Anda di halaman 1dari 23

HOLTER MONITOR

A. Pengertian Holter Monitor


Holter monitor merupakan perangkat portable yang dianjurkan oleh
dokter ahli jantung agar digunakan oleh pasien dalam jangka waktu tertentu
untuk mengetahui aktivitas listrik jantung pasien. Perangkat yang berfungsi
dengan baterai ini digunakan untuk memeriksa Aritmia (detak jantung tak
teratur) atau untuk menentukan apakah tindakan jantung sebelumnya (seperti
implantasi alat pacu jantung) berhasil atau tidak.

Gambar 1.1 Monitor Holter (menhir 48 SD)

Jantung seseorang berdetak sekitar 80 kali per menit, namun kenaikan ini
bergantung pada aktivitas yang sedang dilakukan. Misalnya, jika seseorang
sedang latihan, detak jantungnya dapat meningkat hingga 100-120 detakan per
menit.

Aritmia (denyut jantung tak teratur) biasanya terjadi ketika impuls listrik
yang mengontrol detak jantung tidak berfungsi dengan baik. Saraf yang ada
dapat terhalangi, sehingga menyebabkan keterlambatan dalam aktivitas listrik
jantung. Monitor Holter biasanya dipakai dalam waktu 24 hingga 48 jam
tergantung pada jumlah informasi yang diperlukan dokter ahli jantung. Waktu
ini juga tergantung pada parahnya kondisi pasien. Hasilnya bisa diperoleh
setelah beberapa minggu kecuali jika hasilnya menunjukan adanya kondisi yang
mengancam jiwa.
B. Penggunaan Holter Monitor
Holter monitor digunaan pada Pasien dengan kondisi sbb, :
 Menunjukan gejala aritmia, Selain dari denyut jantung tak teratur,
gejala lainnya adalah pusing, pingsan mendadak, dan kelelahan yang
tidak biasa serta kesulitan bernapas bahkan ketika tidak melakukan
aktivitas berat.
 Mengkonsumsi obat namun gejalanya tidak hilang, Monitor
Holter dapat digunakan untuk memastikan keefektivitasan obat-
obatan yang diberikan oleh dokter.
 Baru saja melakukan bedah jantung, Perangkat dapat menentukan
apakah alat pacu jantung bekerja dengan baik. Perangkat juga dapat
menunjukan apakah ada luka pada jantung.

C. Cara kerja Monitor Holter


Monitor Holter tidak memerlukan persiapan khusus, pasien hanya
dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang longgar. Untuk pemasangannya,
pasien dibantu oleh teknisi yang terlatih. Seperti EKG biasa, monitor Holter
juga memiliki sejumlah bantalan elektroda, yang melekat langsung pada dada.
Jika terdapat rambut, teknisi kemungkinan mencukur daerah tersebut agar alat
melekat dengan lebih baik. Hal ini dilakukan dengan posisi pasien berdiri.

Sementara itu, Monitor dapat ditempatkan dalam tas kecil atau kantong,
dalam celana jeans atau celana bersaku, atau pada pinggang. Monitor juga dapat
diaktifkan dan dinonaktifkan, tergantung pada instruktsi teknisi. Sebelum
pasien keluar dari rumah sakit, teknisi akan memberikan saran dan petunjuk
untuk memastikan monitor bekerja dengan baik dan dijaga. Misalnya,
perangkat harus dilepas ketika berenang atau mandi (meskipun disarankan
untuk tidak mandi selama masa pengujian). Pasien juga tidak bisa melakukan
Uji Sinar-X atau Tes Pencitraan dengan monitor terpasang. Selain itu, monitor
tidak dianjurkan untuk ditempatkan dekat dengan logam atau benda bermagnet.

Teknisi juga dapat memberikan buku harian monitor Holter, atau pasien
dapat mengunduhnya secara online untuk melacak gejala pada waktu tertentu
dalam sehari saat monitor digunakan. Beberapa informasi yang termasuk dalam
buku harian monitor adalah kegiatan yang dilakukan dan gejala serta tanggal
dan waktu ketika data diambil. Setelah 24-48 jam, teknisi akan melepas monitor
Holter dan mulai menganalisis data yang terekam.
D. Kekurangan dari Penggunaan Holter Monitor

Telah disebutkan sebelumnya bahwa holter EKG merupakan sebuah


pemeriksaan yang sifatnya sangat aman dan rendah risiko, lalu apa risiko atau
kekurangan dari pemeriksaan metode ini yang dapat terjadi pada pasien? Ada
kalanya beberapa gangguan bisa terjadi dan keluhan-keluhan ini bisa jadi dialami
oleh pasien. :

