Laporan Praktikum Kima Dasar 2 Sel Elekt

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMA DASAR 2

SEL ELEKTROKIMIA

Dosen pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd.

Nama : VIVI ALVIA DEWI

NIM : 1413163121

Kelas/Semester : Biologi/B/2

Kelompok : 6 (Enam)

Asisten Praktikum :

1. Diana Yulianti
2. Rina Rahmawati

PUSAT LABORATORIUM IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN IPA BIOLOGI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI

CIREBON

2014
SEL ELEKTROKIMIA

A. Tujuan
1. Untuk mengamati cirri-ciri terjadinya reaksi redoks spontan
2. Untuk mengamati sel elektrokimia dan besarnya potensial

B. Dasar Teori
Dalam sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana
oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana
oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut
reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut oksidasi. Sekali lagi reaksi-
reaksi lain dimana baik oksigenn maupun hidrogen tidak ambil bagian, belum dapat
dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum didefinisikan oksidasi dan
reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan
electron. Dengan melihat contoh-contoh dari reaksi redoks, dapat ditarik kesimpulan
umum dan dapatlah didefinisikan oksidasi dan reduksi dengan cara berikut. Oksidasi
adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu electron atau lebih dari zat
(atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah
ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh electron,
dan dalam proses itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas.
Sedangkan reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu
electron atau lebih zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan
reduksi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat pereduksi
adalah zat yang kehilangan electron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definsi
reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat pada, lelehan,
maupun gas (Day & Underwood. 1998.).
Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Setiap
reaksi redoks terdiri atas reaksi-reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi oksidasi adalah
reaksi kimia yang ditandai kenaikan  bilangan biloks. Sedangkan reduksi adalah
reaksi kimia yang ditandai dengan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi
didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom jika seandainyaelektron
diberikan kepada atom yang lain yang keelektronegatifannya lebih kecil lebih positif,
sedangkan atom yang keelektronegatifannya lebih besar memiliki bilangan oksidasi
positif (Petrucci, Ralp.H. 1999).
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia.
Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan
banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua
kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua
elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. (anonym,2012)
Sel elektrokimia dapat diklasifikasikan sebagai sel galvani bila sel digunakan
untuk menghasilkan energy listrik (potensial sel positif) dan sel elktrolisis bila sel
memerlukan energi listrik dari suatu sumber. Secara definisi katode ialah suatu
electrode dimana reduksi terjadi. Anode ialah suatu electrode dimana oksidasi trjadi.
Definisi ini berlaku untuk sel galvani dan sel elektrolisis. Pada berbagai sel, umumnya
electrode-elektrode tercelup langsung dalam larutan atau dihubungkan lewat jembatan
garam yang merupakan jalan aliran electron. Jembatan garam umunya digunakan
apabila electrode - elektrode harus dicelupkan dalam larutan yang berbeda dan tidak
bercampur (kartimi,2012).
Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul
karena pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar
sering juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena dibandingkan
dengan elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda standar
dinyatakan dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E 0 nya adalah 0,00V.
(anonym,2012)

