Anda di halaman 1dari 24

FISIKA

RANGKUMAN LAPORAN

Rijal Ahmad Mujtahid – 20410017 – 1T1


rijalahmad57@gmail.com
Pendahuluan
Fisika mempelajari tentang fenomena fenomena alam secara kualitatif dan kuantitatif;
karenanya masalah pengukuran terhadap besaran fisis mempunyai arti penting. Mengukur
adalah membandingkan suatu besaran fisis dengan besaran fisis sejenis yang dapat
dianggap sebagai tolak ukurnya (Besaran Standar). Oleh sebab itu tujuan pengukuran
adalah untuk mengetahui Harga / Nilai antara besaran yang diukur dengan besaran yang
dianggap tolak ukurnya. Dalam kenyataannya nilai pembanding yang sesungguhnya tidak
pernah diketahui sehingga hasil pengukuran yang benar tidak pernah diketahui.

FISIKA 1

November 13, 2020


1
BAB 1

Teori Ralat
1. Ralat Berulang

Kiranya kita patut bersikap kurang percaya terhadap hasil pengukuran tunggal.
Makin banyak pengukuran dilakukan, makin besarlah tingkat kepercayaan
terhadap hasilnya. Dengan melakukan pengukuran berulang diperoleh lebih
banyak nilai benar x0, sehingga nilai tersebut dapat didekati dengan teliti. Nilai
benar baru dapat diketahui bila dilakukan pengukuran yang tidak terbilang
banyaknya, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan karena alatnya sudah rusak
atau aus sebelum pengukuran selesai dilakukan. Dengan demikian nilai benar
tidak mungkin dapat diketahui.

∆ T = √¿ ¿ ¿

2. Ralat Tunggal

FISIKA Pengukuran-pengukuran lamanya benda mendingin, kecepatan komet, 2


dan lain-lain, tidak mungkin dilakukan lebih dari sekali. Oleh sebab itu
pengukurannya mungkin dilakukan hanya sekali. Di samping itu jika dilakukan
pengukuran lebih dari sekali, mungkin tidak menghasilkan nilai-nilai yang
berbeda, misalnya alat yang kasar dipakai untuk mengukur sesuatu yang halus.
Oleh sebab itu ukuran ketepatan suatu pengukuran tunggal ditentukan oleh alat
yang digunakan. 

∆ g= |∂∂gl ∆ l|+|∂∂Tg ∆ T|

November 13, 2020


2
Contoh Ralat Tunggal :

Ralat Massa Jenis Air

V = π r2 t
= 3,14 ×2,55 2 ×3,05
= 62,27 cm3

∆V = |∂∂Vr ∆ r|+|∂V∂t ∆ t|
∂ π r2 t ∂ π r2 t
= |
∂r
∆r + ||∂t
∆t |
= |π 2tr × Δr|+|π r 2 × Δt|
= |3,14 × 2× 3,05× 2,55 ×0,005|+|3,14 ×2,552 ×0,005|
= 0,244 + 0,102 = 0,346 cm3

Volume Tabung ( V ± ∆ V ) = (62,2 ± 0,34) cm3

Contoh Ralat Berulang :


FISIKA 3
Ralat Bandul Panjang dan Pendek
22,5
T1 ¿ =2,25 s
10
12,9
T2 ¿ =1,29 s
10
2,25+ 1,29
T ¿ =1,77 s
2
∆ T = √¿ ¿ ¿
∆ T = √¿ ¿ ¿
∆ T = √¿ ¿ ¿
0,2304+0,2304
∆T=
√ 0,4608
2