 Membawa-bawa Monitor

Penggunaan monitor holter memang aman dan termasuk tak berbahaya


sama sekali bagi kesehatan tubuh, hanya saja dapat menimbulkan ketidaknyamanan
bagi pasien yang sedang melakukan pemeriksaan. Hal ini karena pasien diharuskan
membawa-bawa monitor selama 2 hari penuh ke manapun ia pergi. Apapun
aktivitas pasien, monitor harus tetap terpasang dan inilah yang terkadang menjadi
keluhan para pasien. Karena portabel, maka memang bisa dibawa ke mana saja
apalagi dengan ukurannya yang tergolong kecil, tapi ada sedikit ketaknyamanan
bagi penggunanya. Monitor yang besarnya sama seperti kamera modern ini bisa
diletakkan di balik pakaian, namun karena harus membawanya setiap saat akan
cukup mengganjal bagi beberapa pasien.

 Perekaman Tidak Utuh

Sayangnya, ada lagi kekurangan yang dijumpai pada beberapa kasus pasien
yang menggunakan monitor holter, yakni bahwa proses perekaman tak dapat secara
utuh merekam kejadian secara total, termasuk ketika munculnya gejala. Pengujian
tak akan bisa digunakan ketika ada banyak gejala yang tak terekam dan tercatat.
Namun jangan khawatir, dokter akan mengupayakan supaya tetap bisa menentukan
apa penyebab dari gejala yang dikeluhkan oleh pasien. Karena hasil rekaman atau
catatan tidak lengkap, maka dokter harus melakukan pemeriksaan pada pasien
secara baik atau bisa juga dokter menyarankan untuk pasien bisa melakukan
pengujian ulang dengan monitor holter.

 Tidak Tetapnya Gambaran Kondisi Pasien

Kesulitan dalam memastikan bahwa alat tengah menyala atau tidak sewaktu
pemeriksaan atau pengujian berlangsung juga menjadi keluhan beberapa pasien.
Sejumlah pasien pun akhirnya menjadi sulit melakukan pemantauan gejala di buku
harian monitor dan ini menjadi kekurangan juga dari monitor holter. Karena
ketidaktahuan pengguna atau pasien akan perangkat menyala atau tidak pada waktu
pengujian, hal ini bisa menyebabkan ketidaklengkapan data. Bila setelah jangka
waktu yang ditentukan lalu monitor dilepas dan dokter mulai memeriksa,
kemungkinan hasil gambaran kondisi pasien yang diterima dokter menjadi tak tetap
dan pengujian ulang kemungkinan adalah yang disarankan.

 Iritasi Kulit Ringan

Monitor holter tidaklah membahayakan apalagi menyebabkan rasa sakit,


namun kita perlu tahu bahwa perangkat ini memiliki kabel di mana kabel ini
terhubung pada elektroda (sebutan untuk cakram kecil) yang sudah dipasang di
bagian dada pasien. Tujuan dari kabel tersebut tentunya membantu agar perangkat
monitor dapat bekerja maksimal dalam merekam elektrokardiogram. Pemasangan
elektroda sendiri pada umumnya adalah dengan perekat atau pita dan inilah faktor
yang bisa memicu iritasi pada kulit namun pada tahap ringan. Bila memang terjadi
iritasi di kulit, pastikan untuk menginformasikan hal ini segera pada teknisi karena
siapa tahu hal tersebut bisa terjadi karena Anda mempunyai alergi terhadap perekat.

 Tingkat Akurasi Hasil Holter EKG

Agar monitor dapat selalu berfungsi dengan baik, selama pemasangan dan
pengujian pasien wajib menjaga monitor tetap dalam kondisi kering. Mandilah
lebih dulu sebelum datang untuk pemasangan monitor dan sebaiknya pun tak
mengaplikasikan losion atau krim apapun pada kulit. Penting juga untuk menjauhi
area tegangan tinggi sewaktu monitor masih terpasang di tubuh, ini karena listrik
dan medan magnet dapat menjadi faktor pengganggu fungsi monitor holter.
Kemungkinan salah baca pada hasil pengujian memang bisa terjadi dan cukup besar
kemungkinannya, bila seperti ini pasien perlu mengulangi kembali pengujian.
Sesudah dalam waktu tertentu, yakni 24-48 jam pemasangan monitor, maka pasien
biasanya perlu ke dokter untuk melepas monitor yang dipasang di tubuh. Dokter
pun kemudian perlu membaca lebih dulu buku harian aktivitas pasien sebelum
akhirnya bisa membuat analisa dari hasil monitor. Hasil pengujian inilah yang akan
menjadi penentu apakah pasien perlu menjalani tes ulang atau tes lebih lanjut
sebelum akhirnya dokter bisa menentukan hasil diagnosa dan membuatnya untuk
pasien. Dengan monitor holter, hasilnya bisa mengungkapkan bahwa obat yang
dikonsumsi pasien bekerja atau tidak maupun dosis perlu diubah atau tidak apabila
memang pasien sudah mengonsumsi obat khusus untuk aritmia.
Apabila Anda akhir-akhir ini mengalami keluhan tertentu akan masalah
jantung, terutama detak jantung yang mulai tak normal, maka jangan ragu untuk
menempuh pemeriksaan dengan monitor holter. Ini karena langkah ini dijamin
aman, mudah dan bahkan tingkat akurasinya cukup tinggi bila tak ada kesalahan
pemasangan maupun selama proses pengujian.

