Anda di halaman 1dari 7

Fenomena Mahasiswa Ngopi di Angkringan 99

FENOMENAMAHASISWA³NGOPI´ DI ANGKRINGAN 99

Beny Iskhak
Program Studi Sosiologi, Jurusan Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
Beny.Iskhak@gmail.com

Mochamad Arif Affandi


Program Studi Sosiologi, Jurusan Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
intermilaniacs@gmail.com

ABSTRAK
Di Kota Surabaya terutama didaerah dekat kampus, banyak tempat yang biasanya dijadikan tempat
ngopinya para mahasiswa. Ngopi bagi kalangan mahasiswa adalah pekerjaan mangasyikan, ditengah
tugas yang menumpuk dan perkuliahan yang padat, ngopi merupakan salah satu alternatif
menghilangkan kepenatan tersebut. Di warung kopi mahasiswa banyak menceritakan beraneka
ragam persoalaan, mulai dari kuliah, cewek, bisnis sampai organisasi. Tidak hanya itu, ngopi
terkadang sebagai ajang untuk berdiskusi bagi kalangan aktivis. Metode penelitian ini bersifat
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara
mendalam,serta mengumpulkan dokumen-dokumen, fokus kajian penelitian ini warung kopi dan
mahasiswa (Fenomenologi mahasiswa ngopi di angkringan 99).Hasil penelitian ini menunjukkan
motif because mahasiswa aktivis ngopi. Ngopi merupakan gaya hidup mahasiswa aktivis, sebelum
memasuki dunia perkuliahan mereka sudah mengenal kopi dari lingkungan keluarganya. Mereka
sering melihat anggota keluarganya (terutama ayah) yang sering meminum kopi, karena penasaran
awalnya hanya mencoba setelah dirasa enak dan cocok mereka terus menerus melakukan kegiatan
ngopi hingga menjadi gaya hidup mereka. Sedangkan motif yang melatar belakangi mahasiswa non-
aktivis ngopi adalah dari ajakan teman.
Kata Kunci : Warung Kopi, Mahasiswa, Angkringan 99

ABSTRACT
In the city of Surabaya, especially in the area near the campus, many places are usually used as a
place of coffee students. Coffee for students is a mangasyikan job, amidst dense tasks and lectures
are dense, coffee is one alternative to eliminate fatigue.In the coffee shop students tell a lot of
diverse variety of problems, ranging from college, girls, business to the organization.Not only that,
coffee sometimes as a place to discuss for activists.This research method is qualitative with
phenomenology approach.Data were collected through observation techniques, in-depth interviews,
and collecting documents, the focus of the study study was coffee shops and students
(Phenomenology of coffee students in angkringan 99).The results of this study indicate the motive
because student activists coffee.Coffee is a lifestyle of student activists, before entering the world of
lectures they already know coffee from the family environment. They often see family members
(especially fathers) who often drank coffee, curious initially just try after feeling good and suitable
they keep doing coffee activity to become their lifestyle. While the motive behind the non-activist
student's coffee is from a friend's invitation.
Keywords: Coffee Shop, Student, Angkringan 99

PENDAHULUAN sekedar makan dan minum, ngobrol sampai rapat


Fenomena perkumpulan mahasiswa yang sering organisasi atau komunitas. Aktivitas nongkrong dapat
berkumpul tersebut memberi ruang kepada para dikatakan telah beralih fungsi menjadi kampus kedua
pengusaha warung kopi untuk meraup untung mahasiswa,aktivitas nongkrong tidak dijadikan sekedar
didalamnya. Aktivitas mahasiswa yakni ngopi sembari ajang mencari hiburan saja tapi digunakan pula sebagai
berdiskusi membuat ramai tempat para pengusaha tempat bertukar pikiran, berdiskusi hingga tempat belajar
sehingga mereka berlomba-lomba untuk terus bagi para mahasiswa. Warung-warung kopi biasanya buka
meningkatkan fasilitas dan tempatnya. sampai larut malam tidak sedikit pula yang buka sampai
Untuk menarik minat para mahasiswa agar ramai 24 jam penuh. Warung kopi yang buka malam hari
berbondong-bondong datang ke warung kopi fasilitaspun diminati oleh banyak mahasiswa karena aktivitas
ditingkatkan mulai dari wifi, LCD, dan proyektor. mahasiswa pada pagi hingga sore hari sangatlah padat
Aktifitas para mahasiswapun beragam mulai dari hanya oleh kegiatan kampus.

