Anda di halaman 1dari 4

Afghanistan (2): Sejarah Masuknya Islam

Sebelum masuknya Islam, Afghanistan memiliki sejarah peradaban yang panjang dari
kerajaan Budha. Sekitar abad ke-1, dinasti Kushan, kerajaan yang berasal dari Asia tengah,
mengalahkan kerjaan Aryana di Afghanistan. Buddhisme adalah agama dominan dari abad ke-3
sampai abad ke-8 di Afghanistan. Sisa-sisa Vihara dan Stupa, atau gundukan relik (struktur
tempat relik suci disimpan atau dipajang), dari periode itu masih tetap ada sampai sekarang.
Benda-benda bersejarah tersebut menandakan bahwa perjalanan Budha dari India ke Balkh,
bagian Afghanistan Utara, dan kemudian masuk ke Asia Tengah memang pernah terjadi di
lokasi yang dimaksud.

Patung Budha Bamiyan peninggalan


dinasti Kushan, memiliki tinggi 53 m.
(source: gounesco.com) Budha Bamiyan
setelah dihancurkan oleh Taliban pada
tahun 2001. (Source:
washingtonpost.com)

Kekuasaan Kushan hancur pada akhir


abad ke-4 oleh orang-orang Turki yang
berasal dari Asia Tengah yang disebut
Hun Putih atau Ephthalites. Setelah
keruntuhan dinasti Ephthalites, daerah
itu terbagi di antara beberapa kerajaan,
beberapa Buddha, dan beberapa Hindu.

Pada abad ke-7 pasukan Arab membawa


agama Islam ke Afghanistan. Kemudian
provinsi-provinsi barat di Afghanistan
yaitu Herāt dan Sistan penduduknya
masuk Islam, dan wilayah tersebut
berada di bawah kekuasaan Arab.
Namun, ketika orang-orang Arab pergi,
penduduk setempat kembali lagi ke
kepercayaan lama mereka. Pada abad
ke-10, penguasa Muslim yang disebut
Samanid, yang berasal dari Bukhara—
sekarang Uzbekistan, memperluas
pengaruhnya ke wilayah Afghanistan.
Samanid mendirikan sebuah dinasti di
Ghaznī yang disebut Ghaznavid. Raja Agung Ghaznavid, Mahmud, yang memerintah dari
tahun 998 sampai 1030, menyebarluaskan Islam di seluruh wilayah Afghanistan. Dia
memimpin banyak ekspedisi militer ke India.
Lukisan karya Rashid al-Din (1307). Ilustrasi pasukan Mahmud menyerang Zaranj, salah satu
kota di Barat Daya Afghanistan

 Di bawah kepemimpinan keturunan Mahmud, dinasti


Sejarah masuk dan berkembangnya agama islam di Afganistan.

Afganistan adalah sebuah negara di persimpangan Asia. Umumnya dianggap sebagai


bagian dari Asia Tengah, kadang-kadang dianggap berasal dari sebuah blok regional baik
di Asia Selatan atau Timur Tengah, karena memiliki hubungan budaya, etnolinguistik, dan
geografis dengan sebagian besar tetangganya. Hal ini berbatasan dengan Iran di sebelah barat,
Pakistan di selatan dan timur, Turkmenistan, Uzbekistan dan Tajikistan di utara, dan Cina ke
timur. Ini memiliki penduduk 30 juta orang, meskipun ini tetap perkiraan, karena tidak ada
sensus resmi telah diambil selama beberapa dekade.
Afghanistan harfiah diterjemahkan menjadi 'tanah Afghan', tetapi kebanyakan dari
nama-nama lainnya telah diterapkan pada lokasi umum di masa lalu. Antara jatuhnya Taliban
setelah invasi AS ke Afghanistan dan Loya jirga 2003, Afghanistan disebut oleh Pemerintah
Amerika Serikat sebagai Negara Islam Transisi Afganistan. Di bawah konstitusi baru, negara
ini sekarang resmi bernama Republik Islam Afghanistan.

Masuknya agama Islam di Afganistan


Islam masuk di Afganistan sejak masa Khalifah Usman bin Affan (644-656 M). pada
tahun 647 M pasukan Islam mengadakan perluasan daerah ke Khurasan dipimpin oleh panglima
Sa’ad bin Ash. Setelah terjadi pertempuran yang sangat sengit, akhirnya kemenangan di pihak
pasukan Islam. Khurasan adalah suatu daerah yang terdapat di sebelah tenggara Iran berbatasan
dengan bekas Uni Soviet. Bagian timur dan selatan daerah ini merupakan rangkaian
pegunungan dan di sebelah barat merupakan bagian dari gurun-gurun Desyt-I-Kevir. Di daerah
Oase dan lembah-lembah sungai merupakan daerah pertanian. Usaha industri, terutama
permadani dan tekstil (katun) cukup terkenal di daerah itu. Pada masa sekarang Khurasan
sebelah timur adalah termasuk wilayah Afganistan. Islam yang masuk di Afganistan mula-mula
pada tahun 647 M sampai sekarang masih dianut oleh penduduk Afganistan pada umumnya.

