Anda di halaman 1dari 12

Pengertian

Foto Rontgen adalah prosedur pemeriksaan menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik


atau sinar-X untuk menampilkan gambar bagian dalam tubuh. Selain untuk mendeteksi
masalah kesehatan, foto Rontgen juga dapat digunakan sebagai prosedur penunjang dalam
tindakan medis tertentu. Pemeriksaan rontgen merupakan salah satu pemeriksaan penunjang
dari penegakkan diagnosis di samping pemeriksaan laboratorium. Rontgen dilakukan untuk
melihat patah atau retak tulang, memantau perkembangannya, dan menentukan jenis
pengobatan yang akan diberikan. Kondisi penyakit yang membutuhkan pemeriksaan rontgen
sebagai contoh adalah arthritis, kanker tulang, penyakit paru-paru, masalah pencernaan,
pembesaran jantung, batu ginjal, batu saluran kemih, dan kejadian tertelan zat asing. Kondisi
penyakit yang membutuhkan pemeriksaan rontgen sebagai contoh adalah arthritis, kanker
tulang, penyakit paru-paru, masalah pencernaan, pembesaran jantung, batu ginjal, batu
saluran kemih, dan kejadian tertelan zat asing.

Tujuan
Foto Rontgen dilakukan untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh, mulai dari tulang, sendi,
hingga organ dalam. Ada berbagai kondisi dan penyakit yang dapat dideteksi dengan foto
Rontgen, di antaranya patah tulang, osteoporosis, infeksi, gangguan pencernaan,
pembengkakan jantung, serta tumor payudara. Selain untuk mendeteksi masalah yang terjadi
di dalam tubuh, foto Rontgen juga dapat dilakukan untuk mengamati perkembangan
penyakit, mengetahui kemajuan dari pengobatan yang dilakukan, serta menjadi pedoman
untuk melakukan prosedur tertentu, seperti pemasangan ring pada jantung. Rontgen thorax
merupakan tes pencitraan yang paling umum digunakan untuk menemukan masalah dalam
dada, terutama untuk mendiagnosis penyebab kondisi sesak napas.
Menurut Mayo Clinic, rontgen thorax dapat menunjukkan berbagai macam kondisi dalam
tubuh Anda, termasuk:
Masalah paru-paru, seperti kanker, infeksi, atau pengumpulan udara di ruang sekitar paru-
paru (pneumothorax) dan kondisi kronis paru lain, seperti emfisema atau fibrosis kistik.
Masalah jantung yang berhubungan dengan paru. Rontgen dada dapat menunjukkan
perubahan atau masalah dalam paru-paru Anda yang masalahnya berasal dari jantung.
Sebagai contoh, cairan dalam paru-paru (edema paru) merupakan hasil dari gagal jantung
kongestif.
Ukuran dan bentuk jantung Anda. Perubahan ukuran dan bentuk jantung bisa
mengindikasikan gagal jantung, cairan di sekitar jantung (efusi perikardial), atau masalah
katup jantung.
Pembuluh darah. Letak pembuluh besar dekat dengan jantung Anda—aorta dan arteri
pulmonal dan vena—terlihat pada sinar-X. Itu sebabnya, kondisi seperti aortik aneurisma,
atau masalah pembuluh darah lainnya serta penyakit jantung bawaan dapat terlihat.
Deposit kalsium. Rontgen dada bisa mendeteksi adanya kalsium dalam jantung atau
pembuluh darah. Hal tersebut mengindikasikan adanya kerusakan dalam rongga jantung,
arteri koroner, otot jantung, atau kantung pelindung yang mengelilingi jantung.
Patah tulang rusuk atau tulang belakang.
Perubahan pasca-operasi. Rontgen thorax bermanfaat untuk memantau proses penyembuhan
setelah Anda melakukan operasi pada dada, seperti jantung, paru-paru atau esofagus.
Alat pacu jantung, defibrilator, atau kateter. Rontgen dada biasanya diambil setelah
penempatan suatu alat medis untuk memastikan semuanya berada pada posisi yang tepat.
Biasanya dua gambar diambil, satu dari belakang dada dan lainnya dari samping. Dalam
keadaan darurat ketika hanya satu gambar sinar-X yang diambil, biasanya bagian depan yang
akan digunakan.

