Anda di halaman 1dari 10

1

POTENSI TERAPI MUSIK KLASIK MENURUNKAN TEKANAN DARAH


PADA PASIEN HIPERTENSI

POTENCY CLASSICAL MUSIC THERAPY DECREASING


BLOOD PRESSURE TO HYPERTENSION ELDERLY

Apner Koa
STIKes Husada Jombang
Email : apnerkoa@gmail.com

ABSTRAK
Pada lansia dengan hipertensi sering mengalami gejala yang mengganggu aktivitas
sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian terapi musik
klasik terhadap tekanan darah pada lansia di poyandu lansia Desa DukuhKlopo. Desain
penelitian adalah pra eksperimental (One Group Pre- Post Test Design). Populasi dari
penelitian adalah lansia yang mengalami hipertensi dan memenuhi kriteria inklusi.
Subyek dari penelitian ini sebanyak 30 lansia. Pengumpulan data menggunakan
sphygmomanometer, dianalisa menggunakan Uji statistik Paired Sample T-Test dengan α
= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi musik klasik
tekanan darah 30 lansia (100%) mengalami penurunan rata-rata 1.933 mmHg pada
tekanan darah sistolik dan 254 mmHg pada tekanan darah diastolik. Hasil uji statistik
tekanan darah sistolik p=0,000 dan tekanan darah diastolik p=0,000. Disimpulkan terapi
musik klasik dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 1.933 mmHg dan tekanan
darah diastolik sebesar 254 mmHg pada lansia di posyandu lansia Desa DukuhKlopo
yang mengalami hipertensi.
Kata kunci: Terapi Musik Klasik, Tekanan Darah, Hipertensi

ABSTRACT

Elderly with hypertension often have symptoms interfering daily activities. The objective
was to analyze classical music therapy affecting blood pressure to elderly at Posyandu
Lansia Desa DukuhKlopo. The design was pre-experiment (One Group PrePost Test
Design). Population was elderly with hypertension who met inclusion criteria. The Samples
were 30 respondents. Data were collected using sphygmomanometer, and then analyzed
using statistical test of Paired Sample T-Test with α = 0,05. The result showed after classical
music therapy applied, blood pressure of 30 respondents (100%) was decreased average of
1.933 mmHg in systolic and 254 mmHg in diastolic blood pressure. The result of statistical
test systolic blood pressure p=0,000 and diastolic blood pressure p= 0,000. It is concluded
that classical music therapy can decrease systolic blood pressure 1.933 mmHg and diastolic
blood pressure 254 mmHg to elderly in Posyandu Lansia Desa DukuhKlopo who had
hypertension.