∆T=

∆ T = √0,2304
2

∆ T =0,48 S
(T ± ∆ T )=(1,77 ± 0,48)s
l tali 1 ± ∆ l tali = (22,5 ± 0,05) cm

November 13, 2020


3
BAB 2

Konstanta Pegas

Posisi pegas sebelum ditarik atau ditekan oleh beban massa berada pada titik
kesetimbangan. Apabila pegas ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar x
kemudian dilepaskan, maka pegas akan bergerak naik – turun di sekitar titik
kesetimbangannya secara berulang (periodik) selama simpangan tidak terlalu besar.
Dengan kata lain, pegas melakukan getaran. Getaran ini disebut gerak harmonis
sederhana. Pegas dapat melakukan gerak harmonik sederhana karena adanya gaya
pegas yang berfungsi sebagai gaya pemulih yang selalu melawan arah simpangan.
Besarnya gaya pemulih ini dinyatakan sebagai hukum Hooke :

F=−k . ∆ x
FISIKA 4
dengan :

F   = Gaya pegas (N)


k   = Konstanta pegas (N/m)
∆x = Pertambahan panjang pegas (m)

Tanda minus pada hukum hooke timbul karena gaya pegas berlawanan arah dengan
simpangan. 

Dengan menggunakan persamaan hukum kedua newton maka akan didapatkan


bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan simpangan.
Hal ini merupakan karakteristik umum gerak harmonik sederhana. 

November 13, 2020


4
Contoh Konstanta Pegas :

Diketahui = (g±∆g ) = ( 8,6 ± 0,13) m/s2


= ( M gradien ± ∆ M gradien ¿ = (2 ± 0,3) m/kg

g
Pembahasan = k = M
gradien
8,6
= 2
= 4,3 N/m

Ralat konsanta pegas

Diketahui =(g± ∆g ) = ( 8,6 ± 0,13) m/s2


= ( M gradien ± ∆ M gradien ¿ = (2 ± 0,3) m/kg
= M gradien 1 = 2,6 m/kg
M
= gradien 2 = 1,5 m/kg

g |M gradien −M gradien|+|M gradien −M gradien|


Pembahasan = ∆ k = M
gradien 2 ( 1

2
2

)
8,6 |2,6−2|+|1,5−2|
=
1,52 (2 )
8,6
FISIKA
= 2,25 ( 0,6+0,5
2 ) 5

= 3,822 × 0,55

= 2,1021 N/m

konstanta pegasnya adalah (4,3 ± 2,1) N/m

November 13, 2020


5
BAB 3

Aerometer
Areometer adalah alat yang biasa digunakan untuk menentukan berat jenis cairan
pengeboran dan lumpur semen. Alat ini dirancang untuk aplikasi lapangan, tetapi
tidak cocok untuk laboratorium yang tepat tujuan.
Instrumen ini dikalibrasi untuk suhu air 20 ° C (68 ° F), tetapi selama aplikasi
lapangan variasi suhu air dapat diabaikan. Bila menggunakan areometer di
laboratorium suhu kalibrasi harus dipenuhi.
Instrumen ini terbuat dari aluminium berlapis bubuk sebagai perlindungan terhadap
alkali korosi. Rentang kepadatan dari instrumen yang dari 0,9 kg / 1000 cm³ sampai
2,4 kg / cm ³.

Aerometer Nicholson

FISIKA 6

Jika Areometer N dimasukan ke dalam zat cair dan pada pinggan atas (PA)
diletakkan beban W1, hingga areometer tercelup sampai tanda garis T maka berlaku
persamaan gaya:

W 1 +WN =VN . ρ1 . g

Atau dalam persamaan massa:

m 1+ m N =VN . ρ1    

November 13, 2020


6
Keterangan:

-          WN = berat areometer N


-          VN = volume areometer N sampai tanda T
-          g = percepatan gravitasi
-          ρ1 = massa jenis zat cair
-          m = massa

Jika WN dan W1 dapat ditentukan sedangkan ρ1 diketahui maka VN dapat dihitung


dan sebaliknya.
Perlu diperhatikan saat bekerja dengan areometer N, usahakan areometer tercelup
sampai T. Penambahan dan pengurangan beban W harus hati-hati, jangan sampai
areometer masuk ke dalam zat cair. Pinggan PA pun harus dipastikan tidak
kemasukan zat cair karena akan menggangu hasil pengukuran.

