Anda di halaman 1dari 37

BAB I

BANDUL MATEMATIS

I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui percepatan
gravitasi ( g ) dengan
menggunakan sample
pendulum.
2. Mengetahui hubungan

antara periode bandul matematis dengan panjang tali gantungan

II. Alat yang digunakan


1. Bandul matematis
2. Stopwatch
3. Mistar ukur
4. Busur derajat

III. Teori
Bila suatu bandul diberi simpangansudut dari posisi setimbang dan kemudian
dilepas,maka pendulum (bandul) itu akan bergerak harmonis bila θ “cukup kecil”,
maka periode ayunannya adalah :
T= 2 π √ l/g……………………(1)

Dimana :
L : Panjang Tali
G : Percepata gravitasi

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 1
Benda dikatakan bergerak atau bergetar harmonis jika benda tersebut berayun
melalui titik kesetimbangan dan kembali lagi keposisi awal. Gerak Harmonik
Sederhana adalah gerak bolak balik benda melalui titik keseimbangan tertentu
dengan beberapa getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan.

Grafik

Langakah-langkah membuat grafik :


N . ∑ ( X . Y )−∑ X . ∑ Y
1. Hitung gradient dengan rumus b =
N . ∑ X ²−( ∑ X )²
1
2. Tentukan titik potong kurva dengan b = N ¿

3. Persamaan garis y = bx + a
Rumus g pada grafik : g : 4π2 . b

IV. Cara Kerja


1. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali percobaan dengan panjang tali
30, 27, 24, 21, dan 18cm.
2. Memasang tali pada ujung penyangga bandul kemudian memasang beban
sebesar yang diberikan Asisten dengan panjang tali yang telah diberikan.
3. Memberikan simpangan sudut sebesar 45o
4. Melepaskan beban tersebut dan membiarkan mengayun sebanyak 20 kali
ayunan.
5. Catat waktu yang ditempuh selama 20 kali ayunan tersebut kedalam form
pengambilan data yang sudah diberikan asisten.
6. Catat waktu yang telah terukur ke dalam form pengambilan data.
7. Melakukan langkah 3 s/d 7 sampai percobaan yang berbeda dengan panjang
tali 30, 27, 24, 21, 18 cm.
8. Melakukan hal yang sama dengan langkah 1 s/d 7 dengan mengganti beban
yang lebih kecil yang telah diberikan asisten.

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 2
V. Lembar Pengamatan

Panjang Tali/I Waktu/ t X Y


No. x.y X²
(m) (detik)
I (m) T²
1 0,3 22,28 1,14 30 34,2 1,2996
2 0,27 20,6 1,05 27 28,35 1,1025
0,8968
3 0,24 18,94 0,947 24 22,728 1
0,7992
4 0,21 17,88 0,894 21 18,774 4
0,7938
5 0,18 17,82 0,891 18 16,038 8
120,0 4,8920
∑ 4,922 120 9 3

Sumbu
X y = bx+a koordinat
(x,y)

0,3 91,31 (0,3 ; 91,31 )


0,27 90,06 (0,27 ; 90,06)
0,24 88,80 (0,24 ; 88,80)
0,21 87,54 (0,21 ; 87,54)
0,18 86,28 (0,18 ; 86,28)

VI. Tugas Akhir

. Tugas Pendahuluan

1. Apa yang dimaksud dengan gerak harmonis sederhana (simple pendulum


motion)
2. Turunkan rumus, periode ayunan sederhana dapat ditulis :
T= 2 π √ mass/ gaya per −satuan panjang

berapa besar harga gaya balik ini

3. Secara matemaitis, bentuk grafik.


Jika l semakin Panjang maka memiliki periode T 2 semakin besar. Jika l adalah x
dan T 2 adalah y maka dapat diramalkan grafiknya naik ke atas

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 3
Jawab :
1. Gerak harmonis sederhana adalah benda yang bergerak harmonis sederhana
pada ayunanan sederhana memiliki periode alias waktu yang dibutuhkan benda
untuk melakukan satu gerakan secara lengkap. Benda melakukan getaran
secara lengkap apabila benda mulai bergerak dari titik dimana benda tersebut
dilepaskan dan kembali lagi ke titik tersebut.