Keywords: Classical Music Therapy, Blood Pressure, Hypertension

Media Komunikasi Kesehatan Husada | Volume 1 Nomor I : Agustus 2020


2

Pendahuluan jumlah tersebut di derita oleh lansia dan dari


Proses menua adalah suatu proses data statistik Dinas Kesehatan RI diketahui
menghilangnya secara perlahan-lahan bahwa prevalensi penderita hipertensi di
kemampuan jaringan untuk memperbaiki indonesia pada tahun 2009 mencapai 0,15%
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi dan prevalensi hipertensi pada lansia
normalnya sehingga tidak dapat bertahan mencapai 0,37 % (Depkes RI, 2010).
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari
yang cidera (Darmojo, 2010 dalam Azizah, KMS pada saat pengambilan data awal di
2011). Lansia merupakan usia yang rentan posyandu lansia Desa DukuhKlopo pada
tanggal 28 Mei 2017 didapatkan data
akan timbulnya berbagai masalah kesehatan,
sejumlah 309 lansia sedangkan jumlah lansia
hal ini berhubungan dengan penurunan
yang hipertensi sejumlah 30 orang dan tanpa
kondisi anatomis dan sel akibat terjadinya
hipertensi sejumlah 279 orang. Data tersebut
penumpukan metabolik yang terjadi di dalam di atas memberikan gambaran bahwa
sel (Azizah, 2011). Salah satu penyakit yang masalah hipertensi perlu mendapatkan
banyak diderita para lansia adalah penyakit perhatian dan penanganan yang baik,
kardiovaskuler yaitu hipertensi. Hipertensi mengingat prevalensi yang tinggi dan
adalah kondisi di mana jika tekanan darah komplikasi yang ditimbulkan cukup berat.
sistole 140 mmHg atau lebih tinggi dan Dari 10 lansia yang menderita hipertensi
tekanan darah diastole 90 mmHg atau lebih pada saat dilakukan wawancara tentang
tinggi (Syamsudin, 2011). Salah satu upaya kegemaran terhadap musik klasik, yaitu 8
yang dapat dilakukan untuk menurunkan diantaranya menyukai musik klasik karena
tekanan darah dan masih jarang dilakukan di musik klasik merupakan musik yang santai,
Indonesia, yaitu terapi musik. Beberapa enak di dengar dan membuat hati menjadi
penelitian yang dilakukan di India maupun tenang, sedangkan 2 diantaranya mengatakan
Italia menunjukkan efektifitas terapi musik musik klasik merupakan musik yang tidak
untuk mengurangi nyeri, kecemasan maupun jelas dan pada dasarnya memang tidak suka
hipertensi (Suherly, dkk, 2012). Musik klasik mendengarkan musik. Hipertensi atau
dapat mengharmoniskan dan tekanan darah tinggi adalah suatu
menyeimbangkan semua irama dari badan, peningkatan abnormal tekanan darah dalam
termasuk denyut jantung, kecepatan pembuluh darah arteri secara terus-menerus
lebih dari suatu periode (Udjianti, 2010).
bernapas, serta tekanan darah sehingga terapi
Tekanan darah yang tinggi dapat dipicu oleh
musik klasik dapat dijadikan sebagai terapi
2 hal, pertama karena faktor endokrin dan
komplementer untuk mengatasi hipertensi.
faktor psikologi. Faktor endokrin
Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah menyebabkan pengeluaran renin oleh ginjal
lanjut usia meningkat menjadi 9,99% dari yang kemudian diubah menjadi angiotensin
seluruh penduduk indonesia (22.277.700 1 dan angiotensin 2. Hal ini membuat arteriol
jiwa) dengan umur harapan hidup 65-70 berkontraksi dan meningkatkan tahanan
tahun dan pada tahun 2020 akan meningkat perifer sehingga tekanan darah meningkat,
menjadi 11,09% (29.120.000 lebih) dengan sedangkan yang disebakan oleh faktor
umur harapan hidup 70-75 tahun. Penyebab psikologi seperti yang banyak dirasakan
kematian karena penyakit jantung pembuluh masyarakat saat ini yaitu stres. Stres dapat
darah (kardiovaskuler) dan tuberkulosa, pada merangsang sistem saraf simpatis untuk
saat ini menduduki urutan pertama pada membuat denyut nadi, kontraksi jantung, dan
kelompok lansia, selanjutnya kanker dan vasokontriksi meningkat. Peningkatan-
ketiga stroke (Bandiyah, 2009). Hasil survei peningkatan tersebut berpengaruh pada
kesehatan rumah tangga tahun 2009 di tekanan pembuluh darah perifer dan cardiac
indonesia menunjukkan prevalensi tekanan output jantung meningkat, sehingga tekanan
darah tinggi cukup tinggi, yaitu 83 per 1000 darah ikut meningkat pula. Peningkatan
anggota rumah tangga sekitar 0,15% dari tekanan darah ini berakibat pada tubuh

Media Komunikasi Kesehatan Husada | Volume 1 Nomor I : Mei 2020


3

penderita yang dikenal dengan tanda dan terapi musik untuk menurunkan tekanan
gejala yang meliputi sakit kepala, nyeri atau darah dan merupakan cara yang mudah,
sesak pada dada, terengah-engah saat sederhana dan murah. Rangsangan musik
beraktivitas, jantung berdebar-debar, pusing, dalam terapi musik ternyata mampu
gangguan tidur, dan lain-lain (Ritu Jain, mengaktivasi sistem limbik yang
2011). Orang menganggap gejala tersebut berhubungan dengan emosi. Saat sistem
sebagai gejala orang kecapekan biasa karena limbik teraktivasi, otak menjadi rileks,
rutinitas sehari-hari, namun jika hal tersebut kondisi inilah yang memicu tekanan darah
dibiarkan saja tanpa adanya perhatian khusus menurun. Alunan musik dalam terapi musik
maka bisa memperparah keadaan hipertensi juga dapat menstimulasi tubuh untuk
dan memicu terjadinya komplikasi seperti memproduksi molekul nitic oxide (NO).
peningkatkan terkena serangan jantung, Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh
stroke, gangguan penglihatan, kerusakan darah yang dapat mengurangi tekanan darah
fungsi ginjal, dan pembengkakan arteri (Suherly, dkk, 2012).
terbesar di tubuh yang berakibat
mempersingkat masa hidup seseorang (Ritu Metode Penelitian
Jain,2011). Desain yang digunakan dalam penelitian
Perawat dalam perannya sebagai pendidik ini adalah pra-eksperimental (One group
mempunyai kepentingan lebih besar dalam pra-post test design). Populasi dalam
upaya meningkatkan pengetahuan dan penelitian ini adalah semua lansia yang ada
ketrampilan klien untuk belajar bagaimana di posyandu lansia Desa DukuhKlopo 1
merawat diri sendiri (Perry & Potter, 2009). bulan terakhir yang berjumlah 309 orang.
Perawat dapat memberikan penanganan dengan jumlah sampel yaitu 30 lansia dengan
dengan memberikan terapi komplementer menggunakan quota sampling. Variabel
yang dapat dilakukan secara mandiri dan dalam penelitian ini terdiri atas variabel
murah dalam upaya menjaga kestabilan independen dan variabel dependen. Variabel
tekanan darah bagi penderita hipertensi. independen dalam penelitian ini adalah terapi
Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah musik klasik. Sedangkan variabel dependen
penting karena dapat mencegah timbulnya dalam penelitian ini adalah tekanan darah.
komplikasi pada beberapa organ tubuh Instrumen pengukuran tekanan darah lansia
seperti jantung, ginjal, dan otak (Muttaqin, menggunakan Sphygmomanometer air raksa.
2009). Penatalaksanaan hipertensi ada 3 Uji normalitas didapatkan hasil p>α, maka
yaitu pengobatan tanpa obat-obatan, analisis data menggunakan uji statistik
pengobatan dengan obat-obatan, dan paired samples t-test untuk menganalisis
perawatan dengan terapi komplementer pemberian terapi musik klasik terhadap
(Widharto, 2009). Perawatan tanpa tekanan darah.
obatobatan dapat dilakukan dengan cara
mengurangi konsumsi garam, berolahraga Tabel 1 Rancangan Penelitian Onegroup
secara teratur, menghindari stres, dan lain Pra-post Test Design Pengaruh
sebagainya. Perawatan dengan obat-obatan Pemberian Terapi
seperti golongan diuretik atau yang lainnya Musik Klasik Terhadap Tekanan
mampu menurunkan tekanan darah beserta Darah Pada Lansia
keluhan-keluhan yang menyertainya, tapi Hipertensi.
penatalaksaan jenis ini memiliki efek Subyek Pra-test Perlakuan Pascatest
samping yang buruk terhadap tubuh jika
dikonsumsi jangka panjang. Penderita yang K O I O1
tidak ingin terkena efek samping dari Waktu Waktu 2 Waktu 3
obatobatan bisa menggunakan perawatan 1
alternatif atau terapi komplementer yang
dapat dilakukan dengan menggunakan terapi Keterangan :
herbal dan yang paling baru diteliti adalah K : subjek (hipertensi)

