BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5
cm.4 Hal ini dapat terjadi pada kehamilan aterm maupun pada kehamilan preterm.
Ketuban pecah dini yang terjadi pada atau setelah usia gestasi 37 minggu dan
disebut ketuban pecah dini aterm atau premature rupture of membranes (PROM)
dan ketuban pecah dini yang terjadi sebelum usia gestasi 37 minggu disebut
(PPROM). 5
yang juga dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi serta dapat meningkatkan
2.2 Epidemiologi
matriks ekstra seluler amnion, korion, dan apoptosis membran janin. Membran
janin dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput
3
4
setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin. Salah
satu penyebab kematian ibu tersebut adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh
KPD. Insidensi ketuban pecah dini di Indonesia yaitu berkisar 4,5% sampai 7,6%
KPD di dunia mencapai 12,3% dari total persalinan. Sebagian besar KPD terjadi
2.3 Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini masih belum dapat diketahui dan tidak dapat
berhubungan erat dengan kejadian ketuban pecah dini, namun faktor-faktor mana
yang lebih berperan sulit diketahui. Beberapa faktor risiko yang berhubungan
1. Inkompetensi serviks atau disebut kelainan pada otot-otot leher atau leher
rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka
4
5
janin atau lebih). Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang
berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih
mudah pecah.
5
6
5. Penyakit infeksi
ascenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
infeksi maka jaringan akan menipis dan sangat rentan untuk pecah
yang cukup berperan pada persalinan preterm dengan ketuban pecah dini.
amnionitis.2
6. Pengaruh dari luar yang melemahkan ketuban seperti infeksi genitalia dan
sampai terjadinya kontraksi disebut fase laten. Makin panjang fase laten
yang terbentuk akan lebih tipis dan yang akan menyebabkan selaput
6
7
9. Kelainan letak janin diakibatkan perubahan posisi janin yang tidak normal
10. Usia ibu mempunyai pengaruh sangat erat dengan perkembangan alat-alat
reproduksi wanita, dimana umur yang terlalu muda ≤ 20 tahun atau terlalu
tua ≤ 35 tahun berisiko terjadinya KPD Usia yang terlalu muda ternyata
lebih 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada
11. Riwayat KPD sebelumnya berisiko 2-4 kali mengalami KPD kembali.
2.4 Patofisiologi
7
8
uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah
rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh. Terdapat keseimbangan antara
sintesis dan degenerasi ekstraseluelr matriks. Perubahan struktur, jumlah sel, dan
Dua belas hari setelah ovum dibuahi, terbentuk suatu celah yang
dikelilingi amnion primitif yang terbentuk dekat embryonic plate. Celah tersebut
stalk kemudian dengan korion yang akhirnya menbentuk kantung amnion yang
berisi cairan amnion. Cairan amnion , normalnya berwarna putih , agak keruh
serta mempunyai bau yang khas agak amis dan manis. Cairan ini mempunyai
berat jenis 1,008 yang seiring dengan tuannya kehamilan akan menurun dari 1,025
menjadi 1,010. Asal dari cairan amnion belum diketahui dengan pasti , dan masih
membutuhkan penelitian lebih lanjut. Diduga cairan ini berasal dari lapisan
amnion sementara teori lain menyebutkan berasal dari plasenta.Dalam satu jam
membungkus janin dan cairan ketuban. Selaput ini licin, tipis, dan transparan.
Selaput amnion melekat erat pada korion (sekalipun dapat dikupas dengan
mudah). Selaput ini menutupi permukaan fetal pada plasenta sampai pada insertio
tali pusat dan kemudian berlanjut sebagai pembungkus tali pusat yang tegak lurus
8
9
berwarna putih dan terbentuk dari vili – vili sel telur yang berhubungan dengan
desidua kapsularis. Selaput ini berlanjut dengan tepi plasenta dan melekat pada
lapisan uterus.
