71-Article Text-208-1-10-20200828
71-Article Text-208-1-10-20200828
Apner Koa
STIKes Husada Jombang
Email : apnerkoa@gmail.com
ABSTRAK
Pada lansia dengan hipertensi sering mengalami gejala yang mengganggu aktivitas
sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian terapi musik
klasik terhadap tekanan darah pada lansia di poyandu lansia Desa DukuhKlopo. Desain
penelitian adalah pra eksperimental (One Group Pre- Post Test Design). Populasi dari
penelitian adalah lansia yang mengalami hipertensi dan memenuhi kriteria inklusi.
Subyek dari penelitian ini sebanyak 30 lansia. Pengumpulan data menggunakan
sphygmomanometer, dianalisa menggunakan Uji statistik Paired Sample T-Test dengan α
= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi musik klasik
tekanan darah 30 lansia (100%) mengalami penurunan rata-rata 1.933 mmHg pada
tekanan darah sistolik dan 254 mmHg pada tekanan darah diastolik. Hasil uji statistik
tekanan darah sistolik p=0,000 dan tekanan darah diastolik p=0,000. Disimpulkan terapi
musik klasik dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 1.933 mmHg dan tekanan
darah diastolik sebesar 254 mmHg pada lansia di posyandu lansia Desa DukuhKlopo
yang mengalami hipertensi.
Kata kunci: Terapi Musik Klasik, Tekanan Darah, Hipertensi
ABSTRACT
Elderly with hypertension often have symptoms interfering daily activities. The objective
was to analyze classical music therapy affecting blood pressure to elderly at Posyandu
Lansia Desa DukuhKlopo. The design was pre-experiment (One Group PrePost Test
Design). Population was elderly with hypertension who met inclusion criteria. The Samples
were 30 respondents. Data were collected using sphygmomanometer, and then analyzed
using statistical test of Paired Sample T-Test with α = 0,05. The result showed after classical
music therapy applied, blood pressure of 30 respondents (100%) was decreased average of
1.933 mmHg in systolic and 254 mmHg in diastolic blood pressure. The result of statistical
test systolic blood pressure p=0,000 and diastolic blood pressure p= 0,000. It is concluded
that classical music therapy can decrease systolic blood pressure 1.933 mmHg and diastolic
blood pressure 254 mmHg to elderly in Posyandu Lansia Desa DukuhKlopo who had
hypertension.
penderita yang dikenal dengan tanda dan terapi musik untuk menurunkan tekanan
gejala yang meliputi sakit kepala, nyeri atau darah dan merupakan cara yang mudah,
sesak pada dada, terengah-engah saat sederhana dan murah. Rangsangan musik
beraktivitas, jantung berdebar-debar, pusing, dalam terapi musik ternyata mampu
gangguan tidur, dan lain-lain (Ritu Jain, mengaktivasi sistem limbik yang
2011). Orang menganggap gejala tersebut berhubungan dengan emosi. Saat sistem
sebagai gejala orang kecapekan biasa karena limbik teraktivasi, otak menjadi rileks,
rutinitas sehari-hari, namun jika hal tersebut kondisi inilah yang memicu tekanan darah
dibiarkan saja tanpa adanya perhatian khusus menurun. Alunan musik dalam terapi musik
maka bisa memperparah keadaan hipertensi juga dapat menstimulasi tubuh untuk
dan memicu terjadinya komplikasi seperti memproduksi molekul nitic oxide (NO).
peningkatkan terkena serangan jantung, Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh
stroke, gangguan penglihatan, kerusakan darah yang dapat mengurangi tekanan darah
fungsi ginjal, dan pembengkakan arteri (Suherly, dkk, 2012).
terbesar di tubuh yang berakibat
mempersingkat masa hidup seseorang (Ritu Metode Penelitian
Jain,2011). Desain yang digunakan dalam penelitian
Perawat dalam perannya sebagai pendidik ini adalah pra-eksperimental (One group
mempunyai kepentingan lebih besar dalam pra-post test design). Populasi dalam
upaya meningkatkan pengetahuan dan penelitian ini adalah semua lansia yang ada
ketrampilan klien untuk belajar bagaimana di posyandu lansia Desa DukuhKlopo 1
merawat diri sendiri (Perry & Potter, 2009). bulan terakhir yang berjumlah 309 orang.
Perawat dapat memberikan penanganan dengan jumlah sampel yaitu 30 lansia dengan
dengan memberikan terapi komplementer menggunakan quota sampling. Variabel
yang dapat dilakukan secara mandiri dan dalam penelitian ini terdiri atas variabel
murah dalam upaya menjaga kestabilan independen dan variabel dependen. Variabel
tekanan darah bagi penderita hipertensi. independen dalam penelitian ini adalah terapi
Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah musik klasik. Sedangkan variabel dependen
penting karena dapat mencegah timbulnya dalam penelitian ini adalah tekanan darah.
komplikasi pada beberapa organ tubuh Instrumen pengukuran tekanan darah lansia
seperti jantung, ginjal, dan otak (Muttaqin, menggunakan Sphygmomanometer air raksa.