massa
2. T ¿ 2 π .
√ gaya balik per satuan panjang

m
¿ 2 ππ .
√ T
1

4 π 2 .ml
F=
T2

Hasil Percobaan

Bandul Kecil

X Y
Penjang Periode t Periode
No. x.y X2
Tali (cm) (dtk) T = t/n  l (cm) T 2

1 30 22,60 1,130 30 1,27 38,28 900

2 27 22,05 1,103 27 1,21 32,83 729


3 24 20,76 1,038 24 1,07 25,84 576

4 21 19,92 0,996 21 0,99 20,83 441


5 18 18,06 0,903 18 0,81 14,67 324
∑x = 120 ∑y = 5,37 ∑x.y = 132,46 ∑x2 = 2970

N . ∑ ( x . y )−∑x . ∑ y
b=
N .∑ x 2−(∑ x)2
¿5 . 132.46−120. 5,37 17,9 17,9
¿ 2 = = ¿ 0,039
5 .2970−(120) 14850−14400 450

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 4
1
a= (∑ y −b ∑ x)
N
1
¿ ¿)
5
1
¿ (5,37−4,68)
5
1
¿ ( 0,69 )
5
= 0,138

y=bx+ a¿ 0,039 x+ 0,138

Tabel Persamaan: y = bx + a

Sumbu Kordinat
X y = bx + a
(x,y)
0.3 0.147 (0.3 , 0.149)
0.27 0.148 (0.27 , 0.148)
0.24 0.147 (0.24 , 0.147)
0.21 0.146 (0.21 , 0.146)
0.18 0.145 (0.18 , 0.145)

2. Grafik persamaan y = bx+a

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 5
Tugas Akhir

1.Dengan melihat grafik antara l dan T2 , hitunglah besar percepatan grafitasi di tempat percobaan
saudara.
2.Bandingkan hasil saudara peroleh dari rumus (3-1) dengan g yang didapat dari rumus grafik.
3.Mengapa simpangan yang diberikan harus kecil.
4.Hal-hal apa saja yang menyebabkan kesalahan pada percobaan saudara.
5.Berilah kesimpiulan dari percobaan ini.
Jawab :
1. Percepatan Gravitasi pada Bandul Kecil :                  
g      =  4 π2 /b
                =  4 (3,14)2 /(3,71)
                =  10,6 meter/detik2
Percepatan Gravitasi pada Bandul Besar :
g      =  4 π2 /b
                =  4 (3,14)2 /(3,9)
                =  10,11 meter/detik2
2. Dengan menggunakan rumus (3-1)
T = 2    .................... (3-1)
g = 4 π²l/T²

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 6
Percepatan Gravitasi pada Bandul Kecil :
1.      L 1 =30 cm = 0,3 m
T2 = 1,27 S
G = 4 π2 L / T2 = 4x9,8596x0,3/1,27 = 9,3 m/s2

2.      L 2 = 27 cm = 0,27 m
T 2 = 1,21 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,27/1,21= 8,8 m/s2

3.      L 3 = 24 cm = 0,24 m
T 2 = 1,07 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,24/1,07= 8,8 m/s2

4.      L 4 = 21 cm = 0,21 m
T 2 = 0,99 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,21/0,99= 8,85 m/s2

5.      L 5 = 18 cm = 0,18 m
T 2 = 0,81 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,18/0,81= 8,75 m/s2

g  = (9,3 + 8,8 + 8,8 + 8,75 +8,75 ) / 5 = 8,88 m/s2

Percepatan Gravitasi pada Bandul Besar :


1.      L 1 =30 cm = 0,3 m
T2 = 1,22 S
G = 4 π2 L / T2 = 4x9,8596x0,3/1,22 = 9,6 m/s2

2.      L 2 = 27 cm = 0,27 m
T 2 = 1,12 s

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 7
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,27/1,12= 9,4 m/s2

3.      L 3 = 24 cm = 0,24 m
T 2 = 1,11 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,24/1,11= 8,5 m/s2

4.      L 4 = 21 cm = 0,21 m
T 2 = 0,90 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,21/0,90= 9,1 m/s2

5.      L 5 = 18 cm = 0,18 m
T 2 = 0,80 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,18/0,80= 8,8 m/s2

g  = (9,6 + 9,4 + 8,5 + 8,1 +8,8 ) / 5 = 9,08 m/s2

3. Agar periode waktu yang di peroleh juga semakin kecil. Karena simpangan dan periode
berbanding lurus, jadi jika simpangan sudutnya kecil maka periodenya pun akan
semakin kecil.
4. Hal – hal yang mengakibatkan kesalahan dalam percobaan :
 Kurang tepatnya cara melepas bandul sehingga gerakan ayunan menjadi miring.
 Pengukuran waktu yang kurang tepat, ketika melepas bandul dan menekan tombol
stopwatch.
 Kurang tepatnya pemberian simpangan sudut sesuai yang di tentukan yaitu sebesar 45o.

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 8
II
TETAPAN GAYA PEGAS

I. Tujuan Praktikum
1. Mengungkapkan hukum Hooke untuk sebuah pegas.
2. Mengukur percepatan gravitasi dengan getaran sebuah pegas.