Ketika detak jantung kurang dari 60 per menit atau bahkan sangat cepat atau
tak teratur, mulailah pertimbangkan untuk mengikuti pemeriksaan seperti holter
EKG ini sebelum benar-benar serius dan terlambat. Penyebab gangguan ritme
jantung sendiri cukup beragam, bila memang hal ini terjadi karena gaya hidup
Anda, setelah pemeriksaan Anda bisa mencoba untuk mengubahnya menjadi pola
hidup yang lebih sehat.
OTOSKOP atau AURISKOP

A. Pengertian Otoskopi

Otoskopi adalah prosedur diagnostik untuk memeriksa struktur dalam


telinga menggunakan alat khusus bernama otoskop atau auriskop. Tujuan
utamanya adalah mendiagnosis abnormalitas atau kondisi yang menyerang
telinga, khususnya pada telinga tengah, karena strukturnya yang bertanggung
jawab atas pendengaran dan keseimbangan.

Otoskop memiliki tiga bagian, yaitu sbb :

 Gagang :

Gagang Berguna untuk menggenggam otoskop dan merupakan


sumber daya sinar cahaya yang akan dipancarkan.

 Kepala :

Kepala Otoskop terdiri dari bola lampu dan lensa pembesar


berdaya rendah.

 Kerucut :

Kerucut Otoskop adalah bagian yang akan dimasukkan ke


saluran telinga.

Ukuran otoskop sangat beragam, mulai dari ukuran besar dengan dinding
menjulang dan bertenanga listrik hingga seukuran genggaman tangan dengan
dukungan baterai. Otoskop dapat dilengkapi dengan lensa monokular dan atau
binokular.
Gambar 1.2 LED Operating otoscope

B. Cara Kerja Otoskopi

Prosedur dimulai dengan memeriksa struktur telinga dan


mendeteksi pembengkakan yang merupakan indikasi penyakit telinga.
Kemudian, dokter menarik bagian luar telinga secara perlahan untuk
meluruskan saluran telinga. Tindakan ini membuat akses menuju
gendang telinga atau membran timpanik menjadi lebih baik. Kerucut
otoskop akan dimasukkan dan dokter mengevaluasi ujung lainnya untuk
memeriksa dinding saluran telinga dan kondisi gendang telinga.
Sebagian dokter kemungkinan akan melakukan insuflasi dengan
memasukkan hembusan udara ke saluran telinga untuk melihat reaksi
gendang telinga. Pasien pun akan diminta untuk menjepit hidung,
menutup mata, dan menghembuskan nafas, sedangkan dokter akan
mencoba melihat apakah gendang telinga bergerak. Gendang telinga tak
bergerak menandakan bahwa tuba Eustachius tersumbat.
C. Kondisi yang Memerlukan Penggunaan Otoskopi

 Eksim telinga
Kondisi yang ditandai dengan rasa gatal menetap di dalam
telinga dan peradangan di dalam telinga. Saluran telinga akan
tampak kering dengan dinding yang berkerak.
 Otitis media atau infeksi telinga
Kondisi yang ditandai dengan peradangan telinga dalam karena
infeksi bakteri. Saluran telinga membengkak, sehingga
menimbulkan nyeri menetap dan membuat kemampuan mendengar
menurun. Kondisi ini pun sering kali menyebabkan pelepasan cairan
yang berupa campuran nanah dan darah.
 Timpanos klerosis dan perforasi

Kondisi dapat terdiagnosis oleh melalui versi otoskopi yang telah


dimodifikasi. Adalah Otoskopi pneumatik yang dilakukan dengan
memberikan tekanan untuk menentukan bagaimana membran
timpanik bergerak.

