RANGKUMAN LAPORAN
FISIKA 1
Teori Ralat
1. Ralat Berulang
Kiranya kita patut bersikap kurang percaya terhadap hasil pengukuran tunggal.
Makin banyak pengukuran dilakukan, makin besarlah tingkat kepercayaan
terhadap hasilnya. Dengan melakukan pengukuran berulang diperoleh lebih
banyak nilai benar x0, sehingga nilai tersebut dapat didekati dengan teliti. Nilai
benar baru dapat diketahui bila dilakukan pengukuran yang tidak terbilang
banyaknya, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan karena alatnya sudah rusak
atau aus sebelum pengukuran selesai dilakukan. Dengan demikian nilai benar
tidak mungkin dapat diketahui.
∆ T = √¿ ¿ ¿
2. Ralat Tunggal
∆ g= |∂∂gl ∆ l|+|∂∂Tg ∆ T|
V = π r2 t
= 3,14 ×2,55 2 ×3,05
= 62,27 cm3
∆V = |∂∂Vr ∆ r|+|∂V∂t ∆ t|
∂ π r2 t ∂ π r2 t
= |
∂r
∆r + ||∂t
∆t |
= |π 2tr × Δr|+|π r 2 × Δt|
= |3,14 × 2× 3,05× 2,55 ×0,005|+|3,14 ×2,552 ×0,005|
= 0,244 + 0,102 = 0,346 cm3
∆T=
√
∆ T = √0,2304
2
∆ T =0,48 S
(T ± ∆ T )=(1,77 ± 0,48)s
l tali 1 ± ∆ l tali = (22,5 ± 0,05) cm
Konstanta Pegas
Posisi pegas sebelum ditarik atau ditekan oleh beban massa berada pada titik
kesetimbangan. Apabila pegas ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar x
kemudian dilepaskan, maka pegas akan bergerak naik – turun di sekitar titik
kesetimbangannya secara berulang (periodik) selama simpangan tidak terlalu besar.
Dengan kata lain, pegas melakukan getaran. Getaran ini disebut gerak harmonis
sederhana. Pegas dapat melakukan gerak harmonik sederhana karena adanya gaya
pegas yang berfungsi sebagai gaya pemulih yang selalu melawan arah simpangan.
Besarnya gaya pemulih ini dinyatakan sebagai hukum Hooke :
F=−k . ∆ x
FISIKA 4
dengan :
Tanda minus pada hukum hooke timbul karena gaya pegas berlawanan arah dengan
simpangan.
g
Pembahasan = k = M
gradien
8,6
= 2
= 4,3 N/m
2
2
)
8,6 |2,6−2|+|1,5−2|
=
1,52 (2 )
8,6
FISIKA
= 2,25 ( 0,6+0,5
2 ) 5
= 3,822 × 0,55
= 2,1021 N/m
Aerometer
Areometer adalah alat yang biasa digunakan untuk menentukan berat jenis cairan
pengeboran dan lumpur semen. Alat ini dirancang untuk aplikasi lapangan, tetapi
tidak cocok untuk laboratorium yang tepat tujuan.
Instrumen ini dikalibrasi untuk suhu air 20 ° C (68 ° F), tetapi selama aplikasi
lapangan variasi suhu air dapat diabaikan. Bila menggunakan areometer di
laboratorium suhu kalibrasi harus dipenuhi.
Instrumen ini terbuat dari aluminium berlapis bubuk sebagai perlindungan terhadap
alkali korosi. Rentang kepadatan dari instrumen yang dari 0,9 kg / 1000 cm³ sampai
2,4 kg / cm ³.