II. Alat yang digunakan


1. Stopwatch
2. Penyangga beban
3. Statip
4. Pegas
5. Mistar ukur

III. Teori

1. Bila sebuah pegas dibebani sebuah gaya, maka perpanjangan pegas akan
sebanding dengan gaya itu (selama batas elastisitas sebuah pegas belum
melampaui). Menururt hukum Hooke :
F = k.x ..................................(1)
k = teteapan gaya pegas
x = pertambahan panjang

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 9
2. Grafik anatara gaya F dan perpanjangan x merupakan garis lurus. Dengan grafik
itu dapat dicari harga k (gambar ...).
3. Pegas yang digantungi suatu beban dan beban itu ditarik melampaui titik
setimbangnya, kemudian dilepaskan. Pegas tersebut akan bergetar dengan waktu
getar :
T= 2 π √ M ' / K
Dimana :
T : waktu getar pegas (s)
M’ : Total massa yang bekerja pada pegas (Kg)
K : Tetapan gaya pegas.
4. Disisi M’ merupakan massa total yang menyebabkan gaya pegas Dalam
percobaan ini :
M ' =M beban+ M ember + M pegas ,
Jadi :
T 2 =4 π 2/ K (M beban + M ember + M pegas )……………..(3)
harga antara 0 dan 1 Jadi :
I
T2 = 2π
√ 2g
Dimana I =Panjang Pegas
g = Percepatan gravitasi
5. Grafik antara T 2 dan M beban merupakan garis lurus dengan dapat dicari
harga K.
6. Harga K dapat digunakan untuk menghitung f
7. Dengan mempegunakan analogi getaran pada pegas,maka getar dapat ditulis
sebagai berikut :
T = 2π√ l/g ………………………………………(4)
l = Panjang pegas
g = gravitasi
8. Dengan mengukur T dan l dapat mengukur g

Grafik :
LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR
TEKNIK INDUSTRI Page 10
Langkah-langkah membuat grafik :

N . ∑ ( X . Y )−∑ X . ∑ Y
1. Hitung gradient dengan rumus : b =
N . ∑ X ²−( ∑ X )²
1
2. Tentukan titik potong kurva dengan : b = ¿
N

IV. Cara Kerja

4.1 Percobaan I (Hukum Hooke)

1. Gantungkan penyangga beban pada pegas dan ukur panjang pegas dan
catat pada form pengambilan data.
2. Masukkan keping beban pada penyangga dan ukur pertambahan panjang
pegasnya, kemudian catat pada form pengambilan data.
3. Tambahkan beban secara berturut-turut sesuai dengan beban dan ukur
masing-masing pertambahan panjang pegasnya kemudian dicatat pada
form pengambilan data.

4.2. Percobaan II (Periode getaran)

1. Pasang beban awal (sesuai dengan intruksi asisten) lalu tarik pegas ke
bawah sejauh jarak yang ditentukan.
2. Lepaskan beban dan menghitung sampai 20 kali getaran.
3. Catat waktu yang ditempuh sebanyak 20 kali getaran tersebut dan catat
pada form pengambilan data.
4. Lepaskan Beban
5.Mengulangi langkah kedua sampai langkah kelima terhadap beban,
dengan melakukan penambahan beban sesuai intruksi.

V. Lembar Pengamatan
Percobaan I (Hukum Hook)
Panjang awal pegas (Lo) = 0,075 m

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 11
Panjang Pegas/L X Y
No. Massa (Kg) x.y X²
(m)
L - Lo F = m.g
1 0,05 0,085 0,01 0,49 0,0049 0,0001
2 0,1 0,095 0,02 0,98 0,0196 0,0004
3 0,15 0,105 0,03 1,47 0,0441 0,0009
4 0,2 0,115 0,04 1,96 0,0784 0,0016
5 0,25 0,125 0,05 2,45 0,1225 0,0025
0,269
∑ 0,15 7,35 5 0,0055

V.2Percobaan II (Getaran Pegas)

Percobaan dilakukan sebanyak 20 kali getaran

X Y
Waktu/ t Periode/
No. Massa (Kg) x.y X²
(detik) T Massa/
M T²
0,31472 0,0157 0,002
1 0,05 11,22 0,561 0,05 1 4 5
0,34515 0,0345
2 0,1 11,75 0,5875 0,1 6 2 0,01
0,0615 0,022
3 0,15 12,81 0,6405 0,15 0,41024 4 5
0,44089 0,0881
4 0,2 13,28 0,664 0,2 6 8 0,04
0,47472 0,1186 0,062
5 0,25 13,78 0,689 0,25 1 8 5
0,3186 0,137
∑ 3,142 0,75 1,98573 5 5