Pada akhir abad ke-7, orang-orang Arab Umayyah masuk ke wilayah yang sekarang
dikenal sebagai Afghanistan setelah mengalahkan tegas Sassanians di Nihawand. Setelah
kekalahan ini kolosal, yang terakhir kaisar Sassania, Yazdegerd III, yang menjadi buronan
diburu, melarikan diri ke timur jauh keAsia Tengah. Dalam mengejar Yazdegerd, rute Arab
yang dipilih untuk masuk kawasan itu dari Iran utara-timur dan selanjutnya ke Herat di mana
mereka ditempatkan sebagian besar pasukan mereka sebelum maju ke Afghanistan timur.
Orang-orang Arab yang diberikan upaya besar terhadap menyebarkan Islam di kalangan
penduduk setempat.
Sejumlah besar penduduk wilayah yang terdiri dari Afghanistan utara menerima Islam
melalui upaya misionaris Umayyah terutama di bawah pemerintahan Hisyam bin Abdul-Malik
dan Umar bin Abdul-Aziz. Selama masa pemerintahan Al-Mu'tashim, Islam pada umumnya
dipraktekkan di antara sebagian besar penduduk wilayah ini dan akhirnya di bawah Yakub
Laith-i Saffari, Islam sejauh ini, yang mendominasi agama Kabul bersama dengan kota-kota
besar lainnya di Afganistan modern. Sisa-sisa kehadiran Shahi di perbatasan Afghanistan timur
diusir oleh Mahmud dari Ghazni selama tahun 998 dan 1030.
Perkembangan Islam di Afganistan
Awalnya Afganistan lebih dikenal dengan sebutan Khurasan. Pada tahun 1737 seorang
penguasa di Afganistan bernama Nadir Syah dapat menaklukkan seluruh Afganistan sebagai
wilayah Afganistan sekarang ini. Sepuluh tahun kemudian, pemerintahan tertinggi dipegang
oleh Ahmed Khan menjadikan daerah itu sebuah emirat yang berdiri sendiri. Pada tahun 1838
muncul ekspedisi, berikutnya pada tahun 1878 sampai dengan 1881. Mulai dari sini pecahlah
perang antara Afganistan dan Inggris. Sesudah itu, Afganistan menjadi semacam protektorat
Inggris. Pada tahun 1925 Afganistan diumumkan sebagai kerajaan yang netral. Pada tahun 1973
Raja Muhammad Zahir Syah yang memerintah sejak tahun 1933 digulingkan sepupunya
Muhammad Daud yang mengumumkan Afganistan sebagai republik dan ia menjadi
presidennya yang pertama.

Orang-orang Afganistan sebagaimana orang-orang India dan Pakistan sangat giat


mengadakan dakwah, baik di dalam maupun di luar negeri. Salah seorang putra Afganistan
yang namanya terkenal di seluruh dunia ialah Jamaluddi Al-Afgani. Ia lahir di Hamadan
(Afganistan) pada tahun 1838. Ia dikenal sebagai ahli teologi, hukum, tawawuf, falsafah islam,
sosiolog, dan dikenal pula sebagai peletak dasar modernisasi islam. Sejak usia 17 tahun ia
menjelajahi berbagai negara, antara lain India, Mesir, Persia, Rusia, dan Turki.
Berdasarkan pemikirannya, ia ingin menggerakkan kebangkitan di kalangan umat islam,
sehingga sering terjadi ketidaksesuaian pemikiran antara Al Afgani dengan tokoh-tokoh
keagamaan yang ortodoks. Pemikiran Al Afgani banyak berpengaruh di Mesir. Di antara
muridnya yang terkenal ialah Muhammad Abduh. Al Agani meninggal di Istanbul (Turki) pada
tanggal 9 Maret 1897.

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa Islam menerangi kehidupan rakyat Afganistan


sejak tahun 647 M, maka perkembangan seni budaya yang bercorak islam mengalami kemajuan
yang cukup pesat. Monumen-monumen abadi yang menunjukkan keberhasilan budaya islam di
daerah Afganistan terdapat beberapa tempat, baik yang berupa benteng-benteng menara,
maupun tempat-tempat peribadatan. Salah satu daerah wisata terkenal berada di Provinsi Balkh,
daerah perbatasan dengan Rusia. Di daerah ini terdapat banyak obyek wisata yang merupakan
unsur keagamaan dengan seni arsitektur yang tinggi. Kota Mizani Syarif (ibu kota Provinsi
Balkh) banyak memiliki bangunan-bangunan kuno bernafaskan Islam, antara lain Masjid Kwaja
Pasa yang dibangun pada masa Sultan mahmud Al-Gazni (abad ke-10) dan Masjid Biru sebagai
masjid yang besar dan indah, beratap dan berlantai biru, serta mempunyai halaman yang luas
dan selalu disemarakkan dengan ribuan burung merpati putih.

Anda mungkin juga menyukai