BANDUL MATEMATIS
I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui percepatan
gravitasi ( g ) dengan
menggunakan sample
pendulum.
2. Mengetahui hubungan
III. Teori
Bila suatu bandul diberi simpangansudut dari posisi setimbang dan kemudian
dilepas,maka pendulum (bandul) itu akan bergerak harmonis bila θ “cukup kecil”,
maka periode ayunannya adalah :
T= 2 π √ l/g……………………(1)
Dimana :
L : Panjang Tali
G : Percepata gravitasi
Grafik
3. Persamaan garis y = bx + a
Rumus g pada grafik : g : 4π2 . b
Sumbu
X y = bx+a koordinat
(x,y)
. Tugas Pendahuluan
massa
2. T ¿ 2 π .
√ gaya balik per satuan panjang
m
¿ 2 ππ .
√ T
1
4 π 2 .ml
F=
T2
Hasil Percobaan
Bandul Kecil
X Y
Penjang Periode t Periode
No. x.y X2
Tali (cm) (dtk) T = t/n l (cm) T 2
N . ∑ ( x . y )−∑x . ∑ y
b=
N .∑ x 2−(∑ x)2
¿5 . 132.46−120. 5,37 17,9 17,9
¿ 2 = = ¿ 0,039
5 .2970−(120) 14850−14400 450
Tabel Persamaan: y = bx + a
Sumbu Kordinat
X y = bx + a
(x,y)
0.3 0.147 (0.3 , 0.149)
0.27 0.148 (0.27 , 0.148)
0.24 0.147 (0.24 , 0.147)
0.21 0.146 (0.21 , 0.146)
0.18 0.145 (0.18 , 0.145)
1.Dengan melihat grafik antara l dan T2 , hitunglah besar percepatan grafitasi di tempat percobaan
saudara.
2.Bandingkan hasil saudara peroleh dari rumus (3-1) dengan g yang didapat dari rumus grafik.
3.Mengapa simpangan yang diberikan harus kecil.
4.Hal-hal apa saja yang menyebabkan kesalahan pada percobaan saudara.
5.Berilah kesimpiulan dari percobaan ini.
Jawab :
1. Percepatan Gravitasi pada Bandul Kecil :
g = 4 π2 /b
= 4 (3,14)2 /(3,71)
= 10,6 meter/detik2
Percepatan Gravitasi pada Bandul Besar :
g = 4 π2 /b
= 4 (3,14)2 /(3,9)
= 10,11 meter/detik2
2. Dengan menggunakan rumus (3-1)
T = 2 .................... (3-1)
g = 4 π²l/T²
2. L 2 = 27 cm = 0,27 m
T 2 = 1,21 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,27/1,21= 8,8 m/s2
3. L 3 = 24 cm = 0,24 m
T 2 = 1,07 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,24/1,07= 8,8 m/s2
4. L 4 = 21 cm = 0,21 m
T 2 = 0,99 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,21/0,99= 8,85 m/s2
5. L 5 = 18 cm = 0,18 m
T 2 = 0,81 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,18/0,81= 8,75 m/s2
2. L 2 = 27 cm = 0,27 m
T 2 = 1,12 s
3. L 3 = 24 cm = 0,24 m
T 2 = 1,11 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,24/1,11= 8,5 m/s2
4. L 4 = 21 cm = 0,21 m
T 2 = 0,90 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,21/0,90= 9,1 m/s2
5. L 5 = 18 cm = 0,18 m
T 2 = 0,80 s
G= 4πr2L/T2 = 4x9,8596x0,18/0,80= 8,8 m/s2
3. Agar periode waktu yang di peroleh juga semakin kecil. Karena simpangan dan periode
berbanding lurus, jadi jika simpangan sudutnya kecil maka periodenya pun akan
semakin kecil.
4. Hal – hal yang mengakibatkan kesalahan dalam percobaan :
Kurang tepatnya cara melepas bandul sehingga gerakan ayunan menjadi miring.
Pengukuran waktu yang kurang tepat, ketika melepas bandul dan menekan tombol
stopwatch.
Kurang tepatnya pemberian simpangan sudut sesuai yang di tentukan yaitu sebesar 45o.
I. Tujuan Praktikum
1. Mengungkapkan hukum Hooke untuk sebuah pegas.
2. Mengukur percepatan gravitasi dengan getaran sebuah pegas.
III. Teori
1. Bila sebuah pegas dibebani sebuah gaya, maka perpanjangan pegas akan
sebanding dengan gaya itu (selama batas elastisitas sebuah pegas belum
melampaui). Menururt hukum Hooke :
F = k.x ..................................(1)
k = teteapan gaya pegas
x = pertambahan panjang
Grafik :
LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR
TEKNIK INDUSTRI Page 10
Langkah-langkah membuat grafik :
N . ∑ ( X . Y )−∑ X . ∑ Y
1. Hitung gradient dengan rumus : b =
N . ∑ X ²−( ∑ X )²
1
2. Tentukan titik potong kurva dengan : b = ¿
N
1. Gantungkan penyangga beban pada pegas dan ukur panjang pegas dan
catat pada form pengambilan data.
