ISYS6310
Information System Project Management
Week 1
OUTLINE MATERI :
• Pendahuluan
• Manajemen Proyek
• Status Manajemen Proyek IS / IT
• Konteks Manajemen Proyek
• Contoh proyek TI/SI
• Simpulan
1. Pendahuluan.
Proyek TI merupakan investasi bagi organisasi, karena perusahaan mengeluarkan
sejumlah uang, yang dibutuhkan membiayai proyek dan masil atau value dari proyek dapat
dinikmati perusahaan pada tahun-tahun kemudian. Ketika sebuah organisasi membangun atau
mengimplementasikan solusi TI, organisasi membutuhkan waktu, biaya, serta sumberdaya
terkait dengan proyek yang dijalankan dengan harapan memperoleh value dari hasil proyek.
Untuk meningkatkan kesempatan sukses dalam proyek, IT Project Management dibutuhkan
untuk mengelola proyek-proyek TI, termasuk mengelola proses, peralatan, serta teknik selama
proyek berlangsung.
Pada masa seperti sekarang ini, di mana Teknologi Informasi sudah begitu masif,
digunakan dalam operasional organisasi, dari yang sifatnya pendukung administratif,
pengambilan keputusan hingga pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen.
Dukungan Teknologi ini mulai dari yang sifatnya dukungan operasional, taktis hingga strategis
menunjukan peran atau value yang dapat dipersembahkan TI terhadap organisasi. Diperlukan
pertimbangan-pertimbangan yang matang, bagi organisasi sebelum memutuskan implementasi
sebuah TI, dikaji berapa value yang akan didapat, sebandingkah dengan total biaya dan upaya
yang dikeluarkan untuknya.
Kajian yang hati-hati diperlukan sejak sebelum proyek putuskan, mulai dari menghitung
dan mengestimasi biaya atau pengeluaran awal yang diperlukan proyek, biaya oerasionalnya
setelah TI dijalankan untuk perawatan dan dukungan lainnya. Sementara, value atau manfaat
yang diperoleh diestimasi sebelumnya seberapa besar, demikian juga resiko yang dapat
menghambat keberhasila proyek. Metoda lama yang digunakan seperti pada investasi yang lain
dengan ROI, IRR, Pay Back –period sudah banyak ditinggalkan, mengingat sulit sekali untuk
melakukan kuantifikasi dari vale atau manfaat yang diperoleh. Banyak manfaat TI yang tidak
nampak (intangible) yang sulit dihitung, sementara jika diabaikan hasil kajiannya tidak layak.
Demikian juga dengan resiko-resiko, yang dapat ditimbulkan.
Sumber daya organisasi terbatas, sehingga organisasi harus memilih di antara berbagai
kepentingan yang bersaing untuk mendanai proyek-proyek tertentu. Keputusan ini harus
didasarkan pada nilai proyek pesaing yang akan diberikan kepada organisasi.
2. Project Management
Sebelum membicarakan manajemen proyek, alangkah baiknya kita pahami dulu tentang
proyek itu sendiri. Definisi yang paling banyak digunakan adalah definisi yang disampaikan
oleh Project Management Insitut, dalam PMBOK © Guide yang menyediakan definisi yang
umum digunakan, yaitu bahwa sebuah proyek adalah usaha sementara yang dilakukan untuk
menciptakan produk, layanan, atau hasil yang unik. Dalam organisasi aktivitas dan kegiatan,
dibedakan dalam proyek dan operasional. Operasi, di sisi lain, adalah pekerjaan yang dilakukan
dalam organisasi untuk mempertahankan bisnis, yang dilakukan sebagai rutinitas. Sementara
Proyek berbeda dari operasi di mana mereka berakhir ketika tujuan mereka telah tercapai atau
proyek telah dihentikan. Dengan kata lain, aktivitas operasional dilakukan terus-menerus,
sebagai rutinitas, misalnya aktivtas dalam akunting, penjualan dan kegiatan administratif
lainnya yang tidak pernah berakhir. Sementara kegiatan yang disebutkan senagai proyek, ada
awal dan akhir atau ada selesainya. Proyek dapat berukuran besar atau kecil, dapat diselesaikan
dalam waktu yang pendek atau panjang, atau relatif murah ataupun mahal.
Perusahaan saat ini, perusahaan kecil menengah, pemerintah, dan nonprofit, organisasi
telah mengakui bahwa untuk menjadi sukses, mereka harus paham dan menggunakan teknik
manajemen proyek modern dalam mengelola proses-proses bisnisnya. Proyek datang dalam
berbagai bentuk, dari proyek-proyek besar tradisional seperti industri teknik berat, aerospace,
konstruksi, pekerjaan sipil, pembuatan kapal, transportasi, teknologi informasi dan eksploitasi
sumber daya alam dan energi.
Batasan Proyek
Setiap proyek terkendala atau dibatasi dengan cara yang berbeda, seringkali berdasarkan
ruang lingkup, waktu, dan sasaran biaya. Keterbatasan ini kadang-kadang disebut dalam
manajemen proyek sebagai triple kendala, yaitu :
Ruang Lingkup: Pekerjaan apa yang akan dilakukan sebagai bagian dari proyek?
Produk, layanan, atau hasil unik apa yang diharapkan pelanggan atau
sponsor dari proyek?
Waktu: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek? Bagaimana
jadwal proyek? Bagaimana tim akan melacak kinerja jadwal yang sebenarnya?
Proyek yang berhasil berarti memenuhi ketiga sasaran (ruang lingkup, waktu, dan biaya) —
dan memuaskan sponsor proyek.
Manajemen Proyek modern, (Sering dikreditkan ke Angkatan Laut AS sebagai hasil dari
Proyek Rudal Polaris di tahun 1950-an) berfokus pada pengurangan biaya dan waktu siklus
produk. Memberikan hubungan penting antara strategi organisasi dan penyebaran strategi itu.
Sumber daya dalam Manajemen proyek bisa berupa alat, aplikasi, dan teknik untuk
mengelola aktivitas dalam rangka menjalankan/mengembangkan sebuah proyek sistem
informasi. Dimana didalam aktifitas tersebut tercakup pengelolaan dari teknologi informasi dan
manusia yang terlibat guna memberikan nilai tambah kepada keberhasilan sebuah proyek sistem
informasi.
Secara umum aktivitas dari manajemen proyek mencakup evaluasi proyek yang telah
diidentifikasi melalui proses perencanaan strategis dan pengusulan baru, persetujuan studi
kelayakan proyek yang sedang berlangsung, pengkajian-ulang argumen bisnis proyek, dan
pengkajian-ulang terhadap kemajuan proyek dalam rangka mencapai argumen bisnis secara
regular. Dari uraian tersebut, aktivitas manajemen proyek dapat diuraikan sebagai berikut;
a. Perencanaan proyek. Di mana aktivitas ini akan menghasilkan informasi manajerial yang
menjadi dasar dari justifikasi proyek termasuk di dalamnya adalah biaya, manfaat dan
dampak strategis dari sebuah proyek. Dalam perencanaan proyek ini pun harus berisi ruang
lingkup dan tujuan proyek yang membentuk konteks untuk solusi teknis, dimana hasil
akhirnya merupakan jadwal proyek dan alokasi sumber daya yang akan menjadi kerangka
kerja dari manajemen proyek. Dalam pelaksanaannya, perencanaan proyek ini mencakup
sepuluh aktivitas yang saling berkaitan, yaitu:
b. Penelusuran proyek. Aktivitas ini melibatkan proses pemantauan selama proyek belangsung
untuk menjamin kesuksesan dari proyek, yang mencakup kemajuan aktual proyek
dibandingkan dengan rencana, pengumpulan metrik kunci (risiko, biaya, tingkat kecacatan,
dll), dan pemantauan kinerja team secara menyeluruh.
c. Pelaporan proyek. Banyak yang mengatakan bahwa aktifitas ini dilakukan pada akhir
proyek, tetapi dalam kenyataannya, aktifitas ini harus dilakukan selama proyek berlangsung.
Hal ini dikarenakan dalam aktifitas ini akan mencakup kegiatan penggabungan informasi
mengenai rincian proyek ke dalam sistem pelaporan, kemudian melakukan pembaruan
argumen bisnis, menyediakan informasi mengenai status proyek, biaya, dan informasi lain
yang terkait dengan para sponsor proyek, stakeholder, dan manajer proyek dari proyek yang
terkait. Baru pada akhirnya menyusun persetujuan penyerahan utama proyek dan, jika
diperlukan, persetujuan pelaksanaan sesi-sesi perencanaan selanjutnya.
Perlu diingat, walaupun manajemen proyek telah disusun sedemikian rupa, dalam
kenyataannya masih banyak terjadi kegagalan dalam pengembangan sebuah proyek. Terutama
proyek teknologi informasi. Salah-satu pemicunya adalah susahnya menyatukan pendapat dan
keinginan dari manusia-manusia yang terlibat dalam proyek tersebut mulai dari usernya sampai
ke pengembang. Komunikasi dan peran top manajemen menjadi faktor pendukung mulusnya
suatu proyek teknologi informasi.
Sejauh ini, tingkat keberhasilan sebuah proyek teknologi informasi masih rendah.
Merujuk pada survei pertengahan tahun 1990-an lalu (http://www.it-
cortex.com/Stat_Failure_Rate.htm), hanya sekitar 10% proyek teknologi informasi khususnya
pengembangan software yang diselesaikan sesuai dengan budget dan jadwal yang telah
dianggarkan. Data lain dari Standish Group Study (CHAOS) menemukan bahwa pada tahun
Dari uraian dan artikel yang dipublish, terlihat masih kurangnya pemahaman akan
manajemen proyek sehingga acapkali manajemen proyek ini terlewatkan atau belum dijalankan
dengan baik.
Dari beberapa sumber yang dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek teknologi
informasi merupakan kegiatan sumber daya yang tersedia dari sebuah proyek pengembangan
yang menggunakan teknologi informasi sebagai solusi sehingga dapat dihasilkan suatu sistem
solusi yang memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.
Sumber daya proyek teknologi informasi mencakup sumber daya manusia, peralatan dan
fasilitas kerja (baik hardwarde maupun software), biaya, dan logistik. Manajemen proyek
teknologi informasi mengendalikan tiga aspek yakni produk yang dihasilkan, waktu, dan biaya.
Sebuah proyek harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
dengan tingkat keberhasilan yang dapat ditolerir dan menggunakan biaya sesuai dengan
anggaran.
Kalau dikaji lebih jauh dan diukur dengan tolok ukur manfaat dan biaya, pemanfaatan
teknologi informasi mulai dari sistem informasi manajemen yang sederhana sampai dengan
yang rumit seperti Enterprise Resource Planning, banyak orang memberikan janji akan
keuntungan bagi perusahaan yang menggunakannya. Namun kalau ditinjau dari besarnya
investasi ternyata tidak berbanding lurus dengan hasil yang diharapkan, sebagaimana sering
Ada beberapa hal yang membuat gagalnya investasi terhadap teknologi informasi, antara
lain:
Bukan berita baru lagi, kalau ada beberapa (sering) perusahaan yang melakukan
peremajaan terhadap komputer yang mereka miliki hampir tiap tahunnya, hal ini
dilakukan agar teknologi informasi yang digunakan merupakan teknologi yang terkini.
Selain itu, ada juga perusahaan yang menganggarkan biaya hanya untuk mengikuti tren
sebuah perangkat lunak tertentu. Hal ini terlihat bahwa investasi yang dilakukan bukan
berdasarkan kebutuhan. Bahkan yang lebih parah, kalau sebuah perusahaan tidak tahu
apa yang harus mereka lakukan dan mereka hanya meniru apa yang sudah dilakukan
oleh pesaingnya, tanpa memperdulikan kesesuaian dengan kebutuhan ataupun kondisi
perusahaan.
Terkadang, memang kita perlu melihat sebuah tren dan melakukan benchmark guna
memberi masukan tentang posisi perusahaan kita dibandingkan dengan pesaing. Tetapi
karena setiap perusahaan mempunyai visi, misi, tujuan dan kondisi yang berbeda-beda,
maka kebutuhannya pun tidak akan sama. Oleh sebab itu, investasi teknologi informasi
seharusnya dilakukan berdasarkan penilaian terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan
kondisi dari setiap perusahaan tersebut.
Perlu menjadi perhatian dan disadari, bahwa semakin besar sebuah perusahaan, maka
semakin penting juga peran seorang pemimpin. Tanpa kepemimpinan yang kuat dan
tepat maka inisiatif teknologi informasi sulit untuk mencapai efektifitas dan efisiensi
yang berdampak signifikan bagi perusahaan.
d. Change management
Tidak perlu dipungkiri, bahwa setiap kali melakukan penerapan sistem informasi, pasti
akan menimbulkan pertentangan (pro/kontra). Hal ini wajar saja, karena setiap kali
menerapkan sistem informasi yang baru tentu akan menimbulkan perubahan pada
bagian-bagian yang terkait. Kegagalan implementasi sistem informasi, sering terjadi
bukan karena teknologinya kurang bagus, tetapi lebih dikarenakan kurangnya
pengelolaan atas perubahan yang akan terjadi, sehingga perusahaan yang akan
menerapkan sistem informasi tersebut tidak siap dan akhirnya mengalami kegagalan.
Agar perubahan yang terjadi tidak berdampak negatif bagi perusahaan maka perubahan
tersebut harus dikelola dengan baik. Change management memastikan setiap
perubahan mengalami proses perencanaan dan evaluasi, sehingga risiko negatif dapat
dikurangi seminimal mungkin.
Menentukan personil dalam sebuah manajemen proyek, tidak bisa dilakukan secara
sembarangan. Karena keberhasilan dari sebuah proyek sangat tergantung pada personil yang
terlibat. Di dalam pekerjaan sebuah proyek, sumber daya manusia adalah suatu faktor penting.
Sebagai bagian dari perencanaan proyek, seorang proyek manager harus bisa memperkirakan
ketrampilan, kemampuan, beban kerja, dan perkiraan waktu untuk sumber daya manusia dalam
melaksanakan pekerjaan masing-masing. Oleh sebab itum seorang personil yang terlibat dalam
proyek sistem informasi, dibutuhkan mereka yang memiliki knowledge dan skill. Sehingga
dibutuhkan pelatihan bagi personil bukan saja dari sisi ketrampilan tetapi dari sisi
pengembangan pribadi (soft skill).
Perlu diperhatikan bahwa setiap tahap kerja proyek, harus menghasilkan sesuatu yang
dipakai sebagai ukuran. Seperti pada tahap perencanaan proyek. Pada tahap ini harusnya ada
dokumen yang dapat dihasilkan. Adapun document tersebut dikenal dengan Statemen Kerja
atau biasa dikenal dengan istilah SOW (Statement of Work). Dokumen ini merupakan sebuah
dokumen yang berisi uraian dari aktifitas kerja, waktu penyerahan dan timeline vendor untuk
mengeksekusi pekerjaan.
Singkatnya, dalah tahap perencanaan proyek ini, merupakan bagian yang digunakan
oleh para manajer atau panitia proyek dalam menentukan kelayakan proyek. Oleh sebab itu,
dalam tahap ini biasanya menggunakan dua jenis diagram. Kedua diagram itu akan digunakan
selama pelaksanaan proyek berlangsung. Adapun kedua diagram tersebut adalah :
Diagram PERT (Project Evaluation and Review Technique) merupakan alat manajemen
proyek yang digunakan untuk menyusun jadwal, mengatur dan mengkordinasi pekerjaan
proyek. Diagram PERT ini adalah sebuah diagram yang dikembangkan oleh Angkatan Laut
Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil. Suatu tabel PERT
melukiskan apa dikenal sebagai suatu urutan aktivitas kritis yang mengambil yang
terpanjang untuk dilengkapi. Suatu tabel PERT oleh karena itu membantu para manajer
menaksir dampak kelicinan tugas dan tidak menunjukkan tugas pada jalur kritis dimana
b. Gantt Chart.
Gantt chart merupakan suatu diagram yang memberikan perkiraan waktu yang harus
diimplementasikan untuk tugas masing-masing anggota proyek. Tugas yang digambarkan
dalam diagram ini berupa suatu grafik bar yang menggambarkan jangka waktu waktu yang
diperkirakan untuk tugas dari masing-masing aktifitas pada suatu penanggalan linier berupa
menit, jam, hari, atau minggu bahkan bulan untuk sebuah perencanaan yang menyangkut
proyek. Diagram ini mempunyai hubungan dengan PERT/CPM, di mana setiap aktifitas
dalam tabel dicerminkan dari tanggal dimulainya sampai dengan tanggal berakhirnya
aktivitas, dan tugas yang overlapping dapat dengan mudah terlihat. Perbedaannya terletak
pada Penjadwalan dan progress dari aktifitas proyek. Tabel PERT/CPM hanya dapat
menunjukkan periode waktu untuk aktifitas, Sedangkan Gannt chart lebih dari sekedar itu.
Gantt Chat dapat menampilkan penjadwalan proyek dan dapat menunjukkan progress dari
proyek.
Banyak perangkat lunak yang dapat digunakan dalam menggambarkan gantt chart ini. Salah
satunya adalah Microsoft Proyek, dimana perangkat lunak ini digunakan untuk membantu
manager proyek dan para pemimpin regu lain untuk memonitor tugas proyek.
Kunci sukses implementasi proyek terletak pada komunikasi antara pelaksana proyek
dengan stakeholders. Karena sebuah proyek yang besar berdampak pada bisnis, sehingga para
sponsor proyek sering dengan tegas mengkomunikasikan dan mempresentasikan beberapa
peraturan umum untuk anggota team proyek. Hal ini dipercaya dapat membantu para top
manajer memusatkan pada tindakan korektif untuk keadaan pengecualian, seperti perubahan di
dalam pelaksanaan untuk menghindari suatu kemacetan atau revisi yang besar atas perencanaan
proyek. Salah satu dari sasaran manajemen proyek adalah untuk mengurangi resiko atas
kegagalan proyek.
Resiko dalam aktivitas manusia merupakan kenyataan yang muncul dan tidak
dapat dihindari. Demikian pula dengan setiap inisiatif pengembangan teknologi informasi pasti
akan muncul bayangan sejumlah resiko, baik yang berskala rendah, menengah, maupun skala
tinggi. Resiko berakibat pada pengurangan (perkiraan) total manfaat yang akan diperoleh
perusahaan. Untuk itu sebuah resiko harus bisa dipantau. Pemantauan terhadap resiko biasanya
dilakukan dengan tiga tahapan.
a. Lakukan pengukuran terhadap besarnya resiko. Besar kecilnya sebuah resiko proyek
ditentukan oleh beberapa faktor, seperti: ruang lingkup proyek, kompleksitas proyek,
kesiapan organisasi, ketersediaan sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensi, dan
lain sebagainya. Sebuah resiko proyek dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
scoring.
c. Tentukan daerah resiko. Perhatikan dan tentukan bagian mana dari proyek yang sesuai
dengan strategi bisnis perusahaan, sehingga proyek yang berada di daerah tersebut sajalah
yang akan dikembangkan.
Triple constraint biasa disebut juga dengan segitiga manajemen proyek (project
management triangle). Di mana dalam manajemen proyek, biasa dibahas tentang tiga hal yang
membatasi sebuah proyek, ketiga hal tersebut adalah cakupan proyek (scope), biaya proyek
(budget), dan waktu proyek (time), seperti pada Gambar 1.5. Dari gambar tersebut terlihat
bahwa sebuah proyek tidak bisa tidak dilengkapi dengan penyusunan anggaran yang
dialokasikan dalam waktu yang sudah ditentukan dan harus memenuhi harapan dari
stakeholder.
Agar tidak terjadi kegagalan dari sebuah proyek yang disebabkan oleh ekpektasi yang
berbeda, perlu dipahami masing-masing sisi dari ketiga sisi proyek. Adapun maksud dari ketiga
sisi tersebut adalah;
Banyak yang menyatakan, dalam manejemen proyek dewasa ini tidaklah cocok
menggunakan PERT. Karena pengerjaan proyek untuk sebuah perusahaan, tidaklah satu
persatu. Tuntutan proses bisnis dan persaingan membuat sebuah perusahaan perlu
melaksanakan beberapa proyek (multi-project) dalam waktu yang bersamaan. Hal inilah yang
membuat PERT dan beberapa model lainnya kurang/tidak cocok digunakan.
