Anda di halaman 1dari 16

MODUL BIOLOGI DAN BIODIVERSITAS

(IBL322)

MODUL 1
PENGANTAR BIOLOGI DAN BIODIVERSITAS

DISUSUN OLEH
FEBRIANA DWI WAHYUNI, M.SI

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 16
PENGANTAR BIOLOGI DAN BIODIVERSITAS

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Merinci topik-topik perkuliahan Biologi dan Biodiversitas
2. Menjelaskan pengertian biologi dan manfaatnya dalam perkembangan
Bioteknologi
3. Menjelaskan pengertian biodiversitas dan kaitannya dengan penelitian di
bidang bioteknologi

B. Uraian dan Contoh

1. Visi dan Misi

Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia
berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu
pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan
misi-misi sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan

2. Topik Perkuliahan

Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan organisme hidup.
Biologi berasal dari bahasa Yunani. bios dan logos. Bios berarti hidup dan logos
bararti ilmu. Cakupan biologi meliputi makhluk hidup itu sendiri, zat-zat penyusun
makhluk hidup, zat-zat yang dibutuhkan untuk hidup dan segala hal yang ada
hubungannya dengan organisme dan lingkungan. Biologi sebagai ilmu pengetahuan
membantu manusia mengenal dirinya sebagai makhluk hidup, mengenal
lingkungannya serta mengenal adanya hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Di samping itu, biologi sebagai ilmu pengetahuan dapat membantu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
manusia dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa biologi sangat berguna untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia secara keseluruhan.
Topik mata kuliah Biologi dan Biodiversitas terbagi menjadi 2 bagian, yakni
bagian ke-1 terdiri dari topik-topik tentang Biologi yaitu klasifikasi makhluk hidup,
virus, sel prokariot dan eukariot, struktur tumbuhan, hewan dan manusia. Sedangkan
bagian ke-2 terdiri dari topik-topik tentang Biodiversitas yaitu terbentuknya
biodiversitas Indonesia, biodiversitas kelautan, biodiversitas mikroba, biodiversitas
flora dan fauna, serta kekhasan landscape Indoensia . Topik-topik tentang Biologi
diselesaikan sebelum ujian tengah semester (UTS), sedangkan topik-topik tentang
Biodiversitas diselesaikan setelah UTS atau sebelum ujian akhir semester (UAS).
Adapun topik-topik perkuliahan sebelum UTS adalah :
a. Topik 1 – Pengantar Biologi dan Biodiversitas
b. Topik 2 – Senyawa Kimia Pembentuk Kehidupan
c. Topik 3 – Klasifikasi Makhluk Hidup
d. Topik 4 – Sel Prokariot dan Eukariot
e. Topik 5 – Virus
f. Topik 6 – Struktur Tumbuhan
g. Topik 7 – Struktur Hewan dan Manusia
Pada pertemuan pertama yaitu sebagai pengantar yang menjelaskan tentang
ruang lingkup biologi dan biodiversitas. Materi kedua yaitu senyawa kimia pembentuk
kehidupan membahas tentang struktur karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat
yang menyusun suatu organisme. Materi di pertemuan ketiga yaitu membahas
tentang klasifikasi makhluk hidup mulai dari virus, mahkluk hidup bersel satu sampai
makhluk hidup bersel banyak. Materi keempat membahas tentang sel prokariot dan
sel eukariot serta perbedaan diantara keduanya. Materi kelima membahas tentang
struktur virus dan makhluk hidup bersel satu dan kegunaannya bagi bioteknologi.
Materi pertemuan keenam membahas tentang struktur tumbuhan tingkat tinggi dan
rendah. Kemudian di pertemuan terakhir sebelum UTS membahas tentang struktur
tubuh hewan dan manusia.
Untuk topik-topik perkuliahan sebelum UAS adalah :
a. Topik 08 – Biodiversitas Indonesia
b. Topik 09 – Biodiversitas Kelautan
c. Topik 10 – Biodiversitas Mikroba

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
d. Topik 11 – Biodiversitas Fauna
e. Topik 12 – Biodiveristas Flora
f. Topik 13 – Indeksasi Biodiversitas
g. Topik 14 – Teknologi dalam Pemanfaatan Biodiversitas

3. Buku Referensi dan Komponen Penilaian

Mata kuliah Biologi dan Biodiversitas memiliki tujuan perkuliahan yang harus
diwujudkan dalam satu semester perkuliahan. Adapun tujuan perkuliahan yang
dimaksud adalah:
Setelah selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan beberapa senyawa kimia yang membentuk kehidupan dan asal
usul kehidupan
2. menyebutkan klasifikasi makhluk hidup dari mulai virus, makhluk hidup bersel
satu sampai makhluk hidup bersel banyak dan kegunaannya bagi Bioteknologi
3. Menjelaskan apa sel prokariota, eukariota dan struktur sel eukariota
4. Menguraikan struktur virus dan makhluk hidup bersel satu dan kegunaannya
bagi Bioteknologi
5. Menjelaskan dan menganalisis struktur tumbuhan tingkat rendah dan
tumbuhan tingkat tinggi, struktur tubuh hewan dan manusia serta
kegunaannya bagi Bioteknologi
6. menjelaskan sejarah pembentukkan patahan/lempengan yang menyebabkan
keanekargaman makhluk hidup termasuk biodiversity Indonesia
7. menjelaskan biodiversity kelautan mikroba, flora dan fauna Indonesia
8. menjelaskan landscape biodiversitas lingkungan Indonesia
9. menjelaskan berbagai teknologi dalam pemanfaatan Biodiversitas Indonesia

