Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

CA GINJAL DAN MANAGEMEN KEGAWAT DARURATAN PERIOPERATIF


PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS
Dosen :

Oleh :
Ramli Herikzah
P1337420820011

PROGRAM MAGISTER TERAPAN KEPERAWATAN


PROGRAM PASCASARJANA POLTEKKES KEMENKES SEMRANG
2021
Resume Ca Ginjal
A. Defenisi
Kanker ginjal adalah kondisi ketika terjadi pertumbuhan sel-sel secara abnormal dan tak
terkendali di ginjal. Kanker ginjal merupakan salah satu jenis kanker yang umum terjadi. Meski bisa
dialami oleh siapa saja, kanker ginjal paling sering terjadi pada orang yang berusia 50 tahun ke atas.
Carsinoma sel ginjal ( renal cell carcinoma ) adalah tumor malignansi renal tersering, dua kali lebih
sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Kanker ginjal menyebabkan 2% dari
semua penyakit kanker yang menyerang orang dewasa . Penyakit ini menyerang laki-laki hampir dua
kali lebih banyak dari pada wanita dan umumnya mengenai laki-laki pada usia diatas 50 tahun.
Tidak semua tumor merupakan kanker ( keganasan ). Tumor yang ganas disebut tumor
maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan disekitarnya. sel-sel ini juga keluar
dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah atau system getah bening, dan akan terbawa ke
bagian tubuh lainnya ( proses ini dikenal sebagai metastasetumor ). Penyebab mengganasnya sel-
sel ginjal tidak diketahui. Namun, penelitian telah menemukan factor-faktor tertentu yang tampaknya
meningkatkan risiko terjadinya kanker ginjal. Risiko terjadinya carcinoma sel ginjal meningkat sejalan
dengan bertambahnya usia. Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki
risiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita.
B. Faktor resiko
Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker ginjal seperti merokok,
merokok adalah faktor resiko utama. Para perokok dua kali lebih mungkin menderita kanker ginjal
daripada bukan perokok. Orang yang menyukai rokok cerutu bahkan bisa menderita kanker ginjal
paling parah, kegemukan/obesitas: Orang yang mengalami kegemukan mempunyai resiko yang
lebih tinggi dari mereka yang lebih tinggi dari mereka yang tidak kegemukan, Tekanan darah tinggi,
Lingkungan kerja ( pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang
terpapar oleh asbes ), Dialisa Dialisa ( penderita ( penderita gagal jantung gagal jantung kronik yang
menjalani kronik yang menjalani dialisa dialisa menahun, menahun, memiliki risiko tinggi ) jenis
kelamin. Laki – laki dimungkinkan lebih banyak menderita kanker ginjal daripada perempuan
C. Patofisiologi
Jika kanker belum menyebar, maka pengangkatan ginjal yang terkena dan pengangkatan
kelenjar getah bening akan memberikan. peluang untuk sembuh. jika tumor telah menyusupke
dalam vena renalis dan bahkan telah mencapai vena kava, tetapi belum menyebar sisi tubuh yang
jauh, maka pembedahan masih bisa memberikan harapan kesembuhan. Tetapi kanker ginjal
cenderung menyebar dengan cepat, terutama ke paru-paru. Jika kanker telah menyebar ke tempat
yang jauh, maka prognosisnya jelek karena tidak dapat diobati dengan penyinaran, kemoterapi
maupun hormon.
D. Manifestasi klinis
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut, gejala
yang paling banyak ditemukan adalah hematuria ( adanya darah di dalam air kemih). Hematuria
bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisis air kemih.
Nyeri tumpul pada daerah punggung terjadi sebagai sebagai akibat dari tekanan balik
yang ditimbulkan oleh kompresi ureter, perluasan tumor ke daerah perienal atau perdarahan ke
dalam jaringan ginjal.Nyeri yang bersifat kolik terjadi jika bekuandarah atau massa sel tumor
bergerak turun melalui ureter.
Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak kuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau
seluruh ginjal sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan
tekanan darah. Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormoneeritropoietin, yang
merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah.
Tanda-tanda lain dari Carsinoma ginjal adalah: 1) Warna urin abnormal ( gelap atau coklat
) karena terdapat darah dalam urin 2) Kehilangan berat badan lebih dari 5% 3) Kebanyakan
Carsinoma ginjal teridentifikasi secara kebetulan pada saat pemeriksaan diagnostic abdomen
seperti CT-scan 4) Gejala yang Nampak mungkin berkaitan dengan metastase tumor seperti fraktur
patologi pada paha.
E. Penatalaksanann
1. Operasi
Operasi adalah perawatan yang paling umum untuk kanker ginjal. Perawatan jenis ini
merupakan suatu tipe dari terapi lokal yang dilakukan dengan merawat kanker ginjal dan area
yang dekat pada tumor. Operasi untuk mengangkat ginjal disebut nephrectomy. Adapun tipe
operasi pengangkatan ginjal ini tergantung pada stadium dari tumor yaitu :
