Anda di halaman 1dari 8

Nama : Shella Vidya Ayu

NIM : P27838118005

Kelas : 3B

Tugas Manajemen Fisik

1. Ventilator
Ventilator adalah mesin yang berfungsi untuk menunjang atau membantu
pernapasan. Ventilator sering kali dibutuhkan oleh pasien yang tidak dapat bernapas
sendiri, baik karena suatu penyakit atau karena cedera yang parah. Tujuan penggunaan
alat ini adalah agar pasien mendapat asupan oksigen yang cukup.
Melalui ventilator, pasien yang sulit bernapas secara mandiri dapat dibantu untuk
bernapas dan mendapatkan udara layaknya bernapas secara normal. Mesin ventilator
akan mengatur proses menghirup dan menghembuskan napas pada pasien. Ventilator
akan memompa udara selama beberapa detik untuk menyalurkan oksigen ke paru-paru
pasien, lalu berhenti memompa agar udara keluar dengan sendirinya dari paru-paru.

Cara Pemakaian Alat Ventilator


 Sebelum memasang ventilator pada pasien, dokter akan melakukan intubasi untuk
memasukkan selang khusus melalui mulut, hidung, atau lubang yang dibuat di
bagian depan leher pasien (trakeostomi). Setelah intubasi selesai, ventilator
kemudian akan dihubungkan pada selang tersebut.
 Penggunaan mesin ventilator ini cukup rumit, sehingga pemasangan dan
pengaturannya hanya boleh dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi untuk
merawat pasien kritis. Alat ini sering digunakan di ruang perawatan intensif (ICU),
karena kondisi yang membutuhkan ventilator biasanya merupakan kasus yang
berat.
 Selama terhubung dengan ventilator, pasien yang masih sadar tidak dapat bicara
atau makan melalui mulut, karena ada selang yang masuk ke dalam tenggorokan.
Walaupun demikian, pasien masih dapat berkomunikasi dengan tulisan atau isyarat.
 Umumnya, pasien akan merasa tidak nyaman ketika ada selang yang masuk melalui
mulut atau hidungnya. Pasien juga terkadang akan melawan udara yang
dihembuskan ventilator, dan membuat fungsi ventilator kurang efektif. Bila seperti
ini, dokter akan memberikan obat penenang atau obat antinyeri agar pasien merasa
lebih nyaman ketika terhubung dengan ventilator.

Kondisi-Kondisi yang Membuat Pasien Membutuhkan Ventilator


Ventilator umumnya digunakan untuk membantu proses pernapasan pada pasien yang
tidak dapat bernapas sendiri. Beberapa kondisi atau penyakit yang membuat pasien
membutuhkan mesin ventilator adalah:
 Gangguan paru-paru berat, seperti gagal napas, ARDS (acute respiratory distress
syndrome), asma berat, pneumonia, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), dan
pembengkakan paru (edema paru).
 Gangguan sistem saraf yang menyebabkan kelemahan otot pernapasan, koma, atau
stroke.
 Gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, serangan jantung, atau henti jantung.
 Keracunan karbon dioksida.
 Gangguan keseimbangan asam basa, yaitu asidosis dan alkalosis.
 Cedera berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat.
 Syok.
 Dalam pengaruh pembiusan total, sehingga kehilangan kemampuan bernapas,
misalnya pada pasien yang menjalani operasi.

Risiko Penggunaan Alat Ventilator


Selama penggunaan alat ventilator, dapat terjadi beberapa efek samping, yaitu:
 Luka pada mulut dan tenggorokan akibat tindakan intubasi.
 Infeksi paru-paru, biasanya akibat masuknya kuman melalui selang pernapasan yang
terpasang pada tenggorokan.
 Cedera paru-paru dan kebocoran udara ke rongga di luar paru-paru (pneumothorax).
 Kehilangan kemampuan untuk batuk dan menelan, sehingga dahak atau lendir pada
saluran napas bisa menumpuk dan mengganggu masuknya udara. Dokter atau
perawat akan melakukan penyedotan secara berkala untuk mengeluarkan dahak atau
lendir ini.
 Keracunan oksigen.

2. SOP operasional ventilator


Persiapan
1. Alat :
 Set ventilator
 Aqua steril
 Oksigen
2. Pasien :
 Inform consent
 Pemberian penjelasan/informasi
 Pengaturan posisi sesuai dengan kebutuhan
3. Cara kerja
1. Nyalakan ventilator dan lakukan Pre-Use Check.
2. Jika dibutuhkan, lakukan tes sirkuit pasien.
3. Akses konfigurasi Start-Up dan edit sesuai kebutuhan.
4. Pada konfigurasi Start-Up, pilih kategori pasien : Adult (dewasa) atau Infant (anak-
anak).
5. Pada konfigurasi Start-Up, pilih tipe ventilasi : Invasive atau NIV (Non-Invasive
Ventilation).
6. Masukkan data pasien baru, termasuk tinggi dan berat badan.
7. Set mode ventilasi.
8. Cek, dan jika diperlukan, atur profil alarm.
9. Mulai ventilasi.
10. Selama ventilasi, gunakan pengaturan tambahan layar sentuh untuk review dan jika
dibutukan, sesuaikan pengaturan.
11. Selama ventilasi, jika dibutuhkan gunakan dukungan suction.
12. Selama ventilasi, jika diperlukan atur O2 cell.
13. Ketika pasien sudah melewati winning zone, lepaskan ventilator dari pasien.