Media Komunikasi Kesehatan Husada | Volume 1 Nomor I : Mei 2020


4

O : pengukuran tekanan darah sebelum


dilakukan terapi musik klasik Tabel 3 Tekanan Darah Diastolik
1 : intervensi terapi musik klasik Sesudah Diberikan Terapi
O1 : pengukuran rentang darah Musik Klasik Pada Lansia
setelah dilakukan terapi musik klasik
Hipertensi.
Paired
Sample TTest p=0,000
Hasil Penelitian
Karakteristik lansia dengan hipertensi di Mean -1,839
Posyandu Lansia Desa DukuhKlopo Sd 2,028
Min -26,00
berjenis kelamin perempuan sebanyak 30
Max -10,00
lansia (100 %), lansia berusia 60-74 tahun
sebanyak 25 lansia (58,1%), memiliki
riwayat pendidikan tamat SD atau sederajat Berdasarkan Tabel 3 tekanan darah
sebanyak 17 lansia (39,5%), memiliki diastolik pada subjek yang sudah diberikan
riwayat hipertensi sebanyak 24 lansia terapi musik klasik mengalami penurunan.
(55,8%), menderita hipertensi selama 11-20 Tekanan darah diastolik pada subjek yang
tahun sebanyak 20 lansia (46,5%), tidak sudah diberikan terapi musik klasik ratarata
rutin mengkonsumsi obat anti hipertensi turun -1,933 mmHg ± 3,54 mmHg.
sebanyak 25 lansia (58,1%), belum Setelah dilakukan uji Paired Samples T-
mengkonsumsi obat anti hipertensi Test dengan taraf signifikansi α > 0,05 di
sebanyak 25 lansia (58,1%), minum obat dapat =0,000 untuk perubahan tekanan
anti hipertensi > 2 jam yang lalu sebanyak darah sistolik, karena hasil kelompok data
15 lansia (83,3%). <α maka diambil kesimpulan distribusi
kelompok data normal.
Tabel 2 Tekanan Darah Sistolik
Sebelum Diberikan Terapi Pembahasan
Musik Klasik Pada Lansia Tekanan Darah Sebelum Pemberian
Hipertensi. Terapi Musik Klasik Di Posyandu
Paired Lansia Desa DukuhKlopo.
Sample TTest p=0,000
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
Mean -1,933 nilai tekanan darah sebelum dilakukan terapi
Sd 2,54
musik klasik dengan nilai minimum tekanan
Min -26,00
darah sistolik antara 146,00 mmHg sampai
Max -12,00
186,00 mmHg dengan. Sedangkan nilai
minimum tekanan darah diastolik antara
100,00 mmHg sampai 118,00 mmHg.
Berdasarkan tabel 2 tekanan darah Tekanan darah merupakan tenaga yang
sistolik pada subjek yang sudah diberikan diupayakan oleh darah untuk melalui setiap
terapi musik klasik mengalami penurunan. unit dinding vascular (Udjianti, 2010).
Tekanan darah sistolik pada subjek yang Sedikit perubahan pada diameter pembuluh
sudah diberikan terapi musik klasik ratarata
darah menyebabkan perubahan bermakna
turun -1,933 mmHg ± 2,54 mmHg. pada tekanan darah (Muttaqin, 2009).
Setelah dilakukan uji Paired Samples T- Hipertensi adalah kondisi di mana jika
Test dengan taraf signifikansi α > 0,05 di tekanan darah sistole 140 mmHg atau lebih
dapat =0,000 untuk perubahan tekanan tinggi dan tekanan darah diastole 90 mmHg
darah sistolik, karena hasil kelompok data atau lebih tinggi (Syamsudin, 2011). Pada
<α maka diambil kesimpulan distribusi wanita, prevalensi berhubungan erat dengan
kelompok data normal. usia dan peningkatan terjadi setelah usia 50
tahun. Hal ini disebabkan pada