1
Paradigma. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2015

Berbeda pada saat diperkuliahan, di warung kopi para pengunjung yang ingin ngopi sekaligus diskusi sambil
mahasiswa tidak perlu takut mengeluarkan gagasannya. selonjoran. Jadi tidak mengherankan jika Angkringan 99
Mahasiswa terus melakukan diskusi sore hingga larut selalu ramai, hal ini bisa dilihat dari parkiran yang selalu
malam, para mahasiswa silih berganti datang ke warung penuh padahal pengelola sudah menyediakan tempat
kopi, yang letaknya tidak jauh dari kampus itu sendiri parkir yang luas.
sehingga mereka memiliki kebebasan dalam bergerak dan Ada beberapa tipe mahasiswa yang biasa ngopi di
mereka tidak terbebani oleh orang yang menjadi Angkringan 99. Pertama adalah mahasiswa aktivis, tipe
pemimpin dalam kampus sendiri. ini biasanya yang paling rajin ngopi bahkan hampir lebih
Kumpul bareng dan nyantai bareng sambil ngopi banyak waktunya yang dihabiskan di Angkringan 99 dari
bareng itulah bahasa mahasiswa aktivis yang suka dengan pada di kelas. Mahasiswa aktivis ini sering mendiskusikan
warung kopi, Organisasi ekstra dengan pengikut- perihal isu-isu sosial dan politik tidak jarang Angkringan
pengikutnya, lembaga intra kampus dengan mahasiswa 99 dijadikan tempat koordinasi dalam rangka
seprofesinya yang berdampingan saat melakukan sebuah merencanakan kegiatan. Kedua adalah mahasiswa
pergerakan di kampus dengan keilmuan dan pemikirannya akademik, mereka sering ke Angkringan 99 membawa
mereka masing-masing, mahasiswa pecinta alam, anak- laptop dan mengerjakan tugasnya. Mahasiswa seperti ini
anak band, para aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa, atau biasanya hanya memesan segelas minum dan dihabiskan
mahasiswa yang tak aktif di organisasi manapun, atau berbarengan dengan tugas yang sedang ia kerjakan, secara
mahasiswa yang biasa di bilang mahasiswa kupu-kupu tidak langsung mahasiswa tipe ini ngopi hanya untuk
(kuliah pulang -kuliah pulang). keberagaman itu tak ³QXPSDQJ´ MDULQJDQ LQWHUQHW
membuat sekat diantara mereka yang saling melombakan Ditengah budaya globalisasi ini, dimana pergaulan
jati dirinya masing-masing organisasi atau perkumpulan yang sangat bebas, ngopi bisa menjadi alternatif dan isu
mereka. tandingan untuk mengcounter budaya globalisasi tersebut.
Di Kota Surabaya terutama didaerah dekat kampus, Budaya modern yang banyak mengajarkan tentang
banyak tempat yang biasanya dijadikan tempat ngopinya konsumerisme dan matrialistik, dengan ngopi budaya
para mahasiswa. Ngopi bagi kalangan mahasiswa adalah tersebut bisa sedikit terkikis karena dengan adanya
pekerjaan mangasyikan, ditengah tugas yang menumpuk budaya ngopi maka pusat perhatian mahasiswa pada