Aerometer Berberat Tetap

FISIKA 7

Pada areometer M pada tangkainya yang berbentuk silindris terdapat pembagian


skala. Dengan aerometer M ini kita hanya dapat menentukan massa jenis zat cair
saja. Bila kita masukan M ke dalam suatu zat cair maka M tercelup sampai skala ke-
n.
Jika berat M (tetap) sama dengan gaya ke atas, maka:

WM=Vn . ρ . g
                          
Vn adalah volume areometer di bawah garis ke-n. Dengan memakai sifat silindris
tadi, maka Vn dapat ditulis sebagai berikut:

Vn=Vo+ nv

                                                    
Dari persamaan diatas maka didapat:

November 13, 2020


7
mM
ρ=
(V O +nv )

Perawatan Aerometer

Areometer bebas perawatan. Bersihkan dan keringkan areometer setiap selesai


digunakan dan pastikan penyimpanan yang benar jika tidak digunakan.

Contoh Perhitungan Aerometer :

Massa Jenis Air Secara Eksperimen Menggunakan Persamaan

( m ±∆m ) = ( m 2 ± ∆ m 2 ) - ( m 1 ± ∆ m 1)

= ( 116 ± 0,005) - ( 62 ± 0,005)


= ( 54 ± 0,01 ) gram

( d ± ∆d ) = ( 7 ± 0,005 ) cm
FISIKA d 8
r =
2
( r ± ∆r ) = ( 3,5 ± 0,005 ) cm
( t ± ∆t ) = ( 4± 0,005 ) cm

Massa jenis air secara eksperimen

V = π r2 t
= 3,14 ×3,5 2 × 4
= 153,8 cm3

∆V = |∂∂Vr ∆ r|+|∂V∂t ∆ t|
∂ π r2 t ∂ π r2 t
= |∂r
∆r +
∂t|| ∆t |
= |π 2tr × Δr|+|π r 2 × Δt|
= |3,14 × 2× 4 × 3,5× 0,005|+|3,14 ×3,52 ×0,005|
= 0,439 + 0,192 = 0,631 cm3

Volume Tabung ( V ± ∆ V ) = (153,8 ± 0,63) cm3

November 13, 2020


8
Massa jenis air secara eksperimen menggunakan persamaan

( m ± ∆ m ) = ( 54 ± 0,01 ) gram
( V ± ∆ V ) = ( 153,8 ± 0,63 ) cm3

Massa jenis

m
ρ =
V
54
=
153,8
= 0,35 gr/cm3

Ralat massa jenis

Δρ = |∂ ρ×∂ m∆ m|+|∂ ρ×∂V∆ V |


1× ∆ m m× ∆ V
=|
V | | V |
+ 2

1× 0,01 54 ×0,63
=|
153,8 | | 153 , 8² |
+
FISIKA 9

= 0,00650195 + 0,00143820

= 0,00794015 gr/cm3
Massa jenis air ( ρeksperimen ± ∆ ρeksperimen ¿= ( 3,5 ± 0,07 ).10−1 Gr/cm3

November 13, 2020


9
BAB 4

Densitas
Densitas Densitas atau Massa jenis atau rapat jenis suatu zat adalah masa tiap
satuan volume atau dapat dirumuskan:

m
ρ=
v

Keterangan :

ρ=massa jenis ( g /cm3 )


m=massa zat ( g )
v=volume (cm3 )

Massa jenis atau kerapatan seuatu fluida dapat bergantung pada banyak factor
seperti, temperature fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Satuan massa
jenis dalam CGS adalah gram per centimeter kubik (g/cm3). Satuan SI massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Massa zat dapat diketahui dengan cara
menimbang zat itu dengan timbangan atau neraca ohaus sehingga besaran massa
dapat diukur langsung dengan alat ukurnya. Pengukuran volume balok secara
FISIKA 10
langsung dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur
yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan
penunjukan volume itu merupakan voleme dari zat padat tersebut. Sedangkan
pengukuran volume balok secara tidak langsung dengan mengukur panjang, lebar,
dan tinggi balok dengan menggunakan alat ukur panjang diantaranya mistar, jangka
sorong, dan mikrometer. Setelah itu volume balok dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan.

