan jaringan
kedai kopi serta bagaimana kedai kopi sering sosial yang dibawa ketika para pelanggan
dibicarakan dari mulut ke mulut. nongkrong di kedai kopi. Identitas sosial
diartikan sebagai satu bagian dari konsep diri
Pada tataran ruang representasional
individu, dimana persepsi tentang seseorang
ini membahas bagaimana “ruang” kedai kopi
yang terbentuk dihadapan kelompok sosial
yang telah dibangun oleh para pelaku usaha,
mereka. Identitas sosial yang dimaksud disini
dengan tujuan menjadi tempat nongkrong,
lebih mengacu kepada bagaimana pelanggan
telah berhasil memberikan wadah dimana
kedai kopi membawa identitas dirinya
para pelanggan kedai kopi yang melakukan
sebagaimana yang ia mau perlihatkan di
kegiatan nongkrong bisa bersosialisasi dan
depan teman-teman nongkrongnya.
berinteraksi secara penuh didalamnya. Saat
situasi nongkrong di kedai kopi para Praktik spasial yang terjadi pada
pelanggan yang sedang asik nongkrong dapat para pelanggan di kedai kopi. Dimensi ini
merepresentasional kan dirinya didepan merujuk pada praktik kehidupan sehari-hari

10
yang telah di lakukan oleh manusia. saling mengobrol, dan bagaimana peran kedai
Kehidupan dan pengalaman manusia kopi yang mereka sering kunjungi, lagi-lagi
menurutnya tidak dapat sepenuhnya tanpa sadar menjadi tempat mereka
dijelaskan oleh analisa teoritis. Dibeberapa menciptakan control social maupun tempat
kesempatan, terdapat surplus sisa atau residu untuk menunjukan dan mempertahankan
yang lolos dari bahasa atau konsep, dan kekuatan/Power yang dimiliki . hal ini
seringkali hanya dapat diekspresikan melalui memperjelas bagaimana relasi ruang antar
bentuk-bentuk artistik (Cak Tarno Institute : subjek (Kedai Kopi) dengan objek
2014). Praktik spasial bisa dijadikan sebagai (Pelanggan).
hasil yang konkret dan jelas dari sebuah
KESIMPULAN
tempat. Karena sebelumnya tempat telah di
Budaya nongkrong di kedai kopi saat
bentuk konsepnya melalui pikiran manusia di
ini menjadi salah satu gaya hidup masyarakat
tataran representasi ruang, setelah itu di
yang sudah sangat lumrah. Para pelaku utama
wujudkan secara fisik dan segala fungsinya
kebanyakan adalah mereka yang berasal dari
melalui tataran ruang representasional.
kalangan para anak muda yang berlatar
Kemudian di dalam tataran praktik spasial ini
belakang pelajar ataupun mahasiswa,
lah segala ke kompleks an yang ada pada
walaupun tidak menutup kemungkinan para
sebuah ruang atau tempat terjadi melalui
pekerja bisnis, dan orang-orang dewasa, ibu-
hubungan ruang dan manusia itu sendiri.
ibu menjadi para pelanggan kedai kopi.
Praktik spasial menyangkut adanya Adanya hubungan antara kedai kopi sebagai
saling mendominasi yang ada diantara para (Ruang Sosial) dengan para pelanggan yang
pelanggan ketika mereka sedang nongkrong datang pada akhirnya memunculkan banyak
dan berinteraksi di kedai kopi, dengan para hal yang tidak diduga. Meskipun sebenarnya,
teman-temannya. Selain itu, adanya kontrol ketika dilihat dari luar perkara nongkrong di
sosial yang berlangsung selama ngopi dan kedai kopi hanya dilihat sebagai kegiatan
nongkrong berlangsung. Modal yang dimiliki ekonomi semata. Namun setelah ditelaah
seseorang ternyata juga mempunyai pengaruh lebih jauh, nyatanya banyak aspek-aspek
kontrol sosial bagi teman atau orang-orang di sosial yang bisa dilihat dari keterikatan para
sekelilingnya selama kegiatan nongkrong pelanggan yang datang untuk nongkrong di
berlangsung. kedai kopi.