dan perkuliahan yang padat, ngopi merupakan salah satu waktu lengang tidak lagi di mall besar yang
alternatif menghilangkan kepenatan tersebut. Di warung menghabiskan banyak uang namun terpusat pada warung
kopi mahasiswa banyak menceritakan beraneka ragam kopi yang hanya dengan dua ribu rupiah sudah bisa
persoalaan, mulai dari kuliah, cewek, bisnis sampai bersanda gurau dan bersenang-senang dengan teman
organisasi. Tidak hanya itu, ngopi terkadang sebagai sejawat sesama mahasiswa aktivisnya. Penelitian ini
ajang untuk berdiskusi bagi kalangan aktivis. Misalnya di dilakukan untuk mengetahui motif apa yang mendorong
salah satu warung yang letaknya tidak jauh dari kampus mahasiswa aktivis maupun non aktivis untuk ngopi di
Universitas Negeri Surabaya yaitu Warung Angkringan angkringan 99, sedangkan tujuan maka tujuan penelitian
99. di Warung Angkringan 99 ini seringkali dijadikan ini adalah untuk mengetahui motif yang mendorong
tempat bagi para aktivis dalam menjalankan diskusi. mahasiswa aktivis dan non-aktivis ngopi di Warung Kopi
Mulai dari diskusi teori ± teori dan buku ± buku terbaru, Angkringan 99.
tentang bangsa yang pelik dan berat sampai diskusi yang Fenomenologi memfokuskan pada pemahaman dan
ringan masalah remaja kekinian. pemberian makna atas berbagai tindakan yang dilakukan
Warung kopi Angkringan 99 menawarkan seseorang atau orang lain di dalam kehidupan keseharian
kenyamanan dan mempunyai keunikan sendiri sehingga fenomenologi memang merupakan pengetahuan
dibandingkan dengan warung ± warung kopi dipinggir yang sangat praktis serta bukan merupakan pengetahuan
jalan lainnya. Angkringan 99 memadukan konsep modern yang sifatnya intuitif dan metafisis. Fenomenologi
dan pedesaan, dibagian depan Angkringan 99 nampak mengatakan bahwa kenyataan sosial itu tidak bergantung
bahwa tidak ada yang membedakan antara Angkringan 99 kepada makna yang diberikan oleh individu melainkan
dengan warung kopi lainnya, dibagian depan hanya ada pada kesadaran subyektif si aktor. Tujuan dari
kursi dan meja yang memanjang yang terbuat dari kayu. fenomenologi adalah menganalisis dan melakukan studi
Diruang tengah Angkringan 99 anda akan ditawarkan ini seorang individu harus meninggalkan semua persepsi
warung kopi bernuansa café yang ada di mall ± mall. dan pengetahuan yang sudah ada tentang struktur sosial
Diruang tengah ini berjajar rapi meja kaca dan kursi sofa dan mengamati sesuatu secara langsung. Sekalipun orang
yang empuk ada juga kursi terbuat dari rotan yang melihat kehidupan sehari-hari seperti terjadi begitu saja,
menambah estetika dari ruang tengah ini. Di Angkringan namun analisis fenomonelogi bisa menunjukkan
99 juga menyiapkan tempat ngopi lesehan bagi bagaimana dunia sehari-hari itu tercipta.
Fenomena Mahasiswa Ngopi di Angkringan 99