υ= p .l . t

Keterangan :

P = Panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok

November 13, 2020


10
Hukum Archimedes

Hukum Archimedes Hukum Archimedes merupakan salah satu hukum fisika yang
masih berhubungan dengan tekanan hidrostatis. Hukum Archimedes membahas
tentang gaya apung atau gaya ke atas dan gaya berat suatu benda terhadap fluida
ztau zat cair tempat benda itu berada. Arcimedes adalah seorang insinyur dan
ilmuwan berkebangsaan Italia yang hidup pada 2 abad sebelum masehi. Pada saat
itu raja memerintahkan Arcimedes untuk melakukan penyelidikan apakah mahkota
yang digunakan raja terbuat dari logam asli atau logam palsu dengan syarat tidak
merusak mahkota tersebut. Archimedes mendapat inspirasi ketika sedang
berendam. Ketika Archimedes masuk ke dalam bak air untuk berendam ada sebagian
air yang keluar dari bak tempat ia berendam. Dari situlah Archimedes mendapat ide
lalu berteriak “eureka” yang artinya aku menemukan. Untuk mengekspresikan
kegembiraannya Arhimedes langsung berlari keluar rumah tanpa memakai sehelai
kainpun yang menutupi tubuhnya. Archimedes membuat kesimpulan bahwa
“apabila seluruh atau sebagian permukaan benda dimasukkan atau dicelupkan ke
dalam suatu zat cair maka benda tersebut akan mengalami suatu gaya ke atas yang
sama besar dengan berat zat cair yang dipindahkannya” pernyataan tersebut
kemudian dikenal dengan bunyi hukum Archimedes.

Contoh Densitas :

Secara Teori
FISIKA 11
Perhitungan Volume

∆ V = |t l . ∆ P|+|P t . ∆ l|+|P l . ∆ t|
4
=|3. 2 .0,005|+ |. 3. 0,005 |
+|4 . 2 . 0,001|

=|0,03|+|0,06|+|0,008|
= 0,098 cm3

( V ± ∆ V ) = ( 2,40 ± 0,98 ) 10−1 cm3

Perhitungan massa zat

M zat cair = M Perak - M Bouyant


= 85−62,2
= 22,8 gram
( m± ∆ m ) =( 22,8± 0,005 ) gr
( m± ∆ m ) =( 22,8± 0,01 ) 10 gr

November 13, 2020


11
Densitas

m
ρ=
V
22,8
= = 0,95 gr /cm ³
24,0

|∆ ρ∨¿ = |∂∂mρ ∆ m|+|∂∂Vρ ∆V |


= |V1 ∆ m|+|Vm² ∆ V |
= |241 0,005|+|22,8
576
0,098|

= |2,08|+|0,003|
=2,083 gr /cm ³
≅ 2,08 gr /cm ³

( ρ ¿ ¿ teori ± ∆ ρteori ) ¿= (0,95 ± 2,083) gr / cm3


FISIKA 12

November 13, 2020


12
BAB 5

Pesawat Atwood
Teori Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara tegangan, energi potensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2
pemberat (massa berbeda) dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol. Benda yang
lebih berat diletakkan lebih tinggi posisinya dibanding yang lebih ringan. Jadi benda
yang berat akan turun karena gravitasi dan menarik benda yang lebih ringan karena
adanya tali dan katrol. Dengan menggunakan pesawat atwood memungkinkan kita
untuk mengamati bagaimana sebuah benda bergerak lurus beraturan ( GLB) dan
gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dan dalam mempelajari konsep dinamika
gerak, teori yang paling penting dan yang banyak dipakai adalah Hukum Newton.

HUKUM NEWTON

Hukum Newton dibagi atas Hukum Newton 1, Hukum Newton 2 dan Hukum
Newton 3. Ketiga Hukum Newton diatas dijelaskan dibawah ini.