Gendang telinga yang tidak bergerak menandakan adanya efusi di


telinga tengah. Prosedur ini juga dapat dilakukan untuk
menggambarkan dan membersihkan kotoran telinga atau serumen.
Beberapa jenis otoskop memungkinkan penggantian lensa dengan
perangkat khusus yang dapat digunakan tidak hanya untuk
membersihkan kotoran telinga, namun benda asing yang terjebak di
saluran telinga.
STETOSKOP DIGITAL

A. Pengertian Stetoskop

Stetoskop merupakan alat bantu pemeriksaan yang umum


digunakan oleh dokter. Alat ini berfungsi untuk mendengarkan suara dari
dalam tubuh, salah satunya untuk mendengar suara detak jantung dan
mendeteksi kelainannya.
Selain mendengar suara detak jantung, stetoskop juga bisa
digunakan untuk mendengarkan suara-suara lain dari dalam tubuh, misalnya
bunyi pernapasan atau bunyi usus (bising usus). Jenis dan intensitas suara-
suara ini dapat membantu dokter dalam menentukan diagnosis serta menilai
kondisi pasien.
Secara umum, stetoskop berfungsi untuk mendengarkan suara detak
jantung, agar dapat diketahui apakah jantung berdetak dengan benar dan
memiliki ritme yang normal atau tidak. Hasil pemeriksaan ini bisa dijadikan
patokan untuk menilai kondisi kesehatan jantung.
Selain mendengar suara detak jantung, stetoskop juga berfungsi
untuk mendengar suara paru-paru. Pemeriksaan paru-paru dengan stetoskop
dilakukan untuk menilai apakah bunyi napas normal atau tidak. Dokter akan
mencurigai adanya gangguan pernapasan bila terdengar bunyi napas yang
tidak normal, biasanya disertai dengan bunyi napas tambahan,
seperti ngorok atau stridor dan mengi. Bunyi napas yang tidak normal juga
dapat berupa melemahnya bunyi napas, atau bahkan tidak terdengar sama
sekali.
Tidak hanya itu, stetoskop juga dapat digunakan untuk memeriksa
area perut. Biasanya pemeriksaan perut dengan stetoskop dilakukan untuk
mendengar suara atau bising usus. Peningkatan atau penurunan bising usus
dapat menjadi indikator gangguan pencernaan.
Stetoskop bukanlah sekadar objek yang melengkapi penampilan
dokter. Alat ini wajib dimiliki oleh dokter karena sangat berguna untuk
membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien.
Gambar 1.3 Stetoskop Digital
B. Bagian-bagian stetoskop
Stetoskop memiliki beragam varian dalam segi material, dan bahkan kini
telah tersedia stetoskop digital. Meski begitu, bentuk alat medis ini secara umum
tetap sama. Stetoskop memiliki empat bagian utama yang perlu Anda ketahui, yaitu:
 Earpieces
Earpieces merupakan bagian dari stetoskop yang terpasang di
telinga untuk mendengar suara dari organ dalam.
Umumnya earpieces terbuat dari bahan karet yang lembut. Selain agar lebih
nyaman dan tidak terasa sakit saat dipakai di telinga, bahan karet juga dapat
membantu meredam suara dari luar.
 Tubing
Tubing adalah bagian dari stetoskop yang berbentuk tabung tipis
dan panjang menyerupai selang, yang berfungsi untuk menyalurkan suara
dari diafragma atau bell menuju earpieces.
 Diaphragm
Diaphragm atau diafragma merupakan bagian berupa membran tipis
dan datar di ujung kepala stetoskop, yang terbuat dari piringan plastik
berbentuk lingkaran. Diafragma ini memiliki fungsi khusus untuk
mendengarkan bunyi atau suara berfrekuensi tinggi, seperti suara mengi di
paru-paru. Sebagian jenis stetoskop hanya memiliki diafragma, sedangkan
sebagian lainnya memiliki diafragma dan bell.
 Bell
Bell adalah bagian terakhir dari stetoskop yang berbentuk melingkar
dan menempel di belakang diafragma. Ukurannya lebih kecil dibandingkan
diafragma. Bell berfungsi untuk mendengarkan bunyi atau suara
berfrekuensi rendah, seperti bunyi jantung.
C. Keunggulan digital Stethoscope

 Digital Sthetoscope mampu menguatkan suara jantung dan paru-paru


hingga 100x lipat dibanding stetoskop konvensional.
 Dapat menargetkan Frekuensi suara pada kisaran 20 Hz – 1kHz.
 Mempunyai aplikasi yang dapat kita donwload di smarthpone, sehingga
memudahkan Digital stethoscope ini terhubung dengan ponsel, tablet
atau komputer melaui bluetooth atau jack audio yang tentunya belum
dimiliki oleh stetoskop konvensional.
 Dapat menyimpan hasil rekaman pada ponsel atau komputer.
ABPM (Ambulatory Blood Preasure Monitoring System)

A. Pengertian ABPM

Ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) adalah teknik yang


relatif baru untuk menilai tekanan darah seseorang. Hal ini paling sering
digunakan untuk memutuskan apakah seseorang benar-benar menderita
hipertensi ketika pembacaan tekanan darah di kantor membingungkan atau
sangat bervariasi. Secara khusus, ABPM telah digunakan untuk menilai
pasien dengan "hipertensi jas putih".