2. Masukkan keping beban pada penyangga dan ukur pertambahan panjang
pegasnya, kemudian catat pada form pengambilan data.
3. Tambahkan beban secara berturut-turut sesuai dengan beban dan ukur
masing-masing pertambahan panjang pegasnya kemudian dicatat pada
form pengambilan data.
1. Pasang beban awal (sesuai dengan intruksi asisten) lalu tarik pegas ke
bawah sejauh jarak yang ditentukan.
2. Lepaskan beban dan menghitung sampai 20 kali getaran.
3. Catat waktu yang ditempuh sebanyak 20 kali getaran tersebut dan catat
pada form pengambilan data.
4. Lepaskan Beban
5.Mengulangi langkah kedua sampai langkah kelima terhadap beban,
dengan melakukan penambahan beban sesuai intruksi.
V. Lembar Pengamatan
Percobaan I (Hukum Hook)
Panjang awal pegas (Lo) = 0,075 m
X Y
Waktu/ t Periode/
No. Massa (Kg) x.y X²
(detik) T Massa/
M T²
0,31472 0,0157 0,002
1 0,05 11,22 0,561 0,05 1 4 5
0,34515 0,0345
2 0,1 11,75 0,5875 0,1 6 2 0,01
0,0615 0,022
3 0,15 12,81 0,6405 0,15 0,41024 4 5
0,44089 0,0881
4 0,2 13,28 0,664 0,2 6 8 0,04
0,47472 0,1186 0,062
5 0,25 13,78 0,689 0,25 1 8 5
0,3186 0,137
∑ 3,142 0,75 1,98573 5 5
Buktikan rumus yang digunakan dalam percobaan ini .Ada pada tugas akhir
1. F = k . x ...... (1)
F : gaya
k : tetapan gaya pegas
x : pertambangan panjang
Dengan mempergunakan analogi getaran pada pegas, maka waktu getar ditulis :
T = 2 π √l/2 g ..............(4)
l : panjang pegas
G : percepatan gravitasi
N . ∑ x2−( ∑ x 2)
1
a=
Titik potong kurva dengan : N ¿¿
¿
Hukum hooke adalah “ Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.” Hubungan
proporsional antara tegangan dan regangan dalam daerah disebut Hukum Hooke
Sumbu
x y = bx+a koordinat
(x,y)
1 54,88 (1 ; 54,88)
2 103,88 (2 ; 103,88)
3 152,88 (3 ; 152,88)
4 201,88 (4 ; 201,88)
5 250,88 (5 ; 250,88)
F = k.x
a. F1 = K1. X1
0.49 = K1.0,01
K1 = 49
b. F2 = K2.X2
0.98 = K2 .0,02
K2 = 49
c. F3 = K3. X3
1.47 = K3.0,03
K3 = 22.96
d. F4 = K4.X4
1.67 = K4 x 0.074
K4 = 22.56
e. F5 = K5. X5
Sumbu
x y = bx+a koordinat
(x,y)
0.25
0.7
0.2
0.6
0.15
0.5
0.47
0.1 0.44
0.4 0.41
0.05
0.35
0.3 0.31
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5
3. Bandingkan antara K (point 2) K dan (point 3). Cara mana yang lebih baik
Cara 2
T1 = 2 π √M'/ K
0,561 = 2 .3,14 √ 0,75/ K
K =
Cara 3
4 II 2
T2 = ( Mbeban + Member + Mpegas )
k
4 .3,14 2
0,31472 = .0,75
k1
K1 = 93,98
b. T2 = 2π√ l/g
0,5875 = 2.3,14√ 0,095/ g
g2 = m/s²
c. T3 = 2π√ l/g
0,6405 = 2.3,14√ 0,105/ g
g3 = m/s²
d. T4 = 2π√ l/g
0,664 = 2.3,14√ 0,115 /g
g4 = m/s²
e. T5 = 2π√ l/g
0,689 = 2.3,14√ 0,125/ g
g5 = m/s²
MODULUS MATEMATIS
I. Tujuan Praktikum
Menentukan modulus elastisitas (E) dari beberapa zat padat dengan pelenturan.