1. Hukum Newton 1

Menyatakan bahwa, “Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem sama dengan
FISIKA 13
dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang”

∑ F=0

Keterangan :∑ F= jumlah gaya yang bekerja

2. Hukum Newton 2

Menyatakan bahwa, “Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu benda dengan
massa ‘m’ tidak sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami percepatan
kearah yang sama dengan gaya”. Percepatan a berbanding lurus dengan gaya dan
berbanding terbalik dengan massa benda.

F=m .a

Keterangan :
F=Gaya
a=Percepatan
m=massabenda

November 13, 2020


13
Hukum Newton 2 memberikan pengertian bahwa:

a. Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda.
b. Besarnya percepatan berbanding lurus dengan gayanya.
c. Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan
sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya.

3. Hukum Newton 3

Setiap Gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya lain yang sama
besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arahnya. Gaya reaksi ini dilakukan
benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya. Hukum ini dikenal dengan
Hukum Aksi Reaksi.

Hukum ini dirumuskan sebagai berikut.

F aksi =−Freaksi

Keterangan :

F aksi =gaya yang diberikan pada suatubenda


−F reaksi=gaya yang diberikan benda

FISIKA LURUS
GERAK 14

Dinamika Gerak mempelajari tentang berbagai jenis gerak. Konsep yang harus
dipelajari adalah konsep Gerak Lurus. Gerak lurus adalah gerak suatu objek yang
lintasannya berupa garis lurus. Dapat pula jenis geak ini disebut sebagai suatu
translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang
besarnya sama (Andriasani, 2013). 

1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus suatu objek dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau konstan
sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali
waktu.

S=v .t

Keterangan:

S=Jarak Tempuh(m)
v=Kecepatan( m/ s)
t=waktu (s)

November 13, 2020


14
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus suatu objek diman kecepatanna berubah terhadap waktu akibat adanya
percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan jumlah jarak yang ditempuh tidak
lagi linier melainkan kuadratik. Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton
2 (∑F = 0 ) (Tunisssa, 2014).

Vt =Vo+at
Vt 2 =V o2 +2
S=Vot +½ t 2

Keterangan :

Vo=kecepatan awal(m/ s)
Vt =kecepatan akhir(m/s)
a= percepatan(m/s 2)
t=waktu (t)
s= jarak yang ditempuh( m)

Pemakaian Hukum Newton Pada Pesawat Atwood

Bila dianggap M 1=M 2=M

mg
FISIKA 15
a=
1
2m+m+ 2
r

November 13, 2020


15
BAB 6

Koefisien Muai Panjang


Koefisien muai panjang (α) adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan
panjang benda tiap satu satuan panjang saat terjadi kenaikan suhu 1 oC, dirumuskan
ΔL
dengan α = . ΔT , di mana ΔL adalah pertambahan panjang benda (m), L 0 adalah
L0
panjang semula (m), dan ΔT adalah perubahan suhu (oC). 

Apa yang dimaksud dengan koefisien muai panjang?

Dalam ilmu fisika, koefisien muai panjang adalah bilangan yang menunjukkan
pertambahan panjang benda tiap satu satuan panjang saat terjadi kenaikan suhu
1 oC, disebut juga dengan koefisien muai linier.

Berdasarkan definisi di atas, kita bisa tahu bahwa koefisien muai panjang itu terdiri
dari bilangan atau angka. Besar angkanya bisa berbeda-beda untuk setiap benda.

Mengapa berbeda-beda? Sebab, koefisien muai panjang zat padat itu bergantung
pada jenis benda atau jenis bahan. Dengan kata lain, koefisien muai panjang
merupakan salah satu karakteristik khusus suatu bahan dalam merespon terjadinya
FISIKA
kenaikan suhu. 16
 
Karena itu pula, masing-masing jenis bahan bisa memiliki nilai koefisien muai
panjang yang berbeda. Sebagai contoh, nilai koefisien muai panjang bahan tembaga
berbeda dengan nilai koefisien muai panjang besi atau baja. 