Karena kekompleksan dari sebuah proyek dewasa ini dan tuntutan waktu yang sangat
mendesak diperlukan model lain dalam pengembangan proyek. Dewasa ini, banyak proyek
dikembangkan secara modular dan kecil-kecil, tetapi dilaksanakan secara bersamaan. Untuk
memenuhi kebutuhan ini dikenal istilah Extreme Project Management. Dimana model ini
melakukan aktifitasnya dengan mengkombinasikan pemodelan proses dengan prinsip-prinsip
manajemen dalam pengelolaan interaksi manusia. Entreme Project Management banyak
menjadi pilihan, karena model ini banyak didukung oleh perangkat lunak mulai dari
perancangan sampai dengan pembangunan sistem.
a. Project scope management, merupakan aktifitas awal dari proyek manajemen. Di sini
diperlukan keahlian seorang proyek manajer untuk mendefinisikan aktifitas dan pekerjaan
yang perlu dilakukan dalam proyek. Proyek manajer harus memastikan semua aktifitas dan
pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga mengurangi (atau menghilangkan) munculnya
pekerjaan tambahan yang tidak terprediksi diawal dan dapat menghilangkan aktifitas dan
pekerjaan yang tidak diperlukan. Dalam kegiatan ini tercakup fase inisialisasi, menentukan
lingkup, dan mendaftar hasil proyek.
c. Project cost management, keahlian ini biasanya agak susah dimiliki oleh seorang manejer
proyek. Karena komponen biaya, sering muncul akibat dari hal-hal yang tidak terduga dan
tidak terkendali. Dalam keahlian ini, sorang manajer proyek harus mempunyai pengetahuan
untuk menentukan biaya proyek, estimasi penggunaan sumber daya, menyusun anggaran,
serta mengendalikan dan mengawasi biaya saat proyek berjalan.
e. Project H. R. management, adalah keahlian yang harus dimiliki oleh proyek manajer untuk
berinteraksi dan memanage sumber daya manusia yang terlibat di dalam proyek. Keahlian
ini mencakup pengetahuan untuk merencanakan dan menentukan anggota yang memiliki
keahlian yang sesuai dengan kebutuhan dari tugas proyek, mendefinisikan peran dan
tanggung jawab, serta memilih orang yang sesuai dengan tugas tersebut. Selain hal-hal
tersebut, seorang proyek manajer juga perlu melakukan pengembangan profesionalitas yang
diperlukan oleh semua anggota tim agar dapat meningkatkan kinerja mereka.
f. Project communications management, keahlian ini merupakan keahlian mutlak yang harus
dimiliki oleh seorang proyek manajer. Banyak proyek tidak berjalan dengan mulus,
dikarenakan kurang mampunya seorang proyek manajer melakukan komunikasi dengan
g. Project risk management, keahlian ini sedikit unik, karena keahlian ini berawal dari
pengalaman. Seorang proyek manajer harus mampu mengidentifikasi risiko yang berpotensi
terjadi dalam proyek dan mempunyai kemampuan untuk memperkirakan bagaimana risiko
itu terjadi. Jika risiko tersebut benar-benar terjadi, maka seorang proyek manajer harus
mampu mengatasi agar tidak (mengurangi) berpengaruh terhadap proyek.
h. Project procurement management biasa juga disebut dengan manajemen kontrak. Keahlian
ini mencakup pengadaan barang dan jasa, termasuk menentukan apa yang akan diperoleh
serta menawarkan produk atau jasa, termasuk dalam memilih vendor juga membuat kontrak
dengan vendor.
Keterkaitan antara process group dan knowledge area digambarkan dalam PMBOK Matrix
sebagai berikut :
Proyek-proyek TI atau SI yang dilasanakan organisasi, dapat berasal atau bersumber dari
adanya kebutuhan akan dukungan TI/SI, yang timbul akibat adanya masalah bisnis atau peluang
implementasi dari inovasi-inovasi TI/SI yang mengarahkan kepada program implementasi TI
sebagai bagian dari program yang mendukung strategi. Proyek-proyek TI, mencakup bidang
aplikasi, Infrastruktur Network/TI maupun layanan sistem informasi. Contoh proyek TI/SI
(Schwalbe, Kathy. Information Technology Project Management, Cengage Learning, 2017):
Sebuah jaringan besar penyedia layanan kesehatan memperbarui sistem informasi dan
prosedurnya untuk mengurangi penyakit yang didapat di rumah sakit.
Sebuah tim siswa membuat aplikasi ponsel pintar dan menjualnya secara online.
manajemen hubungan pelanggan yang akan bekerja pada berbagai laptop, smartphone,dan
tablet.
Jaringan televisi menerapkan sistem untuk memungkinkan pemirsa memilih kontestan dan
memberikan umpan balik lain pada program melalui situs media sosial.
Sekelompok besar sukarelawan dari organisasi di seluruh dunia mengembangkan standar untuk
TI yang ramah lingkungan atau hijau.
Sebuah bank global mengakuisisi lembaga keuangan lain dan perlu mengkonsolidasikan sistem
dan prosedur.
Sementara tipe proyek juga dapat dikelompokkan dalam: Preliminary study, Development,
Implementation, Upgrade/enhance, Berikut cakupan dan tipe proyek dalam TI/SI.
Preliminary study
Development
Implementations
Upgrade/ enhancement
Dari statistic, proyek sistem informasi yang berhasil tidak lah lebih dari 20%. Hal ini terjadi
karena lemahnya penerapan manajemen proyek. Dimulai dari kurangnya pengetahuan manajer
proyek yang berakibat pada tidak akuratnya melakukan estimasi waktu dan biaya. Faktor teknis
lainnya adalah kurangnya pemahaman terhadap metodologi yang digunakan, pemilihan
metodologi akan menentukan keberhasilan suatu proyek.
Kesalahan lain yang kerap dilakukan dan berdampak pada gagalnya sebuah proyek sistem
informasi adalah kekeliruan menggunakan teknologi. Teknologi terakhir yang ada saat ini
diasumsikan sebagai solusi terbaik dari setiap permasalahan pada proyek sistem informasi.
Biasanya kegagalan terjadi pada saat proyek berjalan, dimana keterbatasan pengetahuan akan
teknologi baru muncul pada saat permasalahan tidak dapat diatas oleh teknologi baru.
Mengerjakan proyek sistem informasi tidak semudah seperti membangun sebuah rumah diatas
sebidang tanah. Kebutuhan user yang tidak jelas berdampak pada tidak akuratnya perhitungan
terhadap biaya dan waktu. Turnover staff TI pada saat berjalan tidak dengan mudah dapat
dilakukan seperti halnya kita mengganti tukang batu yang mengundurkan diri pada saat
membangun rumah yang kita idamkan
Penerapan manajemen proyek yang baik adalah langkah tepat untuk mengantisipasi kegagalan
dalam melaksanakan proyek sistem informasi. Tanpa dukungan anggota tim yang memiliki
kompetensi yang baik, manajemen proyek tidak akan berarti apa-apa.
PMBOK merupakan panduan penting dalam melaksanakan sebuah proyek, mulai dari
perencanaan sampai dengan Evaluasi.
RINGKASAN
• Proyek teknologi informasi (IT) adalah investasi organisasi. Ketika sebuah organisasi
membangun atau menerapkan produk, layanan, atau solusi berbasis IT yang baru, ia melakukan
• Sponsor Proyek
Strategi untuk menjadi sukses, dan proyek adalah perubahan organisasi atau sarana yang
direncanakan mencapai strategi yang dipilih
• Tugas Interdependen
• Perubahan Organisasi
• Lingkungan Organisasi
• Proyek adalah usaha sementara yang dilakukan membuat produk, layanan, atau hasil yang unik.
• Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan tepi, keterampilan, peralatan, dan teknik
untuk diproyeksikan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan proyek.
• Seorang manajer proyek adalah orang yang ditunjuk oleh melakukan organisasi untuk
memimpin tim yaitu bertanggung jawab untuk mencapai tujuan proyek.
• Mirip dengan gagasan tentang portofolio investasi finansial folio, banyak organisasi memiliki
proyek portfolio terdiri dari kumpulan proyek yang beragam.
• Semua proyek terbagi beberapa atribut umum: Manajemen proyek modern sering dikreditkan ke
proyek rudal Polaris Angkatan Laut A.S. dilakukan pada awal tahun 1950 untuk mencegah
potensi Agresi nuklir Soviet. Pendekatan baru ini termasuk seperangkat alat untuk mengelola
• Era EDP dimulai pada awal 1960 dan berada ditandai dengan pembelian yang pertama
terpusat mainframe atau komputer mini oleh organisasi besar. Proyek TI selama era ini
terfokus umumnya mengotomatisasi berbagai organisasi transaksi seperti tugas akuntansi
umum, manajemen persediaan, dan penjadwalan produksi. Proyek TI selama era ini
umumnya terstruktur, jadi terstruktur, pendekatan formal mirip dengan yang digunakan pada
proyek Polaris itu efektif. Karena persyaratan bisnis Proses seperti penggajian cukup stabil,
berubah. Persyaratan itu bukan masalah besar dan besar proyek multiyears biasa terjadi.
• Pada awal tahun 1980an, komput pribadi IBM (PC) dan klon berikutnya memberi isyarat
awal era mikro. Sering Proliferasi PC yang tidak terkontrol di banyak tempat organisasi
menantang kontrol terpusat dari banyak manajer MIS. Manajer proyek dan tim tidak bisa
lagi mengandalkan stabil proses bisnis, persyaratan, atau teknologi yang memungkinkan
jadwal proyek lebih panjang;
Jika tidak, mereka akan menghadapi risiko penerapannya sebuah solusi TI usang. Proyek
lebih pendek cakrawala yang melintasi garis fungsional menjadi norma, sedangkan
metodologi pengembangan perangkat lunak berusaha memperpendek perkembangannya
lingkaran kehidupan.
• Jaringan komputer yang membentuk Internet menyebabkan era jaringan yang dimulai
sekitar.
Manajemen proyek modern sering dikreditkan ke proyek rudal Polaris A.S. yang dilakukan
pada awal tahun 1950 untuk mencegah agresi nuklir Soviet potensial. Pendekatan baru ini
mencakup seperangkat alat untuk mengelola proyek dan dipandang oleh banyak orang
sebagai kesuksesan. Akibatnya, organisasi lain di berbagai industri mulai untuk mengadopsi
pendekatan baru ini sebagai cara untuk mendefinisikan, mengelola, dan melaksanakan
pekerjaan dengan harapan mencapai kesuksesan yang sama.
• http://www1.standishgroup.com/newsroom/chaos_2009.php
• http://www.epmbook.com/projectmanagementoverview.htm
• http://www.it-cortex.com/Stat_Failure_Rate.htm
ISYS6310
Information System Project Management
Week 2
OUTLINE MATERI :
• Pendahuluan
• Project Life Cycle
• PMBOK dan PRICE2
• System Development Life Cycle (SDLC)
• Simpulan
1. Pendahuluan
Dalam sains, metode ilmiah menguraikan serangkaian langkah dan teknik untuk menguji
hipotesis ketika kita ingin mempelajari beberapa fenomena alam. Metodologi proyek menyediakan
cara sistematis untuk merencanakan, mengelola, dan melaksanakan pekerjaan yang harus
diselesaikan dengan meresepkan fase. proses, alat, dan teknik yang harus diikuti. Metodologi
sebagai template atau rencana permainan untuk memulai, merencanakan, dan mengembangkan
produk atau sistem informasi. Sementara semua proyek bersifat unik dalam hal produk atau sistem
yang akan dikembangkan atau disampaikan, proses untuk mengelola proyek atau pengembangan
bisa sangat mirip di berbagai proyek, metodologi fokus pada kesamaan di antara proyek sehingga
pendekatan standar dapat digunakan dan disesuaikan sesuai kebutuhan tanpa harus "menemukan
kembali roda" untuk setiap proyek.
berkembang dari waktu ke waktu untuk memasukkan praktik-praktik terbaik yang berasal
dari pengalaman atau pelajaran dari proyek-proyek masa lalu.lebih sesuai dengan organisasi dalam
hal jenis proyek yang digunakan, budaya organisasinya, dan keterampilan karyawannya.Karena
pengalaman organisasi dengan metodologi tertentu meningkat, kemampuannya menjadi lebih
dapat diprediksi. Menyelesaikan proyek dengan lebih berhasil akan lebih baik mendukung strategi
bisnis organisasi dan mudah-mudahan akan mengarah pada keunggulan cornpetitive.
Metodologi proyek juga menyediakan bahasa umum di antara pemangku kepentingan
proyek dan memungkinkan manajemen untuk membandingkan proyek secara lebih obyektif
karena setiap proyek direncanakan dan aktual
Ada 2 metodologi populer untuk Manajemen Proyek, saat ini yang banyak diadopsi organisasi
perusahaan yaitu :
(1) Project Management)! Body of Knowledge (PMBOK®) dan
(2) PRojects IN ~ ontrolled ~ nvironments (PRINCE2 @)
System Development Life Cycle atau SDLC, adalah siklus hidup pengembangan perangkat
lunak yang berfokus pada pengembangan dan deliveri produk atau solusi sistem informasi dari
proyek. Selanjutnya kita akan belajar tentang dua pendekatan yang banyak dikenal dan digunakan
untuk pengembangan produk dan Water-fall atau sistem-Air Terjun dan Agile yang akan
diperkenalkan pada akhir sesi ini.
Pelacakan Cepat
Memulai tahap berikutnya dari proyek sebelum persetujuan diperoleh untuk fase saat ini
Dapat digunakan untuk mengurangi jadwal proyek
PMBOK
PMBOK pertama kali diperkenalkan pada tahun 1987 melalui white paper yang
dipublikasikan oleh Project Management Institute (PMI). PMBOK ini telah diakui oleh American
Standards Institude (ANSI) untuk digunakan sebagai panduan dan pengetahuan untuk memanage
proyek dan menjadi pengetahuan yang wajib dikuasai oleh seorang proyek manajer.
Dalam petunjuk PMBOK ini, tertulis dengan jelas definisi tentang Proyek. Adapun definisi
tersebut adalah;
• Dokumen yang disediakan oleh Project Management Institute (PMI), sebagai dasar untuk
mengidentifikasi dan menjelaskan prinsip dan praktik manajemen proyek yang diterima secara
umum..
• Menentukan apa yang pantas adalah tanggung jawab tim dan berasal dari pengalaman PMBOK
Knowledge Areas
– Project Integration management,
– Project Scope Management,
– Project Time Management,
– Project Cost Management,
– Project Quality Management,
– Project Human Resource Management,
Bidang pengetahuan diilustrasikan pada Gambar 2.2 dan akan dibahas lebih rinci dalam
bab-bab selanjutnya
Manajemen integrasi proyek - Integrasi proyek berfokus pada koordinasi pengembangan
rencana proyek,development, eksekusi, dan kontrol perubahan. Keahlian Project integration
management, ini berguna untuk mengintegrasikan semua pekerjaan. Tujuan utama manajemen
integrasi adalah untuk menciptakan rencana dan pelaksanaan proyek sehingga dapat
terintegrasi dengan baik. Pengetahuan lain yang harus dimiliki dalam pengetahuan ini adalah
melakukan kontrol terhadap perubahan, baik pada saat proyek dikembangkan maupun
pelaksanaannya
Manajemen lingkup proyek — Cakupan proyek adalah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
tim proyek. Pengetahuan ini termasuk persyaratan khusus, fitur, fungsionalitas, atau standar
Proses, adalah serangkaian tindakan dan kegiatan yang saling berkaitan yang dilakukan untuk
memperoleh produk, hasil, atau layanan yang ditentukan sebelumnya
Apakah sesuatu yang di lakukan untuk mencapai hasil, seluruh proses dapat dibagi menjadi
subprocess yang lebih kecil dan mudah dikendalikan. Proses, adalah bagian integral proyek,
mereka mendukung semua kegiatan untuk menciptakan produk proyek.
Dalam proyek-proyek SI/TI, proses ini akan menjadi semua proses yang diperlukan untuk
menganalisa, merancang, membangun, menguji, mendokumentasikan dan
mengimplementasikan sistem aplikasi.
Keterkaitan antara process group dan knowledge area digambarkan dalam PMBOK Matrix
sebagai berikut :
Tema PRINCE2
Meskipun kasus bisnis merupakan proses PRINCE2 penting, kepentingannya juga
digarisbawahi sebagai tema yang menanyakan pertanyaan, "Mengapa proyek ini harus
didanai?" Dan "Mengapa proyek ini harus terus didanai?" Ini adalah dokumen kunci yang
tidak hanya membenarkan inisiasi proyek, tetapi juga memastikan bahwa proyek dapat
memberikan nilai yang dimaksudkan.
Organisasi-
Tema organisasi mencoba menjawab pertanyaan, "Siapa yang terlibat dengan proyek?" Di
bawah tema ini, peran, tanggung jawab, dan akuntabilitas didefinisikan.
■ Semua Risiko
Proyek memerlukan elemen risiko, dan tema risiko berusaha mengelola ketidakpastian
dengan menjawab pertanyaan, "Bagaimana jika .... 1" Pendekatan untuk mengelola risiko
di bawah PRINCE2 includes termasuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko
secara sistematis dan proaktif.
Kualitas-
Tema kualitas berusaha untuk memastikan bahwa proyek tidak hanya selesai tepat waktu
dan sesuai anggaran, tetapi juga diselesaikan dalam standar sehingga produk sesuai dengan
tujuan penggunaannya.
1
Pengembangan produk baru, layanan, atau dalam sistem formasi mengikuti siklus hidup
produk. Siklus hidup produk di IT adalah Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC):
• Mewakili fase-fase sekuensial atau tahapan-tahapan suatu produk atau sistem informasi
mengikuti sepanjang masa manfaatnya.
• Menetapkan urutan logis, atau urutan, di mana kegiatan pengembangan ystem terjadi dan
menunjukkan apakah akan melanjutkan dari satu kegiatan pengembangan ystem ke yang
berikutnya.
Figure 2.6 The Project Life Cycle (PLC) and the System Life Cycle (SDLC)
• Model Agile
Agile adalah pendekatan untuk memberikan nilai meskipun sistem tidak menyertakan semua
persyaratan yang ditentukan. Ini dilakukan dengan mengkondensasi SDLC
menjadi iterasi, atau sprint. pengguna dan pengembang bekerja sama untuk menentukan dan
memprioritaskan fitur yang paling penting.
Setelah fitur penting ditentukan, mereka dirancang, dikodekan, diuji, didokumentasikan
sehingga produk atau sistem perangkat lunak yang dapat digunakan biasanya dikirim dalam
beberapa minggu.
Fitur tambahan dan bahkan ide-ide baru dapat menjadi bagian dari iterasi masa depan, atau
sprint.
Keuntungan dari model adalah pengguna terlibat di seluruh proses pengembangan produk /
perangkat lunak, Jauh lebih mudah dan lebih murah untuk memasukkan perubahan.
Proses PR1NCE2®
• Mulai Proyek
• Memulai Proyek
• Proyek Langsung
PRINCE2® Themes
Kasus bisnis
9 Organisasi
9 Risiko
9 Kualitas
9 Perencanaan
9 Ubah
9 Tutup Proyek
9 Prinsip PRINCE2®
Agile adalah istilah payung yang mendefinisikan sejumlah pendekatan, metode, atau cara
untuk mengembangkan produk atau sistem. Di mana perubahan sering tidak disarankan di
bawah Air Terjun, perubahan diterima di bawah Agile sebagai peluang untuk menghasilkan
produk atau sistem yang lebih baik.
• Untuk menjadi proyek Agile, proyek harus mematuhi Agile Manifesto dan dua belas
prinsip Agile.
• eXtreme Programming (XP) adalah metode Agile populer di mana produk atau sistem
ditransfer ke pelanggan dalam serangkaian rilis dalam beberapa minggu atau bulan.
Setiap rilis adalah sistem kerja yang mencakup sejumlah cerita pengguna yang dirancang,
dibuat, didokumentasikan, dan diuji. Seringkali dua programmer bekerja sama di
workstation yang sama. Bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu tidak dianjurkan
untuk mencegah kelelahan dan kesalahan akibat kelelahan.
