Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

PERCOBAAN VI
MENCARI HAMBATAN DENGAN JEMBATAN WHEATSTONE

Oleh :

Nama : Fadhia Azahara Dilia

No. Mahasiswa : M0320031

Hari/Tgl. Praktikum : Selasa, 15 Desember 2020

Asisten Pembimbing : Firli Rahmawati

LABORATORIUM FISIKA

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020
I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini sebagai berikut.
1. Menentukan besarnya hambatan yang belum diketahui dengan Jembatan
Wheatstone.

II. Dasar Teori


Hambatan listrik merupakan karakteristik suatu bahan pengantar listrik/
konduktor, yang dapat di gunakan untuk mengatur besarnya arus listrik yang
melewati suatu rangkaian. Hambatan (resistance) suatu penghantar dapat
ditentukan dengan mengukur perbedaan potensial antara ujung-ujung
penghantar dan mengukur kuat arus yang melalui penghantar tersebut.
Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya nilai beda potensial antara ujung-
ujung penghantar sebanding dengan kuat arus yang melaluinya (Juwariyah
dkk, 2016).
R =V / I ....... (1)
Alat ukur dan pengukuran besaran listrik merupakan bentuk dengan satu
kesatuan yang utuh dalam menilai besaran listrik yang terdiri dari tegangan,
arus, daya, energy, frekuensi, faktor daya sedangkan komponen-komponen
listrik yang terkait dengan pengukuran besaran listrik antara laun resistor R,
induktor L, dan kapasitor C ( Herlan, 2015). Mengukur besarnya sebuah
komponen resistor dapat dilakukan dengan berbagai cara dan hal yang
didapatkan dari pengukuran tersebur tergantung dari tingkat ketelitian alat
ukur yang dipakai.
Jembatan Wheatstone merupakan metode untuk mengukur hambatan
secara tidak langsung dan lebih teliti bila dibandingkan dengan ohmmeter
(Cooper, David William.1994) . Jika pada rangkaian jembatan Wheatstone
galvanometernya menunjukkan angka nol, maka perkalian hambatan yang
saling berhadapannya sama besar. Jika galvanometer dalam keadaan
seimbang (G = 0), berlaku (Cunayah, 2006 ). Kesetimbangan Wheatstone
Bridge dapat dicapai dengan mengatur salah satu nilai resistor yang
membentuk rangkaian Wheatstone Bridge tersebut dengan menggunakan
jenis resistor variable (Ardika dkk, 2015).

Gambar 1. Rangkaian Jembatan Wheatstone


Jika jarum galvanometer G menunjukkan angka nol ( setimbang ),
berarti pada galvanometer tidak ada arus listrik yang mengalir. Akibatnya,
pada keadaan ini tegangan R1( VAB ) sama dengan tegangan di R4 (VBC) ,dan
tegangan R2 ( VAD) sama dengan R3 (VDC) , serta i1 = i4 dan i2 = i3 sehingga
jika G= nol , maka berlaku:
R1 x R3 = R2 x R4 .......(2)
Atau
R2 = ( R1 / R4 ) . R3 .....(3)
Untuk menyederhanakan rangkaian dan untuk menghubungkan besarnya
R bergantung pada kawat penghantar. Besarnya nilai hambatan suatu kawat
penghantar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu panjang kawat penghantar,
hambatan jenis kawat penghantar dan luas penampangnya serta dapat
ditentukan besarnya melalui persamaan (3):
R = ρ L/ A....(3)
Dimana ρadalah hambatan jenis kawat penghantar, L merupakan
panjang kawat dan A adalah luas penampang. Maka rangkaian Jembatan
Wheatstone dapat di ubah menggunakan kawat penghantar seperti Gambar
(2) di bawah ini:

Gambar 2. Rangkaian Jembatan Wheatstone menggunakan


probe di atas kawat penghantar
Pada kawat penghantar AB di berikan suatu probe yang berasl dari ujung
Galvanometer. Gunanya untuk mengatur agar tercapai pengukuran panjang
L1 dan L2 yang akan menghasilkan arus di Galvanometer sama dengan
NOL. Oleh karena itu pada kawat AB perlu di lengkapi skala ukuran panjang
Dengan menghubungkan persamaan (2) dan (3) diperoleh persamaan untuk
menentukan besarnya hambatan Rx sebagai berikut:
L2
RX = R ..... (4)
L1 a
Dari persamaan (4) dapat diuraikan sebagai persamaan linier sebagai berikut