Perangkat ABPM terdiri dari manset tekanan darah yang dikenakan


pada lengan, dan yang terpasang pada alat perekam (kira-kira seukuran
pemutar CD) yang dikenakan pada sabuk. Perangkat ABPM dikenakan
selama 24 atau 48 jam, dan merekam tekanan darah Anda secara berkala
(biasanya pada interval 15 menit atau 30 menit) selama periode tersebut.
Jadi ABPM memberi dokter Anda catatan lengkap tekanan darah Anda
untuk periode satu atau dua hari. Pada dasarnya informasi yang diberikan
ABPM berbeda dari informasi yang didapat dokter dengan mengambil
tekanan darah Anda di kantor. Rekaman tekanan darah kantor adalah nilai
tunggal yang dimaksudkan untuk mencerminkan tekanan darah Anda
selama istirahat tenang.

Sebaliknya, ABPM memberikan tekanan darah yang diperoleh


melalui berbagai situasi dan kegiatan - mulai dari berlari untuk naik bus
hingga tidur. Dan itu normal jika tekanan darah seseorang berfluktuasi
secara luar biasa selama aktivitas sehari. Jadi, tidak seperti tekanan darah
yang Anda dapatkan di kantor dokter, ABPM tidak menghasilkan nilai
tunggal untuk tekanan darah sistolik dan diastolik, tetapi berbagai (sering)
nilai-nilai yang sangat bervariasi. Menggunakan ABPM untuk
mendiagnosis hipertensi, maka, memerlukan pendekatan yang berbeda.
Teknik yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi hasil ABPM
adalah dengan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pasien untuk
periode 24 jam penuh, dan juga selama jam-jam pasien terjaga dan tidur.
Gambar 1.4 ABPM Radius P24C

Hipertensi umumnya didiagnosis jika tekanan darah rata-rata


melebihi salah satu dari nilai-nilai berikut:

 Rata-rata 24 jam : Sistolik di atas 135 mmHg, dan


Diastolik di atas 80 mmHg.
 Rata-rata untuk jam "bangun" : Sistolik di atas 140
mmHg, dan Diastolik di atas 90 mmHg.
 Rata-rata untuk jam "tertidur" : Sistolik di atas 124
mmHg, dan Diastolik di atas 75 mmHg.

B. Penggunaan ABPM

ABPM telah membantu dalam menilai pasien dengan Hipertensi jas


putih, hal ini memungkinkan dokter untuk memutuskan apakah peningkatan
tekanan darah mencerminkan keadaan "tidak istirahat" (yaitu, kondisi
kecemasan)

ABPM juga berguna dalam situasi di mana sulit untuk menilai


efektivitas rejimen pengobatan anti-hipertensi, atau ketika pasien diduga
memiliki fluktuasi tekanan darah yang tidak normal yang luas sehingga
menyulitkan diagnosis dan perawatan hipertensi. ABPM juga dapat
membantu dalam diagnosis dan pengobatan beberapa bentuk disautonomia,
terutama ketika tekanan darah sangat rendah diduga.
Argumen bahkan dapat dibuat bahwa ABPM harus menjadi standar
untuk mendiagnosis dan mengobati hipertensi, karena mendapatkan
pengukuran tekanan darah istirahat yang benar-benar akurat. Faktanya, pada
bulan Desember 2014, Satuan Tugas Layanan Pencegahan Amerika Serikat
(USPSTF) merilis konsep pernyataan yang merekomendasikan bahwa
ABPM digunakan sebagai "standar referensi" untuk mengkonfirmasikan
diagnosis hipertensi. Artinya, USPSTF merekomendasikan agar ABPM
menjadi jauh lebih rutin digunakan Mulai dari sekarang bagi penderita
hipertensi.
AUTOCLAVE

A. Pengertian

Pencipta alat autoclave adalah Charles Chamberland pada 1879.


Nama autoclave sendiri diambil dari Bahasa Yunani, Yaitu : “Auto” artinya
Diri dan “Clavis” artinya Kunci.

Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan


dan perlengkapan dengan menundukkan material untuk uap tekanan tinggi
jenuh pada 121 ° C selama sekitar 15-20 menit, tergantung pada ukuran
beban dan isi.