• Scrum bukanlah akronim tetapi merupakan metafora untuk permainan rugby di mana
bola dipindahkan ke bawah lapangan oleh tim yang bekerja sebagai satu unit. Ini
1. Marchewka J. T. (2015). Information Technology Project Management. 5th. John Wiley & Sons
Inc.., River Street, Hoboken, NJ., ISBN: 978-1-118•91101-3 .
2. Schwalbe, Kathy. (2016). Information technology project management. 8th Edition. Cengage
Learning. Student Edition. ISBN-13: 978-1-285-45234-0.
3. PMBOK Guide. (2017). A Guide to the PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE,
Six Edition, Project Management Institute, Inc., Pennsylvania, ISBN: 978-1-62825-184-5.
ISYS6310
Information System Project Management
Week 3
OUTLINE MATERI :
Pendahuluan
Measurable Organizational Value (MOV)
Kasus Bisnis (Business Case)
Pemilihan dan Persetujuan Proyek
Simpulan
1. Pendahuluan
Tidak semua organisasi memiliki sumberdaya yang dibutuhkan proyek-proyek, secara
penuh. Banyak organisasi memiliki sumber daya yang terbatas, dan proyek tertentu mungkin
harus bersaing dengan proyek lain dalam organisasi untuk sumber daya yang langka tersebut.
Sehingga hanya sejumlah proyek yang harus dipilih dan didanai untuk menyusun portofolio
proyek dari organisasi tersebut. Dasar pemilihan biasanya, pada tujuan dan ketersediaan
sumberdaya.
Sebuah proyek yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang membawa nilai bagi
organisasi akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk dipilih. Nilai atau benefit bagi
organisasi harus terukur, atau yang sering digunakan istilah Meassuarable Organization Value.
Yang disingkat MOV. Konsep tujuan atau tujuan dari proyek, itu menjadi kekuatan pendorong
bagi proyek sebagai penentu arah dan meletakkan dasar untuk perencanaan dan desain produk
atau sistem sebagai luaran dan berbagai keputusan yang terkait dengan proyek.
MOV, juga menyediakan cara untuk mengevaluasi apakah proyek itu sukses atau tidak,
dengan membandingkan tingkat ketercapaian tujuan, dengan rencana yang sudah ditetapkan.
Untuk keperluan itu maka MOV, harus dikembangkan dengan jelas dan ringkas yang dapat
diterima oleh semua pemangku kepentingan proyek, dan kemudian didokumentasikan dalam
“business case” atau kasus bisnis. Jelaslah maka hubungan antara MOV dengan business-case.
Organizational Drives
Vision & Mission
Drives
Organizational
Strategy
Supports
Project’s
Organizational
Measurable
Supports Value
(MOV)
Gambar 3.1, MOV masih perlu menyelaraskan dan mendukung strategi dan visi
keseluruhan organisasi dan misi untuk memberikan nilai atau value bagi organisasi
MOV harus:
o Hasilnya terukur-memberikan definisi yang jelas tentang keberhasilan untuk
semua pemangku kepentingan proyek . Tujuannya mendefinisikan tujuan proyek
dan memungkinkan organisasi untuk mengevaluasi, tingkat ketercapaiannya.
o Memerikan nilai-Waktu dan sumber daya tidak boleh diperuntukkan bagi proyek
kecuali dapat membawa nilai bagi organisasi.
o Disepakati-MOV yang jelas dan disepakati menetapkan harapan untuk para
pemangku kepentingan proyek. MOV harus bisa dilakukan dan layak dilakukan ..
Pengembangan MOV.
Langkah 7: Analisis alternatif: menggunakan model keuangan dan model pemberian skor
Payback
Payback Period = Investasi Awal
Arus Kas Bersih
= $ 100,000 / $ 20.000
= 5 tahun
Jika Anda menjual putter golf seharga $ 30,00 dan biaya $ 25,00 untuk membuat,
Anda memiliki margin keuntungan $ 5,00:
Pengembalian Investasi
Project ROI = (total manfaat yang diharapkan - total biaya yang diharapkan)
total biaya yang diharapkan
= ($ 115.000 - $ 100.000)
$ 100,000
= 15%
1
Tahun 1 $60,185
$65,000/(1 + .08)
2
Tahun 2 $64,300
$75,000/(1 + .08)
3
Tahun 3 $79,383
$100,000/(1 + .08)
4
Tahun 4 $73,503
$100,000/(1 + .08)
ROI 15% 2 4 10
Payback 10% 3 5 10
Finansial
NPV 15% 2 4 10
Penyelarasan
dengan tujuan 10% 3 5 8
strategis
Organizational
Kemungkinan
mencapai MOV 10% 2 6 9
proyek
Ketersediaan
anggota tim 5% 5 5 4
yang terampil
Maintainability 5% 4 6 7
Project
Ketepatan
Waktu 5% 5 7 6
Pengembangan
Risiko 5% 3 5 5
Kepuasan
10% 2 4 9
Pelanggan
External
Peningkatan
10% 2 5 8
Pangsa Pasar
Catatan: Skor risiko memiliki skala terbalik - yaitu, skor yang lebih tinggi untuk risiko
menyiratkan tingkat risiko yang lebih rendah
Fase pertama proyek dimulai dengan konseptualisasi tujuan proyek dan ukuran
keberhasilan secara keseluruhan disebut organisasi terukur nilai atau MOV.
MOV harus:
• Dapat diukur
• Berdoalah nilai ide
• Disepakati
• Dapat diverifikasi
Tujuan proyek termasuk ruang lingkup, jadwal, anggaran, dan kualitas. Mereka penting
tetapi tidak harus kondisi yang cukup untuk keberhasilan proyek.
Suatu proyek dapat terlambat dan melebihi anggaran tetapi tetap dianggap berhasil jika
memberikan nilai kepada organisasi. Demikian pula, proyek dapat diselesaikan awal, di
bawah anggaran, dan bebas cacat tetapi masih dianggap gagal jika tidak menyediakan nilai
apa pun untuk organisasi.
MOV proyek dan memberikan analisis tentang kelayakan, biaya, manfaat, dan risiko dari
beberapa opsi atau alternatif untuk mencapai MOV.
Langkah-langkah atau proses untuk mengembangkan bisnis kasus termasuk:
o Tentukan MOV proyek
o Bentuk tim lintas fungsional untuk mengembangkan kasus bisnis
o Identifikasi beberapa opsi atau alternatif
o Menentukan kelayakan dan menilai risiko
o Tentukan total biaya kepemilikan (TCO)
o Tentukan total manfaat kepemilikan (TBO)
o Analisis alternatif
o Mengusulkan dan mendukung rekomendasi
Tujuan dari kasus bisnis adalah untuk mendapatkan persetujuan dan pendanaan untuk tahap
perencanaan proyek.
Meskipun setiap organisasi mungkin memiliki proses yang berbeda untuk memilih proyek,
keputusan untuk memilih proyek harus mempertimbangkan bagaimana proyek selaras dengan
nilai, visi, misi, dan strategi organisasi.
Fuller, M. A., Valacich, J. S., & George, J. (2008). Information Systems Project
Management.
ISYS6310
Information System Project Management
Week 4
OUTLINE MATERI:
Pendahuluan
Tata kelola proyek
Tim Proyek
Organisasi dan Perencanaan Proyek
Lingkungan Proyek
Piagam Proyek
Simpulan
1. Pendahuluan
Sebuah proyek dilakukan organisasi untuk tujuan tertentu, dan tujuan itu harus
menciptakan nilai atau manfaat yang nyata bagi organisasi. Kasus bisnis mendokumentasikan
MOV dan beberapa alternatif atau opsi proyek, yang diteliti, dianalisis dan dibandingkan
dalam hal biaya dan manfaat serta ekonomi, organisasi, dan kelayakan teknis.
Struktur tata kelola proyek menyediakan kerangka kerja untuk memandu semua
keputusan proyek. Tata kelola organisasi berupaya menyediakan serangkaian nilai, metode,
dan proses untuk:
3. Tim Proyek
Sumber daya proyek membutuhkan orang, teknologi, dan fasilitas untuk menyelesaikan
pekerjaan proyek. Singkatnya, ini komponen infrastruktur proyek merinci semua yang
diperlukan untuk melaksanakan proyek.
Selain itu, sumber daya tidak hanya harus di tempat, tetapi juga harus diperhitungkan
ketika berkembang ruang lingkup, jadwal, anggaran, dan sasaran mutu. Misalnya,
mengetahui siapa yang akan berada di proyek tim dan teknologi apa, fasilitas, dan sebagainya
akan tersedia dapat berguna, ketika memperkirakan jumlah waktu yang diperlukan tugas atau
serangkaian kegiatan tertentu. Masuk akal bahwa yang sangat terampil dan anggota tim yang
berpengalaman dengan sumber daya yang memadai harus memerlukan lebih sedikit waktu
untuk menyelesaikan spesifik tugas dari orang yang tidak berpengalaman dengan sumber
Manajer Proyek
Salah satu keputusan terpenting adalah pemilihan manajer proyek atau pemimpin tim.
Manajer proyek harus memainkan banyak peran. Pertama, manajer proyek harus memimpikan
peran manajerial yang berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
Manajer proyek, misalnya, bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana proyek,
mengatur sumber daya proyek, dan kemudian mengawasi pelaksanaan rencana.
Manajer proyek juga harus melakukan banyak fungsi administratif, termasuk tinjauan
kinerja, Pelacakan dan pelaporan proyek, dan tanggung jawab sehari-hari lainnya. Meskipun
pekerjaan ini terdengar cukup sederhana dan lugas, bahkan rencana pemikiran terbaik tidak
selalu berjalan seperti yang kita harapkan. Akibatnya, manajer proyek harus tahu kapan harus
tetap di tempat, kapan harus menyesuaikan atau mengubah rencana proyek dengan
mempercepat kegiatan tertentu atau bertindak sebagai pemecah masalah, dan kapan untuk
mengeskalasi masalah, masalah, atau keputusan kepada komite tata kelola.
Keberhasilan proyek. tentu saja, tidak hanya bergantung pada tim proyek tetapi juga
pada kontribusi dan dukungan dari semua pemangku kepentingan proyek juga. Karena itu.
manajer proyek harus membangun dan memelihara hubungan di antara berbagai pemangku
kepentingan, termasuk komite tata kelola. Untuk melakukan ini secara efektif, manajer proyek
harus memainkan peran kepemimpinan yang kuat. Sementara peran manajerial berfokus pada
Meskipun manajer proyek tidak harus menjadi sahabat terbaik semua orang, orang
harus merasa bahwa manajer proyek dapat didekati dan mudah diajak bicara. Selain itu,
manajer proyek harus bersedia berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan orang lain dan
bersedia membantu individu mengembangkan potensi mereka sepenuhnya.
• Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan - Seorang manajer
proyek yang baik harus mampu membangun jembatan, bukan wa1ls. Bertindak sebagai
pembawa damai atau negosiator di antara klien proyek atau sponsor, komite tata kelola,
tim proyek, pemasok, vendor, subkontraktor, dan sebagainya mungkin diperlukan. Selain
itu, manajer proyek harus menjadi tenaga penjual yang baik. Manajer proyek yang efektif
Tim Proyek
Tugas penting lainnya dari seorang manajer proyek adalah memilih dan mengelola
proyek. Secara umum, ukuran atau sifat proyek akan menentukan ukuran dan keterampilan yang
dibutuhkan dari tim proyek. Penetapan staf melibatkan merekrut dan menugaskan orang ke tim
proyek. Memilih campuran orang yang tepat, dengan kedua teknis dan ketrampilan nonteknis,
adalah keputusan yang dapat mempengaruhi hasil proyek. Meskipun seorang manajer proyek
harus berusaha untuk mendapatkan anggota tim proyek yang paling cerdas dan terbaik, harus
dipilih berdasarkan keterampilan berikut:
Keterampilan teknologi — Tergantung pada sifat proyek, anggota dengan keahlian
teknologi spesifik — insinyur, programer, analis sistem, spesialis jaringan, dan
sebagainya — akan diperlukan.
Pengetahuan bisnis / organisasi — Meskipun keterampilan teknologi penting, penting
juga untuk memiliki orang atau akses ke orang-orang dengan pengetahuan domain.
Keterampilan ini termasuk pengetahuan atau keahlian dalam domain tertentu (misalnya,
perencanaan kompensasi) serta pengetahuan tentang a organisasi atau industri tertentu
(misalnya, perawatan kesehatan) untuk menambah persyaratan keterampilan teknis.
Keterampilan interpersonal — Kemampuan untuk berkomunikasi dengan anggota tim
lain dan pemangku kepentingan lainnya merupakan keterampilan penting bagi anggota
tim. Adalah penting tidak hanya bagi anggota tim untuk memahami satu sama lain, tetapi
juga bagi tim proyek untuk memahami kebutuhan sponsor proyek.
a. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional merupakan sebuah struktur di mana wewenang dari pimpinan
tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk
dikerjakan kepada para pelaksana yang mcmpunyai keahlian khusus. Gambar 4.2 merupakan
contoh dari bentuk struktur organisasi fungsional. Jenis struktur organisasi ini paling banyak
digunakan di Indonesia. Karena, struktur organisasi ini menggambarkan hubungan pengawasan
yang sangat jelas dan lingkungan yang stabil.
5. Lingkungan Proyek
Lingkungan proyek meliputi:
■ Tempat untuk menelepon ke rumah — tim proyek harus memiliki ruang yang cukup untuk
bekerja dan bertemu, ruang kerja tempat tim proyek dapat berkomunikasi secara efektif dan
bekerja secara kolektif.
■ Teknologi - tim juga akan membutuhkan dukungan teknologi yang memadai. termasuk
komputer dan perangkat lunak pribadi, akses Internet, surat elektronik, dan telepon. Alat
kolaborasi, seperti konferensi video, alat pertemuan online, dan sebagainya, untuk
meningkatkan kecepatan siklus pembelajaran tim dengan menyimpan dan membagikan
notulen rapat tim, rencana aksi, dan pelajaran yang didapat.
■ Persediaan kantor — sumber daya teknologi, berbagai perlengkapan kantor, seperti kertas,
pena, pensil, stapler, dan sebagainya.
Formalitas dan kedalaman dalam pengembangan piagam proyek sangat bergantung pada ukuran dan
kompleksitas proyek, manajemen proyek fundamental dan proses pengembangan produk dan area
yang harus ditangani dan dimasukkan untuk semua proyek.
Tim proyek terdiri dari berbagai individu dengan keberagaman pengalaman, pengetahuan
dan keterampilan. Menjadi suatu seni tersendiri bilamana seorang Manajer Proyek mampu
mengelola perbedaan tersebut untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Setiap tim proyek
yang baru dibentuk, perlu dilakukan pemberian motivasi oleh Manajer Proyek yang akan
memimpin dengan harapan setiap anggota tim mempunyai semangat dan tujuan yang sama
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tanpa pengetahuan yang cukup tentang teori motivasi,
akan sulit bagi
Manajer Proyek untuk membuat irama yang selaras dalam melaksanakan aktivitas proyek.
Konflik yang mungkin timbul, harus senantiasa dimonitor oleh Manajer Proyek untuk
menghindari timbulnya masalah yang lebih besar. Seorang Manajer Proyek harus
menggabungkan dua fungsi utama yaitu sebagai Manajer dan sebagai Pemimpin dalam
mengelola anggota tim proyek. Agar kepemimpinan dapat berjalan dengan baik diperlukan
kekuasaan untuk mengelola setiap sumber daya yang dimiliki.
Komunikasi di dalam tim proyek merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Kunci
keberhasilan dari tiap tim proyek sangatlah ditentukan dari metode dan alat komunikasi yang
digunakan. Kemampuan berkomunikasi yang baik, mutlak diperlukan oleh seorang Manajer
Proyek. Komunikasi yang dimaksud tidak hanya terbatas pada komunikasi antar anggota tim,
melainkan terkait dengan pihak-pihak lain yan terlibat di dalam proyek. Perkembangan
teknologi yang sangat pesat dapat dimanfaatkan oleh tim proyek untuk mempermudah
berkomunikasi satu sama lain. Penggunaan teknologi untuk berkomunikasi, haruslah
disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi yang terjadi di dalam tim proyek.
Tahap pertama dari siklus hidup proyek (PLC) berfokus pada konsep dan memulai proyek
dengan menentukan proyek yang dapat diukur nilai organisasi (MOV). Pelanggan, klien, atau
komite kemudian membuat go / no go deciseperti apakah peluang proyek harus lanjutkan ke
fase berikutnya dari kehidupan proyek siklus (PLC). Ini menyediakan penutupan untuk yang
pertama fase PLC, dan, jika disetujui, proyek pindah ke fase berikutnya di mana detail
ISYS6310
Information System Project Management
Week 5
OUTLINE MATERI:
Pendahuluan
Tiga Kendala Poyek
Menentukan dan Mengelola Lingkup Proyek
Validasi dan lingkup pengendalian
Perincian Struktur Pekerjaan (WBS)
Estimasi Proyek
1. Pendahuluan
Sesi ini secara khusus menekankan pada pada bagaimana mendefinisikan dan
mengelola pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tim proyek. Scope atau ruang lingkup
istilah digunakan untuk menentukan batas-batas pekerjaan dan luaran atau deliverable dari
proyek, sehingga apa yang tidak perlu diselesaikan, dilakukan - dan hanya apa yang perlu
dilakukan, hingga harus diselesaikan. Semua pekerjaan atau ruang lingkup yang dilakukan
oleh tim proyek harus fokus pada pencapaian MOV; jika tidak, pekerjaan yang tidak penting
hanya mengkonsumsi sumber daya berharga tidak perlu dilakukan. Maka penting untuk
mendefinisikan, tidak hanya apa yang merupakan bagian dari pekerjaan proyek, tetapi juga
apa yang bukan bagian dari pekerjaan proyek. Menentukan dan memahami apa yang harus
dilakukan adalah langkah pertama yang penting untuk menentukan bagaimana pekerjaan
akan dan harus dilakukan. Bagaimana pekerjaan atau ruang lingkup yang harus dipenuhi
memerlukan penggunaan alat manajemen proyek yang disebut struktur rincian kerja (WBS),
Struktur ini, secara hirarkhis menyediakan petunjuk apa yang akan ditindaklanjuti, sebagai
tautan, antara ruang lingkup proyek dan rencana proyek terperinci yang akan dibuat
menggunakan paket perangkat lunak manajemen proyek, misalnya menggunakan MS Project,
yang menyediakan berbagai fungsi yang mendukung perencanaan proyek.
Setelah kegiatan proyek ditentukan, langkah selanjutnya adalah memperkirakan, atau
memperkirakan, berapa lama setiap kegiatan akan berlangsung. Meskipun sejumlah metode
dan teknik estimasi diperkenalkan di sini, estimasi bukanlah ilmu pasti. Itu tergantung pada
sejumlah variabel kompleksitas aktivitas, sumber daya (yaitu, orang) yang ditugaskan untuk
menyelesaikan kegiatan, dan alat dan lingkungan untuk mendukung orang-orang yang
bekerja pada aktivitas (teknologi, fasilitas, dll.). Di sinilah memiliki infrastruktur proyek yang
terdefinisi dengan baik adalah aset berharga.
Kepercayaan dalam perkiraan biasanya lebih rendah di awal tahap perencanaan
proyek, namun seiring dengan berjalannya proyek, melalui keterlibatan angsung dan
Cakupan proyek, atau pekerjaan yang harus diselesaikan ditentukan secara langsung
oleh MOV proyek yaitu bahwa, jika kita tahu apa yang harus kita selesaikan, kita dapat
mencari tahu cara mencapainya. Proyek membutuhkan waktu, uang, orang, dan teknologi
untuk menyelesaikannya. Sumber daya sebagai sarana yang memungkinkan untuk
Skope atau lingkup proyek mendefinisikan semua pekerjaan, kegiatan, dan hasil agar
proyek dapat mencapai MOV-nya. Merupakan langkah awal dalam mengembangkan
rencana proyek karena orang harus tahu apa pekerjaan yang harus dilakukan sebelum
perkiraan dapat dibuat dari berapa lama ia akan mengambil dan berapa biayanya.
PMBOK Guide® menyediakan petunjuk serangkaian proses berharga untuk
mengelola ruang lingkup proyek, seperti terlihat pada gambar berikut.