Schutz mengawali pemikirannya dengan mengatakan motif yang dijadikan pijakan oleh sesorang untuk
bahwa objek penelitian ilmu sosial pada dasarnya melakukan sesuatu yang bertujuan mencapai hasil,
berhubungan dengan interpretasi terhadap realitas. Jadi, sedangkan motif because merupakan motif yang melihat
sebagai peneliti ilmu sosial, kita pun harus membuat kebelakang. Secara sederhana bisa dikatakan
interpretasi terhadap realitas yang diamati. Orang-orang pengidentifikasian masa lalu sekaligus menganalisisnya,
saling terikat satu sama lain ketika membuat interpretasi sampai seberapa memberikan kontribusi dalam tindakan
ini. Fenomenologi sosial yang diintrodusir oleh Schutz selanjutnya.
mengandaikan adanya tiga unsur pengetahuan yang Schutz memusatkan perhatiannya kepada struktur
membentuk pengertian manusia tentang masyarakat, yaitu kesadaran yang diperlukan untuk terjadinya saling
dunia sehari-hari, tindakan sosial dan makna. (Bernard, bertindak atau interaksi dan saling memahami antar
2007).Dunia sehari-hari adalah dunia yang paling sesama manusia. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
fundamental dan terpenting bagi manusia. Di katakan interaksi sosial terjadi dan berlangsung melalui penafsiran
demikian Dikarenakan dunia sehari-hari dalah fokus dan pemahaman tindakan masing-masing baik antar
kesadaran intersubjektif yang menjembatani adanya individu maupun antar kelompok.
kesadaran sosial. Dalam dunia ini, seseorang selalu Menafsirkan tindakan mahasiswa ngopi di angkringan
berbagi dengan teman, dan orang lain, yang juga 99 bukan suatu pekerjaan mudah. Semua orang punya
menjalani dan menafsirkannya. makna dan berusaha hidup dalam suatu dunia yang
Schutz mengkhususkan perhatiannya kepada satu bermakna. Pada prinsipnya setiap makna insani dapat
bentuk dari subyektivitas yang disebutnya, antar diterima oleh yang lainnya. Dan memang penerimaan
subyektivitas. Konsep ini menunjuk kepada pemisahan timbal balik ini merupakan suatu premis yang
keadaan subyektif atau secara sederhana menunjuk menentukan untuk kepercayaan bahwa memang ada
kepada dimensi dari kesadaran umum ke kesadaran sesuatu seperti kemanusiaan bersama. Tetapi tentunya ada
khusus kelompok sosial yang sedang saling berintegrasi. makna yang lebih dapat diterima dibandingkan dengan
Intersubyektivitas yang memungkinkan pergaulan sosial makna-makna lainnya. Dalam kasus ini, faktor murahnya
itu terjadi, tergantung kepada pengetahuan tentang harga makanan dan minuman di angkringan 99 bisa jadi
peranan masing-masing yang diperoleh melalui merupakan makna yang lebih banyak diterima orang di
pengalaman yang bersifat pribadi.dan fenomnologi. balik tindakan mahasiswa mengkonsumsi di angkringan.
Konsep intersubyektivitas ini mengacu kepada suatu Namun ceritanya akan menjadi lain jika dihadapkan pada
kenyataan bahwa kelompok-kelompok sosial saling kenyataan bahwa kebanyakan para mahasiswa itu
menginterpretasikan tindakannya masing-masing dan mempunyai latar belakang sosial yang mapan, yang
pengalaman mereka juga diperoleh melalui cara yang memungkinkannya untuk mempunyai alternatif pilihan
sama seperti yang dialami dalam interaksi secara yang lebih baik dibandingkan dengan angkringan 99.
individual. Faktor saling memahami satu sama lain baik Konsumsi kopi di Indonesia mengalami peningkatan
antar individu maupun antar kelompok ini diperlukan setiap tahunnya, peningkatan ini jumlah konsumsi ini
untuk terciptanya kerja sama di hampir semua organisasi menimbulkan kebiasaan baru pada masyarakat Indonesia.
social. (Al Imanda, 1992). Menikmati secangkir kopi umumnya dilakukan saat pagi
Schutz meletakkan manusia dalam pengalaman hari. Namun, saat ini tidak hanya di pagi hari di saat
subjektif dalam bertindak dan mengambil sikap dalam semua orang memulai harinya melainkan juga di saat
kehidupan sehari-hari. Dunia tersebut adalah kegiatan beristirahat siang ataupun bersantai di sore hari, banyak
praktis. Manusia mempunyai kemampuan untuk orang orang telah memilih kopi untuk menjadi teman
menetukan akan melakukan apapun yang berkaitan menghabiskan waktu. Hal inilah yang membuat tren
dengan dirinya atau orang lain. Apabila kita ingin peminum kopi terus meningkat tajam dan secara tidak
menganalisis unsur-unsur kesadaran yang terarah menuju disadari kebiasaan minum kopi telah menjadi bagian dari
serentetan tujuan yang bertkaitan dengan proyeksi gaya hidup. Menurut Solomon, gaya hidup mengacu pada
dirinya. Jadi kehidupan sehari-hari manusia bisa dikatan pola konsumsi yang mencerminkan pilihan seseorang dari
seperti proyek yang dikerjakan oleh dirinya sendiri. dia menghabiskan waktu dan uang. (Rini, 2012).Gaya
Karena setiap manusia memiliki keinginan-keinginan hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan pada
tertentu yang itu mereka berusaha mengejar demi akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
tercapainya orientasi yang telah diputuskan. Minum kopi atau yang biasa disebut dengan ngopi
Lebih lanjut, Schutz menyebutnya dengan konsep menjadi gaya hidup yang semakin digemari. Gaya hidup
motif. Yang oleh Schutz dibedakan menjadi dua orang dewasa ini kini sudah merambah pada remaja
pemakmanaan dalam konsep motif. Pertama, motif in khususnya mahasiswa. Mahasiswa lebih memilih untuk
order to. Kedua, motif because. Motif in order to ini menghabiskan waktu senggangnya ngopi di warung kopi