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 12
VI. Tugas Akhir
6.1 Tugas Pendahuluan

Buktikan rumus yang digunakan dalam percobaan ini .Ada pada tugas akhir

1. F = k . x ...... (1)
F : gaya
k : tetapan gaya pegas
x : pertambangan panjang

T = 2 π √ M ' / K ......... (2)


T : waktu getar pegas
M’ : total masa yang bekerja pada pegas
k : tatapan gaya pegas

M’ merupakan masa total yang menyebapkan gaya pegas


M’ = Mbeban + Member + Mpegas dengan f = harga antara 0 dan 1
Jadi
4 II 2
T2 = ( Mbeban + Member + Mpegas )..........(3)
k

Dengan mempergunakan analogi getaran pada pegas, maka waktu getar ditulis :
T = 2 π √l/2 g ..............(4)
l : panjang pegas
G : percepatan gravitasi

Dengan rumus : b=N . ∑ (¿ x . y )−∑ x . ∑ y ¿

N . ∑ x2−( ∑ x 2)
1
a=
Titik potong kurva dengan : N ¿¿
¿

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 13
Persamaan garis : y = bx + a

2. Apakah yang dimaksud dengan hukum Hooke?

Hukum hooke adalah “ Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.” Hubungan
proporsional antara tegangan dan regangan dalam daerah disebut Hukum Hooke

6.2 Tugas Akhir

1. Gambarlah grafik antara gaya (F) dan Perpanjangan (X)

Sumbu
x y = bx+a koordinat
(x,y)

1 54,88 (1 ; 54,88)
2 103,88 (2 ; 103,88)
3 152,88 (3 ; 152,88)
4 201,88 (4 ; 201,88)
5 250,88 (5 ; 250,88)

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 14
GRAFIK TETAPAN GAYA PEGAS
9
8.33
8 7.84
7.35
7 6.86
6.37
6

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05


1 2 3 4 5

Perubahan Panjang Pegas (m) F = m.g

2. Hitunglah K dari grafik ini

F = k.x

a. F1 = K1. X1
0.49 = K1.0,01
K1 = 49
b. F2 = K2.X2
0.98 = K2 .0,02
K2 = 49
c. F3 = K3. X3
1.47 = K3.0,03
K3 = 22.96
d. F4 = K4.X4
1.67 = K4 x 0.074
K4 = 22.56
e. F5 = K5. X5

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 15
1.96 = K5 x 0.89
K5 = 22.02

k 1+ k 2+k 3+k 4+k 5


k rata-rata = =¿ 24.96
5

2. Gambarkan grafik antara T 2 dan M beban

Sumbu
x y = bx+a koordinat
(x,y)

0,05 1,98 (0,05 ; 2,02 )


0,1 1,98 (0,1 ; 2,07)
0,15 1,99 (0,15 ; 2,12)
0,2 1,99 (0,2 ; 2,16)
0,25 1,99 (0,25 ; 2,21)

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 16
GRAFIK TETAPAN GAYA PEGAS
0.8

0.25
0.7
0.2
0.6
0.15
0.5
0.47
0.1 0.44
0.4 0.41
0.05
0.35
0.3 0.31

0.2

0.1

0
1 2 3 4 5

T^2 (Periode) Massa (Kg)

3. Bandingkan antara K (point 2) K dan (point 3). Cara mana yang lebih baik
Cara 2
T1 = 2 π √M'/ K
0,561 = 2 .3,14 √ 0,75/ K
K =
Cara 3
4 II 2
T2 = ( Mbeban + Member + Mpegas )
k
4 .3,14 2
0,31472 = .0,75
k1
K1 = 93,98

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 17
Menurut saya cara no 3 lebih baik karena lebih mudah perhitungannya.