Hal ini yang kemudian ditunjukan Nongkrong pada intinya dikatakan


lewat interaksi para pelanggan ketika mereka sebagai ruang sosial. Sedangkan jika di tarik

11
sejalan dengan adanya penelitian ini, maka kopi. Ketika para pelanggan kedai kopi
kedai kopi sebagai perantaranya. Adanya datang untuk nongkrong, kebanyakan dari
beberapa preferensi atau pilihan-pilihan yang mereka tentu akan datang dengan membawa
kemudian muncul dengan dan mempegaruhi teman-teman dari golongan mereka masing-
ruang sosial (kedai kopi). Dengan masing. Berkumpul disetiap sudut meja, dan
menggunakan konsep “Triad” dari Henri saat itulah ruang yang sebelumnya hampa
Lefebvre mengenai reproduksi ruang sosial, berubah menjadi ruang sosial yang
maka bisa di jelaskan pula bagaimana wujud sepenuhnya hidup. Kedai kopi yang semula
dan bentuk dari representasi ruang, ruang hanya ruang mati, berubah menjadi tempat
representasional, serta praktik spasial yang ajang saling menunjukan eksistensi diri
ada di kedai-kedai kopi sebagai tempat sekaligus tempat melatih ketahanan identitas
nongkrong. serta media untuk memperluas jaringan
sosial.
Mulai dari pertimbangan dalam
memilih kedai kopi sebagai tempat Didalamnya terdapat kegiatan saling
nongkrong, para pelanggan memiliki konteks mendominasi, bagaimana pola dan jenis-jenis
tersendiri untuk menentukan kedai kopi mana interaksi yang dilakukan, dengan
yang akan mereka datangi. Seperti faktor menggunakan modal serta jaringan sosial
kenyamanan, range harga dari kopi yang di yang ada pada diri masing-masing pelanggan.
jual, hingga fasilitas dan konsep yang di Hal itu juga yang kemudian melengkapi
gunakan kedai-kedai kopi untuk menarik proses praktik spasial dalam reproduksi ruang
perhatian para pelanggan. Selain itu juga sosial di kedai kopi. Semua itu dapat dilihat
adanya penjelasan tentang bagaimana suasana selama interaksi ketika nongkrong yang
ruang dan waktu yang ada di kedai kopi, yang dilakukan oleh para pelanggan terus
juga dapat memperlihatkan kapan dan berlangsung. Kedai kopi yang hanya dilihat
bagaimana reproduksi ruang sosial yang sebagai tempat bisnis dan tempat kegiatan
terjadi di dalam kedai kopi hidup di beberapa ekonomi semata, nyatanya memiliki sisi lain
momen atau waktu-waktu tertentu. yang sangat kompleks dari aspek sosial nya.
DAFTAR PUSTAKA
Selain mengenai wujud representasi
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian :
ruang, tataran ruang representasional juga Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,
menjelaskan bagaimana pengaruh identitas Rineka Cipta. 2010.
serta jaringan sosial yang dimiliki oleh
masing-masing pelanggan yang ada di kedai

12
Djunaidi, Ghony M dan Almanshur Fauzan. Cita, Gelora. 2015. “Studi tentang Fungsi
Metodelogi Penelitian Kualitatif. AR- warung kopi bagi masyarakat di Kota
RUZZ MEDIA. Jogjakarta. 2016. Bagansiapiapi”. Diakses tanggal 11
November 2018.
Lefebvre, Henri. State, Space, World.
University of Minnesota press. Unites Devvany dan Ivana. 2017. “Kajian Budaya
state of America. 2009. Minum Kopi di Indonesia”. Diakses
Lefebvre, Henri. A Critical Introduction. tanggal 11 November 2018.
Taylor & Francis Group. New York.
2006. Dwiyan, Nurazizi Reza. 2013. “Kedai Kopi
dan Gaya Hidup Konsumen (Analisis
Lefebvre, Henri. The Production of Space. Simulacrum Jean P Baudrillard
T.J Press Lrd, Padstow. Cornwall. Tentang Gaya Hidup Ngopi di
Great Britain. 1991. Excelso)”. Diakses tanggal 2 Oktober
2019.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian
Kualitatif. Katalog Perpustakaan
Eder, Donna, Janet Lyne Enke. 1991. “The
BadanPPSDMK Kemenkes RI. 2002.
Structure of Gossip: Opportunities
Narimawati, Umi. Metode Penelitian and Constraints on Collective
Kualitatif dan Kuantitatif. PT Expression among”. Diakses tanggal
RajaGrafindo Persada. 2008. 28 November 2019.