Media Komunikasi Kesehatan Husada | Volume 1 Nomor I : Mei 2020


5

premenopause wanita mulai kehilangan menunjukkan bahwa kasus hipertensi yang


sedikit demi sedikit hormon estrogen yang ditemukan pada lansia perempuan (100%).
selama ini melindungi pembuluh darah dari Hal ini dikarenakan perempuan telah
kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana mengalami perubahan hormon pasca
hormon estrogen tersebut berubah menopause yang selama ini melindungi
kuantitasnya sesuai dengan umur wanita pembuluh darah dari kerusakan. Sejalan
secara alami, yang umumnya mulai terjadi dengan bertambahnya usia, hampir setiap
pada wanita umur 45-55 tahun. Setelah umur orang mengalami kenaikan tekanan darah.
55 tahun, semua 100 % penderita hipertensi Lebih dari 50% kasus hipertensi ditemukan
adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan pada usia 60-74 (58,1%) tahun. Lansia
dengan perubahan hormon setelah cenderung mempunyai tekanan darah lebih
menopause (Buckman, 2012). Lanjut usia besar, hal ini dikarenakan pengaruh
kerap mengalami kerusakan struktural dan degenerasi yang terjadi pada orang yang
fungsional pada aorta, yaitu arteri besar yang bertambah usianya. Lansia kerap mengalami
membawa darah dari jantung, yang kerusakan struktural dan fungsional pada
menyebabkan semakin parahnya pengerasan aorta, sehingga menyebabkan semakin
pembuluh darah dan semakin tingginya parahnya pengerasan pembuluh darah dan
tekanan darah (Rusdi & Isnawati, 2009). semakin tingginya tekanan darah. Dari hasil
Pada hipertensi, individu yang mempunyai data tekanan darah sebelum dilakukan terapi
riwayat keluarga dengan hipertensi, berisiko musik klasik menunjukkan bahwa tingkat
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini pendidikan yang rendah berpengaruh pada
(Udjianti, 2010). Tekanan darah tinggi yang tingkat pengetahuan dan kesadaran akan
banyak dialami pada umumnya tidak kesehatan yang juga rendah. Paling banyak
memiliki gejala yang khusus. Fakta bahwa lansia dengan pendidikan tamat SD atau
tidak adanya gejala membuat penyakit ini sederajat mengalami penyakit hipertensi,
tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun, yakni sebanyak 17 lansia (39,5%). Lansia
sampai pasiennya sudah mengalami cenderung mengabaikan beberapa hal seperti
kerusakan jantung, otak, dan ginjal. Namun menjaga pola makan, konsumsi garam
ketika tekanan darahnya menyentuh batas berlebih, maupun olahraga sehingga semakin
yang dapat ditoleransi, gejala-gejalanya akan meningkatkan ataupun memperburuk
mulai bermunculan, antara lain: sakit kepala, hipertensi yang sudah ada. Pada lansia
nyeri atau sesak pada dada, terengah-engah dengan riwayat hipertensi keluarga juga
saat beraktivitas, jantung berdebar-debar, ditemukan persentase yang lebih tinggi
pusing, gangguan tidur, dan lain-lain. dibanding lansia yang tidak memiliki riwayat
Penebalan dinding arteri karena proses hipertensi sebelumnya yakni sebanyak 24
arterosklerosis menyebabkan tekanan pada lansia (55,8%). Adanya faktor genetik pada
dinding arteri meningkat, sehingga tekanan keluarga tertentu akan menyebabkan
darah akan meningkat. Dalam penelitian ini keluarga itu mempunyai risiko menderita
faktor genetik dan jenis kelamin digunakan hipertensi. Seseorang akan memiliki
untuk mengukur angka kejadian hipertensi di kemungkinan lebih besar untuk
Posyandu Lansia Desa DukuhKlopo. mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
Diperlukan pengukuran tekanan darah secara adalah penderita hipertensi. Umumnya lansia
rutin untuk memberikan gambaran yang baik hipertensi yang menjalani pengobatan adalah
tentang tekanan darah terutama bagi lansia lansia yang tekanan darahnya sudah
hipertensi, sehingga tekanan darah dapat mencapai batas yang dapat ditoleransi,
terkontrol. Umumnya pada kejadian sehingga sudah menimbulkan gejala fisik
hipertensi, baik tekanan sistolik maupun seperti sakit kepala, gangguan tidur, kebal
tekanan diastolik mengalami kenaikan. Bila dan kesemutan, kram otot, dan lain-lain.
tekanan darah tidak terkontrol dengan baik
maka akan dapat terjadi serangkaian
komplikasi serius. Hasil penelitian