L2
RX = R ..... (4)
L1 a
Rx . L1 = L2 . Ra
L2 1
=R X .
L1 Ra

y = mt . x

III. Metode Eksperimen

3.1 Alat dan Bahan Percobaan


1. DC Power Supply
Fungsi : sebagai pengubah dari tegangan listrik AC (Alternating Current)
menjadi tegangan (Direct Current)
2. Galvanometer
Fungsi : alat untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik yang kecil.
3. Hambatan yang akan diukur (Rx)
Fungsi : digunakan sebagai hambatan yang akan diukur.
4. Hambatan pembanding (Ra)
Fungsi : sebagai hambatan yang diketahui besarnya.

3.2 Alat dan Bahan Olah Data


1. Set data
Fungsi : Berisi data pengukuran yang digunakan untuk mengerjakan
percobaan.
2. Laptop
Fungsi : digunakan sebagai media pengolahan data karena terdapat
software Ms. Excel atau Google Sheet untuk menghitung semua data
pengukuran.

3.3 Gambar Alat dan Bahan Percobaan

Gambar 3.3.1 DC Power Supply


Gambar 3.3.2 Galvanometer

Gambar 3.3.3 Hambatan atau Resistor

3.4 Gambar Alat dan Bahan Olah Data

Gambar 3.4.1 Laptop

3.5 Cara Kerja


3.5.1 Pengambilam Data

Alat percobaan disusun lalu catu daya dihubungkan ke jaringan PLN

Saklar catu daya di ON

Probe Galvanometer diletakkan di tengah kawat penghantar

Probe disentuhkan pada kawat penghantar dengan digeser perlahan-lahan


ke arah kanan dan kiri dan Galvanomter selalu diperhatikan

Probe di geser sampai arus yang melalui Galvanometer Nol

X
X

Harga L1 dan L2 dicatat

Langkah diatas diulangi hingga didapat pasanagan L1 dan


L2 lainnya ( 5-10 data)

Data yang didapat diplot menjadi persamaan linier dan nilai hambatan yang
belum diketahui ditentukan secara grafik

Langkah tersebut diulangi untuk harga Ra yang lain

Gambar 3.5.1 Diagram Alir Pengambilan Data

3.6 Metode Grafik


L2 1
=R X .
Rx L1 Ra
L2/ L1
y = mt . x

1 / Ra

IV. Data Percobaan


Tabel 4.1 Data Percobaan
No. (Ra) Ω (L1 x 0,01) m (L2 x 0,01) m
1 9 41 V.
2 8.5 41.5
3 100 ± 5% 9 41
4 8.5 41.5
5 8.5 41.5
1 19 31
2 19.5 30.5
3 330 ± 5% 20.5 29.5
4 20.3 29.7
5 20.5 29.5
1 26 24
2 26.1 23.9
3 560 ± 5% 26 24
4 26 24
5 26 24
1 29 21
2 29 21
3 680 ± 5% 28.5 21.5
4 28.5 21.5
5 29 21
1 33 17
2 34.2 15.8
3 1000 ± 5% 33 17
4 34 16
5 33.9 16.1