Rumus Koefisien Muai Panjang

ΔL
α=
Lo . ∆T

di mana

ΔL=L t−Lo dan ΔT=T −T o


 
Keterangan:

 α =koefisien muai panjang(¿ o C)


 ΔL= pertambahan panjang benda(m)
 ΔT =perubahan suhu( o C)
 L t=panjang benda setelah dipanaskan(m)
 Lo= panjang benda mula−mula (m)
 T =suhu benda setelah dipanaskan( o C)

November 13, 2020


16
 T o=suhu benda mula−mula(o C)

Contoh :

( d ± ∆ d ¿=¿ ) cm
d
r =
2
( r ± ∆ r ¿=(2,25 ± 0,005) cm
( R ± ∆ R ¿=(22 ±0,05) cm
Δℒ = 0,68 cm
( Lo ± ∆ Lo ¿=( 65 ± 0,05 ) cm

PERTAMBAHAN PANJANG ∆ L

r
∆ L= .ΔL
R

2,25
∆ L= ×0,68
22
∆FISIKA
L=0,0695cm 17

RALAT PERTAMBAHAN PANJANG ( ∆ ΔL )

∆ ∆L = |∂∂r∆ L ∆ r|+|∂∂∆RL ∆ R|
r r
∆ ∆ L= | ∂
R
∂r
∆L
∆r + ||
∂ ∆L
R
∂R
∆R |
∆ ∆ L=|∆RL ∆ r|+|r R∆ L ∆ R|
2

0,68 2,25 ×0,68


∆ ∆ L=| × 0,005|+
22 | 22 × 0,05| 2

∆ ∆ L=|0,00154545|+|0,00158057|
∆ ∆ L=0,00312602cm

pertambahan panjang ( ∆ L ± ∆ ∆ L ¿=( 6,95 ± 0,03 ) .10−2cm

November 13, 2020


17
MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN (α)

ΔL
=α ΔΤ
Lo
0,0695
=α × 5
65
0.0010
α=
5
α =2 ×1 0−4 ( ℃ ) -

FISIKA 18

November 13, 2020


18
BAB 7

Neraca Mohr
Neraca Mohr berdasarkan dari hukum Archimedes yang berbunyi :

“Sebuah benda dalam fluida baik seluruh maupun sebagian mengalami gayakeatas
seberat fluida yang dipindahkan”

Massa jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara massa (g)
dengan volume (ml) ,jadi satuan jenis nya (g/ml) atau (g/cm 3). Pengukuran massa
setiap satuan volume benda,Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin
besar massa setiap volumenya. Densitas massa jenis zat dapat ditentukan
menggunakan prinsip kerja mekanika Newton yaitu dengan menggunakan prinsip
kerja torsi (Halliday, 1997). Densitas adalah masa benda tiap volume, yaitu dengan
rumusan

m g
ρ=
( )
v cm3

Neraca Mohr Westphal dipakai untuk mengukur bobot jenis zat cair. Neraca ini
FISIKA 19
memiliki lengan-lengan yang tidak sama panjang. Dengan pertolongan tali kawat
halus  termometer dapat digantung pada ujung lengan A. Sekrup S dapat diatur
sedemikian rupa sehingga kedudukan mula-mula neraca setimbang. Pada ujung
lengan A digantungkan termometer D dan neraca dibuat setimbang (dengan
memutar S). Kemudian D dicelupkan ke dalam zat cair, maka neraca menjadi tak
setimbang karena tekanan ke atas terhadap termometer D oleh zat cair. Untuk
membuat sistem setimbang kembali maka beban-beban penunggang harus diletakan
atau digantungkan pada lengan berskala sampai jumlah momen gaya ke atas
penunggang ini sama dengan momen gaya ke atas pada D.

Rumus Neraca Mohr

Σ y .n . an .G y Σ y .n . an .m y
ρ= =
a. g. y a.V

Untuk mempermudah perhitungan, maka jarak antara a, berat penunggang dan volume D
dipilih sedemikian rupa sehingga:

a. Massa penunggang terbesar (dinyatakan dalam gram) dan numerik harus sama
dengan volume D (dinyatakan dalam milimeter).
b.  Untuk temperatur dalam 20oC dan 30oC, perubahan volume D dapat diabaikan.