Media Komunikasi Kesehatan Husada | Volume 1 Nomor I : Mei 2020


6

Tekanan Darah Sesudah Pemberian musik yang sering digunakan untuk terapi
Terapi Musik Klasik Di Posyandu Lansia musik (Setyoadi dan Kushariyadi, 2011).
Desa DukuhKlopo. Salah satu jenis musik yang dapat
menurunkan tekanan darah adalah musik
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil Baroque, yaitu musik dengan tempo lambat
bahwa tekanan darah sesudah dilakukan atau largo (60 ketukan per menit) akan
terapi musik klasik mengalami penurunan menyebabkan orang yang mendengarkan
yang sama baik pada semua karakteristik mengalami relaksasi (Porter dan Hernacki,
lansia (100%). Rata-rata tekanan darah 2007).
sistolik turun sebesar 1,933 mmHg dan Tekanan darah pada lansia akan naik
diastolik turun 1,839 mmHg pada semua secara bertahap. Curah jantung pada lansia
lansia. Dari hasil yang didapat menunjukkan mengalami penurunan dan sudah tentu
bahwa sesudah dilakukan terapi musik menimbulkan efek pada fungsi alat-alat lain,
klasik, nilai minimum tekanan darah sistolik seperti otot, paru-paru, dan ginjal karena
antara 126,00 mmHg sampai 168,00 mmHg. berkurangnya arus darah ke organ tubuh.
Sedangkan nilai minimum tekanan darah Dengan adanya aktivitas fisik, tekanan darah
diastolik antara 78,00 mmHg sampai 102,00 seseorang akan meningkat, terutama tekanan
mmHg. Hipertensi adalah kondisi di mana sistoliknya. Pada lanjut usia peningkatan
jika tekanan darah sistole 140 mmHg atau tekanan darah saat melakukan pekerjaan fisik
lebih tinggi dan tekanan darah diastole 90 ini meningkat lebih cepat dibanding orang
mmHg atau lebih tinggi (Syamsudin, 2011). muda.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia
dengan tiga cara, yaitu pengobatan tanpa karena sering ditemukan dan menjadi faktor
obat-obatan (pengobatan secara utama stroke, payah jantung, dan penyakit
nonfarmakologis), pengobatan dengan jantung koroner. Peneliti memilih jenis terapi
obatobatan (pengobatan secara komplementer dengan terapi musik klasik
farmakologis), dan pengobatan dengan karena jenis terapi ini sangat sederhana dan
menggunakan terapi komplementer. dapat dilakukan di rumah dengan mudah,
Beberapa macam terapi komplementer yang praktis, dan efektif. Selain itu, terapi ini juga
dapat diterapkan untuk mengobati hipertensi, tidak memerlukan keahlian khusus baik
yaitu: terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi untuk terapis maupun responden. Tidak
progresif, meditasi, akupuntur, akupresur, semua jenis musik dapat digunakan dalam
aromaterapi, refleksologi (terapi musik terapi musik. Pemilihan jenis musik dapat
klasik), dan bekam (Widharto, 2009). Terapi disesuaikan dengan keinginan namun harus
musik adalah kemampuan menggunakan diperhatikan juga irama musik yang dipilih.
musik atau elemen musik untuk Jenis irama musik yang dipilih harus
meningkatkan, mempertahankan, serta disesuaikan dengan irama jantung, hal ini
mengembalikan kesehatan mental, fisik, dikarenakan jenis irama yang berlawanan
emosional, dan spiritual (Setyoadi dan dengan irama jantung dapat meningkatkan
Kushariyadi, 2011). Karena itu terapi musik energi, menyebabkan tubuh bereaksi, dapat
biasanya membawa manfaat bagi setiap meningkatkan detak jantung dan tekanan
orang termasuk untuk lansia hipertensi, tanpa darah. Pemilihan jenis musik dengan irama
sebelumnya harus memiliki kemampuan, yang tepat dapat menentukan keberhasilan
pengetahuan, ataupun pengalaman bermusik terapi yang dilakukan. Musik dengan tempo
(Sustrani, dkk, 2009). Jenis musik yang lambat atau largo (60 ketukan per menit)
digunakan dalam terapi musik dapat adalah jenis musik yang sesuai dengan irama
disesuaikan dengan keinginan, misalnya jantung, sehingga jenis musik ini baik
musik klasik, instrumentalia, musik berirama digunakan untuk terapi serta akan
santai, orkestra, dan musik modern lainnya. menimbulkan efek sedatif bagi para
Musik lembut dan teratur seperti pendengarnya. Berdasarkan hasil observasi
instrumentalia dan musik klasik merupakan setelah dilakukan terapi musik klasik pada