Jenis- jenis
Jenis-jenis pemeriksaan foto thorax
1. Proyeksi PA (Postero-Anterior )
Cara pemeriksaan foto thoraks dengan proyeksi PA (Postero-Anterior),yaitu:
Sinar dipancarkan ke arah film melalui punggung (posterior) pasien. Biasanya, pasien akan
diminta untuk berdiri tegak dengan, region anterior (perut) ditempelkan pada film. Tangan
bertolak pinggang untuk mengangkat tulang belikat agar region paru tidak tertutupi. Pasien
diminta untuk menarik napas dalam saat sinar ditembakkan agar rongga thoraks dapat
mengembang secara maksimal, diafragma akan terdorong ke rongga abdomen (perut)
sehingga dapat dihasilkan gambaran paru/jantung seperti aslinya. Pemeriksaan ini hanya
dapat dilakukan di ruang radiologi
2. Proyeksi AP (Antero-Posterior )
Cara pemeriksaan foto thoraks dengan proyeksi AP (Antero-Posterior), yaitu: Proyeksi AP
bisa dilakukan pada pasien dengan posisi telentang, duduk, atau terlentang namun sudut
batang badang 45 atau 90 derajat dari bidang datar. Prosedur ini biasanya dilakukan pada
pasien yang tidak dapat berpindah tempat (mobilisasi) karena berbagai penyebab, sering kali
terjadi pada pasien pasca bedah. Alat yang digunakan adalah adalah alat foto portable. Hasil
foto proyeksi AP biasanya menghasilkan kualitas foto yang kurang baik dibanding proyeksi
PA
3. Proyeksi lateral
Cara pemeriksaan foto thoraks dengaan proyeksi lateral, yaitu: Posisi ini dilakukan sesuai
pada indikasi baik lateral kanan maupun lateral kiri Biasanya dilakukan jika diperlukan untuk
menegakkan diagnosis yang tidak diperoleh dengan foto proyeksi lainnya.
Prosedur Tindakan
Teknik dalam pemeriksaan Rontgen toraks membutuhkan observasi dan pemahaman yang
baik dalam anatomi dan fisiologi tubuh untuk mendapatkan informasi diagnostik yang
optimal dari film serta menghindari kemungkinan kesalahan dalam interpretasi.[1,9]
Persiapan Pasien
Umumnya, dalam pemeriksaan Rontgen toraks tidak memerlukan persiapan khusus.
Beberapa persiapan pasien yang diperlukan pada pemeriksaan Rontgen toraks adalah
pemberian informed consent pada pasien, pengecekan label dan identitas, serta persiapan
lainnya yang dapat memengaruhi hasil gambar rontgen toraks.
Informed Consent
Pemberian informed consent menjelaskan persiapan dan prosedur pemeriksaan rontgen toraks
kepada pasien diperlukan sebelum melakukan pemeriksaan. Informed consent dapat
diberikan secara langsung ke pasien apabila pasien dalam keadaan sadar atau kepada
keluarga/ pengantar pasien apabila kondisi pasien tidak sadar.[1,2]
Cek Label dan Identitas
Melakukan pemeriksaan identitas pasien berupa nama, usia, jenis kelamin serta tempat/
tanggal lahir. Selain itu, diperlukan pemeriksaan label tanggal dan waktu pengambilan film
serta posisi pengambilan foto rontgen toraks yang diinginkan.[9]
Lainnya
Persiapan lain dalam pemeriksaan rontgen toraks adalah mengenakan gaun selama
pemeriksaan, melepas perhiasan, bra (pada wanita), peralatan gigi, kacamata, dan benda
logam yang dapat memengaruhi hasil rontgen toraks. Selain itu, pada pasien wanita, tanyakan
juga apakah pasien sedang hamil karena beberapa pemeriksaan pencitraan tidak dilakukan
selama kehamilan.[2,9]
Peralatan
Beberapa peralatan yang umumnya digunakan dalam pemeriksaan toraks, antara lain x-ray
generator, bucky stand x-ray dengan bucky protector dan faceplate, serta mesin portable x-ray
yang dapat dibawa ke tempat tidur pasien di Rumah Sakit dan ruang gawat darurat.[1,10]
X-ray Generator
X-ray generator merupakan komponen utama dalam peralatan pemeriksaan rontgen toraks.
Terdapat 3 bagian utama pada x-ray generator, yaitu x-ray tube, sumber daya listrik
bertegangan tinggi, dan unit kontrol.
X-ray tube
X-ray tube merupakan tabung x-ray yang diposisikan sekitar 2 meter yang berfungsi untuk
menciptakan x-ray photons dari energi listrik yang diperoleh dari generator x-ray. Hanya 1%