2009). Penatalaksanaan hipertensi ada 3 Uji normalitas didapatkan hasil p>α, maka
yaitu pengobatan tanpa obat-obatan, analisis data menggunakan uji statistik
pengobatan dengan obat-obatan, dan paired samples t-test untuk menganalisis
perawatan dengan terapi komplementer pemberian terapi musik klasik terhadap
(Widharto, 2009). Perawatan tanpa tekanan darah.
obatobatan dapat dilakukan dengan cara
mengurangi konsumsi garam, berolahraga Tabel 1 Rancangan Penelitian Onegroup
secara teratur, menghindari stres, dan lain Pra-post Test Design Pengaruh
sebagainya. Perawatan dengan obat-obatan Pemberian Terapi
seperti golongan diuretik atau yang lainnya Musik Klasik Terhadap Tekanan
mampu menurunkan tekanan darah beserta Darah Pada Lansia
keluhan-keluhan yang menyertainya, tapi Hipertensi.
penatalaksaan jenis ini memiliki efek Subyek Pra-test Perlakuan Pascatest
samping yang buruk terhadap tubuh jika
dikonsumsi jangka panjang. Penderita yang K O I O1
tidak ingin terkena efek samping dari Waktu Waktu 2 Waktu 3
obatobatan bisa menggunakan perawatan 1
alternatif atau terapi komplementer yang
dapat dilakukan dengan menggunakan terapi Keterangan :
herbal dan yang paling baru diteliti adalah K : subjek (hipertensi)
Tekanan Darah Sesudah Pemberian musik yang sering digunakan untuk terapi
Terapi Musik Klasik Di Posyandu Lansia musik (Setyoadi dan Kushariyadi, 2011).
Desa DukuhKlopo. Salah satu jenis musik yang dapat
menurunkan tekanan darah adalah musik
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil Baroque, yaitu musik dengan tempo lambat
bahwa tekanan darah sesudah dilakukan atau largo (60 ketukan per menit) akan
terapi musik klasik mengalami penurunan menyebabkan orang yang mendengarkan
yang sama baik pada semua karakteristik mengalami relaksasi (Porter dan Hernacki,
lansia (100%). Rata-rata tekanan darah 2007).
sistolik turun sebesar 1,933 mmHg dan Tekanan darah pada lansia akan naik
diastolik turun 1,839 mmHg pada semua secara bertahap. Curah jantung pada lansia
lansia. Dari hasil yang didapat menunjukkan mengalami penurunan dan sudah tentu
bahwa sesudah dilakukan terapi musik menimbulkan efek pada fungsi alat-alat lain,
klasik, nilai minimum tekanan darah sistolik seperti otot, paru-paru, dan ginjal karena
antara 126,00 mmHg sampai 168,00 mmHg. berkurangnya arus darah ke organ tubuh.
Sedangkan nilai minimum tekanan darah Dengan adanya aktivitas fisik, tekanan darah
diastolik antara 78,00 mmHg sampai 102,00 seseorang akan meningkat, terutama tekanan
mmHg. Hipertensi adalah kondisi di mana sistoliknya. Pada lanjut usia peningkatan
jika tekanan darah sistole 140 mmHg atau tekanan darah saat melakukan pekerjaan fisik
lebih tinggi dan tekanan darah diastole 90 ini meningkat lebih cepat dibanding orang
mmHg atau lebih tinggi (Syamsudin, 2011). muda.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia
dengan tiga cara, yaitu pengobatan tanpa karena sering ditemukan dan menjadi faktor
obat-obatan (pengobatan secara utama stroke, payah jantung, dan penyakit
nonfarmakologis), pengobatan dengan jantung koroner. Peneliti memilih jenis terapi
obatobatan (pengobatan secara komplementer dengan terapi musik klasik
farmakologis), dan pengobatan dengan karena jenis terapi ini sangat sederhana dan
menggunakan terapi komplementer. dapat dilakukan di rumah dengan mudah,
Beberapa macam terapi komplementer yang praktis, dan efektif. Selain itu, terapi ini juga
dapat diterapkan untuk mengobati hipertensi, tidak memerlukan keahlian khusus baik
yaitu: terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi untuk terapis maupun responden. Tidak
progresif, meditasi, akupuntur, akupresur, semua jenis musik dapat digunakan dalam
aromaterapi, refleksologi (terapi musik terapi musik. Pemilihan jenis musik dapat
klasik), dan bekam (Widharto, 2009). Terapi disesuaikan dengan keinginan namun harus
musik adalah kemampuan menggunakan diperhatikan juga irama musik yang dipilih.