a. Radical nephrectomy. Ahli bedah mengangkat seluruh ginjal bersama kelenjar adrenal dan
beberapa jaringan disekitar ginjal. Beberapa simpul getah bening di area itu juga diangkat.
b. Simple nephrectomy. Ahli bedah hanya mengangkat ginjal. Biasanya tindakan ini dilakukan
pada penderita kanker ginjal stadium I.
c. Partial nephrectomy. Ahli bedah hanya mengangkat bagian dari ginjal yang mengandung
tumor. Operasi ini dilakukan ketika seseorang itu hanya mempunyai satu ginjal, ketika kanker
sudah memengaruhi kedua ginjal, maupun penderita yang ukuran tumor ginjalnya kurang
dari 4 cm atau ¾ inci.
2. Arterial embolization
Arterial embolization adalah tipe terapi lokal yang menyusutkan tumor dan dilakukan
sebelum tindakan operasi. Tujuannya adalah agar operasi dapat berjalan berjalan lebih mudah.
Ketika operasi operasi tidak mungkin mungkin dilakukan, dilakukan, maka embolization
digunakan untuk membantu menghilangkan gejala – gejala kanker ginjal
Cara ini dilakukan dengan memasukkan tabung yang sempit ke dalam suatu pembuluh
darah di kaki. Tabung dialirkan keatas hingga ke pembuluh darah besar utama atau arteri ginjal
yang menyediakan darah pada ginjal. Lalu disuntikkan suatu senyawa ke pembuluh darah untuk
menghalangi aliran darah ke dalam ginjal.
Setelah arterial embolization penderita biasanya merasakan nyeri punggung punggung
atau mengalami mengalami demam. Efek – efek lainnya mual dan muntah. Namun
masalah – masalah ini bisa segera menghilang
3. Terapi radiasi
Terapi radiasi ( radioterapi ) adalah tipe lain dari tipe lokal yang yang menggunakan sinar
bertenaga tinggi untuk membunuh sel – sel kanker, serta memengaruhi sel – sel kanker di
area yang dirawat. Pasien mendapatkan perawatan perawatan di rumah sakit atau klinik dalam
lima hari setiap minggu selama beberapa minggu
Efek samping dari terapi radiasi tergantung pada jumlah radiasi yang diberikan dan
bagian tubuh yang dirawat. Pasien bisa menjadi sangat lelah selama terapi radiasi, terutama
pada minggu – minggu pertama perawatan. Terapi radiasi pada ginjal dan area – area yang
berdekatan memungkinkan terjadinya mual, muntah, diare atau memungkinkan terjadinya mual,
muntah, diare atau tidak nyaman ketika BAK. dak nyaman ketika BAK.
Selain itu juga menyebabkan kekurangan jumlah sel darah putih sehat yang sebenarnya
membantu melindungi tubuh terhadap infeksi. Efek lainnya kulit diarea yang dirawat akan
memerah, kering dan peka.
4. Kemoterapi
Kemoterapi adalah tipe dari terapi sistemis dengan menggunakan obat – obatan.
Obat – obatan anti kanker memasuki aliran darah dan mengalir ke seluruh tubuh. Meskipun
berguna untuk kanker – kanker yang lain, obat – obatan tersebut telah menunjukkan
penggunaan yang teratas terhadap kanker
Efek samping dari kemoterapi tergantung pada obat – obatan spesifik dan jumlah yang
diterima. Pada umumnya, obat – obatan anti kanker memengaruhi sel – sel yang membelah
secara cepat, terutama sel – sel darah. Sel – sel ini melawan infeksi, membantu darah untuk
menggumpal atau membantu, dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika obat – obat
memengaruhi sel – sel darah, pasien lebih mudah mendapat infeksi, memar berdarah, juga
merasa sangat lemah dan lelah.
Kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut. Rambut tumbuh kembali, namun
adakalanya rambut yang baru memiliki warna dan tekstur yang agak berbeda. Kemoterapi
dapat menyebabkan nafsu makan yang buruk, mual, muntah, diare, atau luka – luka mulut
dan bibir. Namun, efek – efek samping ini dapat dikontrol dengan menggunakan
obat – obatan.
F. Klasifikasi
1. Stadium I. Stadium ini merupakan awal dari kanker ginjal. Tumornya berukuran
2,75 berukuran 2,75 inci ( 7 cm ) atau tidak l tidak lebih besar ebih besar dari sebuah bola
sebuah bola tenis. Sel – sel kanker ditemukan hanya berada di ginjal.
2. Stadium II. Stadium ini merupakan awal dari kanker ginjal namun tumor sudah berukuran lebih
dari 2,75 inci. Sel – sel kanker ditemukan hanya di ginjal.
3. Stadium III. Pada stadium ini, tumor tidak meluas diluar ginjal, tetapi sel – sel kanker telah
menyebar melalui sistem getah bening ke suatu simpul getah bening yang berdekatan. Tumor
juga menyerang kelenjar adrenal atau lapisan – lapisan dari lemak dan jaringan yang
berserabut yang mengelilingi ginjal. Namun, sel – sel kanker masih belum menyebar
diluar jaringan berserabut. Sel – sel kanker ditemukan pada satu simpul getah
bening bening yang berdekatan atau menyebar dari ginjal ke suatu pembuluh pembuluh darah
besar yang berdekatan. Sel – sel kanker juga ditemukan pada simpul getah bening yang
berdekatan
4. Stadium IV. Pada stadium ini, tumor meluas dari luar jaringan berserabut yang mengelilingi
ginjal. Sel – sel kanker ditemukan pada lebih dari satu simpul getah bening yang berdekatan
atau kanker yang telah menyebar ke tempat – tempat lain di dalam tubuh, seperti paru – paru.