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas kimia
b. Gelas ukur
c. Basic meter
d. Kabel dengan steker tumpuk
e. Kabel dengan jepit buaya
2. Bahan
a. Kertas saring
b. CuSO4.5H2O
c. FeSO4.7H2O
d. ZnSO4.7H2O
e. Logam Cu
f. Logam Fe
g. Logam Zn
h. Aquadest
D. Prosedur Kerja
1. Reaksi redoks spontan
a. Disiapkan tiga buah gelas kimia kemudian gelas pertama diisi larutan ZnSO4
0,1 M, gelas kimia kedua diisi larutan FeSO4 0,1 M, gelas kimia ketiga diisi
larutan CuSO4 0,1 M
b. Kemudian dimasukkan logam dengan ketentuan larutan CuSO4 di gelas kimia
pertama dimasukkan logam Zn, larutan CuSO4 di gelas kimia kedua
dimasukkan logam Fe.
c. Kemudian diamati selama 10 menit, lalu diamati perubahan yang terjadi.
2. Sel elektrokimia dan potensial sel
a. Disiapkan 4 gelas kimia, gelas kimia diisi larutan ZnSO4, gelas ki9mia kedua
diisi larutan Pb(NO3), gelas kimia ke tiga diisi larutan FeSO4, gelas kimia ke
empat diisi larutan CuSO4, masing-masing sebanyak 20 ml larutan.
b. Dimasukkan logam sesuai dengan kation seperti pada gelas kimi pertama
dimasukkan logam Zn, gelas kimia dua logam Pb, gelas kimia tiga Fe, gelas
kimia empat Cu.
c. Gelas kimia tiga dan empat dihubungkan menggunakan jembatan garam
(kertas saring yang telah direndam dalam larutan KCl jenuh), kemudian logam
yang ada pada gelas kimia disambungkan kabel.
d. Posisi meter dasar dipasang pada pembacaan tegangan (volt).
e. Diamati tegangan yang dihasilkan.

E. Hasil Pengamatan
1. Reaksi redoks spontan

Larutan Logam Hasil pengamatan


ZnSO4 Fe  Tidak terdapat gelembung
 Warna larutan ZnSO4 tidak berubah
 Karat pada Fe terlepas sedikit
Cu  Terdapat gelembung sedikit
 Warna larutan ZnSO4 tidak berubah
FeSO4 Zn  Larutannya berwarna kuning
 Logam Zn menjadi warna kuning
 Terdapat endapan
 Terdapat gelembung
Cu  Warna logam memudar (awalnya logam
berwarna kuning)
 Terdapat endapan
 Tidak ada gelembung
 Warna larutan menjadi kuning
CuSO4 Zn  Terdapat endapan
 Perubahan warna logam Zn dari putih
menjasi hitam
Fe  Terdapat endapan
 Perubahan warna logam Fe dari coklat
berkarat menjadi berwarna merah

2. Sel elektrokimia

Pasangan elektroda Volt tegangan


Awal Akhir
Fe/FeSO4 dan 44 0,4 1v
Cu/CuSO4 6 0,6 10 v
2 1 50 v

Perhitungan
jarum petunjuk × tegangan
100
44 ×1
¿
100
¿ 0,4 v
jarum petunjuk × tegangan
100
6 ×10
¿
100
¿ 0,6 v

jarum petunjuk × tegangan


100
2× 50
¿
100
¿1v

Keterangan
CuSO4 dengan logam Zn: warna awal biru berubah menjadi kuning kehijauan.
CuSO4 dengan logam Fe: warna awal biru berubah menjadi kuning pekat.