Ada enam rangkaian proses yang disarankan untuk mengelola skope atau
lingkup proyek:
a. Manajemen Rencana Ruang Lingkup
Rencana manajemen lingkup proyek mendefinisikan dan mendokumentasikan
bagaimana lingkup proyek dan produk akan ditentukan. diverifikasi, dan diubah
jika perlu.
Mendefinisikan Cakupan
Memulai proses untuk mendefinisikan dan mendokumentasikan pekerjaan proyek
(yaitu, yang dapat disampaikan) yang diperlukan untuk mencapai MOV proyek. Pekerjaan
tambahan yang tidak akan membantu proyek mencapai MOV itu hanya akan meningkatkan
jadwal dan anggaran proyek.
Boundary/ling
kup Scope
Proyek
Biasanya pernyataan kerja (Statement of Work, disertakan dalam dokumen seperti Request
for Proposal RFP), Request for Information (RFI), maupun Request for Bid (RFB).
PERNYATAAN Cakupan:
Cara lain untuk mendefinisikan batas ruang lingkup atau cakupan adalah membuat
pernyataan ruang lingkup
yang lebih rinci yang mendokumentasikan kebutuhan dan harapan sponsor proyek. Ini
dapat didasarkan pada pernyataan ruang lingkup awal yang dikembangkan dalam piagam
proyek. Katakanlah perusahaan konsultan dipekerjakan untuk mengembangkan aplikasi
berbasis web untuk bank. Setelah mengembangkan dan mempresentasikan kasus bisnis
kepada klien, para konsultan telah diberi wewenang untuk mengembangkan piagam dan
rencana proyek. Meskipun kasus bisnis memberikan banyak informasi yang relevan,
beberapa pertemuan dan wawancara dengan para pemangku kepentingan utama di bank
akan tetap diperlukan. Berdasarkan pertemuan dan wawancara ini, pernyataan lingkup
berikut didefinisikan. Contoh pernyataan Cakupan / konteks:
Develop a proactive electronic commerce strategy that identifies the processes,
products and services to be delivered through the World Wide Web.
Develop an application system that supports all of the processes, products, and
services identified in the electronic commerce strategy.
The application system must integrate with the bank’s existing enterprise resource
planning system.
Sebalikanya hal-hal yang tidak termasuk dalam cakupan proyek ini, dinyatakan
dalam Out of cope for This Proyek, diluar kontek proyek ini. Contohnya:
Hasil kerja atau luaran proyek dikenal dengan “delivrable”, yakni hasil/ produk kerja
yang nyata dan dapat diverifikasi. Deliverable ini dapat dibagi menjadi deliverable yang
berorientasi proyek dan deliverable yang berorientasi pada produk. Pemisahan ini memberi tim
definisi yang lebih jelas tentang pekerjaan yang harus diselesaikan dan meningkatkan
kemungkinan penunjukan sumber daya secara akurat dan memperkirakan waktu dan biaya
menyelesaikan pekerjaan.
Selain itu, definisi yang jelas tentang hasil proyek menetapkan harapan dan kesepakatan
yang tidak ambigu di antara semua pemangku kepentingan proyek. Ini akan memberikan rincian
penting yang diperlukan untuk membuat struktur rincian kerja.
Use case yang sederhana namun efektif ikhtisar fungsi dan interaksi antara use cases box
yang memisahkan use case dari para aktor yang mendefinisikan batas ruang lingkup. Kasus
penggunaan di dalam batas dianggap dalam ruang lingkup proyek, sementara apapun di luar
batas dianggap di luar ruang lingkup proyek.
Tools yang digunakan dalam aktifitas ini terdiri dari 2, yaitu Scope Boundary dan
Scope Statement.
EC Banking System
Check Balances
View Transaction
Histories
Update Account
Order Checks
Balances ERP System
Pay Bills
Customer
Transfer Funds
Print Reports
Change Address
Manager
Check Interest
Rates
Find Product/
Service Info.
Validasi Cakupan
Setelah ruang lingkup proyek telah ditetapkan, itu harus diverifikasi, divalidasi, dan secara resmi
diterima oleh sponsor proyek dan pemangku kepentingan yang sesuai lainnya. Proses ini harus
mencakup:
• Verifikasi MOV-Pada titik ini dalam proyek, MOV harus ditetapkan dan disetujui
dengan jelas. Kegagalan untuk menentukan dan menyepakati MOV dapat
mengakibatkan perubahan ruang lingkup di kemudian hari dalam proyek, yang dapat
menyebabkan pekerjaan tambahan yang berdampak pada jadwal dan anggaran
proyek.
Pengendalian Cakupan
Pengendalian cakupan, berkaitan dengan pengelolaan perubahan aktual terhadap ruang
lingkup proyek sebagaimana dan ketika hal itu terjadi untuk memastikan bahwa setiap perubahan
pada ruang lingkup proyek akan bermanfaat.
Manfaat yang paling penting dari prosedur pengendalian perubahan ruang lingkup adalah
bahwa mereka membuat manajer proyek mengendalikan proyek. Lebih spesifik lagi, mereka
mengizinkan proyek manajer untuk mengelola dan mengendalikan jadwal dan anggaran proyek.
Prosedur kontrol lingkup juga memungkinkan tim proyek untuk tetap fokus dan di jalur karena
tim tidak harus melakukan pekerjaan yang tidak perlu. Pengendalian Cakupan terkait dengan
mengelola perubahan pada lingkup / cakupan proyek dan memastikan bahwa perubahan ini
bermanfaat saat terjadi:
Lingkup grope-Scope grope adalah metafora yang menggambarkan ketidakmampuan
tim proyek untuk menentukan ruang lingkup proyek.
Scope creep — Scope creep mengacu pada peningkatan featurism, penambahan kecil
namun waktu- dan fitur yang memakan banyak sumber daya ke sistem setelah lingkup
proyek disetujui.
Alat/Prosedure: (1) Scope Change Request Form; (2) Scope Change Request Log
Techniques-guesstimating
Teknik tebak-tebakan, bukan cara terbaik untuk mendapatkan jadwal dan anggaran
proyek. Dengan metode atau teknik ini manajer proyek cenderung menebak angka, atau
menebak perkiraan, karena cepat dan mudah. Menebak perkiraan didasarkan pada
perasaan daripada berdasarkan bukti nyata.
Orang sering terlalu optimis dan, oleh karena itu, tebakan mereka umumnya juga
terlalu optimis, Terlalu meremehkan dapat menyebabkan jam kerja panjang, kualitas
berkurang, dan harapan klien yang tidak terpenuhi, maka anda harus memiliki informasi
yang cukup untuk membuat perkiraan yang percaya diri.
Teknik Delphi.
Teknik Delphi melibatkan banyak ahli yang sampai pada konsensus tentang subjek atau
masalah tertentu. Teknik Delphi umumnya digunakan untuk pengambilan keputusan
kelompok, ini dapat menjadi alat yang berguna untuk memperkirakan ketika waktu dan
uang menjamin upaya ekstra, artinya tidak dibatasi.
Mereka harus didukung oleh informasi yang relevan, dan setiap ahli membuat perkiraan
dan kemudian semua hasilnya dibandingkan. Jika perkiraannya cukup dekat, mereka
Time-Boxing
Time boxing atau waktu tinju sering digunakan pada proyek Agile dimana kotak waktu
dialokasikan untuk sprint; Namun, teknik ini juga dapat digunakan untuk aktivitas atau
tugas tertentu atau untuk setiap komponen WBS.
Alokasi ini lebih didasarkan pada persyaratan daripada hanya pada tebakan.
Perkiraan berdasarkan batas waktu yang disediakan, hasil tidak harus diperoleh 100%
tercapai jika batas waktu habis, aktivitas akan dihentikan.
Digunakan secara efektif, time-boxing dapat membantu memfokuskan upaya tim proyek
pada tugas yang penting dan penting.
Perkiraan adalah fungsi dari kegiatan itu sendiri, sumber daya, dan dukungan yang
diberikan. Perkiraan durasi suatu kegiatan pertama-tama akan tergantung pada sifat
kegiatan dalam hal kompleksitas dan tingkat strukturnya. Secara umum, aktivitas yang
sangat rumit dan tidak terstruktur akan membutuhkan waktu lebih lama untuk
diselesaikan daripada kegiatan yang sederhana dan terstruktur dengan baik.
Sayangnya, tidak ada metode atau alat tunggal yang terbaik untuk memperkirakan proyek
secara akurat. Mungkin ada baiknya menggunakan lebih dari satu teknik untuk
memperkirakan. Sumber daya yang ditugaskan untuk kegiatan tertentu juga akan
mempengaruhi perkiraan. Menugaskan individu yang berpengalaman dan terlatih dengan
baik untuk tugas tertentu berarti lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikannya daripada jika seorang pemula ditugaskan.
Dari tabel 6.1 diatas, terlihat perbedaan yang ada dari arti program yang sama. Pada
program No.1, program ditulis dalam 1 baris, sedangkan pada program No. 2, program
ditulis dengan cara dipecah menjadi beberapa baris. Kedua program itu akan
menghasilkan hasil yang sama. Banyak proyek manajer merasa kurang puas
menggunakan LOC ini.Karena LOC kurang akurat, seperti contoh yang ada pada table
6.1.Hal ini menimbulkan perdebatan selama bertahun-tahun. LOC ini dipandang
sebagai sebuahukuran untuk mengestimasi biaya dan waktu, tetapi tidak dapat
dipastikan bahwa duaprogram yang mempunyai LOC sama akan membutuhkan waktu
implementasi yang sama, walaupun keduanya diimplemenatsikan dengan kondisi
pemrograman yang standar.
Pengukuran dengan LOC didasarkan pada bahasa pemrograman tertentu, oleh karena
itu muncul banyak masalah dan perdebatan dalam membuat standar pengukuran
dengan teknik LOC. Sebagai contoh, panjang sebuah aplikasi yang menggunakan
External input type merupakan proses dasar yang memproses data dan
pengendalian informasi yang datang dari laur batasan aplikasi. Transaksi
inputini digunakan untuk meng-updatefile komputer internal untuk memelihara
berkas logical internal dan mengubah perilaku sistem
External output type adalah transaksi data yang dikeluarkan dari batasan
aplikasi. Hal ini berwujud menghasilakn informasi kepada user melalui logika
pemrosesan. Dalam proses ini bukan sekedar membaca data, diolah dan di print-
out menjadi laporan saja, tetapi dimungkinkan untuk melakukan ekspor data ke
Excel, XMl dll.
Logical internal file type berupa file yang dipakai oleh sistem dapat berbentuk
grup data yang biasanya dipakai bersama-sama. Peran logical internal file ini
membantu penyimpanan data yang dihasilkan dan diperlukan oleh aplikasi.
External inquire type bertujuan untuk memberikan informasi kepada user
melalui pengambilan dan pemroses data dari logical internal file. Hasil yang
ditampilkan oleh proses ini biasanya ke layar monitor. Perlu diingat, pada proses
ini tidak melakukan update terhadap logical internal file.
External interface file type merupakan kumpulan data yang berelasi atau
pengendalian informasi dari aplikasi lain (eksternal) yang dirujuk oleh aplikasi
yang dibangun. Singkatnya eksternal interface file, merupakan kumpulan data
dari aplikasi lain yang dihubungan dengan aplikasi internal.
__x __x
External Input (EI) 3 = __ __ x 4 = __ 6 = __ ___
c. COCOMO.
COCOMO merupakan singkatan dari COnstructive COst MOdel yaitu algortima
model estimasi biaya perangkat lunak yang dikembangkan oleh Boehm pada tahun
Ruang lingkup mendefinisikan batas-batas pekerjaan dan hasil proyek sehingga apa yang
perlu dilakukan, dilakukan dan hanya apa yang perlu diselesaikan, diselesaikan. Dengan kata
lain, pekerjaan apapun yang ditugaskan kepada tim proyek membutuhkan biaya dalam hal waktu
dan anggaran.
• Triple Kendala memberikan pemahaman konseptual tentang hubungan antara ruang
lingkup, jadwal, dan anggaran. Sebuah proyek “seimbang” jika tujuan proyek ini
mendukung MOV, realistis dan disetujui oleh pemangku kepentingan proyek. Sebuah
proyek dapat menjadi "tidak seimbang" jika ruang lingkup meningkat tanpa
menyesuaikan jadwal dan anggaran yang sesuai.
• Pernyataan kerja (SOW) adalah deskripsi naratif tentang produk, layanan, atau sistem.
• Pengiriman adalah produk kerja yang nyata dan dapat diverifikasi. Kiriman dapat dibagi
menjadi deliverable yang berorientasi proyek dan hasil yang berorientasi pada produk.
• Kiriman yang berorientasi proyek, atau ruang lingkup, mendukung proses manajemen
proyek sebagaimana ditentukan oleh siklus hidup proyek (PLC) dan metodologi proyek
yang dipilih. Ruang lingkup proyek mencakup hal-hal seperti kasus bisnis, piagam
proyek, dan rencana proyek dan mendefinisikan produk kerja dari berbagai fase PLC.
Berorientasi proyek kiriman dapat juga mencakup kiriman khusus seperti studi sistem
saat ini, definisi persyaratan, dan desain produk atau sistem yang terdokumentasi.
Ruang lingkup pengendalian ditujukan untuk mengelola perubahan aktual terhadap ruang
lingkup proyek, ketika dan saat terjadi, untuk memastikan bahwa perubahan apa pun pada
lingkup proyek akan bermanfaat. Singkatnya, ini tentang memahami dan mengelola triple
paksaan. Kontrol cakupan juga berkaitan dengan:
• Lingkup Grope
• Lingkup Creep
• Lingkup Leap
Prosedur perubahan lingkup harus ada sebelum pekerjaan yang sebenarnya pada proyek
dimulai. Permintaan perubahan lingkup dapat dibuat, dan setiap dampak permintaan pada proyek
The WBS membusuk atau membagi, proyek menjadi komponen yang lebih kecil dan unit
kerja yang lebih dikelola disebut paket kerja. Paket kerja memberikan dasar yang logis untuk
mendefinisikan kegiatan proyek dan menugaskan sumber daya untuk kegiatan tersebut sehingga
semua pekerjaan proyek diidentifikasi.
• Tonggak sejarah adalah peristiwa atau pencapaian penting yang memberikan bukti
bahwa penyampaian telah selesai atau fase tersebut secara resmi berakhir.
Setelah hasil proyek dan kegiatan telah ditetapkan, langkah berikutnya dalam
mengembangkan jadwal dan anggaran proyek adalah untuk memperkirakan durasi setiap
kegiatan. Teknik-teknik yang dibahas dalam bab ini meliputi:
• Guesstimating
• Teknik Delphi
• Time-boxing
• Perkiraan Top-Down
• Estimasi Bottom-Up
• Poker-Planning
Project Scope Planning. (2007, 12 31). Retrieved 03 11, 2012, from CDC Unified Process:
http://www2.cdc.gov/cdcup/library/practices_guides/CDC_UP_Scope_Planning_Practices_
G uide.pdf
Fuller, M. A., Valacich, J. S., & George, J. (2008). Information Systems Project Management.
Washington: Prentice Hall.
Gordon, A. (2011, 7 14). What is a Work Breakdown Structure? Retrieved 03 11, 2012, from
Bright Hub: http://www.brighthub.com/office/project-management/articles/2645.aspx
Marchewka, J. T. (2015). Information Technology Project Management (4 ed.). Chinnei: Wiley.
Work Breakdown Structure. (n.d.). What is a Work Breakdown Structure? Retrieved 03 10,
2012, from Work Breakdown Structure information and WBS samples:
http://workbreakdownstructure.com/
ISYS6310
Information System Project Management
Week 6
OUTLINE MATERI :
Pendahuluan
Mengembangkan jadwal proyek
Perangkat Lunak Manajemen Proyek
Mengembangkan Anggaran Proyek
The Kick-Off Meeting
Kesimpulan
Pendahuluan
Jadwal proyek sebagai rencana terperinci yang menggambarkan bagaimana dan kapan proyek
akan menghasilkan produk, layanan, dan hasil yang didefinisikan dalam lingkup proyek dan
berfungsi sebagai alat untuk komunikasi, mengelola harapan pemangku kepentingan, dan sebagai
dasar untuk pelaporan kinerja. Data spesifik jadwal proyek adalah seperti kegiatan, tanggal yang
direncanakan, durasi, sumber daya, ketergantungan, dan kendala’
Dibedakan metode pengembangan jadwal atau penjadwalan, sebagai jalur kritis atau pendekatan
agile/gesit.
Gambar 7.1 merupakan salah satu contoh bentuk gantt chart dari alat yang tersedia dipasaran. Beda
alat beda juga penampilannya, tetapi yang pasti semua alat gantt chart memberikan gaya dan
informasi yang sama. Perhatikan bagian paling bawah pada gambar 7.1, bagian itu menunjukkan
perbandingan antara budget dengan aktualnya.
Sampai saat ini, gantt chart dikenal secara luas sebagai alat fundamental yang sangat mudah
diterapkan oleh proyek manajer untuk melihat waktu mulai dan selesainya aktifitas/tugas beserta
dan sub-sub aktifitas/tugas dari proyek. Memang sampai saat ini gantt chart merupakan diagram
yang banyak digunakan orang dalam proyek, tetapi bukan berarti diagram ini tidak ada
kekurangannya. Tabel 7.1 Berikut ini menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari gantt chart.
Terdapat duah buah teknik untuk mengvisualisasikan network diagram, yaitu Precedence
Diagramming Method (PDM) dan Arrow Diagramming Method (ADM). Gambar 7.2 diatas
merupakan contoh project network diagram. Kalau dilihat dari gambar 7.2, PDM merupakan
teknik menggambarkan jaringan menggunakan notasi persegi panjang yang dihubungkan dengan
anak panah untuk menunjukkan urutan dan ketergantungan dari aktivitas proyek. Sedangkan
ADM atau dikenal juga dengan sebutan Activity On Arrow (AOA) merupakan teknik
menggambarkan network diagram yang menunjukkan kegiatan proyek atau aktivitas pada anak
panah di dalam diagram. Contoh dari ADM dapat dilihat pada gambar 7.3 berikut ini.
Perbedaan mendasar antara AOA dengan PDM adalah letak dari aktifitasnya. Kalau AOA
aktifitas ada pada anak panahnya, sedangkan aktifitas pada PDM terletak pada note yang
digambarkan dalam bentuk persegi seperti pada gambar 6.6 diatas. Karena aktifitas dari PDM
terletak pada note nya, maka PDM ini juga dikenal dengan sebutan Activity On Node (AON).
Di dalam melakukan pengurutan aktivitas dalam PDM, terdapat istilah “Lead Time” dan
“Lag Time”. Lead Time adalah waktu yang dibutuhkan oleh satu aktivitas sebelum aktivitas
Sedangkan dari tabel 6.3 diatas, kalau digambarkan AON nya maka akan tergambar (secara
garis besar) seperti pada gambar 6.7.
Dari gambar 6.8 dibawah ini terlihat bahwa (Wikimedia Foundation, Inc, 2012);
Aktifitas digambarkan oleh anak panah dan diberi kode A, B, C, D, E dan F. Kode A, B,
C, D, E dan F merupakan simbol untuk kegiatan yang sudah terdefinisikan.
Pada Anak panah diberikan juga keterangan berapa lama perkiraan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan aktifitas tersebut.
Event digambarkan pada titik (lingkaran) yang diberi nomor berurutan dari awal hingga
akhir diagram. Penomoran dengan kode 10, 20, 30, 40 dan 50. Penomoran ini tidak
mutlak harus begitu, kalaupun dalam contoh tersebut diberikan selang 10 karena untuk
memberi ruang apabila nantinya diperlukan penambahan aktifitas di antara masing-
masing titik, misalnya diantara titik 10 dan 20, akan ditambahkan titik 15.
Diagram PERT ini memang sangat membantu, tetapi diagram ini juga mempunyai kekurangan
yang cukup mengganggu. Adapun kelemahan dari diagram ini terletak pada saat menentukan estimasi
waktunya. Dalam menentukan waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif
dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis dalam
menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.
Anggaran Proyek
Berikut konsep-konsep yang berhubungan dengan anggaran royek, yang perlu dipahami
sebelum lebih jauh membahas anggaran. Anggaran proyek adalah fungsi dari tugas atau kegiatan
proyek, durasi tugas dan kegiatan, urutannya, dan sumber daya yang diperlukan.