November 13, 2020


19
G1 G1 G1
G 3= :G 4 = :dan G 5=
10 100 1000

G1=G2 ¿

an n
=
a 10

Contoh :

Perhitungan Secara Teori

Perhitungan tunggal pada percobaan air murni adalah

( m1 ± Δ m1 ) =( 4,9 ± 0,005 ) gram


( m2 ± Δ m2 ) =( 2,7 ± 0,005 ) gram
( l 1 ± Δl 1 ) =( 8 ±0,05 ) l
( l 2 ± Δl 2 ) =( 4 ± 0,05 ) l
( L ± ∆ L ) =( 10± 0,05 ) l

Perhitungan tunggal diameter gelas beker dan tinggi air dalam gelas beker

± ∆d ) = ( 5 ± 0,005) cm
( dFISIKA 20

d
r=
2

( r ± ∆r ) = ( 2,5 ± 0,005) cm

( t ± ∆t ) = ( 0,27 ± 0,005) cm

Perhitungan volume tabung

VOLUME TABUNG

d 2
V=π×( ¿ ×t
2

V = 3,14 × (2,5)2 × 0,27

V = 3,14 × 6,25 × 0,27

V = 5,29875 cm3

November 13, 2020


20
RALAT VOLUME TABUNG

∆V = |∂∂Vr ∆ r|+|∂V∂t ∆ t|
∂ π r2 t ∂ π r2 t
∆V = | ∂r ||
∆r +
∂t
∆t |
∆V = |π ×t × 2× r × Δr|+|π × r 2 × Δt|

=|3,14 × 0,27 ×2 ×2,5 ×0,005|+|3,14 ×2,5 2 × 0,005|

= 0,021195 + 0,098125

= 0,11932 cm3

(V tabung ± ΔV tabung ¿=¿ ( 5,29 ± 0,11 ) cm3

Perhitungan massa jenis air secara teori

MFISIKA
ASSA JENIS (TEORI) 21

ρ=
∑ mi li
LV
( m1 l1 ) + ( m2 +l 2)
¿
LV
( 4,9 ×8 )+ ( 2,7 × 4 )
¿
10 ×5,29
50
¿
52,9
¿ 0,9451795 gr /c m 3

November 13, 2020


21
Daftar Pustaka

- https://www.bing.com/search?
q=aerometer+fisika+dasar&cvid=957efef38cb44ae8a87cce0873f07621&pglt=547&FORM=A
NSPA1&PC=U531
- https://www.bing.com/search?
q=fisika+dasar+aerometer&cvid=8faa7276118748f4bea13cbdf2104c57&pglt=547&FORM=A
NSPA1&PC=U531
- https://tiarazulfaamany.wordpress.com/2015/05/12/laporan-praktikum-aerometer/
- https://www.academia.edu/25457097/PRAKTIKUM_FISIKA_DASAR_TEORI_RALAT
- https://ikaikakk.blogspot.com/2013/10/teori-dasar-praktikum-pengukuran-dan.html
- https://www.bing.com/search?
q=teori+ralat&cvid=f3f50f070c3243dbbe63ae0647fca942&pglt=547&FORM=ANNTA1&PC
=U531
- https://www.coursehero.com/file/59166944/qode-imut-a-4doc/
- https://www.scribd.com/document/370781169/Neraca-Mohr
- https://www.slideshare.net/WidyaFitriyani2/laporan-fisdas-pesawat-atwood
- https://www.slideshare.net/AtihFauziHandayani/laporan-praktikum-densitas-massa
- https://www.thinksphysics.com/2020/03/laporan-praktikum-pegas-fisika-dasar-1.html
- https://www.cryptowi.com/gaya-pegas/#Konstanta_Pegas
- https://www.academia.edu/25457097/PRAKTIKUM_FISIKA_DASAR_TEORI_RALAT

FISIKA 22

November 13, 2020


22
FISIKA 23

November 13, 2020


23

Anda mungkin juga menyukai