3
Paradigma. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2015

untuk sekedar nongkrong bersam teman-temannya yang sampai seberapa memberikan kontribusi dalam tindakan
bertujuan untuk melepas penat, menghibur diri, atau selanjutnya.
mengerjakan tugas sembari ngopi-ngopi atau menyantap Lokasi penelitian ini mengambil lokasi warung kopi
makanan yang disajikan. Adanya perubahan gaya hidup angkringan 99 yang beralamatkan di jl. Jambangan Kebon
dari generasi kegenarasi dikarenakan adanya perubahan Agung No.100, Jambangan, Kota Surabaya.. Pemilihan
sosial dalam tatanan masyarakat serta lingkungan yang lokasi penelitian warung angkringan 99 dikarenakan
berubah. Perubahan-perubahan tersebut diakibatkan oleh angkringan 99 sudah memiliki pelanggan tetap dan
beberapa faktor, faktor-faktor ini akan mempengaruhi mayoritas pelanggannya adalah para mahasiswa aktivis.
gaya hidup seseorang. Menurut Amstrong, faktor yang Informan dalam penelitian ini adalah para mahasiswa
mempengaruhi gaya hidup ada dua faktor, yaitu faktor yang aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang
internal dan faktor eksternal. Faktor yang berasal dari diadakan sebuah organisasi baik organisasi intra maupun
dalam diri (internal) terdiri dari sikap, pengalaman dan ekstra kampus yang secara intens ngopi di angkringan 99.
pengamatan, kepribadian, motif, dan persepsi. Sedangkan Yang dimaksud intens disini adalah mahasiswa yang
faktor yang berasal dari luar (eksternal) terdiri dari sering melakukan aktivitas ngopi di angkringan 99.
keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. (MeirinaPutri, Sementara bagi pengunjung non-aktivis akan diambil
2015). secara acak sebagai sasaran pendukung. Dengan
menggunkan teknik purposive diperolehlah informan
METODE sebanyak 6 (enam) mahasiswa yang terdiri dari 3(tiga)
Penelitianinimenggunakan metode kualitatif merupakan mahasiswa aktivis dan 3 (tiga) mahasiswa non-
pengalaman yang unik dan menarik. Unik karena peneliti aktivis.Penelitian menggunakan dua jenis teknik
harus terjun langsung ke masyarakat yang diteliti dan pengumpulan data yaitu data primer dan data
menarik karena harus berinteraksi secara langsung dengan sekunder.Peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan
masyarakat dengan segala suka dan dukanya. Penelitian data wawancara mendalam secara informal atau yang
kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif dan biasa disebut dengan indepth interview, yaitu proses
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dan
kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu informan, dimana informan tersebut ditujukan kepasa
supaya fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. mahasiswa yang intens nongkrong di angkringan.Proses
Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk analisis ini dilakukan selama proses penelitian. Dalam
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian teknik ini ada tiga komponen pokok, yaitu reduksi data,
sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Menurut penyajian data dan kesimpulan yang kesemuanya
Sugiyono, penelitian kualitatif merupakan sebuah indikasi difokuskan pada tujuan penelitian. Proses ini diawali
studi kasus. Pada penelitian ini lebih mencari hasil dari dengan menelaah seluruh data dari berbagai sumber dan
data yang mendukung, kemudian data tersebut diolah kemudian direduksi dengan cara membuat rangkuman
sehingga menghasilkan temuan data (Sugiyono, 2011). yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah
fenomenologis. Peneliti menggunakan pendekatan selanjutnya adalah pengkategorisasian yang mengerucut
fenomenologis karena fenomenologis dapat lebih peka pada proses penarikan kesimpulan
menangkap fakta sosial dalam masyarakat dan peneliti
dapat mengetahui because of motif dan in order to motif HASIL DAN PEMBAHASAN
dari subjek penelitian yang akan diteliti hal ini dimaksud Kehidupan mahasiswa memang tidak jauh dengan
untuk memperjelas apa yang menjadi alasan mahasiswa kegiatan intinya, yaitu menuntut ilmu, pastinya sesuai
cangkruk di warung angkringan 99. dengan prodi yang dipilihnya. Selain itu seorang
Lebih lanjut, Schutz menyebutnya dengan konsep mahasiswa juga dapat mengikuti berbagai kegiatan-
motif. Yang oleh Schutz dibedakan menjadi dua kegiatan UKM yang diminatinya. Dari berbagai aktivitas-
pemakmanaan dalam konsep motif. Pertama, motif in aktivitas yang dilakukan mahasiswa, proses sosialisasi
order to. Kedua, motif because. Motif in order to ini yang merupakan hal yang tidak dapat dipandang sebelah
motif yang dijadikan pijakan oleh sesorang untuk mata. Proses interaksi sosial adalah hal wajib yang harus
melakukan sesuatu yang bertujuan mencapai hasil, dimiliki mahasiswa demi mematangkan dan memupuk
sedangkan motif because merupakan motif yang melihat kreatifitas intelektualnya. Proses tersebut dapat dimulai
kebelakang. Secara sederhana bisa dikatakan dari diskusi kecil dalam kegiatan akademis, organisasi
pengidentifikasian masa lalu sekaligus menganalisisnya, bahkan sampai komunitas yang diikuti oleh mahasiswa.
Fenomena Mahasiswa Ngopi di Angkringan 99