Sumber daya yang digunakan pada proyek akan memiliki: biaya, dan biaya penggunaan tugas atau
kegiatan tertentu harus dimasukkan dalam keseluruhan anggaran proyek.
Biaya-biaya ini diperhitungkan, manajer proyek dan organisasi tidak akan mengetahui biaya
sebenarnya dari proyek.
Perkiraan Biaya — Memperkirakan biaya aktivitas atau tugas tertentu dengan perkiraan durasi.
Proses Penganggaran
Proses penentuan anggaran untuk suatu proyek adalah kegiatan mengumpulkan perkiraan biaya
kegiatan individu, atau paket pekerjaan, untuk mengembangkan perkiraan biaya total yang
Setelah jadwal proyek dan rencana proyek diterima, rencana proyek menjadi baseline
rencana yang akan digunakan sebagai tolok ukur, atau patokan, untuk melacak kemajuan aktual
proyek dengan rencana awal. Setelah diterima, proyek manajer dan tim proyek memiliki
kewenangan untuk melaksanakan atau melaksanakan rencananya.
ISYS6310
Information System Project Management
Week 7
Setelah mempelari “Pemantatuan dan Pengendalian Proyek “ pada sesi ini, diharapkan mahasiswa
mampu :
OUTLINE MATERI :
1. Pendahuluan
2. Analisis Pemangku Kepentingan
3. Pemantauan dan Pengendalian Proyek
4. Rencana Komunikasi Proyek
5. Metrik Proyek
6. Melaporkan Kinerja dan Kemajuan
7. Distribusi Informasi
8. Kesimpulan
Pendahuluan
Pemantauan dan pengendalian proyek menjadi tanggung jawab manajer proyek, bersama
dengan para pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa proyek dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan memberikan konstribusi nilai organisasi seperti yang diharapkan. Iingkup monitoring dan
pengedalian, dimulai dari yang pertama pemastian semua masukan yang dibutuhkan proyek apakah
sudah sesuaigan yang dibutuhkan proyek dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Yang keduanya
serahan yang sering dikenal dalam proyek adalah deliverabel, harus dipastikan dari tingkatan aktivitas,
tahapan dan keseluruhan hasil dari proyek, selain produk dan sistem termasuk dokumentasi proyek.
Monitoring dan pengendalian yang utama, sebagai tanggung jawab manajer dan tim proyek,
yaitu pemantauan dan monitoring semua tugas dan kegiatan proyek, apa sudah dikerjakan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku, sudah dilakuakn secara efektif dan efisien serta
mematuhi standar-standar dan target yang ditentukan. Penyimpangan yang diidentifikasi, dijadikan
dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan.
Proses-proses tersebut diperlukan untuk melacak, meninjau, dan mengatur kemajuan dan
kinerja proyek; mengidentifikasi setiap area di mana perubahan rencana diperlukan; dan memulai
perubahan yang diperlukan. Pemantauan, pada dasarnya adalah kegiatan untuk mengumpulkan data
kinerja proyek, menghasilkan ukuran kinerja, dan melaporkan serta menyebarluaskan informasi
kinerja. Pengendalian adalah membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang direncanakan,
menganalisis varians, menilai kesenjangan dan kencederungan untuk melakukan upaya perbaikan
proses, mengevaluasi kemungkinan alternatif, dan merekomendasikan tindakan korektif yang tepat
sesuai kebutuhan.
Manfaat dari proses pemantauan dan pengendalian ini, adalah bahwa kinerja proyek diukur dan
dianalisis secara berkala, antara yang direncanakan dengan kejadian yang sebenarnya, atau ketika
Memantau aktivitas proyek yang sedang berlangsung terhadap rencana manajemen proyek dan
baseline proyek; dan
Mempengaruhi faktor-faktor yang dapat menghindari proses kontrol perubahan sehingga hanya
perubahan yang disetujui yang diterapkan.
Sesi ini mencakup bagan organisasi atau hierarkis, yang mendefinisikan garis wewenang resmi dan
komunikasi, hubungan tak terelakkan dan kerja internet orang dalam organisasi.
Melakukan analisis pemangku kepentingan untuk memahami organisasi informal karena dapat
membantu manajer proyek dan tim lebih memahami politik dan budaya organisasi, serta memberikan
wawasan yang lebih luas tentang siapa yang membuat keputusan penting dan mengapa keputusan
tertentu. Analisis pemangku kepentingan memberikan dasar untuk mengembangkan rencana
komunikasi proyek.
Mengembangkan rencana proyek dasar yang realistis dan efektif adalah penting, tetapi hanya bagian
dari solusi.
Ini akan memungkinkan dia untuk membuat keputusan yang terinformasi dengan baik, melakukan
tindakan yang tepat ketika diperlukan, atau membuat penyesuaian terhadap rencana proyek
Organisasi Informal
Organisasi formal adalah struktur yang diterbitkan yang mendefinisikan garis wewenang resmi,
tanggung jawab, dan hubungan pelaporan
Struktur formal memberitahu kita bagaimana individu atau kelompok dalam suatu organisasi harus
berhubungan satu sama lain, itu tidak memberitahu kita bagaimana mereka benar-benar
menghubungkan organisasi informal dan otoritas dari organisasi yang tidak dapat dihindari.
Pemangku kepentingan
Pemangku kepentingan adalah individu, kelompok, atau bahkan organisasi yang memiliki saham, atau
klaim, dalam proyek tersebut
Analisis pemangku kepentingan sebagai sarana untuk menentukan siapa yang harus terlibat dengan
proyek dan memahami peran yang harus mereka mainkan.
Bagaimana mengembangkan analisis pemangku kepentingan, seseorang dapat memulai dengan bagan
organisasi yang dipublikasikan dan kemudian menambahkannya sebagai kompleksitas organisasi
informal menjadi dikenal.
Kembangkan daftar pemangku kepentingan. Sertakan individu, kelompok, dan organisasi yang
harus menyediakan sumber daya untuk proyek atau yang berkepentingan dengan hasil proyek
yang sukses atau tidak berhasil.
Identifikasi minat stakeholder dalam proyek (untuk setiap pemangku kepentingan), positif atau
negatif
Berikan skala minat mereka pada proyek ((-5 hingga +5 untuk contoh)
Identifikasi tujuan untuk setiap pemangku kepentingan. Ini mungkin termasuk hal-hal seperti
menyediakan sumber daya khusus, keahlian, atau panduan yang menavigasi melalui perairan
politik organisasi.
Banyak tugas dan kegiatan yang didefinisikan dalam rencana proyek membutuhkan waktu
lebih lama dari yang diperkirakan. Jadwal itu bermasalah. Dengan tenggat waktu menjulang dalam
jarak dekat, tim mulai mengambil jalan pintas dalam upaya untuk menjaga proyek di jalurnya.
Banyak hal terjadi pada proyek-proyek yang berada di luar kendali kita. Jika manajer proyek
telah mengidentifikasi masalah ini sebelumnya dan menganalisis dampaknya, dia kemudian dapat
menyusun beberapa tindakan alternatif dan perkiraan dampaknya terhadap jadwal dan anggaran
proyek. Manajer proyek berusaha untuk bereaksi terhadap kejadian tak terduga ini. Misalnya, sumber
daya dapat dipindahkan ke tugas atau proses yang berbeda dan standar mungkin diabaikan.Dengan
mengatasi masalah sejak dini, reaksi berantai dan berdampak pada kegiatan proyek lainnya dapat
diminimalkan. Di sana dia akan kurang berdampak pada jadwal dan anggaran proyek.
Oleh karena itu, perencanaan dan estimasi tidak cukup. Sebuah proyek membutuhkan sistem
peringatan dini agar semuanya berjalan sesuai rencana. Sistem peringatan dini ini memungkinkan
manajer proyek untuk mengontrol dan memantau kemajuan proyek, mengidentifikasi masalah secara
dini, dan mengambil tindakan korektif yang tepat.
Rencana Dasar
Rencana baseline menyediakan patokan, yang memungkinkan manajer proyek untuk mengukur
kinerja proyek terhadap harapan yang direncanakan. Setelah rencana dasar disetujui, kemajuan
sebenarnya dapat dibandingkan dengan apa yang direncanakan. Proses ini sering disebut sebagai
membandingkan kinerja aktual dengan yang direncanakan, dan perbandingannya relatif mudah dan
langsung ketika menggunakan paket perangkat lunak manajemen proyek.
Kontrol proyek, memastikan bahwa proses dan sumber daya tersedia untuk membantu manajer
proyek memantau proyek. Kontrol memiliki konotasi negatif, ia menyediakan kemampuan untuk
mengukur kinerja, memperingatkan manajer proyek untuk situasi masalah, dan membuat orang
bertanggung jawab. Kontrol juga memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efisien dan efektif
sambil memandu proyek menuju bulan Mei. Kontrol dapat bersifat internal untuk proyek (yaitu,
ditetapkan oleh komite atau metodologi tata kelola proyek) atau eksternal (yaitu, sel oleh pemerintah
atau standar industri).
Identifikasi Pemangku Kepentingan. Termasuk proses mengidentifikasi orang atau organisasi yang
memiliki minat positif atau negatif dalam hasil proyek. Analisis pemangku kepentingan dijelaskan
dalam Bab 4 untuk memfasilitasi pemahaman organisasi informal.
Kelola Harapan Pemangku Kepentingan.Memastikan bahwa komunikasi yang jelas, konsisten, dan
tepat waktu memenuhi kebutuhan informasi dan bahwa setiap masalah pemangku kepentingan
proyek diselesaikan.
Laporan Kinerja. Berfokus pada pengumpulan dan penyebaran informasi proyek ke berbagai
pemangku kepentingan proyek. Ini harus mencakup status, kemajuan, dan laporan perkiraan.
o Jenis laporan atau metrik - Tergantung pada kebutuhan informasi dari pemangku
kepentingan tertentu, laporan atau mekanisme pelaporan tertentu dapat diidentifikasi.
o Medium atau format - Medium atau format menentukan bagaimana informasi akan
disediakan.
Terlepas dari seberapa baik suatu proyek direncanakan, situasi yang tidak terduga akan
memerlukan penyesuaian terhadap jadwal dan anggaran proyek. Seorang manajer proyek tidak akan
kehilangan kredibilitas karena kejadian atau situasi yang tidak terduga muncul. Dia akan,
bagaimanapun, kehilangan (atau memperoleh) kredibilitas dalam hal bagaimana mereka menangani
situasi tertentu. Panduan PMBOK® menyediakan fondasi dasar mengenai Kelompok Proses
Pemantauan dan Pengendalian, yang menyatakan bahwa proses pemantauan dan pengendalian
mencapai tiga hal:
Melacak, meninjau, dan mengatur kemajuan dan kinerja proyek
Identifikasi setiap area di mana perubahan rencana diperlukan
Mulai perubahan terkait (PMI, 2017)
Project Metric
Metrik proyek dapat didefinisikan sebagai pengukuran kualitatif dari beberapa atribut proyek.
Metrik ini harus diperoleh dari data yang dapat diukur dan terukur
Rencana komunikasi yang dijelaskan pada bagian sebelumnya adalah output dari proses
perencanaan komunikasi. Sistem metrik proyek harus ada untuk mendukung persyaratan informasi
untuk semua pemangku kepentingan.
Scope
Schedule
Budget
Resources
Quality
Risk
Sistem Pengukuran Proyek Haruskah memungkinkan tim untuk mengukur kemajuannya sendiri,
Didesain oleh tim proyek, mengikuti standar perusahaan atau yang disepakati bersama. Harus
sedesrhana dengan mengadopsi dan gunakan hanya beberapa langkah untuk memahami dan mengert
apa yang dilaporkan. Yang pasti harus dapat melacak hasil dan kemajuan proyek
$ 40.000
4 bulan
Biaya yang direncanakan atau dianggarkan dari pekerjaan yang dijadwalkan untuk suatu kegiatan atau
komponen dari WBS
Dalam kasus kami, nilai yang kami rencanakan untuk setiap tugas adalah $ 2.000
Dalam kasus kami, $ 40.000 adalah BAC kami karena ini adalah apa yang kami harapkan untuk
membayar proyek yang telah selesai
1 $2,000
2 $2,000
3 $2,000
4 $2,000
5 $2,000
6 $2,000
7 $2,000
8 $2,000
9 $2,000
10 $2,000
11 $2,000
12 $2,000
13 $2,000
14 $2,000
15 $2,000
16 $2,000
17 $2,000
18 $2,000
19 $2,000
20 $2,000
Biaya sebenarnya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau komponen dari WBS
Atau, kami harus menulis cek sebesar $ 8.000 untuk tiga tugas yang diselesaikan di Bulan 1
Pengukuran kinerja yang memberi tahu kita berapa banyak anggaran yang seharusnya kita habiskan
untuk pekerjaan yang diselesaikan
Kami harus membayar konsultan kami $ 8.000 dalam biaya sebenarnya meskipun kami harus
membayar mereka hanya $ 6.000
Cost Variance (CV) - perbedaan antara biaya estimasi komponen tugas atau WBS dan biaya aktualnya:
CV = EV - AC
Cost Performance Index (CPI) - persentase pekerjaan yang diselesaikan per dolar yang dihabiskan
Pengukuran Jadwal
Schedule Variance (SV) - perbedaan antara kemajuan proyek saat ini dan jadwal aslinya atau yang
direncanakan
SV = EV - PV
Schedule Performance Index (SPI) - rasio pekerjaan yang dilakukan untuk pekerjaan yang
dijadwalkan.
SPI
Bagaimana jika variasi ini dari jadwal dan anggaran yang direncanakan kami adalah tipikal dan kami
mengharapkan mereka untuk melanjutkan?
Bagaimana jika mereka tidak biasa dan kami tidak mengharapkan mereka untuk melanjutkan?
Memperkirakan nilai total atau final yang paling mungkin berdasarkan kinerja proyek kami dan risiko
apa pun yang harus dipertimbangkan
Kami dapat memperbaiki seluruh anggaran dan jadwal dan memulai kembali, ... atau
Kami dapat menggunakan metrik kinerja proyek saat ini untuk mengembangkan gambaran yang lebih
realistis
Bergantung pada apakah kami percaya bahwa variasi ini khas dan diharapkan untuk berlanjut atau
tidak khas - yaitu, kami tidak mengharapkan variasi atau masalah saat kami melanjutkan proyek ini.
Laporan manajer proyek dapat bersifat formal atau informal dan mencakup berbagai pemangku
kepentingan proyek. Tujuannya adalah untuk tidak hanya menunjukkan bukti bahwa pekerjaan proyek
telah selesai, tetapi juga bahwa pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan standar tertentu atau
persyaratan yang disepakati. Ada beberapa kategori laporan manajer proyek:
2. Status reporting-Laporan status kemajuan menggambarkan keadaan proyek saat ini. Secara
umum, laporan status membandingkan kemajuan aktual proyek dengan rencana dasar atau
baseline. Laporan status dapat mencakup, analisis varians yang membandingkan jadwal aktual
dan informasi biaya dengan jadwal dan anggaran dasar.
3. Progress reporting - Laporan kemajuan memberi tahu kita apa yang sudah diselesaikan oleh
tim proyek. Laporan ini dapat membandingkan kegiatan atau tugas yang diselesaikan dengan
kegiatan atau tugas yang digariskan dalam jaringan proyek asli.
4. Forecast reporting- Laporan perkiraan berfokus pada prediksi status masa depan atau
kemajuan proyek. Termasuk analisis nilai yang diperoleh yang memberi tahu kita berapa
banyak dana yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
Distribusi informasi
Untuk menyelesaikan rencana komunikasi proyek, manajer proyek dan tim harus menentukan
bagaimana dan kapan informasi yang diperlukan akan disampaikan kepada berbagai pemangku
kepentingan. Selain itu, penting bahwa para pemangku kepentingan mau berbagi informasi. Meskipun
berbagai media ada. sebagian besar komunikasi akan melibatkan
Pertemuan Tatap Muka (Face to Face), banyak hal dapat dipelajari dari pertemuan tatap
muka. Pertemuan semacam itu dapat berkisar dari percakapan informal hingga pertemuan
dan presentasi yang lebih formal. Keuntungan dari pertemuan tatap muka adalah bahwa
seseorang dapat melihat ekspresi dan bahasa tubuh satu sama lain.
Teknologi kolaborasi, ada berbagai alat teknologi informasi untuk mendukung komunikasi
dan kolaborasi. Sudah banyak aplikasi yang mendukung komunikasi dan kolaborasi,
termasuk piranti lunak manajemen proyek yang terbarukan.
Sehubungan dengan pertanggung jawaban dari tim dan manajer proyek, meyakinkan para
pemangku kepentingan akan kinerjanya dalam mengelola organisasi proyek, manajer dihadapkan pada
kenyataan adanya bentuk organisasi formal dan organisasi informal. Pertama organisasi formal, dalam
hal struktur organisasi atau hierarkis, yang mendefinisikan garis wewenang resmi dan komunikasi,
organisasi informal termasuk hubungan informal dan internetworking orang-orang dalam organisasi
yang berkembang dari waktu ke waktu. Memahami sisi formal dan informal dari suatu organisasi
adalah penting karena akan membantu manajer proyek dan tim proyek lebih memahami politik dan
budaya organisasi dan memberikan wawasan yang lebih besar ke dalam proses pengambilan
keputusan.
Perencanaan dan estimasi proyek adalah proses yang sangat penting. Untuk menjadi lebih
berguna, rencana proyek harus akurat dan realistis. Namun, rencana terbaik pun akan gagal jika
manajer proyek dan tim tidak mengikuti rencana atau tahu kapan harus mengambil tindakan korektif.
Seorang manajer proyek harus mampu mengendalikan proyek dan mengidentifikasi masalah, masalah,
dan situasi yang akan mempengaruhi baik jadwal maupun anggaran proyek.
Untuk keperluan analisis dan penyiapan data, diperlukan sistem pengukuran standar dan
pelaporan yang memungkinkan manajer proyek untuk mengidentifikasi situasi ini lebih awal sehingga
berbagai tindakan korektif dapat dinilai dan direkomendasikan. Meskipun sponsor proyek mungkin
tidak menyukai berita buruk, itu lebih baik, seorang manajer proyek untuk menyampaikan berita yang
bermasalah lebih awal daripada membuat manajemen tingkat atas tidak menyadari situasi tersebut.
Rencana komunikasi proyek dapat bersifat formal atau informal, tergantung pada ukuran
proyek dan jumlah pemangku kepentingan proyek, tetapi harus mendukung cara komunikasi yang
efektif dan efisien di antara berbagai pemangku kepentingan proyek. Pengembangan rencana
komunikasi berfokus pada identifikasi berbagai pemangku kepentingan dan persyaratan informasi
mereka. Selain itu, rencana tersebut juga menetapkan harapan dalam hal bagaimana dan kapan
Saat ini, sejumlah alat dan teknologi - tersedia untuk mendukung berbagai kebutuhan
pemangku kepentingan proyek; namun, bentuk komunikasi yang lebih kaya, seperti pertemuan tatap
muka, adalah penting dan lebih tepat dalam situasi tertentu.
1. Marchewka J. T. (2015). Information Technology Project Management. 5th. John Wiley & Sons
Inc.., River Street, Hoboken, NJ., ISBN: 978-1-118•91101-3 .
2. Olson, David L. Olson.(2015). Information System Project Management, Business Expert Press,
New York, ISBN-13: 978-1-63157-122-0 (paperback), ISBN-13: 978-1-63157-123-7 (e-book)
3. Schwalbe, Kathy. (2016). Information technology project management. 8th Edition. Cengage
Learning. Student Edition. ISBN-13: 978-1-285-45234-0.