dari energi listrik yang akan dikonversi menjadi x-ray photons dan sisanya 99% dikonversi
menjadi panas. Dengan demikian, untuk menghasilkan keluaran sinar X yang cukup, x-ray
tube harus menahan dan membuang beban panas lebih besar. Desain dari x-ray tube
menentukan karakteristik dasar sinar X seperti ukuran titik fokus, keseragaman bidang sinar
X, dan spektrum energi sinar X.[2,10]
Sumber daya listrik
Sumber daya listrik bertegangan tinggi merupakan komponen penting dari sistem pembangkit
sinar X. Filamen menggunakan tegangan yang relatif rendah untuk mengeluarkan arus kecil
(mV), sedangkan anoda dari tabung x-ray membutuhkan pasokan tegangan tinggi dalam
mempertahankan muatan positif tinggi untuk percepatan elektron. Umumnya, Rontgen toraks
membutuhkan voltase tinggi yang berkisar antara 5 hingga ≥ 400kV.[3,10]
Unit kontrol
Unit kontrol merupakan komponen penting dalam mengendalikan energi dan intensitas
radiasi yang dihasilkan. Terdapat 3 prinsip kontrol untuk sistem sinar X standar, yakni
kontrol arus (mA), kontrol tegangan (kV), dan timer. Sistem kontrol ini terdapat pada panel.
[2,10]
Bucky Stand X-ray
Bucky stand x-ray merupakan alat yang terpasang pada dinding berbentuk kotak dilengkapi
dengan bucky protector dan faceplate yang berisi film sinar X atau pelat khusus yang dapat
merekam gambar secara digital.[1,3]
X‐ray Cassettes
X-ray cassettes umumnya kaku dengan sisi belakangnya terbuat dari bahan timah untuk
mengurangi backscatter serta terdapat karet atau kain untuk kontak dengan screen film
system dan sisi depannya terbuat dari plastik atau karbon.[2,3]
X‐ray Films
X-ray films menampilkan gambar radiografi yang terdiri dari emulsi (tunggal atau ganda)
dari silver halide, paling umum silver bromide (AgBr), yang ketika terpapar cahaya akan
menghasilkan ion perak (Ag+) dan elektron. X-ray fisik sudah mulai tergantikan di banyak
rumah sakit dengan sistem digital.[2,3]
Meja Baring
Meja baring dilengkapi dengan matras dibutuhkan untuk pemeriksaan rontgen toraks dengan
posisi terlentang. X-ray cassettes dan film ditempatkan dibagian bawah pasien.[1,2]
Portable X-ray Machine
Mesin portable x-ray merupakan mesin x-ray yang dapat dibawa ke tempat tidur pasien atau
ruang gawat darurat. X-ray tube terhubung ke flexible arm yang diperpanjang di atas pasien
sementara x-ray film atau plat perekam gambar ditempatkan di bawah pasien.[10,11]
Posisi Pasien
Posisi pasien dalam pemeriksaan Rontgen toraks sangat bervariasi sesuai tujuan serta
struktur/ bagian yang ingin terlihat lebih jelas.[1,2] Semua film harus diberikan label posisi.
Berikut adalah posisi pemeriksaan rontgen toraks, yaitu:
Proyeksi PA (Postero-Anterior)
Proyeksi PA pada Rontgen toraks digunakan dalam evaluasi paru-paru, rongga dada,
mediastinum, dan aorta untuk membantu diagnosis kondisi akut dan kronis.
Pada pengambilan gambar PA, pasien berdiri tegak menghadap reseptor gambar dengan regio
anterior ditempelkan pada film, aspek superior dari reseptor sekitar 5 cm di atas sendi bahu,
dagu dinaikkan, bahu diputar secara anterior untuk memungkinkan skapula bergerak secara
lateral dari bidang paru-paru, tangan ditempatkan pada aspek posterior pinggul, siku sebagian
ditekuk, serta bahu ditekankan ke depan untuk memindahkan klavikula di bawah apeks paru.
[1,12]
Pada gambaran PA diharapkan bagian atas paru-paru terlihat jelas. Oleh karena itu, pasien
harus melakukan inspirasi penuh sehingga tampak iga 10 posterior di atas diafragma dan iga
6 anterior, kedua costophrenic angles, bagian bawah diafragma, serta paru-paru dan tulang
belakang yang terlihat di belakang jantung.[1,12]
Proyeksi Lateral
Proyeksi lateral bertujuan untuk mengevaluasi paru-paru, tulang pada rongga toraks,
mediastinum, aorta, serta menilai ruang retrosternal dan retrocardiac yang tidak dapat
diperoleh dari proyeksi lainnya.