Aerometer Nicholson
FISIKA 6
Jika Areometer N dimasukan ke dalam zat cair dan pada pinggan atas (PA)
diletakkan beban W1, hingga areometer tercelup sampai tanda garis T maka berlaku
persamaan gaya:
W 1 +WN =VN . ρ1 . g
m 1+ m N =VN . ρ1
FISIKA 7
WM=Vn . ρ . g
Vn adalah volume areometer di bawah garis ke-n. Dengan memakai sifat silindris
tadi, maka Vn dapat ditulis sebagai berikut:
Vn=Vo+ nv
Dari persamaan diatas maka didapat:
Perawatan Aerometer
( m ±∆m ) = ( m 2 ± ∆ m 2 ) - ( m 1 ± ∆ m 1)
( d ± ∆d ) = ( 7 ± 0,005 ) cm
FISIKA d 8
r =
2
( r ± ∆r ) = ( 3,5 ± 0,005 ) cm
( t ± ∆t ) = ( 4± 0,005 ) cm
V = π r2 t
= 3,14 ×3,5 2 × 4
= 153,8 cm3
∆V = |∂∂Vr ∆ r|+|∂V∂t ∆ t|
∂ π r2 t ∂ π r2 t
= |∂r
∆r +
∂t|| ∆t |
= |π 2tr × Δr|+|π r 2 × Δt|
= |3,14 × 2× 4 × 3,5× 0,005|+|3,14 ×3,52 ×0,005|
= 0,439 + 0,192 = 0,631 cm3
( m ± ∆ m ) = ( 54 ± 0,01 ) gram
( V ± ∆ V ) = ( 153,8 ± 0,63 ) cm3
Massa jenis
m
ρ =
V
54
=
153,8
= 0,35 gr/cm3
1× 0,01 54 ×0,63
=|
153,8 | | 153 , 8² |
+
FISIKA 9
= 0,00650195 + 0,00143820
= 0,00794015 gr/cm3
Massa jenis air ( ρeksperimen ± ∆ ρeksperimen ¿= ( 3,5 ± 0,07 ).10−1 Gr/cm3
Densitas
Densitas Densitas atau Massa jenis atau rapat jenis suatu zat adalah masa tiap
satuan volume atau dapat dirumuskan:
m
ρ=
v
Keterangan :
Massa jenis atau kerapatan seuatu fluida dapat bergantung pada banyak factor
seperti, temperature fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Satuan massa
jenis dalam CGS adalah gram per centimeter kubik (g/cm3). Satuan SI massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Massa zat dapat diketahui dengan cara
menimbang zat itu dengan timbangan atau neraca ohaus sehingga besaran massa
dapat diukur langsung dengan alat ukurnya. Pengukuran volume balok secara
FISIKA 10
langsung dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur
yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan
penunjukan volume itu merupakan voleme dari zat padat tersebut. Sedangkan
pengukuran volume balok secara tidak langsung dengan mengukur panjang, lebar,
dan tinggi balok dengan menggunakan alat ukur panjang diantaranya mistar, jangka
sorong, dan mikrometer. Setelah itu volume balok dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan.
υ= p .l . t
Keterangan :
P = Panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok
Hukum Archimedes Hukum Archimedes merupakan salah satu hukum fisika yang
masih berhubungan dengan tekanan hidrostatis. Hukum Archimedes membahas
tentang gaya apung atau gaya ke atas dan gaya berat suatu benda terhadap fluida
ztau zat cair tempat benda itu berada. Arcimedes adalah seorang insinyur dan
ilmuwan berkebangsaan Italia yang hidup pada 2 abad sebelum masehi. Pada saat
itu raja memerintahkan Arcimedes untuk melakukan penyelidikan apakah mahkota
yang digunakan raja terbuat dari logam asli atau logam palsu dengan syarat tidak
merusak mahkota tersebut. Archimedes mendapat inspirasi ketika sedang
berendam. Ketika Archimedes masuk ke dalam bak air untuk berendam ada sebagian
air yang keluar dari bak tempat ia berendam. Dari situlah Archimedes mendapat ide
lalu berteriak “eureka” yang artinya aku menemukan. Untuk mengekspresikan
kegembiraannya Arhimedes langsung berlari keluar rumah tanpa memakai sehelai
kainpun yang menutupi tubuhnya. Archimedes membuat kesimpulan bahwa
“apabila seluruh atau sebagian permukaan benda dimasukkan atau dicelupkan ke
dalam suatu zat cair maka benda tersebut akan mengalami suatu gaya ke atas yang
sama besar dengan berat zat cair yang dipindahkannya” pernyataan tersebut
kemudian dikenal dengan bunyi hukum Archimedes.
Contoh Densitas :
Secara Teori
FISIKA 11
Perhitungan Volume
∆ V = |t l . ∆ P|+|P t . ∆ l|+|P l . ∆ t|
4
=|3. 2 .0,005|+ |. 3. 0,005 |
+|4 . 2 . 0,001|
=|0,03|+|0,06|+|0,008|
= 0,098 cm3
m
ρ=
V
22,8
= = 0,95 gr /cm ³
24,0
= |2,08|+|0,003|
=2,083 gr /cm ³
≅ 2,08 gr /cm ³
Pesawat Atwood
Teori Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara tegangan, energi potensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2
pemberat (massa berbeda) dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol. Benda yang
lebih berat diletakkan lebih tinggi posisinya dibanding yang lebih ringan. Jadi benda
yang berat akan turun karena gravitasi dan menarik benda yang lebih ringan karena
adanya tali dan katrol. Dengan menggunakan pesawat atwood memungkinkan kita
untuk mengamati bagaimana sebuah benda bergerak lurus beraturan ( GLB) dan
gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dan dalam mempelajari konsep dinamika
gerak, teori yang paling penting dan yang banyak dipakai adalah Hukum Newton.