Dengan duduk santai ditemani secangkir kopi dapat bareng teman serta akses wifi yang super cepat
membuka cakrawala kehidupan yang mungkin tidak ada membuatnya ketagihan ngopi di Angkringan 99.
pada bangku perkuliahan yang diikuti. Melalui obrolan- Menurutnya dengan ngopi hubungan dengan para sahabat
obrolan singkat, dapat membentuk mahasiswa yang bisa semakin akrab. Aktivitas yang biasa ia lakukan
mungkin dulunya kuper bisa menjadi lebih sosialis karena ketika ngopi di Angkringan 99 adalah mengerjakan tugas-
disitu ada media yang membantunya. Awalnya iseng, tugas kuliah. NFS mengaku selama mengerjakan tugasnya
lama-kelamaan menjadi kebutuhan wajib sebagai rutinitas ia tidak dapat langsung menyelesaikannya karena
yang harus diagendakan. konsentrasinya terganggu oleh aktivitas lainnya yaitu
Ketika mahasiswa aktivis sedang ngopi mereka tidak mendownload film dan ia sering bermain sosial media
hanya sekedar cangkruk dan minum kopi saja, ada ketika mengerjakan tugas kuliah.
aktivitas yang menemani mereka ketika sedang ngopi. NFS bukan satu-satunya mahasiswa non-aktivis yang
Seperti halnya MRU, MRU merupakan mahasiswa suka ngopi di Angkringan 99, RC juga merupakan salah
Universitas Negeri Surabaya jurusan Pendidikan Bahasa satu pelanggan setia Angkringan 99. RC merupakan
Jawa yang aktif diorganisasi. Ia tergabung dalam dua mahasiswi jurusan Pendidikan Akuntansi angkatan 2014.
organisasi yaitu IMJ (Ikatan Mahasiswa Jombang) dan Selama menjadi mahasiswa tidak ada organisasi atau
IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama). Selama menjadi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang ia minati. RC
aktivis ia sudah banyak mengikuti kegiatan yang diadakan hanya terfokus pada kuliah, karena ia memiliki target
oleh organisasinya seperti agenda istighasah rutin IPNU lulus tepat waktu dengan IP yang memuaskan. Ia tidak
\DQJ GLDGDNDQ VHWLDS VHQLQ ED¶GD PDJKULb di Masjid mempermasalahkan kalau tidak aktif di organisasi yang
UNESA Lidah Wetan. Ketika memasuki bulan penting baginya hanya lulus tepat waktu. Meskipun begitu
Ramadhan, IPNU mempunyai agenda khusus yaitu Safari kalau ada waktu senggang ia tidak lupa untuk berkumpul
Ramadhan. Safari Ramadhan merupakan kegiatan sholat dengan teman-temannya, kalaupun tidak ada waktu
tarawih di berbagai masjid dengan tujuan menjalin karena tugas-tugas yang mulai menumpuk tidak jarang ia
silaturahmi dengan masyarakat. Sedangkan IMJ sering dan teman-temannya kerja kelompok di warung kopi. Ia
mengadakan pertemuan dengan IMJ dari kampus-kampus lebih memilih warung kopi sebagai tempat mengerjakan
lain. Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk tugas bersama teman-temannya, menurutnya warung kopi
mempererat tali silaturahmi antar anggota IMJ serta tempatnya lebih efisien ketimbang di kos. Angkringan 99
memusyawarahkan untuk memajukan Kota Jombang merupakan tempat favorit ngopi RC, di Angkringan
contohnya dengan road to school. Road to school biasanya ia dan teman-temannya suka mengobrol tentang
merupakan kegiatan pengenalan dunia kampus ke berbagai hal dan bergurau untuk merilekskan sejenak
sekolah-sekolah SMA yang ada di Jombang untuk pikirannya. Karena koneksi wifinya yang cepat ia sering
menarik minat para siswa-siswi untuk melanjutkan memanfaatkannya untuk mencari bahan-bahan untuk
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. menyelesaikan tugasnya. Setelah tugas kuliahnya
NFS merupakan mahasiswa non-aktivis yang cukup rampung sebelum pulang ia sering menyempatkan untuk
intens ngopi di Angkringan 99. Ia merupakan mahasiswa mendownload film sebagai hiburan di kosan.
Universitas Negeri Surabaya jurusan Pendidikan Geografi Dari keterangan mahasiswa aktivis dan non-aktivis yang
angkatan tahun 2014 yang berasal dari Gresik. NFS sering ngopi di Angkringan 99 dapat diperoleh aktivitas-
memang mahasiswa yang tidak aktif disebuah organisasi, aktivitas yang menemani mereka ketika sedang ngopi.
tetapi ia pernah mencoba ikut tes masuk sebuah organisasi Tabel
namun ia gagal. Berselang beberapa bulan ia mendapat Gaya Ngopi Mahasiswa
tawaran untuk masuk organisasi tapi tawaran tersebut No Gaya Ngopi Aktivis Non-
ditolaknya. Ia beralasan banyak teman-temannya yang Aktivis
akhir-akhir ini perang dingin antara pro organisasi dan 1 Ngopi sambil diskusi 3
yang kontra organisasi jadi NFS lebih memilih netral. 2 Ngopi sambil nugas 3 3
NFS memang merupakan mahasiswi namun ia juga (mengerjakan tugas-tugas
suka ngopi. Teman-temannya lah yang telah mengenalkan kuliah)
ngopi padanya. Pertama kali ia ngopi diajak teman- 3 Ngopi sambil browsing 3 3
temannya ke Angkringan 99, awalnya ia masih canggung 4 Ngopi sambil guyon 3
dan bingung dengan apa yang akan dipesan karena ia (bergurau)
memang tidak suka kopi. Dari situlah ia mengerti bahwa 5 Ngopi sambil ngobrol 3 3
ngopi itu tidak harus memesan kopi. Setelah beberapa kali santai dengan teman
ngopi akhirnya ia mulai suka dengan aktivitas barunya ini 6 Ngopi sambil download 3
ditambah lagi tempatnya yang asyik untuk nongkrong