III. Teori
B.l ³ B.l³ 1
1 bh³
f= 48. E . I = 4. E .b . h I=I= bh
1212
³
Dimana :
E : Modulus Elastisitas
b : Lebar Batang
h : Tebal Batang
B : Beban yang diberikan
l : Panjang dari tumpuan satu ke tumpua lain
I : Momen Inersia linear batang terhadap garis netral
f : Pelenturan
Grafik :
Langkah-langkah membuat grafik :
3. Persamaan garis y = bx + a
B .l ³
Rumus E grafik : : E=
4 f .b . h ³
V. Lembar Pengamatan
V.1Percobaan I (Kayu 1)
Lebar batang (b) = 0,024 m
Tebal batang (h) = 0,0108 m
Panjang tumpuan (I) =1m
Kelenturan awal kayu (fo) = 0,05 m
M (Kg) f
1 0,2 0 0,2 0 0 0,04
2 0,5 0,002 0,5 0,002 0,001 0,25
3 0,7 0,003 0,7 0,003 0,0021 0,49
4 1 0,004 0,4 0,004 0,0016 0,16
5 1,5 0,006 0,6 0,006 0,0036 0,36
∑ 2,4 0,015 0,0083 1,3
X Y
No. Massa (Kg) Kelenturan/ f = f - fo x.y X²
M (Kg) f
1 0,5 0,01 0,5 0,1 0,05 0,25
2 1 0,02 1 0,2 0,2 1
3 1,5 0,03 1,5 0,3 0,45 2,25
4 2 0,04 2 0,4 0,8 4
5 2,5 0,0045 2,5 0,45 1,125 6,25
∑ 7,5 1,45 2,625 13,75
1 Tugas Pendahuluan
Jawab :
Jawab
Sumbu koordinat
x y = bx+a
(x,y)
2.500 2.5
2.000 2
1.500 1.5
1.000 1
0.500 0.5
1 1,36 (1 ; 1,36)
2 1,54 (2 ; 1,54)
3.50 2
3.00 1.5
2.50
1
2.00
0.5
1.54 1.63
1.50 1.45
1.27 1.36
1.00
0.50
0.00
1 2 3 4 5
IV
MODULUS PUNTIR
I. Tujuan Praktikum
1. Untuk memberi penjelasan cara mentukan Modulus Puntir (Modulus Geser) secara
statis.
2. Menentukan modulus puntir pada logam
LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR
TEKNIK INDUSTRI Page 26
3. Mengamati bahwa puntiran diteruskan pada arah yang memanjang.
1. Micrometer Skrup
2. Jangka Sorong
3. Batang Uji
4. Beban (Massa)
5. Katrol dan Tali
6. Jarum Penunjuk dan busur derajat
7. Penyekat
III. Teori
2. M . L
G= R4
……………………………(1)
atau
360. g . r . L
G= π 2 . R4 . θrad
………………………..(2)
Dimana:
G : Modulus punter
M : Momen yang bekerja pada pangkal batang
L : Panjang batang yang dipuntir
R : Jari-jari batang yang dipuntir
Θ : Sudut puntiran dalam radial
G : Percepatan gravitasi
R : Jari-jari roda P
m : Massa beban
α : Sudut puntiran dalam derajat
V. Lembar Pengamatan
Panjang batang yang dipuntir (L) = 0,545 m
Jari – jari batang yang dipuntir (R) = 0,0081 m
Jari – jari roda P (r) = 0,00385 m
Derajat X Y
No. Massa (Kg) x.y X²
Puntiran (α )
M (Kg) Ø (rad)⁰
0,09598603 0,0479
1 0,5 5,5 0,5 8 9 0,25
0,19197207 0,1919
2 1 11 1 7 7 1
0,27923211 0,4188
3 1,5 16 1,5 2 5 2,25
0,40139616 0,8027
4 2 23 2 1 9 4
0,48865619 1,2216
5 2,5 28 2,5 5 4 6,25
1,45724258 2,6832 13,7
∑ 7,5 3 5 5
R.θ
= L ,dimana R=jari-jari busur lingkaran
Δx
Renggangan geser =
L
=θ dan Tegangan geser = FA
Tegangan geser F/A F/ A
Modulus geser (G) =
Regangan geser
= Ϫx / L
= θ
Batang :
Diketahui : Ϫx = R.θ
R.θ
Regangan geser = L
∂F
Tegangan geser = 2 πR . ∂
∂τ
Torsi :∂ τ =R . ∂ F ∂ F= R
∂ F /2 πR . ∂ R L. ∂ F L. ∂ τ
Maka : G = R . θ/ L = 2 πR . R . θ . ∂ R = 2 π . R3. θ . ∂ R
R τ
3 3
G = 2π R . θ . ∂ R=L ∂ τ G.2 π ∫ R . ∂ R=L∫ ∂ τ
0 0
2 4 2 Lτ
G = 4 . R . πτ= Lτ G= (Rumus 1 terbukti)
πθ . R4
π
Diketahui : θrad = xα
180
τ =F . r=m. g . r
360ᵒ . L . M . g . r
Maka didapat rumus : G = (Rumus II terbukti)
π2 R4 α ᵒ
LAPORN PRAKTEK FISIKA DASAR
TEKNIK INDUSTRI Page 30
2. Apakah yang dimaksud dengan Elastisitas, Plastisitas.
Elastisitas adalah Kemampuan benda untuk kembali ke bentuk semula setelah setelah
gaya yang diberikan hilang.