ISYS6310
Information System Project Management
Week 8
OUTLINE MATERI :
• Pendahuluan
• Manajemen Risiko Proyek
• Mengidentifikasi Risiko Proyek
• Analisis dan Penilaian Risiko
• Strategi Risiko
• Pemantauan dan Pengendalian Risiko
• Menanggapi dan Mengevaluasi Tanggapan terhadap Risiko
• Mengelola Kualitas Proyek:
• Filosofi Berkualitas
• Kemampuan Proses dan Kematangan
• Rencana Pengelolaan Kualitas ProyekKesimpulan
• Kesimpulan
Pendahuluan
Dalam sebuah proyek sistem informasi, risiko akan kegagalan sangat besar. Sehingga
dibutuhkan perencanaan yang matang untuk menghadapi risiko tersebut. Perencanaan risiko
proyek merupakan sebuah pertimbangan paling penting dalam pelaksanaan proyek. Salah
satu bentuk kegagalannya agalah tidak dipenuhinya cakupan dari proyek, karena tidak
dipenuhinya standar-standar proses, fitur-fitur dari serahan atau deliverabel.Dengan kata lain
proyek tidak bisa memenuhi standar kualitas baik proses maupun luaran seperti yang
dijanjikan kepada pemangku kepentingan. Dua aspek penting dalam proses manajemen
proyek, untuk memamastikan akan kemampuan untuk dapat mengeliminasi resiko yang
terjadi, dan memenuhi kualitas proses-proses dan serahan adalah dengan mengelola resiko
proyek dan kualitas proyek
Risiko Proyek
Panduan PMBOK @ mendefinisikan risiko proyek sebagai: kejadian atau kondisi
yang tidak pasti yang, jika terjadi, memiliki efek positif atau negatif pada satu atau lebih
tujuan proyek seperti ruang lingkup, jadwal, biaya, dan kualitas. Risiko proyek muncul dari
ketidakpastian, yang berasal dari upaya kami untuk memprediksi masa depan berdasarkan
perkiraan, asumsi, dan informasi yang terbatas. Meskipun risiko proyek memiliki kerugian
yang diakibatkan oleh masalah atau ancaman yang tidak terduga, manajemen risiko proyek
juga harus fokus pada peristiwa atau peluang positif. Oleh karena itu, penting bagi kita
untuk memahami apa saja kejadian tersebut dan bagaimana mereka dapat mempengaruhi
proyek di luar tujuannya. Penting juga bahwa kita tidak hanya memahami sifat risiko proyek
tetapi juga bagaimana risiko-risiko tersebut berinteraksi dan berdampak pada aspek-aspek
lain dari proyek sepanjang hidup suatu proyek.
Manajemen Risiko Proyek adalah proses melakukan perencanaan manajemen risiko,
identifikasi, analisis, perencanaan respons, pelaksanaan respons, dan pemantauan risiko
Manajemen risiko yang efektif membutuhkan proses yang sistematis dan komitmen
untuk mengikuti proses tersebut oleh para pemangku kepentingan proyek. Enam langkah
termasuk:
1. Buat Rencana Risiko
2, Identifikasi Risiko
3, Analisis Risiko
4. Kembangkan Strategi Resiko
S. Risiko Monitor dan Kontrol
6, Menanggapi dan Mengevaluasi Risiko
Kalau dilihat dari definisi diatas, maka risiko proyek itu harus di-manage. Sehinggal,
hal yang tercakup dalam manajemen proyek risiko (lebih tepat kalau disebut proyek
Identifikasi Resiko
Setelah komitmen telah diperoleh dan persiapan telah dilakukan, langkah berikutnya
memerlukan identifikasi berbagai risiko terhadap proyek. Baik ancaman maupun peluang
harus diidentifikasi. Ketika mengidentifikasi ancaman terhadap proyek, mereka harus
diidentifikasi dengan jelas sehingga masalah yang sebenarnya, bukan hanya gejala,
ditangani. Selain itu, penyebab dan efek dari setiap risiko harus dipahami sehingga strategi
yang efektif dan tanggapan dapat dilakukan. Identifikasi risiko berhubungan dengan
mengidentifikasi dan membuat daftar ancaman dan peluang yang dapat mempengaruhi nilai
Mengidentifikasi dan memahami risiko yang akan berdampak pada proyek tidak
selalu merupakan tugas yang mudah. Banyak risiko dapat mempengaruhi proyek dengan
cara yang berbeda dan selama fase yang berbeda dari siklus hidup proyek. Oleh karena itu,
proses dan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko harus mencakup pandangan
Learning Cycle
Siklus belajar yaitu konsep siklus belajar diperkenalkan di bab sebelumnya. Tim
proyek dan pemangku kepentingan dapat menggunakan teknik ini, di mana mereka
mengidentifikasi fakta (apa yang mereka ketahui), asumsi (apa yang mereka pikir mereka
ketahui), dan pertanyaan yang harus dijawab (hal-hal yang perlu diketahui), untuk
mengidentifikasi berbagai risiko. Dengan menggunakan ketiga kategori ini, kelompok dapat
membuat rencana aksi untuk menguji asumsi dan melakukan penelitian tentang berbagai
risiko. Berdasarkan temuan tim, risiko dan pelajaran yang didapat kemudian dapat
didokumentasikan.
Brainstorming
Brainstorming adalah kegiatan yang kurang terstruktur daripada siklus belajar Di
sini, tim dapat menggunakan kerangka risiko proyek dan WBS untuk mengidentifikasi
risiko (yaitu, ancaman dan peluang) dimulai dengan fase siklus hidup proyek dan bekerja
menuju kerangka kerja inti atau MOV atau bekerja dari MOV ke luar menuju fase proyek.
Kunci untuk melakukan brainstorming adalah mendorong kontribusi dari semua orang
dalam kelompok. Gagasan harus dibuat tanpa dievaluasi. Begitu ide dihasilkan oleh
kelompok secara keseluruhan, hanya setelah itu mereka dapat didiskusikan dan dievaluasi
oleh kelompok.
Proses NGT:
1. Setiap orang secara diam-diam menulis dia atau ide-idenya di selembar kertas.
2. Setiap ide kemudian ditulis di papan atau flip chart satu per satu dalam mode
round-robin sampai setiap individu telah mencantumkan semua ide-idenya.
3. Kelompok kemudian membahas dan menjelaskan masing-masing ide.
4. Setiap individu kemudian diam-diam menyusun dan memprioritaskan ide.
5. Kelompok ini kemudian membahas peringkat dan prioritas ide-ide tersebut.
6. Setiap individu memberi peringkat dan memprioritaskan ide lagi.
7. Peringkat dan prioritisasi kemudian dirangkum untuk grup.
Teknik Delphi
Jika waktu dan sumber daya tersedia, sekelompok ahli dapat dikumpulkan tanpa
harus bertemu muka dengan muka. Dengan menggunakan teknik Delphi, sekelompok ahli
diminta untuk mengidentifikasi potensi risiko atau untuk mendiskusikan dampak dari risiko
tertentu. Awalnya, untuk mengurangi potensi bias, para ahli tidak diketahui satu sama lain.
Tanggapan mereka dikumpulkan dan tersedia secara anonim satu sama lain. Para ahli
kemudian diminta untuk memberikan tanggapan lain berdasarkan putaran tanggapan
sebelumnya. Proses ini berlanjut sampai ada konsensus. Keuntungan menggunakan teknik
Delphi adalah potensi untuk mendapatkan pandangan berwawasan dari ancaman atau
peluang; tetapi, prosesnya membutuhkan waktu dan dapat menghabiskan sebagian besar
sumber daya proyek.
Wawancara
Teknik lain yang berguna untuk mengidentifikasi dan memahami sifat risiko proyek
adalah dengan mewawancarai berbagai pemangku kepentingan proyek. Teknik ini terbukti
bermanfaat untuk menentukan titik pandang alternatif; tetapi, kualitas informasi yang
SWOT analysis
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Peluang, dan Ancaman.
Brainstorming, NGT, atau teknik Delphi bisa digunakan untuk mengidentifikasi dan
memahami sifat risiko proyek dengan mengkategorikan risiko menggunakan kerangka kerja.
Kegunaan dari analisis SWOT adalah untuk memungkinkan tim proyek untuk
mengidentifikasi ancaman dan peluang serta sifat mereka dalam hal proyek atau kekuatan
dan kelemahan organisasi.
Salah satu tema dalam teks ini adalah integrasi pengetahuan yang dikelola ment
untuk mendukung proses manajemen proyek. Pelajaran yang didapat dari proyek
Analisis Resiko
Kerangka kerja dan alat yang diperkenalkan di bagian sebelumnya memberikan awal untuk
mengidentifikasi dan memahami alam karena mencakup penilaian subyektif berdasarkan
pengalaman atau intuisi. Kuantitatif analisis. di sisi lain, didasarkan pada teknik statistik. sifat
risiko proyek. Langkah selanjutnya mengharuskan risiko-risiko itu dianalisa untuk menentukan
ancaman atau peluang apa yang perlu mendapat perhatian atau tanggapan. Ini memberikan
pendekatan sistematis untuk mengevaluasi risiko yang diidentifikasi oleh pemangku kepentingan
proyek. Tujuannya adalah untuk menentukan setiap probabilitas dan dampak risiko yang
teridentifikasi pada proyek dan kemudian memprioritaskan risiko sehingga strategi risiko yang
efektif dapat dirumuskan. Singkatnya, risiko mana yang membutuhkan tanggapan? Untuk tingkat
yang besar, ini akan ditentukan oleh toleransi pemangku kepentingan proyek terhadap risiko.
Ada dua pendekatan dasar untuk menganalisis dan menilai risiko proyek. Pendekatan
pertama lebih kualitatif dalam Setiap pendekatan memiliki kekuatan dan keunikan tersendiri
Tim proyek akan melakukan pekerjaan yang lebih menyeluruh untuk mengidentifikasi
risiko di awal proyek dan mengurangi kemungkinan terkejut nantinya. Risiko yang
diidentifikasi oleh tim dapat dikategorikan sebagai eksternal atau internal proyek. Itu risiko
internal adalah tanggung jawab langsung dari manajer atau tim proyek, sementara risiko
eksternal dapat terjadi berada di luar kendali mereka. Apapun, risiko eksternal dan internal
harus dipantau dan tanggapan harus dirumuskan.
Selain itu, seorang manajer proyek dapat menghadapi peluang yang dapat memiliki dampak
positif pada tujuan dan sasaran proyek. Dalam hal ini, salah satu strategi berikut mungkin sesuai:
• Eksploitasi - Strategi ini mencoba memanfaatkan situasi untuk memastikan bahwa peluang itu
terwujud. Misalnya, tim proyek dapat memanfaatkan metodologi atau alat pengembangan
sistem baru untuk mengurangi waktu atau biaya pengembangan, atau untuk meningkatkan
kualitas keseluruhan sistem, produk, atau layanan.
• Berbagi Kepemilikan — Dalam hal ini, peluang dapat dibagikan dengan pihak lain yang dapat
menangkap manfaat dari peristiwa positif dengan lebih baik. Ini dapat mencakup kemitraan
atau usaha bersama dengan vendor atau pelanggan sehingga semua yang terlibat dapat
memperoleh keuntungan dari kepemilikan bersama ini.
Setelah risiko dan strategi proyek diidentifikasi, mereka dapat didokumentasikan sebagai bagian
dari rencana respons risiko. Rencana ini harus mencakup hal-hal berikut:
• Risiko proyek
• Pemicu yang menandai apakah risiko telah terjadi
• Pemilik risiko (yaitu, orang atau kelompok yang bertanggung jawab untuk memantau
risiko dan memastikan bahwa respons risiko yang tepat dilakukan)
• Respons risiko berdasarkan salah satu dari empat strategi risiko dasar
• Sumber daya yang tersedia bagi pemilik risiko
Selain itu, seorang manajer proyek dapat menghadapi peluang yang dapat memiliki
dampak positif pada tujuan dan sasaran proyek. Dalam hal ini, salah satu strategi berikut
mungkin sesuai:
• Eksploitasi - Strategi ini mencoba memanfaatkan situasi untuk memastikan bahwa peluang
itu terwujud. Misalnya, tim proyek dapat memanfaatkan metodologi atau alat pengembangan
sistem baru untuk mengurangi waktu atau biaya pengembangan, atau untuk meningkatkan
kualitas keseluruhan sistem, produk, atau layanan.
• Berbagi Kepemilikan — Dalam hal ini, peluang dapat dibagikan dengan pihak lain yang
dapat menangkap manfaat dari peristiwa positif dengan lebih baik. Ini dapat mencakup
kemitraan atau usaha bersama dengan vendor atau pelanggan sehingga semua yang terlibat
dapat memperoleh keuntungan dari kepemilikan bersama ini.
• Peningkatan — Strategi ini berupaya meningkatkan kemungkinan dan / atau dampak dari
peluang tersebut. Misalnya, sumber daya yang lebih terampil atau berpengetahuan mungkin
ditugaskan untuk kegiatan atau tugas tertentu untuk meningkatkan kualitas atau
menyelesaikan tugas lebih awal dari yang direncanakan.
• Penerimaan - Ini menyiratkan bahwa manajer proyek dan tim memiliki pikiran terbuka
sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang jika muncul tanpa secara aktif mengejar itu.
• Tanggapan terhadap risiko tertentu dalam hal ancaman dapat mengikuti salah satu strategi
berikut:
• Menerima atau mengabaikan — Memilih untuk menerima atau mengabaikan risiko tertentu
adalah pendekatan yang lebih pasif terhadap respons risiko. Para pemangku kepentingan
proyek dapat berharap bahwa risiko tidak akan terjadi atau hanya tidak mengkhawatirkannya
kecuali hal itu tidak terjadi. Ini bisa masuk akal untuk risiko yang memiliki probabilitas
1. Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk atau karakteristik
operasi suatu produk.
2. Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk yang lain yang merupakan
karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan.
3. Reliability, yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau
kemungkinan karena kerusakan yang rendah.
4. Conformance, yaitu kesesuaian syarat atau ukuran tertentu, sejauh karakteristik desain
dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan.
5. Durability, yaitu tingkat ketahanan suatu produk.
6. Serviceability, yaitu kemudahan produk bila akan diperbaiki atau kemudian memperoleh
komponen produk tersebut.
7. Aesthetic, yaitu keindahan atau daya tarik suatu produk.
8. Perseption, yaitu fanatisme akan merk suatu produk tertentu karena citra atau reputasi
produk.
Kualitas sebuah proyek sangat penting karena berhubungan langsung dengan keberhasilan
proyek tersebut. Banyak contoh proyek sistem informasi yang sukses dan gagal akibat kualitas
proyek. Proses kualitas agak sedikit berbeda untuk pengembangan sistem informasi. Kualitas
perencanaan, proses dan pengendalian sangat penting di industri perangkat lunak. Sistem yang
dibuat dan digunakan harus tanpa kesalahan. Jadi, kualitas adalah bicara tentang memberikan
2. Metodologi Kualitas.
Sejak berkembangnya pemahaman dan kesadaran akan kualitas, terdapat banyak pelopor
manajemen kualitas diantaranya adalah;
a. Frederick W. Taylor
Frederick Winslow Taylor merupakan seorang tokoh yang mengembangkan manajemen
ilmiah. Taylor merupakan seorang sarjana tehnik yang mendalami bidang kerja pabrik
terutama melakukan penelitian untuk memperoleh cara terbaik dalam memotong besi
baja.
Disebut sebagai “The Father of Scientific Management” karena melakukan revolusi
mendasar terhadap cara penyelesaian pekerjaan. Prinsip dasar dari Taylor ini adalah
melakukan analisis ilmiah terhadap suatu pekerjaan akan menghasilkan cara terbaik
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sedangkan secara manajemen, Taylor
memperkenalkan empat prinsip, yaitu;
• Menggantikan metode rule of thumb dengan berbagai metode yang dikembangkan
atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
• Lakukan seleksi, pelatihan dan pengembangan karyawan secara ilmiah, yakni
sesuaikan keahlian dan kemampuan karyawan dengan jenis pekerjaan yang
ditekuninya, agar memungkinkan para karyawan mampu bekerja dengan baik dan
sesuai dengan bidangnya.
• Adanya pembagian kerja dan tanggung jawab yang seimbang antara semua karyawan
dan manajer.
c. Joseph Juran, yang dikenal dengan prinsip Pareto atau aturan 80/20. Prinsip pareto
adalah aturan yang digunakan untuk mengindikasikan bahwa sebagian kecil dari isue
dapat menghasilkan banyak pekerjaan dari proyek. Aturan ini dapat diterapkan dengan
berbagai variasi.
d. Philip B. Crosby, beliau adalah pendiri dari Philip Crosby Associates yang
mendedikasikan karirnya untuk meyakinkan para manager bahwa mencegah masalah
lebih murah daripada memperbaikinya. Crosby mendefinisikan kualitas bahwa
perusahaan dapat dengan mudah melihat keberadaan kualitas atau tidak di tenmpat kerja.
e. Kaoru Ishikawa, yang dikenal dengan diagram sebab akibat (fishbone diagram) yang
digunakan untuk mengekplor potensi dan penyebab utama dari masalah.
Pada tabel 10.1 berikut ini merupakan perbandingan dari beberapa tokoh yang merumuskan
dan membahas tentang kualitas.
Perencanaan Kualitas
Perencanaan Kualitas adalah proses untuk mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dan
membangun rencana untuk meyakinkan proyek memenuhi standar. Perencanaan kualitas
biasanya dibuat pada saat yang sama dengan perencanaan proyek lainnya. Input untuk
perencanaan kualitas termasuk faktor lingkungan perusahaan, pengelolaan aset organisasi,
lingkup proyek, dan rencana mengelola proyek. Faktor lingkungan perusahaan termasuk
regulasi pemerintah yang harus dijalankan oleh perusahaan. Pengelolaan aset organisasi
termasuk faktor seperti kebijakan kualitas organisasi, kualitas yang berhubungan dengan
prosedur dan panduan, dan seluruh dokumentasi dari pelajaran yang di dapat dari proyek
sebelumnya.
Alat bantu lain yang digunakan selama perencanaan kualitas cost of quality (COQ).
Metode ini membandingkan biaya untuk meningkatkan kualitas dengan biaya yang
diakibatkan rendahnya kualitas. Lebih spesifik, biaya kualitas merepresentasikan sejumlah
uang yang hilang dari barang atau jasa yang dihasilkan pada periode pertama. Biaya ini
termasuk seluruh biaya dari pekerjaan ulang sampai perkara akibat dari kualitas yang rendah.
Estimasi dari biaya kualits berkisar antara 15 – 30 % dari seluruh total biaya.
Output dari tahap perencanaan kualitas termasuk rencana manajemen kualitas, metrik
kualitas, ceklist kualitas, rencana peningkatan proses, dasar kualitas dan perubahan rencana
manajemen proyek. Rencana manajemen kualitas (quality management plan) adalah rencana
untuk menentukan bagaimana mengukur kualitas yang akan diimplementasikan selama
proyek.
Komponen dari rencana kualitas dapat disimpulkan atas jawaban yang disampaikan
atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat pada tabel 10.2 berikut ini;
• Metrik kualitas (quality metrics) adalah definisi operasional pada proses yang
spesifik, kejadian atau produk dan termasuk penjelasan bagaimana mereka diukur dalam
kualitas.
• Ceklist kualitas (Quality Checklist) juga dihasilkan dari perencanaan kualitas dan juga
sebagai alat bantu yang digunakan untuk meyakinkan bahwa serangkaian aksi yang
spesifik dilakukan dengan benar. Rencana peningkatan proses (process improvement
plan) digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas yang tidak berguna dan aktivitas yang
tidak memiliki nilai tambah. Beberapa langkah dari rencana peningkatan proses adalah:
Dasar kualitas (quality baseline), output lain dari perencanaan kualitas. Ditetapkan
dalam tahap perencanaan kualitas untuk mengukur kinerja kualitas proyek. Dasar kualitas
mungkin menjadi acuan bagi metrik kinerja yang sudah lewat dari proyek yang sejenis, atau
dasar tersebut ditetapkan oleh seorang ahli dibidangnya.
Proses Jaminan Kualitas (quality assurance) terdiri dari semua aktivitas dan tindakan
yang dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa proyek memenuhi standar kualitas selama tahap
perencanaan kualitas. Jaminan kualitas biasanya diatur oleh bagian penjaminan mutu, grup
yang bertanggung jawab untuk membuat semua proses berjalan baik dan memenuhi
kebutuhan stakeholder.
Input untuk proses penjaminan kualitas termasuk rencana manajemen kualitas, metrik
kualitas, rencana perbaikan proses, informasi kinerja pekerjaan, permintaan perubahan yang
disetujui, pengukuran pengendalian kualitas, implementasi permintaan perubahan,
implementasi tindakan perbaikan, implementasi perbaikan kerusakan, dan implementasi
tindakan pencegahan.