Posisi pasien pada pengambilan gambar lateral adalah berdiri tegak atau sedikit condong ke
depan (sedikit bungkuk) dengan sisi kiri atau kanan toraks berdekatan dengan reseptor
gambar, kedua lengan terangkat di atas kepala, dagu dinaikkan, serta inspirasi dalam dan
menahan napas saat foto diambil.
Pada gambaran lateral diharapkan bagian apeks paru harus terlihat, tulang sternum terletak
pada garis tengah dan harus terlihat secara keseluruhan dalam pandangan lateral, serta bagian
bawah diafragma terlihat.[1,12]
Proyeksi Antero-Posterior (AP)
Gambaran AP untuk evaluasi paru-paru, rongga dada, mediastinum, dan aorta. Bayangan
mediastinum akan lebih besar karena peningkatan jarak jantung dari reseptor gambar dan
beam divergence.[12-14]
Posisi pasien pada proyeksi AP umumnya dapat terlentang atau duduk dengan sudut 45-90
derajat dari bidang datar, dagu dinaikkan, kedua tangan diletakkan pada kedua sisi pasien,
serta bahu posisi tertekan untuk memindahkan klavikula di bawah apeks paru. Prosedur ini
dilakukan pada pasien yang tidak dapat mobilisasi.[12,13]
Pada proyeksi AP, harus terlihat bagian atas paru-paru, pajanan dilakukan pada saat inspirasi
penuh, kedua costophrenic angles dan bagian bawah diafragma terlihat jelas, serta paru-paru
dan tulang belakang harus terlihat di belakang jantung.[12,13]
Proyeksi AP Apikal (Lordotik)
Proyeksi AP Apikal (lordotik) digunakan untuk evaluasi area apeks paru yang terkadang
tampak tertutup oleh jaringan lunak di atasnya, tulang rusuk atas, atau klavikula pada
gambaran PA/AP. Umumnya, pemeriksaan Rontgen toraks lordotik dilakukan pada sebagian
besar kasus tuberkulosis paru.[12,15]
Posisi pasien saat pengambilan gambar lordotik adalah berdiri dengan kaki sekitar 30 cm dari
reseptor gambar dengan punggung melengkung ke atas, bahu dan kepala berlawanan dengan
reseptor gambar, bahu dan siku ke arah depan, sudut yang terbentuk antara mid coronal body
plane, dan reseptor gambar sekitar 45 derajat. Pada gambaran lordotik, bagian apeks paru
harus terlihat dengan jelas.[12,13]
Proyeksi Dekubitus Lateral
Gambaran ini merupakan proyeksi khusus yang digunakan untuk mengevaluasi efusi pleura
minimal, pneumothorax, serta benda asing pada saluran napas. Posisi pasien saat pemeriksaan
adalah berbaring pada sisi kanan (PA) atau kiri (AP), fleksi lutut dan pinggul, kedua lengan
direntangkan di atas kepala, serta hembuskan napas keluar dan menahan napas.[12,13]
Proyeksi Iga Antero-Posterior (AP)
Gambaran ini merupakan proyeksi spesifik yang digunakan dalam penilaian tulang rusuk
posterior untuk mengevaluasi struktur tulang. Posisi pasien untuk proyeksi ini adalah tegak
menghadap x-ray tube dengan bagian posterior bertumpu pada detektor, dagu dinaikkan, serta
kedua tangan diletakkan pada sisi tubuh.[1,16]
Proyeksi Iga Postero-Anterior (PA)
Gambaran ini merupakan proyeksi spesifik pada tulang rusuk anterior. Posisi untuk
pengambilan gambar adalah tegak menghadap reseptor gambar, dagu dinaikkan, bahu diputar
secara anterior, tangan ditempatkan pada aspek posterior pinggul, siku sebagian ditekuk, serta
bahu diposisikan tertekan agar posisi klavikula berada di bawah apeks paru.[1,16]
Proyeksi Iga Oblik
Gambaran ini menunjukkan bagian axillary ribs. Posisi pasien saat pengambilan gambar
adalah berdiri, duduk tegak atau terlentang dengan sisi kanan atau posterior kiri berdekatan
dengan reseptor gambar membentuk sudut 45 derajat, lengan pasien diangkat dan
ditempatkan di kepala serta tangan lainnya di pinggul.[1,12]
Prosedural
Pemeriksaan rontgen toraks dengan sinar X merupakan bentuk radiasi seperti cahaya atau
gelombang radio. Sinar X akan melewati sebagian besar objek saat diarahkan pada bagian
tubuh tertentu. Mesin x-ray akan menghasilkan radiasi yang melewati tubuh lalu merekam
gambar pada film atau detektor.[1,3]