HUKUM NEWTON
Hukum Newton dibagi atas Hukum Newton 1, Hukum Newton 2 dan Hukum
Newton 3. Ketiga Hukum Newton diatas dijelaskan dibawah ini.
1. Hukum Newton 1
Menyatakan bahwa, “Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem sama dengan
FISIKA 13
dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang”
∑ F=0
2. Hukum Newton 2
Menyatakan bahwa, “Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu benda dengan
massa ‘m’ tidak sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami percepatan
kearah yang sama dengan gaya”. Percepatan a berbanding lurus dengan gaya dan
berbanding terbalik dengan massa benda.
F=m .a
Keterangan :
F=Gaya
a=Percepatan
m=massabenda
a. Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda.
b. Besarnya percepatan berbanding lurus dengan gayanya.
c. Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan
sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya.
3. Hukum Newton 3
Setiap Gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya lain yang sama
besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arahnya. Gaya reaksi ini dilakukan
benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya. Hukum ini dikenal dengan
Hukum Aksi Reaksi.
F aksi =−Freaksi
Keterangan :
FISIKA LURUS
GERAK 14
Dinamika Gerak mempelajari tentang berbagai jenis gerak. Konsep yang harus
dipelajari adalah konsep Gerak Lurus. Gerak lurus adalah gerak suatu objek yang
lintasannya berupa garis lurus. Dapat pula jenis geak ini disebut sebagai suatu
translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang
besarnya sama (Andriasani, 2013).
Gerak lurus suatu objek dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau konstan
sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali
waktu.
S=v .t
Keterangan:
S=Jarak Tempuh(m)
v=Kecepatan( m/ s)
t=waktu (s)
Gerak lurus suatu objek diman kecepatanna berubah terhadap waktu akibat adanya
percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan jumlah jarak yang ditempuh tidak
lagi linier melainkan kuadratik. Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton
2 (∑F = 0 ) (Tunisssa, 2014).
Vt =Vo+at
Vt 2 =V o2 +2
S=Vot +½ t 2
Keterangan :
Vo=kecepatan awal(m/ s)
Vt =kecepatan akhir(m/s)
a= percepatan(m/s 2)
t=waktu (t)
s= jarak yang ditempuh( m)
mg
FISIKA 15
a=
1
2m+m+ 2
r
Dalam ilmu fisika, koefisien muai panjang adalah bilangan yang menunjukkan
pertambahan panjang benda tiap satu satuan panjang saat terjadi kenaikan suhu
1 oC, disebut juga dengan koefisien muai linier.
Berdasarkan definisi di atas, kita bisa tahu bahwa koefisien muai panjang itu terdiri
dari bilangan atau angka. Besar angkanya bisa berbeda-beda untuk setiap benda.
Mengapa berbeda-beda? Sebab, koefisien muai panjang zat padat itu bergantung
pada jenis benda atau jenis bahan. Dengan kata lain, koefisien muai panjang
merupakan salah satu karakteristik khusus suatu bahan dalam merespon terjadinya
FISIKA
kenaikan suhu. 16
Karena itu pula, masing-masing jenis bahan bisa memiliki nilai koefisien muai
panjang yang berbeda. Sebagai contoh, nilai koefisien muai panjang bahan tembaga
berbeda dengan nilai koefisien muai panjang besi atau baja.