5. Hitunglah g pada percobaan B


T = 2π√ l/g
a. T1 = 2π√ l/g
0,561 = 2.3,14√ 0,085/ g
g1 = m/s²

b. T2 = 2π√ l/g
0,5875 = 2.3,14√ 0,095/ g
g2 = m/s²

c. T3 = 2π√ l/g
0,6405 = 2.3,14√ 0,105/ g
g3 = m/s²

d. T4 = 2π√ l/g
0,664 = 2.3,14√ 0,115 /g
g4 = m/s²

e. T5 = 2π√ l/g
0,689 = 2.3,14√ 0,125/ g
g5 = m/s²

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 18
III

MODULUS MATEMATIS

I. Tujuan Praktikum
Menentukan modulus elastisitas (E) dari beberapa zat padat dengan pelenturan.

II. Alat yang digunakan


1. K = Kait dengan tumpuan
2. T = Tumpuan
3. B = Beban
4. S = Skala dengan cermin
5. R = Batang yang akan diukur E-nya

III. Teori

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 19
Sebuah batang R diletakkan diatas dua tumpu titik T dan dipasang kait K di tengah-
tengah batang tersebut, kemudian pada kait K terdapat garis rambut G yang di belakangnya
dipasang skala S dengan cermin disampingnya. Bila B ditambah atau di kurangi maka G
akan turun/naik. Kedudukan G dapat dibaca pada skala S. Untuk mengurangi kesalahan
pembacaan, maka pembacaan harus dilakukan supaya berimpit dengan dengan bayanganya
pada cermin. ( Lihat gambar I.M8 )
Bila pelenturan = (f) pada penambahan beban maka :

B.l ³ B.l³ 1
1 bh³
f= 48. E . I = 4. E .b . h I=I= bh
1212
³
Dimana :
E : Modulus Elastisitas
b : Lebar Batang
h : Tebal Batang
B : Beban yang diberikan
l : Panjang dari tumpuan satu ke tumpua lain
I : Momen Inersia linear batang terhadap garis netral
f : Pelenturan

Grafik :
Langkah-langkah membuat grafik :

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 20
N . ∑ ( x . y ) −∑ x . ∑ y
1. Hitung gradient dengan rumus b =
N . ∑ X ²−¿ ¿ ¿
1
y−b ∑ X )
N ∑
2. Tentukan titik potong kurva a= (

3. Persamaan garis y = bx + a

B .l ³
Rumus E grafik : : E=
4 f .b . h ³

IV. Cara Kerja


1. Mengukur panjang batang dari beberapa bahan.
2. Mengukur lebar dan tebal batang dari beberapa bahan.
3. Menimbang masing-masing beban B.
4. Mengatur jarak titik tumpu sejauh 80 cm dengan jarak kanan dan kiri sama terhadap
skala baca.
5. Meletakkan batang uji I ( tebal ) dan memberinya beban awal yang diberikan asisten,
kemudian mengukur kelenturan yang dihasilkan dan dicatat dalam form pengambilan
data.
6. Tambahkan beban uji, lalu catat lagi hasil kelenturan yang didapat ke dalam form
pengambilan data. Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali.
7. Lalu lakukan pengukuran dengan batang uji II ( sedang ) dengan melakukan hal yang
sama pada poin 4 s/d 6.

V. Lembar Pengamatan
V.1Percobaan I (Kayu 1)
Lebar batang (b) = 0,024 m
Tebal batang (h) = 0,0108 m
Panjang tumpuan (I) =1m
Kelenturan awal kayu (fo) = 0,05 m

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 21
X Y
No. Massa (Kg) Kelenturan/ f = f - fo x.y X²

M (Kg) f
1 0,2 0 0,2 0 0 0,04
2 0,5 0,002 0,5 0,002 0,001 0,25
3 0,7 0,003 0,7 0,003 0,0021 0,49
4 1 0,004 0,4 0,004 0,0016 0,16
5 1,5 0,006 0,6 0,006 0,0036 0,36
∑ 2,4 0,015 0,0083 1,3

5.2 Percobaan II (Kayu 2)


Lebar batang (b) = 0,0104 m
Tebal batang (h) = 0,0104 m
Panjang tumpuan (I) =1m

Kelenturan awal kayu (fo) = 0,05

X Y
No. Massa (Kg) Kelenturan/ f = f - fo x.y X²
M (Kg) f
1 0,5 0,01 0,5 0,1 0,05 0,25
2 1 0,02 1 0,2 0,2 1
3 1,5 0,03 1,5 0,3 0,45 2,25
4 2 0,04 2 0,4 0,8 4
5 2,5 0,0045 2,5 0,45 1,125 6,25
∑ 7,5 1,45 2,625 13,75

VI. Tugas Akhir

1 Tugas Pendahuluan

1. Berilah definisi tentang modulus Young

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 22
2. Tentukan dimensi dan satuan E dan I
3. Buktikan rumus-rumus diatas.

Jawab :

1. Berilah definisi tentang Modulus Young ?


Modulus Young (E) yaitu hubungan besaran tegangan tarik dan regangan tarik. Lebih
jelasnya adalah perbandingan antara tegangan tarik dan regangan tarik. Modulus Young
sangat penting dalam ilmu fisika karena setelah mempelajarinya, kita bisa
menggunakannya untuk menentukan nilai keelastisan dari sebuah benda. Elastisitas juga
merupakan kekakuan, atau kecenderungan suatu benda untuk berubah sepanjang
suatu sumbu ketika gaya yang berlawanan diberikan sepanjang sumbu tersebut; hal
ini dijelaskan sebagai perbandingan tegangan tekan terhadap tegangan tarik.

