Laporan Pendahuluan Hernia
Laporan Pendahuluan Hernia
HERNIA
OLEH
1501410021
B. ETIOLOGI
Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemahnya dinding ini
mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir, contoh hernia bawaan
adalah hernia omphalokel yang terjadi karena sewaktu bayi lahir tali pusatnya tidak segera
berobliterasi (menutup) dan masih terbuka.
Demikian pula hernia diafragmatika. Hernia dapat diawasi pada anggota keluarga misalnya
bila ayah menderita hernia bawaan, sering terjadi pula pada anaknya. Pada manusia umur lanjut
jaringan penyangga makin melemah, manusia umur lanjut lebih cenderung menderita hernia
inguinal direkta. Pekerjaan angkat berat yang dilakukan dalam jangka lama juga dapat
melemahkan dinding perut (Oswari. 2000 : 217).
Menurut Sabston David C. 1994 : 229 peningkatan tekanan intra abdomen akibat dari
berbagai sebab antara lain :
a) Pengejanan mendadak (pada waktu buang air besar)
b) Gerakan badan yang terlalu aktif
c) Obesitas
d) Batuk menahun
e) Asites
f) Kehamilan dan adanya abdomen yang besa
C. KLASIFIKASI HERNIA
Menurut Sabiston, 1994 dan Long Barbara C, 1996)
1. Menurut lokasinya dibagi menjadi :
a) Hernia inguinalis yaitu suatu penonjolan bisa lateralis atau medialis. Pada lateralis
anatominya regio menggambarkan 9 lapisan aspek antero alteral dinding abdomen,
sedang medial anatominya terletak medial terhadap pembuluh-pembuluh darah
epigrastika provunda.
b) Hernia umbikalis yaitu suatu cacat konginetal atau akuisitas pada bayi dan anak kecil.
Pada umbikalis anak kecil cenderung menutup secara spontan dalam dua tahun pertama.
c) Hernia femoralis yaitu merupakan tingginya, maka seharusnya dioperasi bila kondisi
pasien memungkinkan agar kantong hernia secara lengkap di ekuisi cukup tinggi supaya
putung kantong terektrasi baik diatas ligamentum inguinale.
2. Menurut isinya, terbagi atas :
a) Hernia usus halus yaitu suatu penonjolan baik lateral maupun medial dimana organ yang
turun berupa usus halus atau kolon.
b) Hernia omentum yaitu suatu penonjolan baik alteral atau medial dimana organ yang turun
berupa omentum.
3. Menurut terlihat atau tidaknya, terbagi atas :
a) Hernia interna yaitu hernia yang tidak terlihat, tetapi terjadi lubang alami.
Contoh : Hernia diafrakmatika, hernia di fomen Winslow, incaserasi dirasakan sebagai
ilius, hernia diliganentum treuz dan hernia di foramen obduratria.
b) Hernia eksterna yaitu penonjolan yang terlihat dari luar yang terus membesar disebabkan
karena batuk kronis.
Contoh : Hernia inguinalis lateralis, hernia femoralis, hernia umbilicalis, hernia
epigastricalis dan hernia prienalis.
4. Menurut kausanya, terbagi atas :
a) Hernia konginetal yaitu hernia yang disebabkan oleh kegagalan penutupan prosesus
vaginalis (kantong hernia) sewaktu turun kedalam skortum.
b) Hernia traumatic yaitu hernia yang tidak mutlak diperlukan pembedahan dan bila
diperlukan pembedahan terjadi trauma misal : pada hernia umbikalis.
c) Hernia incisional yaitu hernia dimana timbul karena terjadi setelah diinsisi dan biasanya
terjadi karena kurang kuatnya organ yang telah diinsisi.
5. Menurut keadaannya, terbagi atas :
a) Hernia reponibilis yaitu suatu hernia yang dapat keluar masuk cavum abdomen.
b) Hernia irreponibilis yaitu suatu hernia yang tidak dapat masu cavum abdomen, tetapi
tetap di kantongnya.
c) Hernia incarserata yaitu hernia yang tidak dapat direposisi ke dalam kavitas abdominalis.
d) Hernia stragulasta yaitu berawalan dari hernia incarserata karena pembengkakan
progresif isi incarserata bisa timbul sebagai hasil obstruksi vena dan pembuluh limfe di
leher kantong.
6. Beberapa hernia lainnya :
a) Hernia pantolen yaitu hernia inguinalis dan hernia femoralis yang terjadi pada suatu sisi
dan dibatasi oleh vaso epigastrika inferior.
b) Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk scotum secara lengkap.
c) Hernia littre yaitu hernia yang isinya diverticulum meckeli.