Dalam keadaan normal jumlah cairan amnion pada kehamilan cukup bulan
sekitar 1000 – 1500 cc, keadaan jernih agak keruh, steril, bau khas, agak manis,
terdiri dari 98% - 99% air, 1- 2 % garam anorganik dan bahan organik (protein
terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, verniks kaseosa, dan sel – sel epitel
9
10
a. Devaskularisasi
10
11
2.5 Patogenesis
meningkatnya apoptosis dari komponen sel dari membran fetal dan juga
peningkatan dari enzim protease tertentu. Kekuatan membran fetal adalah dari
matriks ekstraselular amnion. Kolagen interstitial terutama tipe I dan tipe III yang
membran fetal.
dalam remodeling tissue dan degenerasi kolagen. MMP – 2, MMP – 3, dan MMP
metalloprotease (TIMPs). TIMPs ini pula rendah dalam cairan amnion pada
11
12
wanita dengan ketuban pecah dini. Peningkatan enzim protease dan penurunan
marker apoptosis dimembran fetal pada ketuban pecah dini berbanding dengan
aktivitas degenerasi kolagen dan kematian sel yang membawa kelemahan pada
2.6 Diagnosis
pemeriksaan laboratorium.
1. Anamnesis
12
13
dari jalan lahir atau ngepyok. Cairan berbau khas dan perlu diperhatikan
warnanya
2. Inspeksi
Pengamatan biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban
baru pecah, dan jumlah airnya masih banyak, pemeriksaan ini akan makin
jelas.
3. Pemeriksaan Inspekulo
cairan dari Orifisium Uteri Eksternum (OUE), kalau belum juga tampak
bagian terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri
4. Tes lakmus (tes Nitrazin) digunakan, yaitu jika kertas lakmus merah
Normalnya pH air ketuban berkisar antara 7-7,5. Kertas nitrazin ini dapat
vaginisis trichomiasis.
5. Mikroskopis (tes pakis). Jika terdapat pooling dan tes nitrazin masih
13
14
stretococcus group B
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan USG
jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Dikenal tiga cara pengukuran cairan
pengukuran empat kuadran menurut Phelan. Sayangnya tidak ada satupun metode
pengukuran volume cairan ketuban tersebut yang dapat dijadikan standar baku
emas. Penilaian subyektif oleh seorang pakar dengan menggunakan USG “real-
time” dapat memberikan hasil yang baik. Penilaian subyektif volume cairan
Dikatakan normal bila masih ada bagian janin yang menempel pada dinding
uterus, dan bagian lain cukup terisi cairan ketuban. Bila sedikit, maka sebagian
besar tubuh janin akan melekat pada dinding uterus, sedangkan bila hidramnion,
maka tidak ada bagian janin yang menempel padadinding uterus. Pengukuran
14
15
ketuban terbesar yang terletak antara dinding uterus dan tubuh janin, tegak lurus
terhadap lantai. Tidak boleh ada bagian janin yang terletak didalam area
pengukuran tersebut.
amnion (ICA)/amnion fluid index (AFI) diajukan oleh Phelan, dkk (1987)
lebihakurat dibandingkan cara lainnya. Pada pengukuran ini, abdomen ibu dibagi
atas empat kuadran. Garis yang dibuat melalui umbilikus vertikal ke bawah dan
dan cari diameter terbesar dari kantong ketuban, tidak boleh ada bagian janin atau
15
16
2.7 Penatalaksanaan
infeksi maternal ataupun infeksi janin, serta apakah dalam keadaan inpartu
Penatalaksanaan konservatif
selama 7 hari).
• Jika umur kehamilan kurang dari 32-34 minggu, dirawat selama air
ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak lagi keluar.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, tes
16
17
• Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,
• Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan
intrauterin).
• Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid untuk kematangan paru
janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomietin tiap
Penatalksanaan Aktif
Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan terminasi
persalinan.
2.8 Pencegahan
motivasi untuk menambah berat badan yang cukup selama hamil serta anjurkan
17
18
2.9 Komplikasi
90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34
minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu
2. Infeksi Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada
ketuban pecah dini preterm, infeksi lebih sering daripada aterm. Secara umum
yaitu; adanya febris, uterine tenderness (di periksa setiap 4 jam), takikardia
(denyut nadi maternal lebih dari 100x/mnt), serta denyut jantung janin yang
sehingga bagian kecil janin menempel erat dengan dinding uterus yang dapat
menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan
antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidamnion, semakin sedikit air
18
19
4. Sindrom deformitas janin Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini
2.10 Prognosis
Prognosis pada ketuban pecah dini sangat bervariatif yaitu tergantung pada
tergantung pada waktu terjadinya yaitu lebih cepat kehamilan, lebih sedikit bayi
yang dapat bertahan. Bagaimanapun, umumnya bayi yang lahir antara 34 dan 37
19