2. Tentukan dimensi dan satuan E dan I ?


Dimensi E= [M][ L2][ L−2][T −2] (satuan = N/m 2)
Dimensi I = [M][ L−2] (satuan = kg/m 2)

3. Buktikan rumus-rumus di atas ?


B . l2
𝑓=
4. E . I
B . l3
𝑓=
4. E .b . h3

5.2 Tugas Akhir

1. Buatlah grafik antara f ( m ) dengan beban ( kg )


2. Bandingkan hasil saudara peroleh dari rumus ( 3 – 1 ) dengan E yang didapat rumus dari
rumus grafik
3. Buatlah kesimpulan percobaan ini.

Jawab

1. Buatlah Grafik antara f (m) dengan beban (kg)?

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 23
Kayu 1

Sumbu koordinat
x y = bx+a
(x,y)

0,2 0,013 (0,2 ; 0,013 )


0,5 0,015 (0,5 ; 0,015)
0,7 0,017 (0,7 ; 0,017)
1 0,019 (1 ; 0,019)
1,5 0,023 (1,5 ; 0,023)

GRAFIK MODULUS ELASTISITAS


3.000

2.500 2.5

2.000 2

1.500 1.5

1.000 1

0.500 0.5

0.000 0.013 0.015 0.017 0.019 0.023


1 2 3 4 5

Panjang Batang antara 2 tumpuan kayu (m)


Massa (Kg)

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 24
Kayu 2

x y = bx+a Sumbu koordinat (x,y)

0,5 1,27 (0,5 ; 1,27 )

1 1,36 (1 ; 1,36)

1,5 1,45 (1,5 ; 1,45)

2 1,54 (2 ; 1,54)

2,5 1,63 (2,5 ; 1,63)

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 25
GRAFIK MODULUS ELASTISITAS
4.50
2.5
4.00

3.50 2

3.00 1.5

2.50
1
2.00
0.5
1.54 1.63
1.50 1.45
1.27 1.36
1.00

0.50

0.00
1 2 3 4 5

Panjang Batang antara 2 tumpuan kayu (m)


Massa (Kg)

IV

MODULUS PUNTIR

I. Tujuan Praktikum
1. Untuk memberi penjelasan cara mentukan Modulus Puntir (Modulus Geser) secara
statis.
2. Menentukan modulus puntir pada logam
LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR
TEKNIK INDUSTRI Page 26
3. Mengamati bahwa puntiran diteruskan pada arah yang memanjang.

II. Alat yang digunakan

1. Micrometer Skrup
2. Jangka Sorong
3. Batang Uji
4. Beban (Massa)
5. Katrol dan Tali
6. Jarum Penunjuk dan busur derajat
7. Penyekat

III. Teori

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 27
Sebuah batang dijepit keras-keras pada salah satu ujungnya T dan ujungya lain bebas dan
padanya dipasang keras-keras sebuah roda P. Jika roda dengan pertolongan katrol dan
diberikan beban pada ujung talinya maka roda itu akan menghasilkan moment M. Dengan
jarum penunjuk yang melekatpada batang dan pembagian skala S dapat dibaca sudut puntiran
batang.Maka modulus puntiran dapat dihitung dari :

2. M . L
G= R4
……………………………(1)
atau
360. g . r . L
G= π 2 . R4 . θrad
………………………..(2)

Dimana:
G : Modulus punter
M : Momen yang bekerja pada pangkal batang
L : Panjang batang yang dipuntir
R : Jari-jari batang yang dipuntir
Θ : Sudut puntiran dalam radial
G : Percepatan gravitasi
R : Jari-jari roda P
m : Massa beban
α : Sudut puntiran dalam derajat

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 28
IV. Cara Kerja
1. Memasangkan satu batang yang diberikan oleh asisten, kemudian mengeraskan
semua skrup.
2. Memeriksa kebebasan gerak puntiran ujung batang yang beroda, dan memeriksa
apakah moment sudah akan diteruskan ke seluruh batang.
3. Mengukur L,R,r dan menimbang m.
4. Memastikan kedudukan jarum penunjuk pada posisi tegak lurus
terhadap busur derajat (dianggap posisi nol).
5. Memberikan beban pada roda puntir dan mengamati pergerakan jarum penunjuk
pada busur derajat dan mencatat hasilnya pada form pengambilan data.
6. Melakukan hal diatas (no.5) secara berturut-turut hingga semua beban uji yang
diberikan asisten dapat teruji.