5
Paradigma. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2015

film Tabel
7 Ngopi sambil bermain 3 Motif mahasiswa ngopi di Angkringan 99
social media Subyek Because of In Order to
8 Ngopi sambil ngobrol 3 3 Mahasiswaa A. Gaya 1) Mengusirkejen
dengan orang lain ktivis hidup uhan
2) Mencariinspiras
Menyangkut motif, Schutz membedakannya menjadi i
dua pemaknaan. Pertama, motif in order to. Kedua, motif 3) Bersosialisasi
because. Motif in order to ini motif yang dijadikan
pijakan oleh sesorang untuk melakukan sesuatu yang Mahasiswan B. Ajakante 1) Berhemat
bertujuan mencapai hasil, sedangkan motif because on-aktivis man 2) Mengisiwaktul
merupakan motif yang melihat kebelakang. Secara uang
sederhana bisa dikatakan pengidentifikasian masa lalu 3) Menambahtema
sekaligus menganalisisnya, sampai seberapa memberikan n
kontribusi dalam tindakan selanjutnya.
Nongkrong di warung kopi merupakan salah satu PENUTUP
kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan Simpulan
masyarakat, khususnya bagi mahasiswa bahkan Berdasarakan rumusan masalah, hasil penelitian ini
keberadaannya semakin gencar dilakukan disela-sela menunjukkan motif because mahasiswa aktivis ngopi.
aktivitas sehari-hari. Kopi menjelma menjadi budaya baru Ngopi merupakan gaya hidup mahasiswa aktivis, sebelum
yang erat kaitannya dengan gaya hidup. Kebiasaan ngopi memasuki dunia perkuliahan mereka sudah mengenal
sangat berkaitan dengan kehidupan dan interaksi, dimana kopi dari lingkungan keluarganya. mereka sering melihat
selain dipandang wajar tentunya juga menimbulkan anggota keluarganya (terutama ayah) yang sering
sekelumit pertanyaan yang pada umumnya dulu ngopi meminum kopi, karena penasaran awalnya hanya
identik dengan orang tua dan para pekerja serta dijadikan mencoba setelah dirasa enak dan cocok mereka terus
minum untuk orang tua disetiap pesta pernikahan atau menerus melakukan kegiatan ngopi hingga menjadi gaya
adat disuatu daerah dan dulu jarang ditemui pemuda hidup mereka. Sedangkan motif yang melatar belakangi
ngopi karena terkesan tua kalau mendengar kata ngopi. mahasiswa non-aktivis ngopi adalah dari ajakan teman.
Penyebab timbulnya kebiasaan ngopi dikalangan Awalnya mahasiswa non-aktivis mengenal ngopi karena
mahasiswa akibat dari adanya budaya tersebut. ajakan ngopi yang terus menerus dari teman-teman
Sebagian mahasiswa ketika mengalami kepenatan dari mereka, namun seiring berjalannya waktu mereka terus
tugas maupun aktivitas kuliah, mereka memilih ngopi di warung kopi dan sudah mempunyai jadwal
mengunjungi warung kopi untuk menyegarkan kembali tersendiri bagi mereka.
pikiran dengan menikmati secangkir kopi kepenatan, rasa Bagi mahasiswa aktivis, Angkringan 99 merupakan
lelah, rasa kantuk menjadi hilang. Motif mahasiswa tempat XQWXN ³ODUL´ GDUL SHQDWQ\D UXWLQLWDV VHEDJDL
nongkrong dapat dibedakan menjadi motif in order to dan seorang aktivis. Seperti yang kita ketahui, mahasiswa
motif because. Motif seseorang dapat menggambarkan aktivis mempunyai kegiatan pokoknya di kampus yaitu
bagaimana ia berperilaku, motif juga menentukan apa kura-kura (kuliah rapat, kuliah rapat), kegiatan ketika di
yang akan dicari. Motif membuat seorang mahasiswa kos hanya tidur, nonton, makan dan hanya ditemani
selalu ingat tujuannya, dengan adanya motif seorang bantal, kasur dan laptop. Dengan kegiatan yang seperti itu
mahasiswa dapat mencapai tujuannya. setiap harinya bisa membosankan dan menjenuhkan.
Seperti yang dikatakan Schutz, dunia sosial Sehingga tempat alternatif mahasiswa aktivis untuk
merupakan sesuatu yang intersubjektif dan pengalaman menghilangkan kejenuhan yaitu Angkringan 99. Selain
yang penuh makna (meaningfull). Konsep fenomenologi bertujuan untuk mengusir kejenuhan, mahasiswa aktivis
menekankan bahwa makna tindakan identik dengan motif ngopi di Angkringan 99 juga bertujuan untuk mencari
yang mendorong tindakan seseorang yang lazim disebut inspirasi. Tempatnya yang santai tidak ada tekanan untuk
motive in order to. Dengan demikian untuk memahami mengobrol membuat otaknya menjadi rileks sehingga
tindakan mahasiswa suka nongkrong di Angkringan 99 banyak ide-ide yang muncul. Sama seperti mahasiswa
harus dilihat dari motif yang mendasari tindakan tersebut. pada umunya, mahasiswa aktivis juga tidak bisa lepas dari
Lebih lanjut Schutz menambahkan bahwa motif yang tugas-tugas kuliah sehingga mereka membutuhkan tempat
melatarbelakangi suatu tindakan atau motive because kita yang pas untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah mereka.
bisa melihat makna tidakan sesuai motif asli yang benar- Sedangkan bagi mahasiswa non-aktivis, mereka
benar mendasari tindakan yang dilakukan secara individu. memaknai Angkringan 99 sebagai tempat nongkrong
Fenomena Mahasiswa Ngopi di Angkringan 99