Analisis Data

Dari percobaan Jembatan Wheatstone ini memiliki prinsip kerja. Prinsip


kerja dari percobaan ini adalah dengan memanfaatkan Hukum Kirchoff 1
tentang arus masuk sama dengan arus keluar , sehingga dapat diketahui nilai
dari RX atau hambatan yang belum diketahui. Hal ini terjadi karena arus pada
kedua ujung kumparan sama besar dan seimbang , sehingga mengakibatkan
nilai nol pada galvanometer. Prinsip kerja ini dapat dilakukan dengan
menggeserkan kontak logam atau probe pada kawat. Hingga terjadi suatu
keadaan yang setimbang yang terlihat pada galvanometer.
Dari nilai L1 dan L2 atau jarak kawat penghantar dengan rangkaian yang
didapat maka dapat digunakan untuk mengetahui nilai hambatan R X
ditentukan melalui metode grafik , dengan variabel bebasnya adalah 1/Ra dan
variabel terikatnya adalah rasio antara L2/L1 dengan gradien (m) nya adalah
Rx. Grafik pada percobaan ini linier sesuai dengan persamaan garis y= mx.
Hubungan antara L1 , L2 , Ra ,dan Rx pada percobaan jemabatan wheatstone
ini yaitu dengan melakukan perkalian silang antara Rx. L1= Ra. L2 karena 2
titik cabang pertemuan dalam rangkaian tidak memiliki beda potensial antara
2 titik cabang tersebut , hal ini dapat dilakukan dengan mengatur besarnya Ra
, maka akan dicapai galvanometer yang tidak dialiri arus yang menunjukan
angka nol, sehingga persamaan tersebut dapat digunakan. Sehingga didapat
grafik sebagai berikut ini.

Grafik 5.1 Hubungan L2/L1 dengan 1/Ra

Grafik Hubungan L2/L1 dengan 1/Ra


7
6 f(x) = 677.31 x − 0.18
R² = 1
5
4
L2/L1
L2/L1

3 Linear (L2/L1)
2
1
0
0.0000 0.0020 0.0040 0.0060 0.0080 0.0100 0.0120
1/Ra ( Ω^-1)

Kemudian dapat ditentukan hubungan dari garfik diatas. Pada gambar


grafik 5.1 diatas menggambarkan hubungan antara L2/L1 dengan 1/Ra yaitu
sebanding. Artinya semakin besar nilai rasio L2/L1 maka nilai 1/Ra juga
besar. Hal ini membuktikan persamaan garis linier y=mx dengan hasil
gradien (m) merupakan nilai dari besar hambatan RX yang dicari.
Nilai gradien (m) dari persamaan grafik didapat sebesar m = 677,31 ,
sehingga nilai Rx melalui metode grafik didapat sebesar 677,31 Ω.
Sedangkan dibandingkan nilai Rx yang dihasilkan dari perhitungan secara
teori didapat nilai Rx sebesar 591,547 Ω. Dari nilai Rx antara metode grafik
dan perhitungan secra teori terdapat perbedaan. Perbedaan ini ditimbulkan
karena adanya kesalahan-kesalahan dalam percobaan yaitu kesalahan dalam
perhitungan, kesalahan melakukan pengukuran panjang kawat, adanya
hambatan dalam pada galvanometer , kesalahan paralaks, suhu runagan yang
mengakibatkan penambahan massa jenis , dan lain-lain.

VI. Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat disimpulkan sebgaia berikut.


1. Nilai hambatan dengan metode grafik sebesar 677,31 Ω dan
2. Nilai hambatan secara perhitungan teori sebesar 591,547 Ω.
VII. Daftar Pustaka

Ardika.N., dan Suardika.N. 2015. Pengaruh Jenis Material Fix Resistor Terhadap
Waktu Pencapaian Kesetimbangan Jembatan Wheatstone Dalam
Memperoleh Nilai Regangan Material. Jurnal Fisika, 2(1): 16-34.
Cunayah,Cucun.2006.Fisika.Jakarta:Erlangga.
Cooper, David William.1994. Instrumen Elektronik dan Teknik
Pengukuran. Jakarta, Erlangga.
Herlan.D. 2015. Studi Pengaruh Pengaman Galvanometer Terhadap Keakuratan
Hasil Pengukuran Resistor Pada Jembatan Wheatstone Sederhana. Jurnal
Sains dan Teknologi, 12(3): 1-6.
Juwariyah.T., dan Djaya.Y. 2016. Analisa Resistivitas Kawat Penghantar Ditinjau
Dari Metode Jembatan Wheatstone Dan Metode Hukum Ohm Pada Modul
Praktikum Fisika. Jurnal Bina Teknika, 12(2) : 239-244.

IX. Lampiran

9.1 Perhitungan RX secara teori.


Gambar 9.1 Perhitungan Rx secara teori.

Anda mungkin juga menyukai