V. Lembar Pengamatan
Panjang batang yang dipuntir (L) = 0,545 m
Jari – jari batang yang dipuntir (R) = 0,0081 m
Jari – jari roda P (r) = 0,00385 m

Derajat X Y
No. Massa (Kg) x.y X²
Puntiran (α )
M (Kg) Ø (rad)⁰
0,09598603 0,0479
1 0,5 5,5 0,5 8 9 0,25
0,19197207 0,1919
2 1 11 1 7 7 1
0,27923211 0,4188
3 1,5 16 1,5 2 5 2,25
0,40139616 0,8027
4 2 23 2 1 9 4
0,48865619 1,2216
5 2,5 28 2,5 5 4 6,25
1,45724258 2,6832 13,7
∑ 7,5 3 5 5

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 29
VI. Tugas Akhir

5.1 Tugas Pendahuluan

1. Buktikan rumus (2)


.Jika batang logam yang akan diselidiki adalah L. Diamati bagian dalam batangnya, bila
dipuntir dengan alat pemuntir,maka puntirannya akan terjadi sejauh :

R.θ
= L ,dimana R=jari-jari busur lingkaran
Δx
Renggangan geser =
L
=θ dan Tegangan geser = FA
Tegangan geser F/A F/ A
Modulus geser (G) =
Regangan geser
= Ϫx / L
= θ
Batang :
Diketahui : Ϫx = R.θ
R.θ
Regangan geser = L
∂F
Tegangan geser = 2 πR . ∂

∂τ
Torsi :∂ τ =R . ∂ F  ∂ F= R

∂ F /2 πR . ∂ R L. ∂ F L. ∂ τ
Maka : G = R . θ/ L = 2 πR . R . θ . ∂ R = 2 π . R3. θ . ∂ R
R τ
3 3
G = 2π R . θ . ∂ R=L ∂ τ  G.2 π ∫ R . ∂ R=L∫ ∂ τ
0 0

2 4 2 Lτ
G = 4 . R . πτ= Lτ  G= (Rumus 1 terbukti)
πθ . R4
π
Diketahui : θrad = xα
180
τ =F . r=m. g . r

360ᵒ . L . M . g . r
Maka didapat rumus : G = (Rumus II terbukti)
π2 R4 α ᵒ
LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR
TEKNIK INDUSTRI Page 30
2. Apakah yang dimaksud dengan Elastisitas, Plastisitas.
Elastisitas adalah Kemampuan benda untuk kembali ke bentuk semula setelah setelah
gaya yang diberikan hilang.
Plastisitas adalah ketidakmampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula
setelah gaya yang diberikan hilang

3. Gambarkan grafik θrad dengan m menurut teori.

Percobaan

Sumbu
x y = bx+a koordinat
(x,y)

0,5 1,26 (0,5 ; 1,26 )


1 1,36 (1 ; 1,36)
1,5 1,46 (1,5 ; 1,46)
2 1,56 (2 ; 1,56)
2,5 1,66 (5 ; 1,66)

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 31
GRAFIK MODULUS PUNTIR
4.5
1.66
4

3.5 1.56

3 1.46
2.5 2.5
1.36
2 2
1.26
1.5 1.5

1 1

0.5 0.5

0
1 2 3 4 5

Massa (Kg) Derajat Radian

5.2 Tugas Akhir

1. Grafik θrad dengan m untuk tiap – tiap harga L

GRAFIK MODULUS PUNTIR


3

2.5 2.5

2 2

1.5 1.5

1 1

0.5 0.5 0.49


0.4
0.28
0.19
0.1
0
1 2 3 4 5

Massa (Kg) Derajat Puntiran (α)

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 32
2. Grafik θrad dengan L untuk tiap – tiap m

GRAFIK MODULUS PUNTIR


0.6

0.5 0.49

0.4 0.4

0.3
0.28

0.2 0.19

0.1 0.1
0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
0
1 2 3 4 5

L (m) Derajat Puntiran (α)

3. Harga G rata-rata pada setiap L adalah

ΣG ΣΔG
G rata-rata = 5  ΔG rata-rata = 5 Untuk setiap L

4. Perbandingan G Rumus 2 dengan grafik

360. g . r . L
G= π 2 . R4 . θrad

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 33
Perbandingan persamaan rumus 2 dengan grafik adalah sama

PENGUKURAN BENDA PADAT

VII. Tujuan Praktikum


1. Mengukur diameter logam
2. Mengetahui ketebalan logam
3. Mengetahui luas logam
VIII. Alat yang digunakan

1. Sigmat/jangka sorong
2. Balok kuningan, balok coklat, balok silver

5.3 Teori

Dalam fisika, massa jenis atau disebut pula kerapatan (density) suatu zat
didefinisikan sebagai perbandingan antara massa suatu zat dengan volume zat tersebut.
Massa jenis biasanya diukur dalam satuan gram per centimeter kubik (g/cm 3 atau g/cc)
atau pound per kaki kubik (lb/ft3).