Dari jenis hernia yang paling umum di derita oleh anak. Hernia yang sering menyerang pada
anak yakni hernia inguinalis dan hernia umbilikalis.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr. Soetomo, 1994 dan Long Barbara C, 1996
faktor penunjang yang menyebabkan terjadinya hernia inguinalis lateralis adalah:
a) Faktor bawaan (faktor interna)
Terdapat hubungan antara cavum abdomen dengan scrotum (timbulnya lubang alami)
disebabkan canalis inguinalis terbuka terus karena proses vaginalis tidak berobliterasi.
b) Faktor didapat (faktor eksterna)
Fasia abdomen terkoyak akibat mengejan, batuk kronis, mengangkat barang berat,
menangis terus pada anak kecil.
Hernia yang disebabkan oleh faktor bawaan akan timbul hernia inguinalis kongiteral,
sedangkan yang menyebabkan tekanan intra abdomen meningkat, yang dapat menyebabkan vasia
abdomen terkoyak akan menyebabkan hernia inguinalis lateralis akuistika.
Hernia inguinalis lateralis konginetal dan skuistika bila hernianya dapat keluar dari anulus
internus melalui canalis inguinalis dan masuk ke dalam scrotum disebut hernia inguinalis completa
(hernia scrotalis) sedangkan bila benjolan hanya sampai pada anulus interna disebut hernia
inguinalis lateralis incopleta.
Hernia scotalis dapat bersifat reponibilis (hernia dapat keluar masuk caviun abdomen) clan bersifat
peponibilis (hernia tidak dapat masuk kembali ke dalam cavum abdomen tetapi berada di
kantongnya).
Penekanan pada hernia ring (anulus anternus) dapat menimbulkan beberapa akibat antara
lain :
1. Akibat lokal
a) Oedema karena saluran limphe terbendung.
b) Pada suatu saat tekanan daerah oedema sama dengan tekanan arteri sehingga arteri
terbendung akibatnya suplei darah berhenti sehingga timbul nekrosis dari usus yang
terjepit tadi.
c) Kemudian terjadi infeksi serta timbul abses yang berakibat fatal bagi klien.
2. Akibat umum
a) Pasien tidak dapat minum dan muntah sehingga klien kekurangan cairan dan elektrolit.
b) Selain muntah dan sekresi dari usus yang melebar sehingga memebratkan dehidrasi yang
sudah terjadi.
c) Terjaid absorbsi bahan-bahan toksit dari usus ke dalam tubuh.
d) Terjadi ischema pada usus yang akhirnya timbul paralise.
E. PENATALAKSANAAN
a) Dengan resposisi secara manual.
b) Dengan memakai sabuk hernia untuk penderita yang tidak memerlukan tindakan bedah.
c) Herniografi (bedah perbaikan hernia) Adalah di seksi dari kantung hernia dan di
kembalikan pada susunan semua pada cavum abdomen.
d) Hernioplash adalah perbaikan pada jaringan yang lemah sehingga menguatkan dengan
kawat jalinan baju / tascia.
e) Pemberian analgesik pada hernia yang menyebabkan nyeri.
F. KOMPLIKASI
a) Terjadi perlengketan antara isi hernia dan dinding kantung hernia sehingga isi hernia tidak
dapat di masukkan kembali.
b) Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat banyak unsur yang masuk.
H. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a) Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/ obstruksi usus.
b) Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih dan ketidak seimbangan elektrolit.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. identitas pasien
4. Riyat penyakit dahulu: pernah menjalani operasi di daerah perut, ataukah pernah trauma.
5. Riwayat penyakit keturunan: adakah riwayat penyakit jantung, diabetes, atau penyakit
keturunan.
6. Pemeriksaan fisik
J. TEKNIK INSTRUMENTASI
PERSIAPAN LINGKUNGAN
a) Ruangan sudah bersih, suci hama dan siap pakai
b) Meja operasi siap pakai
c) Lampu operasi siap pakai
d) Suction siap pakai
e) ESU ( Electro Surgical Unit ) dan handle diatermi siap pakai
f) Meja instrumen disiapkan
g) Meja mayo disiapkan
h) Suhu diatur 19 – 22 ° C dan kelembapan 40% - 60%
i) Tempat sampah medis dan non medis siap pakai
j) Viewer / Lampu baca rongten siap pakai
PERSIAPAN ALAT
a) linen
DAFTAR PUSTAKA
Barbara Engran (1999) , Rencana Asuhan Kepera3watan Medical Bedah Volum 1 , EGC, Jakarta.
http://zaa23.wordpress.com/2009/05/13/hernia-inguinalis-pada-anak/
http://adydech.blogspot.com/2010/12/asuhan-keperawatan-anak-pada-pasien.html
Long, B.C. 1999, Perawatan Medikal Bedah, Volume 3, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan padjajaran Bandung.
Nettina, S.M, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan, EGC. Jakarta Oswari, E. 2000, Bedah dan
Perawatannya, FKUI. Jakarta.
Purnawan Djunaidi dkk (1999) , Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, Media Ausculapius FKUI ,
jakarta.