Penyerapan sinar X berbeda-beda pada setiap bagian tubuh. Tulang menyerap lebih banyak
radiasi daripada jaringan lunak seperti otot, lemak, dan organ. Hal tersebut menyebabkan
gambaran tulang tampak putih pada hasil x-ray serta jaringan lunak dengan warna abu-abu
dan udara tampak hitam.[1,2]
Kualitas rontgen toraks yang baik diperlukan inspirasi cukup untuk deteksi kelainan
intrapulmoner, rotasi minimal dengan membentuk garis vertikal yang dapat dinilai dengan
melihat ujung medial klavikula pada bagian depan dada harus sama jauhnya dengan thoracic
spinous processes pada belakang dada, serta eksposur yang cukup. Kurangnya eksposur akan
menyebabkan hasil Rontgen terlihat opak serta struktur di belakang jantung tampak kabur.
Sedangkan eksposur yang berlebihan akan menyebabkan hasil rontgen terlihat lusen serta
gambaran paru yang buruk.[1-3]
Follow Up
Follow-up pemeriksaan rontgen toraks dilakukan jika ditemukan kelainan pada rontgen
toraks sebelumnya sehingga diperlukan pemeriksaan ulang pada interval waktu tertentu yang
ditentukan untuk konfirmasi diagnosis secara pasti dan membantu dalam memonitor
perjalanan penyakit serta keberhasilan terapi.[17]
Sebagian besar penyakit paru-paru membutuhkan follow-up pemeriksaan rontgen toraks,
contohnya pada beberapa kasus maligna dan nonmaligna dapat memiliki gambaran serupa
pneumonia sehingga follow-up direkomendasikan untuk konfirmasi dan eksklusi diagnosis
banding lainnya. Beberapa kasus paru, seperti abses paru, efusi pleura, edema paru,
pneumothorax, dan tuberkulosis juga memerlukan follow-up untuk mengevaluasi
keberhasilan pemberian terapi.[17]
Selain penyakit paru-paru, pemeriksaan follow-up rontgen toraks juga dilakukan pada kasus
ortopedi seperti terdapat beberapa fraktur yang sulit dinilai segera setelah trauma, sehingga
diperlukan pemeriksaan sekitar 1-2 minggu setelahnya untuk konfirmasi diagnosis seperti
fraktu
Sebelum Foto Rontgen
Biasanya, tidak ada persiapan khusus untuk menjalani foto Rontgen. Namun, jika foto
Rontgen yang akan dijalani menggunakan zat kontras, kadang pasien diminta untuk berpuasa
dan menghentikan dulu konsumsi obat-obatan tertentu. Untuk pemeriksaan saluran
pencernaan, pasien juga dapat diminta untuk mengonsumsi obat pencahar agar gambaran
usus bersih dari kotoran. Dianjurkan bagi pasien untuk memakai pakaian yang nyaman dan
longgar. Pasien mungkin akan diminta untuk mengganti baju atau celana dengan pakaian
yang telah disediakan dari rumah sakit. Selain itu, hindari menggunakan perhiasan atau
aksesoris berbahan logam saat akan menjalani foto Rontgen karena dapat menghalangi
gambar yang dihasilkan. Jika pasien memiliki implan berbahan logam di dalam tubuh, beri
tahu dokter sebelum prosedur dilakukan.