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 34
Massa jenis menyatakan kerapatan suatu zat. Massa jenis berbeda-beda untuk setiap
zat yang berlainan. Contohnya, massa jenis air adalah 1 g/cc (atau 1 ton/m 3) artinya ada 1 gram
air dalam 1 centimeter kubik air, bandingkan dengan massa jenis aluminium yang sebesar 2,7
g/cc (atau 2,7 ton/m3); aluminium lebih rapat daripada air karena dalam volume 1 cm 3 yang
sama, aluminium bermassa 2,7 gram sedangkan air hanya 1 gram; aluminium lebih rapat
daripada air.

Massa jenis atau kerapatan (density) suatu zat memainkan peranan penting di dalam fisika
maupun terapannya, contohnya pada studi tentang pencarian minyak dan gas alam, studi
tentang mekanika fluida, studi tentang logam, studi polimer, studi lapisan bumi dan studi
tentang desain/struktur, studi-studi tersebut menggunakan analisis serta pengukuran massa
jenis zat.

Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki besaran
(besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai
pembanding dalam pengukuran.

Berdasarkan satuannya, besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
besaran yang lain. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok
yang lain. 

Massa jenis termasuk besaran turunan dari besaran pokok massa dan panjang. Massa jenis
(rapat massa atau kerapatan benda) adalah kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan antara
besarnya massa dengan volume suatu zat/benda yang bersifat tetap. Massa jenis berfungsi
untuk menentukan zat. Setiap zat mempunyai massa jenis yang berbeda - beda. Sehingga massa
jenis zat dapat menjadi salah satu ciri khas suatu benda yang dapat membedakan dengan yang
lain. 

Massa jenis zat tidak dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran benda. Walaupun bentuk dan
ukuran benda berbeda – beda, selama terbuat dari jenis bahan yang sama, maka massa jenis zat
tersebut adalah sama.

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 35
Secara matematis, massa jenis dapat dirumuskan sebagai berikut  ρ = M/V

dengan :

ρ = massa jenis (kg/m3)

M = massa benda (kg)

V = volume benda (m3)

Untuk menentukan massa benda, dapat dilakukan dengan menimbang benda tersebut
dengan timbangan yang sesuai seperti neraca analitik, neraca digital atau yang lainnya(6).

Untuk menentukan volume benda, dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan
bentuk bendanya. 

Benda beraturan adalah benda yang dapat langsung diukur dengan alat ukur dan rumus.
Pengukurannya dapat dilakukan dengan rumusan yang sesuai. Contoh : kubus – hitung panjang
sisinya kemudian gunakan rumus volume kubus (s3)

Benda tidak beraturan adalah benda yang tidak dapat langsung diukur dengan alat ukur
maupun rumus. Pengukurannya dapat dilakukan dengan cara memasukkan benda ke dalam
gelas ukur berisi air dengan volume tertentu. Selisih volume awal dan akhir dari air adalah
volume dari benda tersebut.

5.4 Cara Kerja

1. Diukur panjang, lebar dan tinggi benda padat pada tempat yang berlainan (tiga kali
pengukuran) dengan menggunakan jangka sorong.
2. Dibuat hasil pengukuran dalam bentuk tabel masing-masing.
3. Dilakukan pengukuran pada ketiga balok (kuning, silver, coklat).
4. 5.5 Lembar Pengamatan

V. Lembar Pengamatan

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 36
Tugas Pendahuluan
(p . l . t)

1. Besi Kuning
Volume 1 = 3.020 x 1.036 x 1.952
= 6.107 cm³
Volume 2 = 3.020 x 1.020 x 1.906
= 5.871 cm³
Volume 3 = 3.020 x 1.010 x 1.904
= 5.807 cm³

2. Besi Silver
Volume 1 = 2.994 x 0.992 x 1.796
= 5.334 cm³
Volume 2 = 2.994 x 0.992 x 1.796
= 5.334 cm³
Volume 3 = 2.994 x 0.986 x 1.776
= 5.242 cm³

3. Besi Cokelat
Volume 1 = 3.020 x 1.020 x 1.850
= 5.698 cm³
Volume 2 = 3.020 x 1.020 x 1.860
= 5.729 cm³
Volume 3 = 3.030 x 1.020 x 1.850
=5.717 cm³

LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR


TEKNIK INDUSTRI Page 37

Anda mungkin juga menyukai