ΔL
α=
Lo . ∆T
di mana
Contoh :
( d ± ∆ d ¿=¿ ) cm
d
r =
2
( r ± ∆ r ¿=(2,25 ± 0,005) cm
( R ± ∆ R ¿=(22 ±0,05) cm
Δℒ = 0,68 cm
( Lo ± ∆ Lo ¿=( 65 ± 0,05 ) cm
PERTAMBAHAN PANJANG ∆ L
r
∆ L= .ΔL
R
2,25
∆ L= ×0,68
22
∆FISIKA
L=0,0695cm 17
∆ ∆L = |∂∂r∆ L ∆ r|+|∂∂∆RL ∆ R|
r r
∆ ∆ L= | ∂
R
∂r
∆L
∆r + ||
∂ ∆L
R
∂R
∆R |
∆ ∆ L=|∆RL ∆ r|+|r R∆ L ∆ R|
2
∆ ∆ L=|0,00154545|+|0,00158057|
∆ ∆ L=0,00312602cm
ΔL
=α ΔΤ
Lo
0,0695
=α × 5
65
0.0010
α=
5
α =2 ×1 0−4 ( ℃ ) -
FISIKA 18
Neraca Mohr
Neraca Mohr berdasarkan dari hukum Archimedes yang berbunyi :
“Sebuah benda dalam fluida baik seluruh maupun sebagian mengalami gayakeatas
seberat fluida yang dipindahkan”
Massa jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara massa (g)
dengan volume (ml) ,jadi satuan jenis nya (g/ml) atau (g/cm 3). Pengukuran massa
setiap satuan volume benda,Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin
besar massa setiap volumenya. Densitas massa jenis zat dapat ditentukan
menggunakan prinsip kerja mekanika Newton yaitu dengan menggunakan prinsip
kerja torsi (Halliday, 1997). Densitas adalah masa benda tiap volume, yaitu dengan
rumusan
m g
ρ=
( )
v cm3
Neraca Mohr Westphal dipakai untuk mengukur bobot jenis zat cair. Neraca ini
FISIKA 19
memiliki lengan-lengan yang tidak sama panjang. Dengan pertolongan tali kawat
halus termometer dapat digantung pada ujung lengan A. Sekrup S dapat diatur
sedemikian rupa sehingga kedudukan mula-mula neraca setimbang. Pada ujung
lengan A digantungkan termometer D dan neraca dibuat setimbang (dengan
memutar S). Kemudian D dicelupkan ke dalam zat cair, maka neraca menjadi tak
setimbang karena tekanan ke atas terhadap termometer D oleh zat cair. Untuk
membuat sistem setimbang kembali maka beban-beban penunggang harus diletakan
atau digantungkan pada lengan berskala sampai jumlah momen gaya ke atas
penunggang ini sama dengan momen gaya ke atas pada D.
Σ y .n . an .G y Σ y .n . an .m y
ρ= =
a. g. y a.V
Untuk mempermudah perhitungan, maka jarak antara a, berat penunggang dan volume D
dipilih sedemikian rupa sehingga:
a. Massa penunggang terbesar (dinyatakan dalam gram) dan numerik harus sama
dengan volume D (dinyatakan dalam milimeter).
b. Untuk temperatur dalam 20oC dan 30oC, perubahan volume D dapat diabaikan.
G1=G2 ¿
an n
=
a 10
Contoh :
Perhitungan tunggal diameter gelas beker dan tinggi air dalam gelas beker
± ∆d ) = ( 5 ± 0,005) cm
( dFISIKA 20
d
r=
2
( r ± ∆r ) = ( 2,5 ± 0,005) cm
( t ± ∆t ) = ( 0,27 ± 0,005) cm
VOLUME TABUNG
d 2
V=π×( ¿ ×t
2
V = 5,29875 cm3
∆V = |∂∂Vr ∆ r|+|∂V∂t ∆ t|
∂ π r2 t ∂ π r2 t
∆V = | ∂r ||
∆r +
∂t
∆t |
∆V = |π ×t × 2× r × Δr|+|π × r 2 × Δt|
= 0,021195 + 0,098125
= 0,11932 cm3
MFISIKA
ASSA JENIS (TEORI) 21
ρ=
∑ mi li
LV
( m1 l1 ) + ( m2 +l 2)
¿
LV
( 4,9 ×8 )+ ( 2,7 × 4 )
¿
10 ×5,29
50
¿
52,9
¿ 0,9451795 gr /c m 3
- https://www.bing.com/search?
q=aerometer+fisika+dasar&cvid=957efef38cb44ae8a87cce0873f07621&pglt=547&FORM=A
NSPA1&PC=U531
- https://www.bing.com/search?
q=fisika+dasar+aerometer&cvid=8faa7276118748f4bea13cbdf2104c57&pglt=547&FORM=A
NSPA1&PC=U531
- https://tiarazulfaamany.wordpress.com/2015/05/12/laporan-praktikum-aerometer/
- https://www.academia.edu/25457097/PRAKTIKUM_FISIKA_DASAR_TEORI_RALAT
- https://ikaikakk.blogspot.com/2013/10/teori-dasar-praktikum-pengukuran-dan.html
- https://www.bing.com/search?
q=teori+ralat&cvid=f3f50f070c3243dbbe63ae0647fca942&pglt=547&FORM=ANNTA1&PC
=U531
- https://www.coursehero.com/file/59166944/qode-imut-a-4doc/
- https://www.scribd.com/document/370781169/Neraca-Mohr
- https://www.slideshare.net/WidyaFitriyani2/laporan-fisdas-pesawat-atwood
- https://www.slideshare.net/AtihFauziHandayani/laporan-praktikum-densitas-massa
- https://www.thinksphysics.com/2020/03/laporan-praktikum-pegas-fisika-dasar-1.html
- https://www.cryptowi.com/gaya-pegas/#Konstanta_Pegas
- https://www.academia.edu/25457097/PRAKTIKUM_FISIKA_DASAR_TEORI_RALAT
FISIKA 22