Media Komunikasi Kesehatan Husada | Volume 1 Nomor I : Mei 2020


7

lansia dengan hipertensi terjadi penurunan kecepatan bernapas, maupun tekanan


tekanan darah. Karena musik klasik darah.Terapi musik klasik dapat dilakukan di
merupakan musik sedatif yang mampu rumah dengan mudah, praktis, dan efektif.
menyeimbangkan semua irama tubuh
termasuk denyut jantung, kecepatan Pengaruh Pemberian Terapi Musik
bernapas, maupun tekanan darah. Terapi Klasik Terhadap Tekanan Darah Di
musik klasik dapat mengembalikan lansia Posyandu Lansia Desa DukuhKlopo.
dalam kondisi dasar yang normal setelah
minimal didengarkan selama 15 menit. Berdasarkan uji statistik Paired Samples
Penurunan kecepatan hubungan persarafan T-Test untuk mengetahui tingkat signifikansi
pada lansia menyebabkan lansia lambat perubahannya didapatkan hasil p=0,000.
dalam merespon terapi musik klasik dan Menunjukkan ada pengaruh pemberian
waktu untuk bereaksi, sehingga terdapat terapi musik klasik terhadap tekanan darah di
perbedaan penurunan tekanan darah pada Posyandu Lansia Desa DukuhKlopo.
tiap responden. Selain hal tersebut, Sehingga disimpulkan bahwa terapi musik
perbedaan penurunan tekanan darah terjadi klasik berpengaruh terhadap tekanan darah
karena adanya kondisi yang berbeda pada pada lansia hipertensi, dalam hal ini yaitu
tiap responden saat menjalani terapi musik menurunkan tekanan darah baik sistolik
klasik. Peneliti berusaha membuat kondisi maupun diastolik. Hal tersebut dapat dilihat
lingkungan nyaman dengan terapi yang sama dari hasil pengukuran darah sistolik dan
pada tiap responden, tetapi kondisi kejiwaan, diastolik sebelum dan sesudah diberi terapi
konsentrasi dan perasaan saat menikmati musik klasik.
terapi musik klasik tidak dapat dikontrol oleh Hipertensi adalah kondisi di mana jika
peneliti sehingga menjadikan penurunan tekanan darah sistole 140 mmHg atau lebih
yang berbeda pada tiap responden. Kenaikan tinggi dan tekanan darah diastole 90 mmHg
tekanan darah yang dialami lansia dapat atau lebih tinggi (Syamsudin, 2011). Hal ini
terjadi secara tiba-tiba jika terdapat rangsang terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi.
yang mengejutkan saat lansia dalam kondisi Konstriksi arteriole membuat darah sulit
yang tenang. Menghentikan musik secara mengalir dan meningkatkan tekanan
tiba-tiba dan membangunkan lansia segera melawan dinding arteri (Muttaqin, 2009).
setelah mendengarkan musik klasik dapat Pengobatan hipertensi dapat dilakukan
menyebabkan responden terkejut dan hal dengan berbagai macam cara,
tersebut dapat meningkatkan tekanan darah. yaitupengobatan secara nonfarmakologis,
Dalam prosedur penatalaksanaan terapi pengobatan secara farmakologis, dan
musik klasik saat selesai melakukan terapi pengobatan dengan menggunakan terapi
pada lansia dengan hipertensi, musik yang komplementer. Beberapa macam terapi
diperdengarkan oleh responden harus selesai komplementer yang dapat diterapkan untuk
sampai nada terakhir, lansia tetap pada posisi mengobati hipertensi, yaitu: terapi herbal,
duduk lalu segera diukur tekanan darah terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi,
lansia sesuai dengan prosedur pengukuran akupuntur, akupresur, aromaterapi,
tekanan darah. Secara keseluruhan lansia refleksologi (terapi musik klasik), dan bekam
tampak lebih rileks, senang dan nyaman. (Widharto, 2009). Dari berbagai macam
Lansia mengungkapkan bahwa setelah terapi tersebut, terapi yang paling praktis
diberikan terapi musik klasik perasaan dapat digunakan adalah refleksologi menggunakan
menjadi lebih tenang serta beban pikiran terapi musik klasik. Dikarenakan terapi
teralihkan saat mendengar musik klasik. musik klasik sangat sederhana dan dapat
Musik klasik pada dasarnya musik yang dilakukan di rumah dengan mudah, praktis,
cenderung bersifat relaksasi atau sedatif. dan efektif. Selain itu, terapi ini juga tidak
Musik klasik dapat mengharmoniskan dan memerlukan keahlian khusus baik untuk
menyeimbangkan semua irama dari badan terapis maupun responden. Musik klasik
seseorang, termasuk denyut jantung, terbukti dapat menimbulkan reaksi