F. Pembahasan
Pada percobaan kali ini akan dibahas tentang reaksi redoks dan sel elektrokimia.
Reaksi redoks yang berarti reaksi reduksi-oksidasi merupakan istilah yang
menjelaskan berubahnya biloks atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Berdasarkan
konsep perubahan electron, reaksi oksidasi adalah reaksi yang melepaskan electron.
Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang menerima electron. Berdasarkan konsep
perubahan biloks, reaksi reduksi adalah reaksi yang melibatkan terjadinya penurunan
biloks dan reaksi oksidasi adalah reaksi yang melibatkan terjadinya kenaikan biloks.
Pada percobaan pertama yaitu larutan CuSO4 ditambahkan logam Zn. Larutan
CuSO4 yang awalnya berwarna biru setelah ditambahkan Zn warna larutan berubah
menjadi kuning kehijauan, logam Zn dari warna abu berubah menjadi warna hitam.
Keduanya tidak larut serta logam Zn mengelupas dan menghasilkan endapan di dasar
tabung reaksi yang menunjukkan adanya proses korosi pada logam Zn.
Reaksi ini termasuk reaksi spontan, karena menurut deret keaktifan logam Cu
berada lebih karena dari pada Zn, sehingga dalam reaksi. Cu2+ tereduksi menjadi Cu
dan Zn lebih kiri mengakibatkan Zn teroksidasi menjadi ionnya yaitu Zn 2+. Gelas
kimia yang terasa hangat juga menyatakan bahwa terjadi reaksi spontan dalam reaksi
tersebut, yaitu adanya pelepasan elektron dari Zn sehingga Zn menjadi Zn2+ dan
penangkapan elektron oleh Cu2+ sehingga menjadi Cu dan mengendap. Zn yang
berubah warna itu sebenarnya bukan Zn tapi Cu yang berubah dari larutan menjadi
padatan (endapan) sedangkan Zn menjadi larutan ZnSO4. Itu dibuktikan dengan
endapan berwarna merah bata, warna khas dari tembaga. Adanya gas/gelembung itu
membuktikan  bahwa telah terjadi reaksi kimia dari Zn dengan CuSO4. Dan kalau
dilihat dengan kecepatan reaksinya pada saat praktikum maka nilai E0 selnya positif.
Percobaan ke dua yaitu larutan CuSO4 ditambahkan logam Fe. Larutan
CuSO4 yang awalnya berwarna biru setelah ditambahkan Fe warna larutan berubah
menjadi kuning pekat, logam Zn dari warna coklat yang berkarat berubah menjadi
warna merah bata. Keduanya tidak larut dan menghasilkan endapan di dasar tabung
reaksi yang menunjukkan adanya proses korosi pada logam Fe.
Berdasarkan analisa data yang dilakukan diatas dapat diketahui bahwa nilai
beda potensial dari campuran larutan CuSO4 + FeSO4 dan dimasukkan logam Zn +Fe
lalu dihubungkan dengan jembatan garam yang sudah direndam oleh larutan KCl
jenuh, bernilai positif yaitu pada tegangan 1 volt dihasilkan beda potensial sebesar 0,4
v, tegangan 10 volt dihasilkan beda potensial sebesar 0,6 v, sedangkan pada tegangan
50 volt dihasilkan beda potensial 1 v, yang artinya reaksi berlangsung secara spontan.
Hal ini juga disebabkan karena logam seng (Zn) dari ion Cu 2+ mempunyai posisi yang
memungkinkan terjadinya reaksi pendesakkan logam yang bersifat spontan. Seng (Zn)
terletak di sebelah kiri Cu dalam deret volta sehingga mampu mereduksi Cu 2+ menjadi
Cu.
Fungsi jembatan garam adalah untuk menyetarakan kation dan anion dalam
larutan. Misalnya dalam larutan ZnSO4 terjadi kenaikan jumlah ion Zn2+ dan dalam
larutan CuSO4 terjadi penurunan jumlah ion Cu2+. Sedangkan banyaknya kation harus
setara dengan anion. Untuk menyetarakannya, maka ke dalam larutan ZnSO4 masuk
anion Cu- dari jembatan garam sesuai bertambahnya ion Zn2+.
G. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil praktikum mengenai elektrokimia maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa reaksi yang mempunyai beda potensial positif adalah yang mengalami
reaksi redoks secara spontan. Reaksi redoks spontan terjadi apabila sel anode lebih
mudah terdoksidasi dan sel katode lebih mudah tereduksi.
2. saat Zn dan Cu direaksikan Zn bermuatan positif dan Cu bermuatan negatif, nilai
E0 bernilai 0,4 V.
DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, Ralp.H. 1999. Kimia Dasar Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.

kartimi. 2012. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Cirebon: syariah press.

Day & Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga.

http://koalaungu.blogspot.com/2012/05/laporan-potensial-sel.html diakses 17 mei 2012

http://getupbangkit.blogspot.com/2010/09/daftar-isi-halaman-judul.html diakses 17 mei 2012

Anda mungkin juga menyukai