Berbagai alat medis bisa disterilkan dari aneka bakteri, virus, jamur,
spora yang sudah tak katif dll. Hanya saja ada beberapa prion dan organisme
baru yang biasanya tidak mampu dihancurkan melalui autoclave di suhu
134° C.Selain itu alat ini juga digunakan untuk penyembuhan komposit dan
vulkanisasi karet.

Gambar 1.5 Autoclave Steam Sterilizer.


B. Prinsip kerja Autoclave

Selain fungsi autoclave yang penting anda ketahui, prinsip kerjanya


juga demikian. Berikut ini kami uraikan prinsip kerja autoclave. Di
antaranya adalah sebagai berikut :

 Air di autoclave akan mendidih ketika sumber panas dinyalakan.


 Uap airnya mendesak udara yang mengisi di dalam autoclave
 Katup udara atau katup uap akan ditutup ketika udara sudah menjadi
uap, pada saat ini tekanan di dalam akan semakin bertambah.
 Ketika tekanan suhu sesuai, proses sterilisasi akan berlansung
dengan durasi waktu tertentu. Timer biasanya dihitung mundur.
 Ketika selesai, sumber panas harus dimatikan dan tekanan suhu akan
menurun secara perlahan ke Nol derajat celcius.

C. Bagian-Bagian Autoclave.

Gambar 1.6 Automatic Autoclave Steam Sterilizer.


Bagian-bagian autoclave, Sbb :
1) Tombol Timer.
Tombol ini berfungsi untuk mengatur proses kerja alat.
Sebentar lamanya bisa anda tentukan melalui tombol ini. perlu
diketahui, ada juga beberapa autoclave yang tidak memiliki timer
terutama alat yang pemanasan airnya masih menggunakan kompor,
bukan melalui listrik. Sekarang sudah canggih, melalui alat listrik,
alat ini semakin dinamis.
2) Katup Uap.
Katup uap adalah komponen yang juga penting dari
autoclave. Komponen ini berfungsi untuk tempat keluarnya uap air.
3) Pengukur Tekanan.
Bagian ini berfungsi untuk mengetahui nilai tekanan uap di
dalam autoclave ketika sedang bekerja. Melalui komponen ini kita
dapat mengetahui sebesar apa tekanan uap dalam autoclave ketika
proses sterilisasi dilakukan.
4) Katup Pengaman.
Komponen ini berfungsi sebagai pengaman atau pengunci
penutup autoclave.
5) Thermometer.
Thermometer berfungsi iuntuk mengetahui suhu yang
dibutuhkan untuk berlansungnya proses sterilisasi.
6) Heater.
Bagian ini berfungsi untuk membantu proses perubahan
energy terutama dari listrik menjadi kalor atau panas. Lempeng ini
terbuat dari lilitan kawat tembaga yang bisa mengeluarkan energy
panas jika dialiri listrik.
7) Skrup Pengaman.
Komponen ini berfungsi untuk menjaga besaran tekanan
dalam mesin. Harus dipastikan apakah alat ini sudah terpasang
dengan benar atau tidak.

8) Angsa.
Komponen ini terdapat di autoclave yang menggunakan
aliran listrik. Angsa berfungsi untuk penambahan air. adapun
autoklaf yang panasnya bersumber dari kompor akan menggunakan
alumunium container untuk meletakkan alat yang akan di sterilkan.
Selain komponen yang disebutkan, autoclave juga memiliki
sejumlah komponen seperti pompa vacuum dll.
9) Saklar ON/OFF.
Tombol untuk menghidupkan dan mematikan Alat.
D. Cara Menggunakan Autoclave.
Berikut adalah beberapa langkah sebelum kita menggunakan
Autoclave :

 Periksa air yang tertampung dalam autoclave sebelum


dioperasikan, jika kurang hendaknya ditambah agar tidak terjadi
karatan pada alat yang disterilkan.
 Masukkan alat yang akan disterilkan. Alat-alat seperti botol,
tutupnya harus dikendorkan.
 Tutup autoclave dengan kencang agar uap tak mudah keluar.
 Nyalakan autoclave.
 Atur timer minimal 15 menit di suhu 12° C
 Biarkan air hingga mendidih sehingga uap nya memenuhi
kompartemen dan terdesak keluar.
 Kemudian kencangkan klep pengaman hingga proses selesai.
Sekitar 15 menit akan dimulai, yaitu ketika sudah mencapai 2
atm.
 Jika alarm sudah berbunyi, berarti proses sterilisasi sudah
selesai.
 Biarkan hingga tekanan mulai turun dan udaranya stabil.
 Buka klep pengaman, keluarkan isinya dengan hati-hati. Selesai.

E. Jenis-jenis Autoclave

Berikut adalah pembahasan selengkapnya mengenai jenis-jenis autoclave


tersebut :

1. Gravity Displacement Autoclave


Alat autoclave jenis paling standar ini bisa bekerja dengan
cangkupan suhu 121 hingga 134 derajat celsius dan waktu yang
dibutuhkan sekitar 10 hingga 30 menit. Pemindahan udara pada
gravity displacement autoclave didasarkan pada gravitasi.
Prinsip dasarnya adalah menggunakan perbedaan massa
jenis antara uap dan udara, dimana uap yang mengandung gas H20
sedangkan udara mengandung material seperti CO2, H2O dan
material-material lainnya. Cara kerjanya adalah dengan memasukan
uap lewat bagian atas autoclave, yang nantinya akan menekan udara
ke bagian dasar dan keluar melalui saluran yang ada dibagian bawah.
Hal ini akan menyebabkan suhu menjadi meningkat dan terjadilah
proses sterilisasi.
2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Pada autoclave jenis ini terdapat sebuah pompa yang
difungsikan untuk mengeluarkan udara dari dalam autoclave. Proses
ini berlangsung kurang lebih selama 8-10 menit dan bertujuan untuk
memvakumkan autoclave, ketika kondisi sudah vakum barulah uap
mulai diinfiltrasi ke dalamnya.
Pada proses ini nantinya uap akan bersentuhan langsung
dengan alat-alat yang akan disterilkan kemudian menyebabkan
peningkatan suhu dan terjadilah proses sterilisasi. Berbeda dengan
jenis autoclave pada umumnya, auto jenis ini akan bisa bekerja pada
suhu 132 sampai 135 derajat celcius dalam kurun waktu 3-4 menit.

3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave


Prinsip kerja dari autoclave jenis ini adalah menggunakan
uap dan tekanan diatas tekanan atmosfer dalam suatu rangkaian yang
berulang. Lama tidaknya proses sterilisasi dengan autoclave jenis ini
adalah tergantung dari jenis benda yang disterilkan.
RINGKASAN KEGIATAN MAGANG
(Jhon A.K Matha)

Minggu I

( Tanggal 08 juli – 12 juli 2019) :

Magang pertama kami sebenarnya dimulai tanggal 09 Juli sesuai kesepakatan


bersama dengan pihak PT. BERKAH MEDIKA INDONESIA.

Di hari pertama : Saya dipersilahkan untuk mempelajari salah satu alat yang di
miliki PT. BMI yaitu Sterilizer Hot Dry Automatic 7L, dimana alat ini
merupakan alat sterilizer yang mensterilkan alat atau instrumen bedah dengan
menggunakan oven dengan panas yang tinggi.

Hari kedua : Saya diberikan tata tertib perusahaan dan surat perjanjian bersama
pihak perusahaan yang mana harus ditaati dan dilasanakan oleh saya selama
berada dan bekerja di PT. BMI.

Hari ketiga dan Hari keempat saya mempelajari alat autoclave steam sterilizer
dan automatic autoclave kedua alat ini mempunyai fungsi yang sama yaitu
sebagai sterilizier alat bedah dan juga perlengkapan berbahan linen yang
dipakai di ruang operasi.

Minggu II

( Tanggal 15 Juli – 19 Juli 2019 ) :

Dihari pertama di minggu kedua ini saya memepelajari fungsi dan kegunaan
dari alat Dry Heat autoclave dimana sama seperti autoclave sebelumnya yang
fungsinya sebagai alat sterilizer cuman yang memedaka alat ini adalah alat ini
tidak menggunakan uap sebagai sterilizernya melainkan menggunakan panas
yang tinggi sehingga dapat memperthankan ketajaman ujung dari instruman
bedah.

Dihari kedua ini saya mempelajari digital sthetoskop merk eSteth yang mana
alat ini dapat terhubung ke smartphone melalui aplikasi yang langsung
terhubung dengan stetoskop melalui bluetooth atau pun jack audio.

Dihari ketiga hingga hari kelima saya masih diberi untuk mempelajari beberapa
alat seperti monitor holter merk jotatec, alat otoskop dan alat ambulatory blood
preasuare monitoring (ABPM) radius P24C.
Minggu III

( Tanggal 22 Juli – 25 Juli 2019 ) :

Pada minggu ini terhitung dari hari senin hingga juma’at saya menghabiskan
waktu untuk membuat bahan presentasi beberapa alat yang diberikan pihak PT.
Yaitu bahan PPT untuk alat Digital sthetoskop, LED operating otoscope,
Supermicro forceps, menhir 48 SD holter dan ABPM radius P24 C.