untuk mengisi waktu luang. Sudah bukan rahasia lagi harus dilestarikan sebagai wadah untuk berdialog dan
kalau mahasiswa sibuk dengan jam perkuliahan yang berdiskusi, supaya tanggung jawab yang diberikan kepada
padat serta tugas-tugas dari dosen yang harus segera mahasiswa sebagai perubah tatanan sosial, pengontrol
diselesaikan. Namun tidak selamanya mahasiswa kebijakan pemerintah tidak putus pada harapan
³EHUJHOXW´ GHQJDQ EXNX-buku dan tugas-tugas masyarakat semata.
perkuliahan, ada kalanya mahasiswa memiliki waktu
luang untuk mengistirahatkan otak dan pikiran mereka. DAFTAR PUSTAKA
Kegiatan ngopi bagi kalangan mahasiswa Universitas Al Imanda,1992. Sosiologi BerparadigmaGanda. Jakarta
Negeri Surabaya memiliki tujuan yang beragam. Secara PT Raja Grafindo Persada.
garis besar, tujuan ngopi dapat diklarifikasikan menjadi $MLZLEDZDQL 0HUHLQD 3XWUL ´3HQJDUXK )DNWRU
dua kelompok. Bagi kelompok yang condong ke nilai Internal Dan Eksternal Gaya Hidup Terhadap
akademik, ngopi di Angkringan 99 sebagai ajang Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen
berkumpul mengerjakan tugas kelompok atau tugas '¶*RGD Coffee Pazkul Sidoarjo). Surabaya:
individu. Kelompok mahasiswa yang aktif organisasi atau Univesitas Negeri Surabaya
yang lebih dikenal dengan sebutan aktivis, memanfaatkan Dwiastuti, Rini, et al. 2012. Ilmu Perilaku Konsumen.
moment ngopi di Angkringan 99 sebagai cara untuk Malang: UB Press.
melepas penat dari rutinitas yang mereka jalani di Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
keorganisasian.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian KuantitatifKualitatif
dan R&D. Bandung:
Saran Alfabeta Bandung
Kebiasaan mahasiswa ngopi di warung kopi perlu disikapi
secara kritis. Sekalipun aktivitas ngopi mempunyai nilai
positif, tapi disisi lain kebiasaan ngopi juga dapat
berakibat negatif. Ngopi bisa membuat lupa waktu
sehingga bisa berakibat fatal terhadap kesehatan. Sisi
negatif lainnya apabila terlalu lama di warung kopi akan
ada banyak waktu yang terbuang. Di era moderen seperti
sekarang ini, ngopi menjadi semacam trend bagi kaum
muda supaya dipandang gaul oleh teman-teman
sebayanya. Adanya pergeseran cara pandang soal fungsi
warung kopi tidak terlepas dari perkembangan zaman,
saat ini trend nongkrong memang sedang digandrungi
khususnya oleh kalangan muda terutama mahasiswa.
meskipun masih ada diantara mahasiswa yang
memanfaatkan tempat-tempat ngopi sebagai ruang untuk
bersosialisasi dan berdiskusi.
Oleh sebab itu, mahasiswa yang sejatinya adalah
kaum terpelajar kiranya mampu mengolah kebiasaan
pergi ke warung kopi, tidak hanya sebagai tempat
menghibur diri sesaat, tetapi mahasiswa juga mampu
menjadikan warung kopi sebagai tempat untuk tukar
pikiran, menambah wawasan, dan mendialogkan problem
yang sedang dihadapi bangsa. Belajar bisa dimana saja,
termasuk diwarung kopi. Ide-ide cerdas tidak selalu
muncul di ruang-ruang formal semisal ruang kelas atau
ruang seminar, tetapi tidak jarang gagasan atau ide
cemerlang bermula dari ruang-ruang santai seperti warung
kopi.
Kebiasaan pergi ke warung kopi jangan sampai
sekedar menjadi ajang untuk menghabiskan waktu luang
semata tanpa ada manfaat. Jika hanya sekedar ngopi tidak
usah jauh-jauh pergi ke warung kopi, kita bisa
melakukannya di rumah, kos maupun kontrakan. Ngopi

Anda mungkin juga menyukai