Media Komunikasi Kesehatan Husada | Volume 1 Nomor I : Mei 2020


8

psikologis yang dapat mengubah suasana memiliki kemampuan, pengetahuan,


hati dan kondisi emosi, sehingga musik ataupun pengalaman bermusik (Sustrani,
bermanfaat sebagai relaksasi yang dapat dkk, 2012).
menghilangkan stress, mengatasi kecemasan, Tekanan darah diartikan sebagai
memperbaiki mood, dan menumbuhkan kekuatan yang dihasilkan oleh darah
kesadaran spiritual. terhadap setiap satuan luas dinding
Jenis musik klasik termasuk dalam jenis pembuluh darah dan hampir selalu
musik sedatif dan mempunyai irama yang dinyatakan dalam milimeter air raksa
tidak berlawanan dengan irama jantung, hal (mmHg). Tekanan darah dapat berubah
ini sejalan dengan teori bahwa musik-musik sewaktu-waktu tergantung dari kondisi
sedatif atau musik relaksasi menurunkan kesehatan dan aktivitas seseorang. Selain
detak jantung dan tekanan darah, itu, kondisi kejiwaan seseorang dapat
menurunkan tingkat rangsang dan secara mempengaruhi hasil pengukuran tekanan
umum membuat tenang. Musik klasik pada darah. Seseorang yang sedang takut, stress,
dasarnya musik yang cenderung bersifat ataupun dalam kondisi yang tidak nyaman
relaksasi atau musik sedatif (Djohan, 2009). cenderung memiliki tekanan darah yang
Dalam terapi musik, alunan musik juga tinggi. Tekanan darah yang terlalu tinggi
dapat mestimulasi tubuh untuk dapat menambah beban kerja jantung dan
memproduksi molekul nitic oxide (NO). arteri yang bila berlanjut secara
Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh terusmenerus dapat menimbulkan
darah yang dapat mengurangi tekanan darah kerusakan jantung dan pembuluh
(Suherly, dkk, 2012). Sistem saraf darah.Mengingat bahwa hipertensi atau
parasimpatik yang berfungsi mendorong tekanan darah yang tinggi selain
aktivitas penghambatan, istirahat, dan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor misalkan
menyenangkan. Kalau sistem parasimpatik makanan, genetik, gaya hidup, dan jenis
diaktifkan, kecepatan denyut jantung, kelamin. Hipertensi juga dipengaruhi oleh
pernapasan, tekanan darah menurun, kondisi psikologis seseorang, sehingga
pencernaan diaktifkan, otot-otot di diperlukan terapi yang holistik selain dari
kendurkan, dan rehabilitasi badan secara terapi farmakologis dan nonfarmakologis
umum terjadi (Montello, 2010). Dari yaitu dengan terapi komplementer yang
perspektif penyembuhan, bagian paling dapat membuat pasien hipertensi merasa
penting adalah menggarap badan untuk rileks dan tenang. Banyak terapi alternatif
mencapai rasa harmoni, seimbang, dan untuk penyakit tekanan darah tinggi
ketenangan sebelum berusaha masuk ke berfokus pada teknik relaksasi, sebagian
tingkat yang lebih halus. Cara paling efisien yang lain berupaya mencari akar
untuk mencapai tingkat keseimbangan permasalahan dari segi fisiologinya dengan
somatik ini adalah lewat musik. Bersantai cara mengubah kebiasaan atau gaya hidup.
lewat musik membantu mengubah keadaan Lansia sangat rentan maka dari itu asuhan
penuh stres, yang kalau dibiarkan dapat keperawatan yang dapat di berikan yaitu
menyebabkan fisik merasa tidak sehat. terapi komplementer seperti terapi musik
Terapi musik adalah penggunaan musik klasik. Apabila terapi musik klasik dapat
dalam lingkup klinis, pendidikan, dan sosial dilaksanakan dengan baik maka akan dapat
bagi klien atau pasien yang membutuhkan menurunkan tekanan darah baik tekanan
pengobatan, pendidikan atau intervensi darak sistolik maupun diastolik. Hal ini
pada aspek sosial dan psikologis (Djohan, dikarenakan musik klasik dapat
2009). Pada dasarnya setiap orang akan mengharmoniskan dan menyeimbangkan
bereaksi dalam satu dan lain cara, dan semua irama dari badan, termasuk denyut
menikmati pengalaman bermusik. Karena jantung, kecepatan bernapas, tekanan darah,
itu terapi musik biasanya membawa frekuensi gelombang otak, dan kecepatan
manfaat bagi setiap orang termasuk untuk respiratori primer. Dalam terapi musik
pasien hipertensi, tanpa sebelumnya harus klasik diketahui bahwa rangsangan musik