Plastisitas adalah ketidakmampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula
setelah gaya yang diberikan hilang
Percobaan
Sumbu
x y = bx+a koordinat
(x,y)
3.5 1.56
3 1.46
2.5 2.5
1.36
2 2
1.26
1.5 1.5
1 1
0.5 0.5
0
1 2 3 4 5
2.5 2.5
2 2
1.5 1.5
1 1
0.5 0.49
0.4 0.4
0.3
0.28
0.2 0.19
0.1 0.1
0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
0
1 2 3 4 5
ΣG ΣΔG
G rata-rata = 5 ΔG rata-rata = 5 Untuk setiap L
360. g . r . L
G= π 2 . R4 . θrad
1. Sigmat/jangka sorong
2. Balok kuningan, balok coklat, balok silver
5.3 Teori
Dalam fisika, massa jenis atau disebut pula kerapatan (density) suatu zat
didefinisikan sebagai perbandingan antara massa suatu zat dengan volume zat tersebut.
Massa jenis biasanya diukur dalam satuan gram per centimeter kubik (g/cm 3 atau g/cc)
atau pound per kaki kubik (lb/ft3).
Massa jenis atau kerapatan (density) suatu zat memainkan peranan penting di dalam fisika
maupun terapannya, contohnya pada studi tentang pencarian minyak dan gas alam, studi
tentang mekanika fluida, studi tentang logam, studi polimer, studi lapisan bumi dan studi
tentang desain/struktur, studi-studi tersebut menggunakan analisis serta pengukuran massa
jenis zat.
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki besaran
(besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai
pembanding dalam pengukuran.
Berdasarkan satuannya, besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
besaran yang lain. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok
yang lain.
Massa jenis termasuk besaran turunan dari besaran pokok massa dan panjang. Massa jenis
(rapat massa atau kerapatan benda) adalah kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan antara
besarnya massa dengan volume suatu zat/benda yang bersifat tetap. Massa jenis berfungsi
untuk menentukan zat. Setiap zat mempunyai massa jenis yang berbeda - beda. Sehingga massa
jenis zat dapat menjadi salah satu ciri khas suatu benda yang dapat membedakan dengan yang
lain.
Massa jenis zat tidak dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran benda. Walaupun bentuk dan
ukuran benda berbeda – beda, selama terbuat dari jenis bahan yang sama, maka massa jenis zat
tersebut adalah sama.
dengan :
Untuk menentukan massa benda, dapat dilakukan dengan menimbang benda tersebut
dengan timbangan yang sesuai seperti neraca analitik, neraca digital atau yang lainnya(6).
Untuk menentukan volume benda, dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan
bentuk bendanya.
Benda beraturan adalah benda yang dapat langsung diukur dengan alat ukur dan rumus.
Pengukurannya dapat dilakukan dengan rumusan yang sesuai. Contoh : kubus – hitung panjang
sisinya kemudian gunakan rumus volume kubus (s3)
Benda tidak beraturan adalah benda yang tidak dapat langsung diukur dengan alat ukur
maupun rumus. Pengukurannya dapat dilakukan dengan cara memasukkan benda ke dalam
gelas ukur berisi air dengan volume tertentu. Selisih volume awal dan akhir dari air adalah
volume dari benda tersebut.
1. Diukur panjang, lebar dan tinggi benda padat pada tempat yang berlainan (tiga kali
pengukuran) dengan menggunakan jangka sorong.
2. Dibuat hasil pengukuran dalam bentuk tabel masing-masing.
3. Dilakukan pengukuran pada ketiga balok (kuning, silver, coklat).
4. 5.5 Lembar Pengamatan
V. Lembar Pengamatan
1. Besi Kuning
Volume 1 = 3.020 x 1.036 x 1.952
= 6.107 cm³
Volume 2 = 3.020 x 1.020 x 1.906
= 5.871 cm³
Volume 3 = 3.020 x 1.010 x 1.904
= 5.807 cm³
2. Besi Silver
Volume 1 = 2.994 x 0.992 x 1.796
= 5.334 cm³
Volume 2 = 2.994 x 0.992 x 1.796
= 5.334 cm³
Volume 3 = 2.994 x 0.986 x 1.776
= 5.242 cm³
3. Besi Cokelat
Volume 1 = 3.020 x 1.020 x 1.850
= 5.698 cm³
Volume 2 = 3.020 x 1.020 x 1.860
= 5.729 cm³
Volume 3 = 3.030 x 1.020 x 1.850
=5.717 cm³