G. Pencegahan
1. Berhenti Merokok
2. Makan lebih banyak b Makan lebih banyak buah dan sayuran.
3. Menjaga berat badan Menjaga berat badan yang sehat. yang sehat.
4. Kontrol tekanan d Kontrol tekanan darah tinggi.
5. Kurangi atau Kurangi atau hindari paparan racu hindari paparan racun lingkungan
RESUMEN MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN PERIOPERATIF PASIEN
KRONIS

Manajemen perioperatif adalah suatu pelaksanaan pembedahan yang


meliputi tiga fasepembedahan yakni pra-operatif (sebelum operasi), intra-operatif
(selama operasi), dan postoperative (sesudah operasi). Keadaan bedah “Emergency”
atau bedah darurat adalah suatu keadaan trauma atau kesakitan yang bersifat akut dan
memiliki potensi membahayakan nyawa seseorang, dimana tindakan yang paling tepat
untuk mengatasi hal itu adalah dengan pembedahan.
Pengelolaan yang baik selama bedah darurat akan dapat berjalan sukses
jika seorang dokter atau nakes siap untuk kejadian yang akut dan berat. Termasuk
dalam hal ini kesiapan alat dan kamar operasi dan kesiapan prosedur atas tindakan
pertolongan gawat darurat. Pada umumnya masalah yang dihadapi oleh dokter pada
kasus emergency adalah: (1) keterbatasan waktu untuk menevaluasi pra operasi yang
lengkap, (2) pasien sering dalam keadaan takut dan gelisah, (3) lambung sering berisi
cairan dan makanan, (4) sistem hemodinamik terganggu, keadaan umum sering buruk,
(5) menderita cedera ganda, (6) kelainan yang harus dibedah kadang-kadang belum
diketahui dengan jelas, (7) riwayat sebelum sakit tak dapat diketahui, dan (8) komplikasi
yang ada kadang-kadang tidak dapat diobati dengan baik sebelum pembedahan.
Keadaan terakhir ini yang sering menyebabkan mortalitas pasien bedah darurat menjadi
lebih tinggi dibandingkan dengan bedah elektif
Operasi yang direncanakan secara elektif tersedia waktu berhari-hari untuk
pemeriksaan klinik dan laboratorik, serta persiapan operasinya sehingga teknik Anestesi
dapat direncakan dalam keadaan tidak terburu-buru. Jalan dan luasnya operasi sudah
dapat direncanakan. Pada bedah gawat darurat, faktor waktu yang sangat berharga ini
tidak ada lagi. Dokter anestesi dihadapkan kepada tugas dengan waktu persiapan yang
sangat singkat, mungkin 1 jam atau kurang. Sehingga harus dicapai kompromi antara
pendekatan ideal dan kondisi anestesi optimal yang dapat diberikan untuk menunjang
intervensi bedah gawat darurat ini.
Penundaan resusitasi dan persiapannya lebih sering menguntungkan,
walaupun demikian penundaan hanya diperbolehkan untuk memperbaiki keadaan
penderita. Seperti contoh, jika terjadi perdarahan masif yang kontinu seperti pada ruptur
lien, ketika tranfusi tidak dapat berlomba dengan kehilangan darah, dan bahkan jika
tekanan darah meningkat maka kehilangan darah dapat meningkat lebih lanjut sehingga
lebih baik menghentikan perdarahan organ pembedahan dan setelah itu baru
tranfusikan darah.
Oleh karena itu, penilaian diagnostik, persiapan pra bedah serta
perencaaan perawatan pasca bedah sangat penting untuk dilakukan. Pembedahan itu
sendiri hanyalah suatu tahap dalam kelangsungan perawatan yang dimulai ketika ahli
bedah dan si penderita mula-mula bertemu dan terus berlangsung dalam jagka waktu
sesudah jahitan terakhir selesai.

Anda mungkin juga menyukai