Anda di halaman 1dari 6

Laporan Budidaya Ikan Lele

Nama Kelompok :

1. Arsya Destian Ramadhan (04)


2. Deni Kurniawan (09)
3. Mohamad Imam Ghozali (21)
4. Novi Sasa Marini (27)
5. Riski Putri Ramadhani (31)

SMA NEGERI 1 CEPU

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


I. Pendahuluan.

Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging
empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. PT.
NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan)
membantu petani lele dengan paket produk dan teknologi.

II. Pembenihan Lele.


Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara
mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan
lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya
usaha pembesaran lele.

III. Sistem Budidaya.


Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam
satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa
mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat
tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina
pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan
pasangan yang cocok antara kedua induk.

3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).

4. Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan
suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar.
Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus
dari jenis lele.
IV. Tahap Proses Budidaya.

A. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe
kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik
pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
1. Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air.
Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton.
Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
2. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan
telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel
telur dan sel sperma.

3. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini
harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai
tempat hubungan induk jantan dan betina.

4. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas


dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan
mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning
telur induk dalam saluran pencernaannya.

B. Pemilihan Induk

Induk jantan mempunyai tanda :


 tulang kepala berbentuk pipih
 warna lebih gelap

 gerakannya lebih lincah

 perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung

 alat kelaminnya berbentuk runcing.

Induk betina bertanda :


 tulang kepala berbentuk cembung
 warna badan lebih cerah

 gerakan lamban

 perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk


bulat.
C. Persiapan Lahan.

Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :


 Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit
penyakit.
 Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk
mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh
pengeringan.

 Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai


racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya
dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan
pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.

 Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan


dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.

Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
 Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
 Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat
langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama.

D. Pemijahan.

Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel
telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah.
Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau).
Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan
menetas menjadi anakan lele.

E. Pemindahan.

Cara pemindahan :
 kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
 siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan
air di sarang.

 samakan suhu pada kedua kolam

 pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau


piring.
 pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati
pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

F. Pendederan.

Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm


dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa
enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang
menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele
dipindahkan ke kolam pendederan ini.

V. Manajemen Pakan.

Pakan anakan lele berupa :


 pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi
pada umur di bawah 3 - 4 hari.
 Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar
proteinnya.

 Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA
+ VITERNA Plus dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan
pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan
vitamin dalam jumlah yang optimal.

VI. Manajemen Air.

Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :


 air harus bersih
 berwarna hijau cerah

 kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :


 bebas senyawa beracun seperti amoniak
 mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk
TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak,
protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan
alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun
dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat
oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta
pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis
pemakaian TON adalah 25 g/100m2.

VI. Manajemen Kesehatan.


Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan
tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi
lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya
berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka
dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah
penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan
TON, POC NASA, VITERNA Plus sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur
terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan
formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut
haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

VI. RINCIAN PENJUALAN


Luas tanah total 30x50 = 1500 m2

jumlah total ikan lele yang dibudidaya 15.000 ekor.

Rata-rata ikan panen sekitar 12.000 ekor.

Harga jual = Rp 2.000,00/ekor

Total penjualan = 2000x12000 = Rp 24.000.000,00

Pengeluaran :

1. 3 pegawai = Rp 7.200.000,00

2. Biaya pakan ikan = 120.000/hari sehingga total pakan 2 bulan = Rp 7.200.000,00

3. Obat ikan = ±Rp 1.000.000,00

Total = Rp15.400.000,00

Keuntungan = Rp 8.600.000,00 setiap kali panen

VII. PENGEMASAN
Pengemasan dikemas menggunakan plastic, jumlahnya sesuai dengan pesanan.

Anda mungkin juga menyukai