Media Komunikasi Kesehatan Husada | Volume 1 Nomor I : Mei 2020


9

klasik ternyata mampu mengaktivasi sistem tekanan darah diastolik sebesar 1,839 mmHg
limbik yang berhubungan dengan emosi. pada lansia di posyandu lansia Desa
Saat sistem limbik teraktivasi, otak menjadi DukuhKlopo yang mengalami hipertensi.
rileks, kondisi inilah yang memicu tekanan
darah menurun. Keadaan stress dapat Saran
mempengaruhi tekanan darah begitu juga Penderita hipertensi dapat menggunakan
dengan keadaan relaksasi, seseorang yang terapi musik klasik sebagai pengobatan atau
rileks cenderung mempunyai tekanan darah terapi komplementer dalam upaya
yang relatif normal. Jenis musik klasik mengontrol tekanan darah. Terapi musik
baroque merupakan jenis musik sedatif dan
klasik dapat dilakukan dirumah selama 15
mempunyai irama yang tidak berlawanan
menit dengan berbaring dan
dengan irama jantung. Musik klasik
dapat melibatkan anggota
baroque mampu menurunkan detak jantung
dan tekanan darah, menurunkan tingkat keluarga untuk menciptakan
rangsang dan secara umum dapat membuat suasana yang membuat lansia merasa
tenang. Musik klasik mempunyai irama nyaman dan rileks, selain itu anggota
yang tidak berlawanan dengan denyut keluarga juga dapat membantu lansia untuk
jantung dan cenderung menurunkan detak mempersiapkan alat-alat dan musik yang
jantung, dengan keadaan ini maka tekanan akan diputar.
darah juga akan mengalami penurunan.
Pada jaman sekarang ini banyak diminati Daftar Pustaka
metode penyembuhan yang praktis, efektif, Aizid, Risem (2011). Sehat dan
mudah digunakan, dan terjangkau oleh cerdas dengan Terapi Musik.
semua lapisan masyarakat. Terapi musik Jogjakarta: Laksana
klasik adalah salah satu terapi yang sangat Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011).
mudah dilakukan karena tidak memerlukan Keperawatan Lanjut Usia. Graha
keahlian khusus baik untuk terapis atau Ilmu. Yogyakarta
responden, selain itu terapi ini tidak Bandiyah. (2009). Hipertensi.
memerlukan biaya yang besar, efektif, Jakarta: Pustaka Bunda
efisien, dapat dilakukan secara mandiri Buckman, Robert & Westcott, Patsy,
dirumah. (2012). Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta: PT. Elex
Kesimpulan Media
Tekanan darah sebelum dilakukan Komputindo
terapi musik klasik pada penderita hipertensi Depkes RI. (2010) Operational study an
di Posyandu Lansia Desa DukuhKlopo integrated community-based
intervention program on common
mempunyai nilai minimum tekanan darah
risk factors of major
sistolik antara 146,00 mmHg sampai 186,00 noncommunicable diseases in
mmHg dan nilai minimum tekanan darah Depok-
diastolik antara 100,00 mmHg sampai Indonesia. Jakarta: Depkes RI
118,00 mmHg. Tekanan darah sesudah Djohan. (2011). Terapi Musik. Galangpres.
dilakukan terapi musik klasik pada penderita Yogyakarta
hipertensi di Posyandu Lansia Desa Montello, Louise. (2011). Kecerdasan
DukuhKlopo mempunyai nilai minimum Musik. Jakarta. Gramedia
tekanan darah sistolik antara 126,00 mmHg Muttaqin, Arif. (2010). Pengantar Asuhan
sampai 168,00 mmHg dan nilai minimum Keperawatan Klien dengan
tekanan darah diastolik antara 78,00 mmHg Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
sampai 102,00 mmHg. Disimpulkan terapi Salemba Medika. Jakarta
musik klasik dapat menurunkan tekanan Porter & Hernacki. (2009). Quantum
darah sistolik sebesar 1,933 mmHg dan Learning. Bandung: Kaifa

Media Komunikasi Kesehatan Husada | Volume 1 Nomor I : Mei 2020


10

Potter & Perry (2009). Fundamental


Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Ritu Jain. (2011). Pengobatan Alternatif
untuk Mengatasi Tekanan Darah.
Jakarta : Gramedia
Rusdi & Isnawati, Nurlaela. (2009). Awas
Anda Bisa Mati Cepat Akibat
Hipertensi & Diabetes. Jogjakarta:
Power Books (IHDINA)
Setyoadi dan Kushariyadi. (2013). Terapi
Modalitas Keperawatan Pada Klien
Psikogeriatrik. Salemba Medika.
Jakarta
Suherly, Muhammad, dkk.
(2012). Perbedaan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Sebelum
dan
Sesudah Pemberian Terapi Musik
Klasik di RSUD Tugurejo
Semarang
Sustrani, Lanny, dkk. (2011). Hipertensi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Syamsudin. (2011). Buku Ajar
Farmakoterapi Kardiovaskular Dan
Renal. Salemba Medika:
Jakarta
Udjianti, Wajan Juni. (2010). Keperawatan
Kardiovaskular. Salemba Medika:
Jakarta
Widharto. (2009). Bahaya
Hipertensi. Jakarta: Sunda
Kelapa Pustaka

Media Komunikasi Kesehatan Husada | Volume 1 Nomor I : Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai