Serangan jantung
Kardiomiopati
Gangguan irama jantung
Penyakit jantung koroner
Gangguan elektrolit
Keracunan obat-obatan
Dokter juga dapat menggunakan EKG untuk memeriksa kesehatan jantung pasien
sebelum dan setelah menjalani operasi, serta untuk menilai efektivitas pengobatan
penyakit jantung, seperti penggunaan alat pacu jantung dan obat-obatan.
Tes EKG tidak menyakitkan, cepat, dan aman dilakukan. Oleh karena itu, secara
umum, tidak ditemukan kontraindikasi pada elektrokardiogram, kecuali pasien
menolak untuk menjalani pemeriksaan tersebut. Dengan kata lain, EKG dapat
dijalankan pada siapa saja dalam semua golongan usia.
prosedur elektrokardiogram
Dokter akan memeriksa adanya irama dan denyut jantung yang tidak normal.
Kondisi-kondisi ini dapat menjadi pertanda adanya masalah pada jantung
Anda. Berikut penjelasannya:
1. Denyut jantung
Jumlah denyut atau detak jantung normal berkisar antara 60-100 kali per
menit. Biasanya, denyut ini dapat diukur dari nadi.Pemeriksaan
elektrokardiogram dibutuhkan apabila jantung Anda berdetak terlalu cepat,
terlau lambat, tidak teratur, atau detaknya sulit dihitung.
2. Irama jantung
3. Serangan jantung
Serangan jantung, baik yang sedang atau yang pernah terjadi dapat terdeteksi
dari pemeriksaan elektrokardiogram. EKG juga bisa menunjukkan bagian
jantung mana yang mengalami kerusakan akibat serangan jantung.
risiko elektrokardiogram
Sebelum Elektrokardiogram
EKG sering kali dilakukan pada kondisi gawat darurat untuk mendeteksi
serangan jantung. Namun, pada beberapa kasus, EKG dapat dilakukan melalui
perencanaan sebelumnya atau ketika pasien menjalani pemeriksaan kesehatan
rutin (check-up). Dalam kondisi ini, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan,
yaitu:
Stress test
Stress test adalah pemeriksaan EKG yang dilakukan saat pasien
beraktivitas di treadmill, baik berjalan atau berlari. Pasien juga dapat
diminta untuk mengayuh sepeda statis dalam stress test.
Holter monitor
Holter monitor adalah pemeriksaan EKG untuk merekam aktivitas
listrik jantung selama pasien beraktivitas dalam 1–2 hari. Holter
monitor merupakan alat kecil yang dikalungkan di leher dan dilengkapi
elektroda yang ditempelkan di dada. Pasien dapat beraktivitas seperti
biasa ketika menggunakan holter monitor, asalkan elektroda dan
monitornya tetap kering. Selama menggunakan holter monitor, dokter
akan meminta pasien untuk mencatat segala aktivitas yang
mengakibatkan perubahan aktivitas listrik jantung.
Event monitor
Event monitor adalah alat yang serupa dengan holter monitor.
Bedanya, event monitor merekam aktivitas listrik jantung selama
beberapa menit ketika gejala gangguan jantung muncul. Event monitor
dapat digunakan dalam jangka waktu hingga 1 bulan