Pangabean, Edy. The Secret of Barista : Elly, Herlyana. 2012. “Fenomena Coffee
Rahasia Meracik Kopi ala Barista Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup
Profesional. PT Wahyu Media. Kaum Muda”. Diakses tanggal 2
Jakarta. 2012. Oktober 2019.
Rukajat, A. Pendekatan Kualitatif
(Qualitative Research Approach). Fauzi, Ahmad, I Nengah Punia, dan Gede
Jakarta. 2018. Kamajaya. 2016. “Budaya
Nongkrong Anak Muda di Kafe”.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Diakses tanggal 6 November 2019.
Alfabeta, Bandung. 2014.
Fidovi Diana, Bahouse Rima. 2015. “Men’s
Talk in a Lebanese Shisa Café”.
Alfi, Arifin Kamil. 2015. “Perumahan Diakses tanggal 24 Januari 2020.
Muslim dan Politik Ruang (Analisis
Produksi Ruang Perumahan- Hilman, Helianti. Aroma Kopi Nusantara.
perumahan Muslim di 2009. Diakses tanggal 11 Januari 2020.
Yogyakarta)”, Universitas Gadjah
Mada. Diakses tanggal 2 Oktober Irwanti, Said. 2017. “Warung Kopi dan Gaya
2019. Hidup Modern”. Diakses tanggal 2
Oktober 2019.
Brady, Bernadine, Cormac Forkan, dan Lisa
Moran. 2017. “Space of Connection Iwan, Nurhadi dkk. 2019. “Produksi Ruang
and belonging young people’s dan Perubahan Pengetahuan pada
perspective on the role of youth Masyarakat Sekitar Objek Wisata
cafes in their lives”. Diakses Waterland. Jurnal Kajian Sosiologi
tanggal 9 Januari 2020. Budaya”. Diakses tanggal 2 Oktober
2019.

13
Nancy, B. Kurland dan Pelied Lisa Hope.
Jan, Rath dan Gelmers Wietze. 2016. 2000. “Passing the word : Toward a
“Trendy Coffee Shops and Urban Model of Gossip and Power in
Sociability”. Diakses tanggal 9 Workplace”. Diakses Tanggal 10
Januari 2020. Januari 2020.

Justito, Adiprasetio dan Saputra Sandi Jaya. Pramita, Dea Ayu dan Indah Sri Pinast. 2016.
2017. “Taman Alun-Alun : Produksi “Nongkrong diwarung kopi sebagai
Ruang (Sosial) dan Kepubikan”. gaya hidup mahasiswa di Mato kopi
Diakses tanggal 2 Oktober 2019. Yogyakarta”. Diakses tanggal 2
November 2018.
John, Urry. 2017. “Sosiologi Ruang dan
Tempat (penj. Anton Novenanto). Puspa, Sani Galatia. 2013. “Ruang dan
Jurnal kajian Sosiologi Budaya”. Representasi Sosial Malioboro”.
Diakses tanggal 2 Oktober 2019. Universitas Gadjah Mada. Diakses
tanggal 2 Oktober 2019.
Kabalmay Yudhi Adithia Dwitama. 2016.
“Café Addict : Gaya Hidup Remaja Rachmawati, Imami Nur. 2007.
Perkotaan”. Diakses pada tanggan 1 “Pengumpulan Data Dalam
September 2019. Penelitian Kualitatif: Wawancara”.
Kurland, Nancy B, Lisa Hope Pelled. 2000. Diakses tanggal 21 Maret 2020.
“Passing the World: Toward a Model
of Gossip and Power in the Rahman, Hussaini. 2015. “Sepuluh Manfaat
Workplace”. Diakses tanggal 15 Kopi”. Diakses tanggal 28 Maret
Desember 2019. 2020.

Laila. 2015. “Budaya Ngopi di Kedai Kopi Sartika, Rani. 2017. “Pergeseran budaya
pada Masyarakat Aceh Kecamatan ngopi dikalangan generasi muda di
Banda Mulia Kabupaten Aceh Kota Tanjung Pinang”. Diakses
Tamiang”. Diakses tanggal 31 tanggal 6 November 2018.
Januari 2020.
Solikatun, dkk. 2015. “Perilaku Konsumsi
Lazawardi, Kosa. 2012. “Ruang Yang Kopi Sebagai Budaya Masyarakat
Tercipta Oleh Para Pesepeda (Studi Konsumsi : Studi Fenomenologi
Kasus : Bundaran Hotel Indonesia Pada Peminum Kopi di Kedai Kopi
pada Acara Car Freeday)”. Diakses Kota Semarang”. Jurnal Analisa
tanggal 18 November 2019. Sosiologi. Diakses tanggal 2 Oktober
2019.
Leonie, Schmidt. 2012. “Urban Islamic
spectacles : transforming the space of the Stroebaek, Pernille S. 2013. “Let’s have a
shopping mall during Ramadhan in cup of coffee and coping communities
Indonesia”. Diakses tanggal 5 at work”. Diakses tanggal 9 Januari
September 2019. 2020.

Manderson, Desmond dan Sarah Turner. Waltraud, Kokot. 2018. “Budaya dan
2006. “Coffee House: Habitus and Ruang : Pendekatan Antropologis
Performance Among Law Students”. (penj. I Wayan Suyadnya). Jurnal
Diakses tanggal 5 September 2019. Kajian Sosiologi Budaya. Diakses
tanggal 2 Oktober 2019.

14
84707/konsumsi-kopi-tumbuh-7-per-
Yoppie, Christian dan Desmiwati. 2018. tahun.
“Menuju Urbanisasi pulau kecil :
Produksi ruang abstrak dan Produksi Ruang Henri Lefebvre. Diakses
perampasan”. Diakses tanggal 2 pada 2 September.
September 2019. http://cultural.blogspot.com/2012/06/
Daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota henri-lefebvre-dialektika-spasial-
Tangerang Selatan. Diakses tanggal 8 dan.html..
Januari 2019. Produksi Ruang dan Revolusi Kaum Urban
https://www.infojabodetabek.com/daf Menurut Henri Lefebvre. Arie
tar-kecamatan-dan-kelurahan-di-kota- Setyaningrum Pamungkas. Diakses
tangerang-selatan/. pada 8 September 2019.
https://indoprogress.com/2016/01/pro
Kongkow, Hangout, dan dampak sosial yang
duksi-ruang-dan-revolusi-kaum-
di timbulkan. Yopi M. Diakses pada 3
urban-menurut-henri-lefebvre/.
Desember 2018.https://hotel-
management.binus.ac.id/2015/12/18/ Ruang Sebagai Produksi Ruang Sosial Henri
kongkow-hang-out-nongkrong-dan- Lefebvre. Robertus Robert. Diakses
dampak-sosial-yang-ditimbulkan/. pada 8 September 2019.
Definisi Nongkrong. Diakses pada 14 https://caktarno.wordpress.com/201
September 2019. 4/09/06/ruang-sebagai-produksi-
https://kbbi.web.id/tongkrong. sosial-dalam-henri-lefebvre/.

Definisi Ruang. Diakses pada tanggal 14 Mengapa Harus Penelitian Deskriptif.


September 2019. Firdaus Muqorrobin. Diakses pada
https://kbbi.web.id/ruang. 17 Januari.
https://www.eurekapendidikan.com/
Perkembangan Kedai Kopi. Sara Schonhardt. 2014/11/mengapa-harus-penelitian-
Diakses pada 14 September 2019. deskriptif.html.
https://www.nytimes.com/2012/05/29
/business/global/29iht-stores29.html? Kenapa Harus Kualitatif. Zinti Munazzah.
auth=link-dismiss-google1tap. Diakses pada tanggal 17 Januari.
https://www.kompasiana.com/zintiz
Apakah Kedai Kopi yang Menjamur Hanya inti/552b163df17e612c6cd623cc/ke
Sekedar Tren. Diakses pada 14 napa-harus-kualitatif.
September 2019.
https://male.co.id/detail/6171/bisnis- Pengertian Identitas Sosial. Diakses pada
kedai-kopi-menjamur-hanya-sekadar- tanggal 19 Januari 2020.
tren-men-scope-4. https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_
identitas_sosial.
Konsumsi Kopi di Indonesia. Diakses pada 12
Agustus 2019. https://Ottencoffee.co.id. Diakses tanggal
https://databoks.katadata.co.id/datapu tanggal 10 Oktober 2019.
blish/2017/07/03/berapa-konsumsi- Strategi Pemasaran : Cara Starbucks
kopi-indonesia. Menjual Kopi dengan Harga Mahal
Tingkat Konsumsi Kopi di Indonesia. Harso Tapi Laku di Pasaran. Diakses pada
Kurniawan. Diakses pada 7 Agustus tanggal 21 Maret 2020.
2019. https://www.paper.id/blog/headline/
https://www.beritasatu.com/industri/4 strategi-pemasaran-starbucks/

15
Perbedaan Kedai Kopi dan Coffee Shop.
Diakses tanggal 21 Maret 2020.
https://www.sadakoffie.com/perbed
aan-kedai-kopi-dan-coffee-shop/

Reproduksi Sosial. Minan. Diakses tanggal 26


Maret 2020.
http://kaconkminan.blogspot.com/2
014/05/reproduksi-sosial.html

Sosiologi Budaya : Understanding Culture in


Daily Life. Aisyah Nur Fitriani,
dkk. Diakses tanggal 26 Maret
2020.
https://sosiologibudaya.wordpress.c
om/2012/03/06/reproduksi-budaya-
2/

Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif.


Faricha. Diakses tanggal 28 Maret
2020.
https://www.kompasiana.com/farich
atun/556b6d1f2ab0bd174de40eed/a
nalisis-data-dalam-penelitian-
kualitatif

16

Anda mungkin juga menyukai