Minggu IV

( Tanggal 29 Juli – 02 Agustus 2019 ) :

Pada hari pertama minggu ke-4 saya ditugaskan membuat PPT mengenai alat
sterilizier hot dry automatic 7L. Di hari kedua hingga hari keempat saya
membuat PPT mengenai autoclave dengan berbagai jenis mulai dari automatic
autoclave, autoclave steam sterilizer dan dry heat autoclve. Di hari terakhir
minggu keempat ini saya mempelajari tentang supermicro forceps yang
merupakan salah satu bagian dari instrumen pembersih telinga.

Minggu V

( Tanggal 05 Agustus – 09 Agustus 2019 ) :

Di hari pertama minggu ke-5 saya membuat bahan PPT untuk instrumen
supermicro forceps, di hari kedua saya memaparkan materi presentasi yang
telah saya susun sebelumnya di depan Direktur PT. BMI dan beberapa
karyawan. Di hari ketiga saya mengevaluasi bahan presentasi dan mempelajari
bagaimana cara memberikan presentasi yang baik di depan klien atau di depan
customer. Di hari keempat dan kelima saya disuruh mencari kelebihan dan
kekurangan dari alat holter monitor dan autoclve milik perusahaan dengan
pesaing terdekat perusahaan.

Minggu VI

( Tanggal 12 Agustus – 16 Agustus 2019 ) :

Pada tanggal 12 Agustus kami cuti bersama idul adha, kemudian di hari kedua
minggu ke-5 ini saya mempelajari alat sphygmomanometer dan pulse oximeter
merk Yuwell. Di hari ketiga saya memaparkan keunggulan alat digital stetoskop
yang mana alat ini dapat terhubung pada smartphone dan laptop melalui aplikasi
yang dapat kita unduh di internet. Di hari keempat saya membuat PPT alat
sphygmomanometer dan pulse oximeter. Kemudian di hari kelima saya
mempelajari CSSD untuk dapat membedakan kegunaan autoclave milik
perusahaan dan bagaimana penempatan autoclave berbadasarkan kelasnya.

Minggu VII

( Tanggal 19 Agustus – 23 Agustus 2019 ) :

Pada hari pertama minggu ke-7 ini saya membuat bahan presentasi alat taurus
touch ECG merk Jotatec. Kemudian di hari kedua menganilisa kekurangan
autoclave milik perusahaan. Dihari ketiga hingga hari kelima saya mempelajari
alat pulse oksimeter, stetoskop merk Yuwell.

Minggu VIII

( Tanggal 26 Agustus – 30 Agustus 2019 ) :

Pada hari pertama dan kedua saya ditugaskan untuk membuat bahan presentasi
alat finger tip oksimeter dan digital thermometer. Kemudian di hari ketiga saya
membuat perbandingan antara alat otoskop milik pihak BMI dengan beberapa
pesaing terdekat. Dihari keempat diskusi bersama alat finger tip pulse oksimeter
Yx300. Dihari kelima saya diberi kesempatan mengikuti rapat bersama
pimpinan PT. BMI.

Minggu IX

( Tanggal 02 September – 06 September 2019 ) :

Pada hari pertama dan kedua minggu ini saya mempelajari alat digital
thermometer dan blood glukose meter merk Yuwell. Dihari ketiga saya
membuat bahan presentasi alat blood glukose meter. Dihari keempat saya
mengikuti pertemuan bersama dengan beberapa pimpinan perusahaan, dan
dihari kelima saya mengevaluasi keunggulan dari menhir holter milik
perusahaan.

Minggu X

( Tanggal 09 September – 13 September 2019 ) :

Pada minggu ini saya mempelajari keunggulan dan kekurangan alat taurus
touch ECG, instrumen forceps, ABPM, ultrasonic nebulizer 402AL, dan
electric suction apparatus 7A-23B.
Minggu XI

( Tanggal 16 September – 20 September 2019 ) :

Pada minggu ini saya membuat list keunggulan dan spesifikasi dari beberapa
alat yaitu oxygen concentrator, ultrasonic nebulizer, electric suction apparatus,
finger tip pulse oksimeter, dan blood glucose meter.

Minggu XII

( Tanggal 23 September – 27 September 2019 ) :

Pada minggu ini saya membuat list keunggulan dan spesifikasi dari alat ABPM
kemudian dihari kedua hingga keempat saya mendiskusikan dan mempelajari
beberapa alat milik perusahaan. Dihari kelima kami membuat acara perpisahan
kecil bersama dengan Direktur dan beberapa karyawan PT. BMI.

Anda mungkin juga menyukai