Alat bantu dan teknik yang digunakan pada proses perencanaan kualitas dapat juga
digunakan selama penjaminan kualitas. Dua alat bantu baru yang digunakan dalam proses
penjaminan kualitas yaitu quality audit dan process analysis.
Quality audit adalah aktivitas yang dirancang untuk mereview prosedur manajemen
kualitas untuk mengidentifikasi pelajaran yang didapatkan sebelumnya. Auditor kualitas
biasanya menetapkan sejumlah perbedaaan pada pendahuluan proyek untuk mencari
Tabel 10.3. Contoh ceklist audit kualitas dari FDA’s Center for Devices and
Radiological Health (Fuller, Valacich, & George, 2008)
Quality Assurance Functions Yes No
Does the quality assurance unit or qualified designee do the following?
1. Approve or reject devices processed by another company
6. Assure that all quality system checks are appropriate and adequate
Alat bantu lainnya yang digunakan pada proses penjaminan kualitas adalah analisa
proses (process analysis), dimana yang diperiksa tidak hanya apa yang sudah dlakukan,
tetapi bagaimana hal itu dilakukan.
Output dari proses penjaminan mutu adalah perubahan yang diminta, rekomendasi
tindakan perbaikan, update dari aset proses organisasi, dan update dari rencana manajemen
proyek. Untuk menciptakan manfaat bagi stakeholder dan untuk menjamin kualitas secara
tepat, perubahan yang diminta seharusnya dicatat selama rekomendasi tindakan perbaikan.
Pengendalian Kualitas (quality control) adalah proses mengawasi hasil untuk
menetapkan jika standar kualitas proyek dapat dipenuhi. Informasi kinerja pekerjaan (Work
Performance Information) adalah ringkasan dari status proyek yang diserahkan, semua
pengukuran kinerja yang dikumpulkan dan semua perubahan yang diimplementasikan dari
rencana manajemen proyek yang asli.
Untuk pengendalian kualitas biasanya digunakan alat bantu. Banyak alat bantu dan
teknik yang tersedia untuk mengkonversi input menjadi output yang berkualitas diantaranya
Gambar 10.3. Contoh cause-effect diagram atau ishikawa diagram atau fish-bone
diagram
Manajemen risiko proyek juga menyediakan sistem peringatan dini untuk masalah
yang akan datang perlu ditangani atau diselesaikan. Meskipun risiko memiliki konotasi
negatif tertentu, proyek para pemangku kepentingan harus waspada dalam mengidentifikasi
peluang. Karena kegagalan mereka merencanakan sesuatu yang tidak diharapkan, banyak
organisasi menemukan diri mereka dalam keadaan krisis abadi yang dicirikan oleh
ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang efektif dan tepat waktu. Beberapa
kesalahan umum dalam mengelola risiko proyek meliputi:
• Tidak memahami manfaat manajemen risiko
• Tidak menyediakan waktu yang cukup untuk manajemen risiko
• Tidak mengidentifikasi dan menilai risiko menggunakan pendekatan standar
Manajemen risiko yang efektif membutuhkan proses yang sistematis dan komitmen
untuk mengikutinya proses oleh para pemangku kepentingan proyek. Kerangka kerja yang
menguraikan enam langkah untuk mengelola risiko proyek yang meliputi:
1. Buat Rencana Risiko
2. Identifikasi Risiko
3. Analisis Risiko
4. Kembangkan Strategi Resiko
5. Monitor dan Kontrol Risiko
6. Menanggapi dan Mengevaluasi Risiko
Proses menganalisis risiko membantu menentukan ancaman atau peluang apa yang
membutuhkan perhatian atau respons. Ini memberikan pendekatan sistematis untuk
mengevaluasi risiko proyek tersebut para pemangku kepentingan mengidentifikasi.
Tujuannya adalah untuk menentukan setiap probabilitas risiko yang teridentifikasi dan
berdampak pada proyek dan kemudian memprioritaskan risiko sehingga strategi risiko
yang efektif dapat dirumuskan. Analisis risiko kualitatif berfokus pada analisis subyektif
risiko berdasarkan pengalaman atau penilaian stakeholder proyek. Beberapa alat termasuk:
• Nilai yang diharapkan
• Tabel Pembayaran
Pendekatan kuantitatif untuk analisis risiko proyek termasuk teknik matematika atau
statistik yang memungkinkan kita untuk memodelkan situasi risiko tertentu.
• Distribusi probabilitas diskrit hanya menggunakan bilangan bulat atau bilangan bulat
di mana fraktur nilai tidak diizinkan atau tidak masuk akal. Misalnya, membalik koin
hanya akan memungkinkan dua hasil-kepala atau ekor. Jika Anda ingin menemukan
kemungkinan membalik koin yang adil ke udara dan memiliki hasil pendaratan koin
dengan kepala di sisi atas, hanya membagi jumlah kejadian yang menguntungkan
(kepala) dengan jumlah hasil total (kepala atau ekor) .
• Distribusi probabilitas kontinu berguna untuk mengembangkan model analisis risiko
ketika suatu acara memiliki jumlah tak terbatas dari nilai yang mungkin dalam
rentang yang distabil.
Meskipun dalam teori ada jumlah tak terbatas distribusi probabilitas, kami membahas
tiga distribusi probabilitas berkelanjutan yang lebih umum digunakan dalam pemodelan
risiko. Ini termasuk distribusi normal, distribusi PERT, dan distribusi segitiga.
Jika kita tahu atau berasumsi bahwa probabilitas peristiwa risiko mengikuti distribusi
normal, kita dapat memprediksi hasil dengan keyakinan tertentu karena aturan
kemungkinan berikut ofthumb berlaku:
• Sekitar 68 persen dari semua nilai akan jatuh di anta
Simulasi Monte Carlo adalah teknik yang secara acak menghasilkan nilai spesifik
untuk variable dengan distribusi probabilitas spesifik. Simulasi berjalan melalui sejumlah
iterasi tertentu, atau uji coba, dan mencatat hasilnya. Tujuan dari analisis dan penilaian
risiko adalah untuk menentukan peluang dan ancaman apa yang harus ditangani. Tidak
layak atau tidak disarankan untuk menanggapi setiap dan setiap ancaman atau peluang
yang diidentifikasi karena menghindari semua ancaman atau mengejar setiap kesempatan
memerlukan sumber daya untuk dialihkan (Tom pekerjaan proyek yang sebenarnya. Oleh
karena itu, strategi risiko atau respons terhadap risiko tertentu tergantung pada :
• Sifat dari risiko itu sendiri
• Dampak dari risiko pada MOV dan tujuan proyek
• Kendala proyek dalam hal ruang lingkup, jadwal, anggaran, dan persyaratan kualitas
• Toleransi atau preferensi risiko dari berbagai pemangku kepentingan proyek
Seorang manajer proyek dapat menghadapi peluang yang dapat memiliki efek positif
pada tujuan proyek dan tujuan. Dalam hal ini, salah satu strategi berikut mungkin sesuai:
• Eksploitasi
• Berbagi Kepemilikan
• Peningkatan
• Penerimaan
Tanggapan terhadap risiko tertentu dalam hal ancaman dapat mengikuti salah satu
strategi berikut:
• Terima atau Abaikan
• Cadangan Manajemen
• Cadangan Contingency
• Rencana Kontinjensi
• Penghindaran
Setelah rencana respons risiko dibuat, berbagai pemicu risiko harus terus dipantau
untuk melacak berbagai risiko proyek. Alat untuk memantau dan mengendalikan risiko
proyek meliputi:
• Audit Risiko
• Ulasan Risiko
• Rapat dan Laporan Status Resiko
Ketika pemicu terjadi, pemilik risiko proyek harus mengambil tindakan yang tepat.
Secara umum, tindakan adalah menanggapi risiko sebagaimana diuraikan dalam rencana
respons risiko. Sumber daya yang memadai harus tersedia dan digunakan untuk
menanggapi risiko.
ISYS6310
Information System Project Management
Week 9
OUTLINE MATERI :
Pendahuluan
Kepemimpinan Proyek
Tim dan Kemimpinan
Perubahan Organisasional
Perencanaan Manajemen Perubahan
Menghadapai Resistensi dan Konflik
Kesimpulan
Pendahuluan
Telah dibahas alat dan proses penting yang dibutuhkan untuk menjadi manajer proyek
yang efektif. Proyek yang sukses membutuhkan kepemimpinan. Seorang pemimpin proyek
yang paling pasti akan menjadi manajer proyek, tetapi proyek juga dapat memiliki individu
lain yang harus mengambil peran kepemimpinan, yang memberikan kepemimpinan atau
bimbingan karena pengalaman, pengetahuan, atau keahliannya di bidang tertentu.
Pada sesi ini akan dibahas dua komponen penting dari kepemimpinan. Yang pertama berfokus
pada etika, yang telah menjadi topik yang semakin penting untuk organisasi serta program
bisnis di perguruan tinggi. Orang-orang di semua tingkatan dalam organisasi dari semua
ukuran menghadapi masalah etika setiap hari. Pandangan yang lebih praktis untuk membantu
untuk mempersiapkan beberapa dilema etika umum yang mungkin dihadapi dalam
pengelolaan proyek. Peran, keterampilan, dan pengalaman dari para pemangku kepentingan
proyek kunci ini adalah komponen penting dalam hal mendefinisikan proyek
Kepemimpinan Proyek
Kepemimpinan dan manajemen berbeda tetapi merupakan fungsi pelengkap yang
diperlukan untuk sukses dalam lingkungan bisnis yang kompleks saat ini. Manajemen
berfokus pada kebijakan dan prosedur yang membawa ketertiban dan prediktabilitas ke
situasi organisasi yang kompleks. Manajemen didefinisikan dalam kegiatan seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan staf, evaluasi, dan pemantauan.
Kepemimpinan berpusat pada visi, perubahan, dan mendapatkan hasil, para pemimpin harus
mengilhami visi bersama yang akan diikuti oleh konstituen mereka.Pemimpin berusaha
untuk mengubah status quo dengan menciptakan sesuatu yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
Seringkali, pemimpin menjalani hidup mereka mundur dengan melihat tujuan akhir
atau memiliki gambaran yang jelas tentang seperti apa hasil akhir akan terlihat sebelum
memulai.Proyek yang berhasil membutuhkan kepemimpinan yang melibatkan pengaturan
arah dan menyelaraskan dan memotivasi orang. Ini membutuhkan pemahaman beberapa
pendekatan untuk kepemimpinan dan gaya kepemimpinan yang sesuai.
Pemimpin sering orang biasa yang membantu memandu orang lain di sepanjang
perjalanan perintis daripada mengikuti jalur yang sudah usang. Ada lima praktik
kepemimpinan yang dapat membantu Anda memiliki arah yang lebih jelas untuk menjadi
pemimpin proyek yang lebih efektif dan berhasil:
James Kouzes dan Barry Posner melakukan penelitian, mereka menemukan bahwa
pemimpin sering orang biasa yang membantu memandu orang lain di sepanjang perjalanan
perintis daripada mengikuti jalur yang sudah usang. Mereka mendefinisikan lima praktik
kepemimpinan teladan yang dapat membantu untuk memiliki arah yang lebih jelas untuk
menjadi pemimpin proyek yang lebih efektif dan berhasil:
Model the way—Para pemimpin yang paling efektif memimpin dengan memberi
contoh. Menginspirasi visi bersama - Seorang pemimpin teladan memiliki visi yang
menarik atau mimpi yang bertindak sebagai kekuatan untuk menciptakan masa depan.
Inspire a shared vision - Para pemimpin teladan tidak bergantung pada nasib atau
keberuntungan. Memungkinkan orang lain bertindak - Penglihatan dan mimpi tidak
hanya terjadi karena tindakan satu orang.
Challenge the process-- Seringkali perjalanan proyek itu panjang dan sulit. Orang bisa
menjadi lelah, kecewa, frustrasi, dan mau menyerah
Enable others to act - Penglihatan dan mimpi tidak terjadi begitu saja karena tindakan
satu orang. Ini membutuhkan upaya tim, sehingga kemampuan seorang pemimpin
untuk membuat orang lain bertindak sangat penting.
Encourage the heart - Seringkali perjalanan proyek itu panjang dan sulit. Orang bisa
menjadi lelah, kecewa, frustrasi, dan mau menyerah. Para pemimpin teladan
mendorong orang lain untuk melanjutkan dengan mendorong hati.
Gaya kepemimpinan
Gaya koersif-Gaya koersif dapat diringkas sebagai pendekatan "lakukan seperti yang
saya katakan" untuk memimpin orang lain. Hal ini juga dapat menawarkan panduan
kapan Anda harus menggunakan atau beralih ke gaya lain.
Kepemimpinan Proyek
Berkomunikasi oleh : Menerima umpan balik dengan baik; Memberi umpan balik
secara konstruktif; dan Bertanya dan mendengarkan.
Menunjukkan integritas dan menjadi peka budaya, berani, pemecah masalah, dan
menentukan;
Menjadi pembelajar seumur hidup yang berorientasi pada hasil dan tindakan
Mampu membangun tim yang efektif, berorientasi pada layanan, dan bersenang-
senang serta berbagi humor secara efektif dengan anggota tim.
Etika menjadi perpanjangan dari kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang baik
di mana perilaku yang sesuai dikomunikasikan dan tertanam dalam budaya organisasi.
Seorang manajer proyek adalah pemimpin yang dapat menciptakan, mempertahankan, atau
mengubah budaya organisasi proyek. Sementara budaya dapat didefinisikan sebagai
keyakinan, asumsi, dan nilai bersama yang kita pelajari dari masyarakat atau kelompok yang
membimbing atau memengaruhi perilaku kita. Budaya dapat dibuat, diubah, atau dipelihara
dalam bentuk sistem formal yang ada.
Etika dan budaya langsung mempengaruhi kinerja tim. seorang manajer proyek harus
bertindak sebagai individu moral dan pemimpin moral: Seorang individu yang bermoral
adalah individu yang dipandang sebagai seseorang yang memiliki ciri-ciri kepribadian
tertentu seperti integritas, kejujuran, dan dapat dipercaya.
Seorang pemimpin moral, di sisi lain, adalah individu yang mendefinisikan kumpulan
nilai yang tepat dan mengirimkan pesan yang tepat untuk membentuk budaya etis. Seorang
pemimpin dapat masuk dalam salah satu kategori berikut:
Kepemimpinan yang tidak etis - Pemimpin yang tidak etis umumnya adalah individual
moral yang lemah Dan manajer moral yang lama.
Kepemimpinan yang munafik —Mungkin tipe pemimpin yang paling buruk adalah
orang yang mengungguli kebaikan integritas dan perilaku etis, tetapi kemudian terlibat
dalam perilaku yang tidak etis, mendorong orang lain untuk melakukan hal itu,
menghadiahi hasil akhir dengan cara apa pun, atau gagal mendisiplinkan kesalahan
apa pun. .
Situasi sumber daya manusia — Para pemimpin proyek harus memastikan bahwa
anggota tim yang memenuhi syarat direkrut dan dipertahankan. Ini memerlukan
menciptakan lingkungan proyek yang merasa aman, mengarah pada situasi etika
termasuk diskriminasi, privasi, seksual, atau jenis pelecehan lainnya, serta penilaian,
disiplin, perekrutan, pemecatan, dan kebijakan PHK dan keputusan.
Sumber daya perusahaan — Sebagai anggota tim proyek, sdr adalah representasi dari
kedua tim dan organisasi sdr.
Trevino dan Nelson memberikan pendekatan preskriptif untuk membuat keputusan etis yang
baik dalam bisnis yang dapat diterapkan pada sejumlah dilema etika yang mungkin Anda
temui dalam pengaturan proyek:
(1) Kumpulkan fakta-fakta - Sangat mudah untuk mengasumsikan bahwa Anda memiliki
semua fakta, tetapi kita sering melompat ke kesimpulan tanpa memiliki cukup informasi
yang relevan.
(2) Definisikan masalah etika - Banyak orang bereaksi secara impulsif terhadap dilema etika
dan melompat ke kesimpulan tanpa benar-benar memahami masalah mendasar.
(5) Identifikasi kewajiban ~ Setelah Anda mengidentifikasi konsekuensi dari tindakan atau
keputusan Anda, langkah berikutnya melibatkan identifikasi kewajiban yang Anda miliki
kepada para pemangku kepentingan yang terkena dampak.
(6) Pertimbangkan karakter dan integritas Anda — Banyak orang menemukan "tes tidur"
sebagai proksi tentang bagaimana dunia akan memandang tindakan mereka
(7) Pikirkan secara kreatif tentang tindakan potensial — Muncul dengan solusi potensial
untuk dilema etika, penting bahwa Anda tidak "memaksakan diri ke suatu sudut" dengan
membingkai keputusan Anda dalam dua pilihan,
(8) Periksa intuisi Anda —Meskipun langkah sebelumnya cenderung mengikuti pendekatan
rasional, Anda masih perlu memeriksa insting atau institusi Anda.
Tim proyek memiliki pengaruh langsung terhadap hasil proyek. Oleh karena itu,
penting bahwa kinerja tim menjadi perhatian utama bagi manajer proyek. Dua jenis Tim:
(1) Kelompok Kerja - didasarkan pada pendekatan tradisional di mana seorang pemimpin
tunggal memegang kendali, membuat sebagian besar keputusan, mendelegasikan
kepada bawahan, dan memantau kemajuan tugas yang ditetapkan, termasuk anggota
yang berinteraksi untuk berbagi informasi, praktik terbaik, atau ide. Kinerja
kelompok kerja sangat bergantung pada pemimpin. Workgroup tidak selalu berbagi
tujuan kinerja yang sama, tidak selalu menyediakan produk kerja bersama, dan tidak
perlu diadakan secara timbal balik. Manajer dapat membentuk kelompok kerja untuk
berbagi informasi dan membantu memutuskan arah atau kebijakan,
(2) Tim Nyata -Dalam kasus di mana beberapa individu harus menghasilkan produk
kerja bersama, tim adalah ide yang lebih baik. Sebuah tim sebagai "sejumlah kecil
orang dengan keterampilan pelengkap yang berkomitmen untuk tujuan bersama,
sasaran kinerja, dan pendekatan yang mereka pegang sendiri saling bertanggung
jawab".
Kerja tim berfokus pada kinerja, bukan menjadi tim. Ada beberapa dasar-dasar tim yang
mendefinisikan tim nyata:
Sejumlah kecil orang -Ideally, tim proyek harus antara dua hingga dua belas orang
Keterampilan pelengkap —Untuk mencapai tujuan tim, tim harus memiliki atau
mengembangkan perpaduan keterampilan yang tepat yang saling melengkapi .. Keahlian ini
meliputi:
Komitmen terhadap pendekatan umum - Meskipun tim harus memiliki tujuan dan
sasaran yang sama, mereka juga harus mengembangkan pendekatan umum tentang
bagaimana mereka akan bekerja sama.
Akuntabilitas timbal balik — Suatu kelompok tidak akan pernah bisa menjadi tim
kecuali anggotanya menganggap diri mereka dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan studi mendalam mereka terhadap beberapa tim, Katzenbach dan Smith
memberikan beberapa temuan yang masuk akal: Tim cenderung berkembang pada tantangan
kinerja yang menuntut — Sasaran kinerja yang jelas lebih penting untuk keberhasilan tim
daripada latihan membangun tim, inisiatif khusus, atau mencari anggota tim dengan profil
yang ideal. Dasar-dasar tim sering dilupakan-yang terlemah dari semua kelompok adalah tim
semu, yang tidak fokus pada tujuan kinerja umum.
Sebagian besar organisasi lebih memilih akuntabilitas individu untuk tim akuntabilitas.
Kebanyakan. Deskripsi pekerjaan, rencana kompensasi, dan jalur karier menekankan
pencapaian individu.
Katzenbach dan Smith memberikan beberapa temuan indra yang tidak lazim juga:
Sasaran kinerja yang kuat cenderung memunculkan tim tim proyek yang lebih nyata-A
tidak dapat menjadi tim yang nyata hanya karena kami memanggil mereka tim atau
mengharuskan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan atau latihan pembentukan
tim.