Prosedur Foto Rontgen


Saat pelaksanaan foto Rontgen, pasien dapat diminta untuk berbaring, duduk, atau berdiri,
dan melakukan posisi tertentu sesuai dengan bagian tubuh yang akan difoto atau diperiksa.
Misalnya, untuk foto Rontgen dada, pasien biasanya diminta untuk berdiri. Film foto berupa
plat yang nantinya diolah menjadi gambar diletakkan sesuai dengan bagian tubuh yang ingin
difoto. Bagian tubuh yang tidak dipindai biasanya akan ditutupi dengan kain pelindung untuk
menghindari paparan sinar-X. Selanjutnya, alat foto Rontgen yang menyerupai tabung dan
dilengkapi cahaya akan diarahkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa. Alat tersebut akan
memproduksi sinar-X untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh pada film foto
khusus.
Saat pengambilan foto Rontgen, pasien diminta untuk tidak bergerak dan menahan napas agar
gambar tidak kabur. Oleh karena itu, untuk pasien anak-anak, terkadang dibutuhkan tali
penahan guna menahan posisi agar anak tidak bergerak. Agar lebih jelas, pengambilan foto
Rontgen ini dapat dilakukan dari beberapa sudut.

Selama pengambilan foto Rontgen, pasien tidak akan merasakan apa pun. Namun, untuk
pasien patah tulang, pasien dapat merasa nyeri atau tidak nyaman saat harus memindah-
mindahkan posisi tubuh. Pelaksanaan foto Rontgen hanya berlangsung selama beberapa
menit. Akan tetapi, untuk tindakan foto Rontgen tertentu, seperti penggunaan zat kontras,
prosedur dapat memakan waktu hingga 1 jam atau lebih.
Setelah Foto Rontgen
Setelah pelaksanaan foto Rontgen, pasien dapat mengganti kembali pakaian rumah sakit
dengan pakaian pribadinya. Tergantung pada kondisi masing-masing pasien, dokter dapat
menyarankan pasien untuk beristirahat dulu sampai hasil foto keluar atau memperbolehkan
pasien untuk langsung pulang. Apabila prosedur foto Rontgen yang dijalani menggunakan zat
kontras, pasien dianjurkan minum banyak air putih untuk membantu pembuangan zat kontras
dari dalam tubuh melalui urine. Hasil foto Rontgen akan dipelajari oleh dokter radiologi.
Hasil foto tersebut juga dapat diberikan kepada pasien setelah dicetak. Lama keluarnya hasil
foto Rontgen bervariasi. Dalam keadaan darurat, hasil bisa dikeluarkan dalam hitungan
menit.
Kelebihan
Foto rontgen dilakukan untuk menunjang diagnosis penyakit. Sinar X-ray yang digunakan
bisa menembus tubuh tanpa prosedur pembedahan dan memberikan gambaran detail tentang
organ dalam tubuh. Foto rontgen hanya menggunakan sedikit radiasi, sehingga aman untuk
dilakukan. Tindakan ini tidak direkomendasikan bagi ibu hamil, kecuali untuk tindakan