3. Sop pemeliharaan Ventilator


A. Persiapan
Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain :
 Peralatan service terstandar.
 Barometer.
 Akses ke Field Service System (direkomendasikan).
 Preventive maintenance kit yang berisi semua bagian yang dibutuhkan selama
perawatan.
 Isolation test cable kit, P/N 68 83 300.

Pada alat ini terdapat fasilitas cek otomatis alat sebelum penggunaan yang bernama
Pre-Use Check. Pre-Use Check ini melakukan tes dan pengukuran komponen-
komponen seperti :
 Fungsi internal.
 Kebocoran internal.
 Tekanan transduser
 O2 cell / O2 sensor.
 Transduser aliran.
 Safety valve / katup keamanan.
 Modul baterai.
 Kebocoran sistem pernapasan pasien.
 Compliance dari sirkuit.
Sebelum menggunakan alat dan melakukan Pre-Use Check perlu disiapkan
aksesoris seperti breathing circuit, sirkuit tes, Y piece, test lung dan gas seperti
oksigen dan udara. Berikut adalah langkah Pre-Use Check :
1. Hubungkan alat ke catu-daya listrik dan juga ke gas outlet.
2. Nyalakan ventilator.
3. Tekan tombol ‘Yes’ untuk memulai Pre-Use Check.
4. Ikuti langkah-langkahnya sesuai instruksi yang ditampilkan pada layar.
Hubungkan tabung blue test dengan outlet inspirasi dan inlet ekspirasi.

Gambar 1 Internal Tests


5. Cek perpindahan mode Catu Daya AC ke Baterai. Jika modul baterai terhubung,
anda harus memeriksa kemampuan ventilator untuk berpindah dari menggunakan
catu daya ke baterai ketika tegangan catu daya hilang dan kembali lagi.
Saat instruksi dilayar muncul lepaskan ventilator dari catu daya AC.
6. Saat instruksi dilayar muncul hubungkan lagi ventilator dengan catu daya AC.

Gambar 2 Tes Baterai dan Catu Daya


7. Sambungkan breathing system yang lengkap termasuk (jika ada) humidifier dan
Nebulizer. Ketika menutup Y piece atau Y sensor, pastikan jangan sampai ada
kebocoran. Kebocoran akan berpengaruh pada perhitungan kompensasi
compliance dari sirkuit.
Gambar 3 Cek Patient Breathing System / Y Sensor
8. Jika tidak ada Y sensor, tutup Y piece dan ikuti instruksi online. Compliance dari
sirkuit akan secara otomatis diukur. Lanjutkan ke step 11.
9. Jika Y sensor ada, tutup Y sensor dan ikuti instruksi yang muncul dilayar.
10. Biarkan Y sensor dalam posisi terbuka kemudian ikuti instruksi yang muncul
dilayar. Compliance dari sirkuit secara otomatis diukur. Lanjutkan ke step 11.
11. Ketika mengkompensasi compliance sirkuit? dialog muncul di layar, lakukan salah
satu dari opsi berikut ini :
 Untuk menambahkan kompensasi, tekan Yes.
 Untuk menolak kompensasi, tekan No.
Jika anda mengganti selang pasien, kompensasi compliance dari sirkuit selang
pasien yang baru harus diketahui. Hal ini tidak berlaku untuk mode NIV.
12. Tes opsi koneksi keluaran alarm. Jika bagian ini telah ter-install. Instruksi untuk
alarm eksternal akan muncul di layar. Lakukan salah satu diantara hal dibawah ini
 Untuk melakukan tes, tekan Yes dan ikut instruksi di layar.
 Untuk mengagalkan tes, tekan No.
13. Menyelesaikan Pre-Use Check. Tekan OK untuk mengkonfirmasi dan untuk
mendapatkan data Pre-Use Check. Ventilator akan berpindah ke mode standby.
B. Prosedur Pemeliharaan
a. Harian oleh Dokter atau Perawat
 Mengecek dan memastikan bagian luar alat dan kelengkapannya seperti
Humidifier dan set tubing.
 Membersihkan dari debu dan kotoran lainnya.

b. 3 Bulan oleh Teknisi


 Pengecekan atau perbaikan water trap.
 Pengecekan atau perbaikan saklar ON / OFF.
 Pengecekan atau perbaikan konektor kabel.
 Pengecekan indikator-indikator.
 Pengecekan O2 mixer, pembuangan air sisa dari airway pressure.
 Memastikan alat dengan menghidupkan alat dengan baik.
 Pengencangan bagian-bagian yang kendor.
 Cek semua indikator dapat menyala sesuai dengan parameter yang diaktifkan.
 Memastikan bahwa alat dapat diatur dengan baik sesuai kebutuhan untuk
pencampuran (mixing) O2.

c. 6 Bulan oleh Teknisi


 Selektor suhu Humidifier.
 Pengecekan supply gas.
 Pengecekan mode selector.
 Pengecekan airway pressure.
 Pengecekan suhu dan dapat diatur sesuai setting.
 Pengecekan tekanan gas O2 dan air fresh sebesar 3 – 6 bar.
 Memastikan bahwa alat dapat memilih system ventilation yang diinginkan.
 Pengecekan tekanan maksimal 20 cm H2O.

d. Tahunan oleh Teknisi


 Pengecekan kabel temperatur.
 Pengecekan baterai.
 Pengecekan konektor.
 Input dan output sistem.
 Pengecekan instalasi selang dalam ada yang putus, bocor, atau tidak.
 Penggantian baterai.
 Pengencangan setiap konektor yang berhubungan ke ventilator.
 Kalibrasi.
 Pengecekan rangkaian input dan output.

Anda mungkin juga menyukai