Tim berkinerja tinggi jarang - Ini adalah tim nyata yang mengungguli semua tim lain
dan bahkan harapan yang diberikan. Jenis tim khusus ini membutuhkan komitmen
yang sangat tinggi kepada anggota tim lain dan tidak dapat dikelola.
Tim secara alami mengintegrasikan kinerja dan pembelajaran. Tujuan kinerja dan tujuan
umum diterjemahkan ke dalam anggota tim yang mengembangkan keterampilan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai hasil dari komunikasi dan kepercayaan
terbuka, anggota tim lebih cenderung untuk berbagi ide dan keterampilan mereka sehingga
mereka dapat saling belajar satu sama lain.
Perubahan Organisasional
Proyek adalah perubahan organisasi yang direncanakan. Organisasi terdiri dari orang-
orang, dan penerapan produk proyek dapat mengubah cara orang bekerja, memengaruhi cara
mereka berbagi informasi, dan mengubah hubungan mereka. Kami adalah agen perubahan.
Organisasi saat ini tidak mampu melakukan kesalahan dalam inisiatif perubahan. Tekanan
kompetitif memberikan sedikit ruang untuk kesalahan. Pelanggan menginginkan produk dan
layanan yang lebih baik, karyawan menginginkan proses yang lebih baik, lebih mudah, dan
lebih cepat. Semua ini membutuhkan perubahan yang harus dikelola dengan baik.
Setiap proyek ada dalam konteks organisasi. Budaya, struktur, dan kebijakan dapat
mempengaruhi baik arah maupun hasil dari setiap proyek. Dinamika ini dapat menantang
para pemimpin proyek. Sementara pemimpin proyek mungkin tidak memiliki kemampuan
untuk mengubah dinamika organisasi sesuai keinginan mereka, mereka diharapkan untuk
menavigasi dinamika tersebut dengan terampil
Sesi ini akan fokus pada bagaimana perubahan dapat dilihat sebagai suatu proses dan
pada aspek emosional yang biasanya dikaitkan dengan perubahan. Kerangka kerja untuk
mengembangkan rencana manajemen perubahan dan beberapa teknik untuk menangani
perlawanan dan konflik yang merupakan bagian alami dari inisiatif perubahan akan
diperkenalkan. Meskipun sesi ini membahas sisi lembut dari manajemen proyek, ini
merupakan fondasi penting untuk merencanakan pelepasan atau implementasi produk atau
kiriman proyek.
Sifat Perubahan
Agar dapat merencanakan dan mengelola perubahan organisasi secara efektif, penting
untuk memahami dampak perubahan, bagaimana perubahan dapat dilihat sebagai suatu
proses, dan pola perilaku perubahan emosional. Perubahan memiliki Dampak. Dampak
positif atau negatif.
Individu harus berurusan dengan berbagai perubahan dalam kehidupan dan harus
mengasimilasi perubahan ini dari waktu ke waktu Asimilasi adalah proses beradaptasi untuk
berubah dan menentukan kemampuan kita untuk menangani saat ini dan perubahan di masa
depan. Perubahan dalam suatu organisasi dapat memengaruhi berbagai hal dengan cara yang
berbeda.
Model Leavitt, menunjukkan bahwa perubahan pada orang, teknologi, tugas, atau
struktur organisasi dapat mempengaruhi atau berdampak pada area lain. Misalnya, perubahan
dalam teknologi organisasi (misalnya, penerapan sistem informasi baru) dapat berdampak
pada orang-orang di dalam organisasi serta tugas-tugas yang dilakukan individu, dan struktur
organisasi (yaitu, formal atau informal).. Lewin mengembangkan konsep analisis medan
kekuatan atau teori perubahan untuk membantu menganalisis dan memahami kekuatan untuk
dan melawan rencana atau inisiatif perubahan tertentu.
Model dasar Lewin mencakup tiga konsep: unfreezing, perubahan, dan refreezing
seperti yang diilustrasikan pada Gambar 9.2. Keadaan saat ini mewakili keseimbangan atau
status quo. Untuk berubah dari keadaan saat ini, harus ada kekuatan pendorong untuk
memulai dan memotivasi perubahan. Hal ini membutuhkan tidak adanya perubahan, atau
mengubah kebiasaan, persepsi, dan stabilitas negara saat ini
Panduan umum untuk proses manajemen perubahan yang efektif dalam manajemen
proyek perubahan adalah:
Meskipun model Kiibler-Ross telah diterima secara luas, tetapi juga dikritik sebagai
terlalu disederhanakan. Tetapi ini masih memberikan beberapa wawasan berharga untuk
memahami bagaimana orang dapat bereaksi terhadap perubahan signifikan yang
mempengaruhi kehidupan mereka.
Kemarahan - Setelah seseorang mendapat kejutan awal dari pengumuman itu, dia
mungkin menjadi marah terhadap orang lain, atau bahkan utusan.
Tawar menawar - Pada tahap ketiga, orang itu tidak lagi marah. Bahkan, dia mungkin
cukup kooperatif dan mungkin mencoba membuat kesepakatan untuk menghindari
perubahan
Depresi - Setelah seseorang menyadari bahwa perubahan itu tidak dapat dihindari, dia
dapat memahami dampak penuh dari perubahan dan dapat memasuki tahap keempat
— depresi
Mengubah rencana manajemen dapat menjadi dokumen informal atau formal; namun,
tim proyek dan sponsor harus membahas dan menjelaskan beberapa bidang penting,
sebagaimana disajikan dalam kerangka kerja untuk mengembangkan rencana manajemen
perubahan.
Sponsor — Sponsor dapat berupa individu atau kelompok yang memiliki kemauan dan
kekuasaan, dalam hal otoritas dan sumber daya yang tersedia
Ubah Agen-Dalam istilah yang paling dasar, agen perubahan akan menjadi manajer
dan tim proyek, namun, orang lain dari dalam atau di luar organisasi mungkin terlibat
juga.
Perlawanan dan konflik adalah bagian alami dari perubahan, konsep konflik dapat
diterapkan pada konflik di dalam tim proyek serta konflik eksternal yang ditimbulkan oleh
upaya perubahan. Perlawanan adalah sifat manusia dan bagian alami dari setiap proses
perubahan. Memahami apa yang dirasakan individu atau kelompok sebagai hal yang tidak
perlu adalah langkah pertama untuk menghadapi perlawanan secara efektif.
Tim proyek dan sponsor adalah agen perubahan, mudah untuk melihat mereka yang
menolak bertindak berlebihan atau tidak logis. Setelah mendefinisikan batas apa yang dan
apa yang bukan bagian dari perubahan dapat membantu mengatasi situasi konflik yang penuh
tekanan.Perlu diingat bahwa berempati atau bersimpati dengan seorang individu tidak sama
dengan menyetujuinya. Orang mungkin menolak perubahan meskipun mereka memahami
bahwa perubahan itu akan bermanfaat, Misalnya:
Orang mungkin terganggu dengan gangguan yang disebabkan oleh perubahan, meskipun
mereka tahu bahwa itu akan bermanfaat dalam jangka panjang, Orang mungkin percaya
bahwa perubahan itu dikenakan pada mereka secara eksternal, dan ego mereka tidak akan
mentolerir diberi tahu apa yang harus dilakukan. Selain itu, orang mungkin menolak karena
cara keputusan untuk mengubah diumumkan atau karena dipaksa pada mereka
Konflik
Konflik muncul ketika orang merasa bahwa minat dan nilai mereka ditantang atau
tidak terpenuhi. Manajemen konflik berfokus pada mencegah, mengelola, atau
menyelesaikan konflik. Penting untuk mengidentifikasi potensi konflik sedini mungkin
sehingga konflik dapat diatasi.
Konflik positif dapat membantu membentuk ide-ide baru dan membangun komitmen,
tetapi konflik negatif yang tidak terpecahkan dapat mengarah pada hubungan yang rusak,
ketidakpercayaan, masalah yang belum terselesaikan, tekanan yang berkelanjutan, perilaku
disfungsional, dan produktivitas rendah dan semangat rendah.
Banyak orang akan berusaha menghindari konflik dengan harapan bahwa itu akan hilang
begitu saja. Konflik dalam proyek dapat cocok dengan satu, atau kombinasi, dari tiga
kategori berikut:
Konflik yang terkait dengan administrasi, struktur manajemen, atau filosofi yang
mendasari proyek.
Kolaborasi - Ketika risiko dan manfaatnya tinggi, kolaborasi dapat menjadi pendekatan
terbaik untuk menangani konflik
Setiap situasi konflik unik dan pilihan pendekatan untuk menyelesaikan konflik tergantung
pada:
Apakah penekanannya adalah pada mempertahankan tujuan atau sasaran proyek atau
mempertahankan hubungan
Kepemimpinan Proyek
• memodelkan jalannya
• menginspirasi visi bersama
• tantang prosesnya
• memungkinkan orang lain bertindak
• mendorong hati
• Enam gaya kepemimpinan yang dibahas meliputi:
• gaya koersif
• gaya otoritatif
• gaya afiliatif
• gaya demokratis
• gaya penentu kecepatan
• gaya pembinaan
Etika telah menerima banyak perhatian di media karena pelanggaran etika sejumlah
pemimpin profil tinggi. Dari pandangan filosofis, etika dapat dilihat sebagai serangkaian
prinsip dan nilai moral. Dilema etika muncul ketika nilai-nilai ini menjadi konflik. Namun,
keputusan dan tindakan yang etis tidak selalu jelas, terutama ketika beberapa tindakan atau
keputusan mungkin etis tetapi ilegal, atau tidak etis tetapi legal.
Budaya didefinisikan sebagai keyakinan, asumsi, dan nilai bersama yang kita pelajari
dari masyarakat atau kelompok. Dalam pengaturan proyek, pemimpin proyek dapat
menciptakan, mengubah, atau mempertahankan budaya tertentu dalam hal sistem formal dan
informal yang ada. Orang-orang mencari pemimpin mereka untuk panduan etika. Pemimpin
dapat dipertimbangkan: tidak etis; munafik; secara etis netral; etis ?
Seorang pemimpin etis adalah seseorang yang memperjelas bahwa hasil-hasil di garis
bawah adalah penting, tetapi hanya jika itu dapat dicapai dengan cara yang etis. Beberapa
situasi etika umum yang mungkin dihadapi dalam pengaturan proyek termasuk yang
melibatkan sumber daya manusia, konflik kepentingan, masalah kepercayaan diri, atau
sumber daya perusahaan.
Memahami perubahan organisasi adalah area penting dalam manajemen proyek. Jika
tidak, ini dapat menghasilkan pengembangan produk atau sistem yang merupakan
keberhasilan teknis tetapi kegagalan organisasi. Manajer proyek dan tim proyek membantu
menyiapkan pengguna, atau target, dari perubahan yang dimaksudkan sebelum produk atau
sistem diterapkan. Persiapan mengharuskan kami untuk terlebih dahulu memahami sifat
perubahan ketika perubahan dimasukkan ke dalam organisasi.
Orang dan organisasi hanya dapat mengasimilasi atau memproses perubahan pada
tingkat tertentu, efek kumulatif perubahan dapat mengakibatkan stres dan perilaku
disfungsional jika ambang batas seseorang atau organisasi untuk perubahan terlampaui.
Konsep 'analisis medan paksa, di mana kita mencoba pertama untuk memahami gaya
mengemudi dan menolak yang mendorong dan menolak perubahan. Selain itu, model
perubahan Lewin membantu kita untuk memahami bahwa kita harus mencairkan keadaan saat
ini, atau status quo, dan kemudian bergerak melalui keadaan transisi sampai negara baru atau
yang diinginkan tercapai. Kemudian, perilaku baru ini harus dibekukan sehingga mereka
menjadi mendarah daging sebagai status quo yang baru.
Memulai perubahan dimulai dengan akhir dari keseimbangan saat ini dan dapat
memunculkan sejumlah tanggapan emosional sebagai akibat dari kehilangan yang dirasakan.
• Pendekatan rasional-empiris
• pendidikan ulang normatif
• pendekatan koersif kekuasaan
Perlawanan dan konflik adalah bagian alami dari proses perubahan dan harus
diantisipasi sejak awal proyek. Perlawanan dapat muncul karena berbagai alasan dan
mengambil banyak bentuk. Meskipun pandangan tradisional konflik menunjukkan bahwa
semua konflik adalah buruk dan harus dihindari atau diselesaikan sesegera mungkin,
pandangan kontemporer dan interaksionis konflik mendukung gagasan bahwa konflik positif
dapat merangsang ide-ide baru dan meningkatkan kreativitas.
• penghindaran
• akomodasi
• memaksa
• kompromi
• kolaborasi
Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pemangku kepentingan proyek
harus memilih pendekatan yang tepat berdasarkan situasinya
ISYS6310
Information System Project Management
Week 10
OUTLINE MATERI :
Pendahuluan
Penutupan Proyek
Evaluasi Proyek
Simpulan
Pendahuluan
Manajemen perubahan berfokus pada mempersiapkan orang-orang di dalam organisasi
untuk perubahan yang akan datang dan, lebih penting lagi, transisi yang akan terjadi sebagai
akibat dari perubahan. Dalam manajemen proyek sangat penting untuk memastikan bahwa klien
menerima hasil produk baru, atau individu atau kelompok dalam organisasi menerima sistem
informasi baru yang diterapkan oleh tim proyek. Di sini kita akan berkonsentrasi pada
penyelesaian proyek. Ini termasuk implementasi proyek, penutupan, dan evaluasi. Pelaksanaan
proyek berfokus pada penyampaian serahan utama proyek dalam organisasi yaitu, produk atau
sistem yang dibangun atau menginstal paket perangkat lunak yang dibeli. Penerapan ini
memerlukan rencana taktis yang memungkinkan tim proyek untuk memindahkan produk proyek
dari lingkungan pengembangan dan pengujian ke operasi sehari-hari dari organisasi ataupun
langsung ketangan pelanggan.
Secara umum, rilis atau instalasi sistem baru yang dihasilkan proyek, dapat mengikuti
salah satu dari tiga pendekatan: cutover langsung, paralel, atau bertahap. Setiap pendekatan
memiliki kelebihan dan kekurangan unik yang membuat pendekatan tertentu sesuai untuk situasi
tertentu. Setelah produk dilepaskan atau sistem diinstalasi, manajer proyek dan tim harus bersiap
untuk menutup proyek.
Menutup proyek mencakup pengorganisasian dan pengarsipan dokumen dan penyerahan
luaran proyek, melakukan audit dan penilaian proyek, mengevaluasi kinerja manajer proyek dan
tim, mengembalikan sumber daya proyek yang masih ada, dan menutup semua akun yang terkait
dengan proyek. Agar proyek berhasil ditutup, produk atau luaran proyek harus diterima secara
resmi oleh pemangku kepentingan proyek atau pelanggan. Tidak semua proyek, tentu saja,
berhasil diselesaikan dengan baik, bahkan ada yang gagal mencapai tujuan. Namun demikian,
sejumlah tugas administratif masih harus diselesaikan. Dalam kasus seperti itu, perlu untuk
Cutover langsung
Pendekatan cutover langsung sistem yang baru, seperti yang digambarkan pada Gambar
12.1, dapat digunakan untuk menggantikan produk atau sistem yang ada dengan sistem yang
baru. Singkatnya, produk lama atau sistem lama ditutup dan produk baru. atau sistem dirilis atau
dioperionalkan. Secara umum, target, tanggal atau rilis, disepakat untuk produk atau sistem baru
menggantikan yang lama.
Pendekatan ini tepat dipilih untuk merilis produk atau sistem baru, ketika
dipersyaratkan penyerahan yang cepat sangat penting, atau ketika produk atau sistem yang
ada sangat buruk sehingga harus diganti sesegera mungkin. Juga ketika sistem tidak mission
critical-, kegagalan sistem tidak akan berdampak besar pada organisasi. Namun, penting
bahwa produk atau sistem baru harus diuji secara menyeluruh sehingga semua orang yakin
bahwa hanya sedikit, jika ada, masalah besar yang akan muncul.
Kerugian atau risiko dari direct cutover ketika ada kegagalan, terutama kita tidak bisa
kembali ke sistem yang lama, akibatnya. organisasi dapat mengalami penundaan besar,
pengguna dan pelanggan yang frustrasi, kehilangan pendapatan, dan tenggat waktu yang
terlewatkan.
Paralel
Pendekatan paralel untuk implementasi, memungkinkan produk atau sistem lama dan
baru dijalankan secara bersamaan untuk sementara waktu. Pada titik tertentu, organisasi
beralih sepenuhnya dari yang lama ke yang baru. Pendekatan paralel tepat ketika masalah
atau kegagalan produk atau sistem dapat berdampak besar pada organisasi.Misalnya,
Tabel 10.1 Perbedaan antara Pendekatan Direct, Paralel dan Phased Cutover
Penutupan Proyek
Seperti yang didefinisikan, bahwa proyek merupakan kegiatan yang unik, satu kesatuan
yang ada awal dan ada akhir. Dengan dimulainya proyek maka ideaalnya sesuai dengan yang
dijadwalkan akan berakhir. Meskipun semua proyek harus berakhir, namun proyek juga dapat
dapat dihentikan karena sejumlah alasan sebelum waktunya. Ada lima keadaan untuk mengakhiri
sebuah proyek: normal, prematur, abadi, gagal, dan berubah.
Prematur
Kadang-kadang, tim proyek dapat didorong untuk menyelesaikan proyek lebih awal dari
rencana ataujadwal, meskipun produk atau sistem yang dihasilkan mungkin tidak menyertakan
semua fitur atau fungsi yang dijanjikan. Kadang ada tekanan untuk menyelesaikan proyek lebih
awal, risiko keputusan ini harus dipikirkan secara matang oleh semua pemangku kepentingan
proyek sehubungan dengan nilai yang didapatkan dari proyek, yang dipastikan belum memenuhi
harapan, bahkan mungkin belum ada nilai sama sekali, sementara pengorbanan sumberdaya telah
dikeluarkan.
Evaluasi Proyek
Apakah Proyek berhasil? "Bagi anggota tim proyek, mungkin memperoleh pengalaman
berharga dan merasa bahwa pekerjaan mereka akan memiliki dampak positif pada organisasi.
Untuk manajer proyek, mungkin dapat memimpin proyek yang akan menguntungkan
perusahaan atau promosi ke proyek yang lebih besar dan lebih terlihat.
Untuk klien atau sponsor dapat melihat keberhasilan proyek dalam hal nilai organisasi
yang diterima setelah proyek dilaksanakan.
Mengevaluasi proyek pada penyelesaiannya memberikan kesempatan untuk retrospeksi
yang dapat meningkatkan kemampuan baik anggota tim proyek dan organisasi dalam memenuhi
kebutuhan manusia untuk penutupan. Empat jenis evaluasi proyek:
Ulasan individu dari kinerja masing-masing anggota tim oleh manajer proyek
Sebuah tinjauan tertutup proyek (tinjauan postmortem) oleh manajer proyek dan tim
proyek
Audit Proyek
Untuk memberikan pandangan yang lebih obyektif tentang proyek, audit atau peninjauan
oleh pihak luar mungkin akan lebih bermanfaat untuk mengungkap masalah, atau peluang untuk
perbaikan. Auditor atau tim audit harus fokus pada seberapa baik proyek dikelola dan dijalankan.
Ini mungkin termasuk rencana proyek, proses, dan metodologi. Auditor atau tim audit harus
menilai apakah manajer proyek dan tim bertindak secara profesional dan etis. Kedalaman audit
bergantung pada ukuran organisasi, kepentingan dan ukuran proyek, risiko yang terlibat, dan
masalah yang dihadapi. Audit dapat melibatkan manajer proyek dan tim proyek, serta sponsor
proyek dan pemangku kepentingan proyek utama lainnya. Auditor tim harus:
■ Tidak memiliki keterlibatan langsung atau minat dalam proyek
■ Dihormati dan dilihat sebagai tidak memihak dan adil
■ Bersedia untuk mendengarkan
■ Hadir tanpa rasa takut akan tuduhan dari kepentingan khusus
■ Bertindaklah demi kepentingan terbaik organisasi
■ Memiliki basis proyek dan / atau pengalaman industri yang luas
Temuan atau hasil audit proyek harus didokumentasikan serta pelajaran baru yang dipetik
dan praktik terbaik.