musik atau elemen musik untuk Jenis irama musik yang dipilih harus
meningkatkan, mempertahankan, serta disesuaikan dengan irama jantung, hal ini
mengembalikan kesehatan mental, fisik, dikarenakan jenis irama yang berlawanan
emosional, dan spiritual (Setyoadi dan dengan irama jantung dapat meningkatkan
Kushariyadi, 2011). Karena itu terapi musik energi, menyebabkan tubuh bereaksi, dapat
biasanya membawa manfaat bagi setiap meningkatkan detak jantung dan tekanan
orang termasuk untuk lansia hipertensi, tanpa darah. Pemilihan jenis musik dengan irama
sebelumnya harus memiliki kemampuan, yang tepat dapat menentukan keberhasilan
pengetahuan, ataupun pengalaman bermusik terapi yang dilakukan. Musik dengan tempo
(Sustrani, dkk, 2009). Jenis musik yang lambat atau largo (60 ketukan per menit)
digunakan dalam terapi musik dapat adalah jenis musik yang sesuai dengan irama
disesuaikan dengan keinginan, misalnya jantung, sehingga jenis musik ini baik
musik klasik, instrumentalia, musik berirama digunakan untuk terapi serta akan
santai, orkestra, dan musik modern lainnya. menimbulkan efek sedatif bagi para
Musik lembut dan teratur seperti pendengarnya. Berdasarkan hasil observasi
instrumentalia dan musik klasik merupakan setelah dilakukan terapi musik klasik pada
klasik ternyata mampu mengaktivasi sistem tekanan darah diastolik sebesar 1,839 mmHg
limbik yang berhubungan dengan emosi. pada lansia di posyandu lansia Desa
Saat sistem limbik teraktivasi, otak menjadi DukuhKlopo yang mengalami hipertensi.
rileks, kondisi inilah yang memicu tekanan
darah menurun. Keadaan stress dapat Saran
mempengaruhi tekanan darah begitu juga Penderita hipertensi dapat menggunakan
dengan keadaan relaksasi, seseorang yang terapi musik klasik sebagai pengobatan atau
rileks cenderung mempunyai tekanan darah terapi komplementer dalam upaya
yang relatif normal. Jenis musik klasik mengontrol tekanan darah. Terapi musik
baroque merupakan jenis musik sedatif dan
klasik dapat dilakukan dirumah selama 15
mempunyai irama yang tidak berlawanan
menit dengan berbaring dan
dengan irama jantung. Musik klasik
dapat melibatkan anggota
baroque mampu menurunkan detak jantung
dan tekanan darah, menurunkan tingkat keluarga untuk menciptakan
rangsang dan secara umum dapat membuat suasana yang membuat lansia merasa
tenang. Musik klasik mempunyai irama nyaman dan rileks, selain itu anggota
yang tidak berlawanan dengan denyut keluarga juga dapat membantu lansia untuk
jantung dan cenderung menurunkan detak mempersiapkan alat-alat dan musik yang
jantung, dengan keadaan ini maka tekanan akan diputar.
darah juga akan mengalami penurunan.
Pada jaman sekarang ini banyak diminati Daftar Pustaka
metode penyembuhan yang praktis, efektif, Aizid, Risem (2011). Sehat dan
mudah digunakan, dan terjangkau oleh cerdas dengan Terapi Musik.
semua lapisan masyarakat. Terapi musik Jogjakarta: Laksana
klasik adalah salah satu terapi yang sangat Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011).
mudah dilakukan karena tidak memerlukan Keperawatan Lanjut Usia. Graha
keahlian khusus baik untuk terapis atau Ilmu. Yogyakarta
responden, selain itu terapi ini tidak Bandiyah. (2009). Hipertensi.
memerlukan biaya yang besar, efektif, Jakarta: Pustaka Bunda
efisien, dapat dilakukan secara mandiri Buckman, Robert & Westcott, Patsy,
dirumah. (2012). Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta: PT. Elex
Kesimpulan Media
Tekanan darah sebelum dilakukan Komputindo
terapi musik klasik pada penderita hipertensi Depkes RI. (2010) Operational study an
di Posyandu Lansia Desa DukuhKlopo integrated community-based
intervention program on common
mempunyai nilai minimum tekanan darah
risk factors of major
sistolik antara 146,00 mmHg sampai 186,00 noncommunicable diseases in
mmHg dan nilai minimum tekanan darah Depok-
diastolik antara 100,00 mmHg sampai Indonesia. Jakarta: Depkes RI
118,00 mmHg. Tekanan darah sesudah Djohan. (2011). Terapi Musik. Galangpres.
dilakukan terapi musik klasik pada penderita Yogyakarta
hipertensi di Posyandu Lansia Desa Montello, Louise. (2011). Kecerdasan
DukuhKlopo mempunyai nilai minimum Musik. Jakarta. Gramedia
tekanan darah sistolik antara 126,00 mmHg Muttaqin, Arif. (2010). Pengantar Asuhan
sampai 168,00 mmHg dan nilai minimum Keperawatan Klien dengan
tekanan darah diastolik antara 78,00 mmHg Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
sampai 102,00 mmHg. Disimpulkan terapi Salemba Medika. Jakarta
musik klasik dapat menurunkan tekanan Porter & Hernacki. (2009). Quantum
darah sistolik sebesar 1,933 mmHg dan Learning. Bandung: Kaifa