darurat atau jika manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan risikonya. Segera bicara
pada dokter jika kamu mengalami reaksi alergi setelah zat pewarna kontras dikonsumsi atau
disuntikkan dalam tubuh. Gejala alergi yang mungkin timbul antara lain mual, gatal, pusing,
hingga syok. Prioritas pemeriksaan foto rontgen untuk diagnosis penyakit sendi dan tulang.
Namun, prosedur ini dipakai untuk mendeteksi masalah pada jaringan lunak, seperti organ
internal. Sinar X-ray yang digunakan berfungsi mendiagnosis banyak penyakit, seperti infeksi
paru-paru, kanker payudara, pembesaran jantung, pembuluh darah tersumbat, masalah
saluran cerna, osteoporosis, batu ginjal, batu saluran kemih, pembusukan gigi, bentuk tulang
belakang abnormal, masalah saat menelan, hingga kejadian tertelan benda asing. Foto rontgen
bisa dilakukan untuk mengamati perkembangan penyakit, mengetahui kemajuan dari
pengobatan yang dilakukan, serta menjadi pedoman pelaksanaan prosedur tertentu (seperti
pemasangan ring pada jantung). Rontgen dada umumnya tidak mengakibatkan efek samping.
Radiasi yang dihasilkan rontgen dada juga tergolong kecil, sehingga pemeriksaan ini aman
untuk dilakukan. Namun, bila sebelum melakukan rontgen dada, kamu diberikan zat kontras
terlebih dahulu, terutama dengan bahan yang disuntikkan ke dalam tubuh, beberapa efek
samping mungkin bisa muncul. Efek samping yang mungkin muncul adalah nyeri, bengkak,
dan kemerahan pada area yang disuntik.

Kekurangan
Reaksi alergi yang dapat terjadi adalah kemerahan pada kulit, gatal, dan mual. Pada kasus
yang sangat jarang dapat terjadi syok anafilaktik, hipotensi parah, dan serangan jantung.

Komplikasi Foto Rontgen


Foto Rontgen pada umumnya tidak menimbulkan komplikasi. Walaupun radiasi berisiko
memicu pertumbuhan sel kanker, paparan radiasi dari foto Rontgen terbilang sangat kecil dan
dianggap aman. Meski demikian, komplikasi mungkin dapat terjadi jika foto Rontgen
dilakukan dengan pemberian zat kontras, terutama yang disuntikkan. Komplikasi tersebut
dapat berupa munculnya reaksi alergi atau area yang disuntik terasa nyeri, bengkak, dan
kemerahan.
https://hellosehat.com/sehat/tes-kesehatan/persiapan-sebelum-foto-rontgen/#gref

https://www.alodokter.com/foto-rontgen-ini-yang-harus-anda-ketahui#:~:text=Foto
%20Rontgen%20dilakukan%20untuk%20melihat,pembengkakan%20jantung%2C%20serta
%20tumor%20payudara.

https://www.alomedika.com/tindakan-medis/radiologi/rontgen-toraks/teknik

https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-foto-rontgen-pemeriksaan-sinar-X-untuk-
diagnosis-penyakit

https://www.halodoc.com/artikel/adakah-efek-samping-dari-rontgen-dada

Anda mungkin juga menyukai