Untuk mencapai tujuan tersebut, mata kuliah Biologi dan Biodiversitas


menggunakan berbagai buku referensi. Ada beberapa buku yang direkomendasikan
untuk dipelajari, yakni :

1. Campbell, N.A, J.B Reece, L.A.Urry, M.L Cain, S.A. Wasserman, P.V.
Minorsky, R.B. Jackson. 2008. Biology. 8th ed. Pearson Benjamin Cummings.
San Fransisco.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 16
2. Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan
Berkelanjutan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
3. Indrawan, M., Primack, R.B. and Supriatna, J., 2012. Biologi Konservasi:
Biologi Konservasi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
4. Raven, P., G. Johnson, S.Singer. 2001. Biology. 6th Ed. Mc GrawHill
Company. New York

Untuk penilaian akhir, komponen nilai yang digunakan terdiri dari kehadiran,
UTS, UAS, kuis dan penugasan. Adapun proporsi penilaiannya sebagai berikut :
a. UTS = 30 %
b. UAS = 35 %
c. Kuis = 10 %
d. Tugas = 20 %
e. Kehadiran = 5 %

4. Pengantar Biologi

a. Biologi sebagai Ilmu Pengetahuan


Sebenarnya aspek yang dipelajari di biologi adalah semua yang
berhubungan dengan makhluk hidup itu sendiri. Selain struktur, fungsi, tumbuh-
kembang, dan adaptasi terhadap lingkungan tempat hidup, ada juga
penggolongan makhluk hidup, habitatnya, peran pada lingkungan, asal-usul dan
evolusinya. Biologi sangat luas karena semua makhluk hidup dipelajari, dari
yang sekecil bakteri hingga yang sebesar paus putih. Karena begitu luasnya
cakupan Biologi, maka dibuatlah cabang-cabang ilmu biologi seperti pada
skema berikut ini.
Pada dasarnya ilmu biologi hanya dikategorikan menjadi dua yaitu botani
(mempelajari tumbuhan) dan zoologi (mempelajari hewan). Namun kemudian
diperluas berdasarkan jenis atau kelompok organisme yang dipelajarinya
secara lebih spesifik. Hal tersebut dapat dilihat seperti pada cabang ilmu zoologi
yang dibagi menjadi berbagai cabang lagi antaralain : Protozoolgi,
Helminthologi, Malakologi, Ornitologi, Herpetologi, Ichtiologi, Primatologi,
Entomologi, Melittologi, Acarologi, dan bioteknologi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
Gambar 1. Skema Cabang Ilmu Biologi
Cabang biologi terus-menerus bertambah, sesuai dengan perkembangan
ilmu biologi itu sendiri. Antara lain mikologi (ilmu tentang fungi) yang dahulu
disatukan dalam botani, sekarang dipisahkan, kemudian ada fikologi (ilmu
tentang alga), lalu ada bryologi (ilmu lumut), ada ichtiologi (ilmu tentang ikan),
karsinologi (ilmu tentang krustasea), mammologi (ilmu tentang mammalia),
ornitologi (ilmu tentang burung), entomologi (ilmu tentang insekta), parasitologi
(ilmu tentang parasit), etnobotani, dan etnozoologi. Cabang biologi yang
mempelajari virus disebut virologi, bakteri bakteriologi, mikroorganisme secara
umum disebut mikrobiologi, tumbuhan botani, hewan zoologi, hubungan antara
makhluk dan lingkungan disebut ekologi. Cabang yang mempelajari aspek kimia
dari kehidupan disebut biokimia. Cabang yang mempelajari pemanfaatan
organisme dengan menggunakan suatu teknologi tertentu untuk mengahsilkan
produk dan jasa disebut bioteknologi. Ilmu Biologi sangat berpengaruh dan
berguna bagi kehidupan manusia. Biologi banyak digunakan untuk berbagai
bidang kehidupan seperti pertanian, peternakan, perikanan, kedokteran, dan
lain sebagainya.

b. Asal-usul Kehidupan
Secara umum Teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis
(makhluk hidup berasal dari benda mati) dan biogenesis (makhluk hidup brasal
dari makhluk hidup juga).
1. Teori Abiogenesis
Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles
(394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 16
yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati.
Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya
gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham
generatio spontanea. Paham ini bertahan cukup lama, yaitu semenjak
zaman Yunani kuno (ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan
abad ke 17. Pada pertengahan abad ke 17 paham ini seolah-olah diperkuat
oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia
menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat
jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami.
Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis.
2. Teori Biogenesis
Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan.
Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Para ahli yang
mengemukakan paham biogenesis antara lain:
- Francesco Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan
menggunakan toples dan daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup
rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutup kain kasa. Toples 3 diiisi
daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil
percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva
(kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal
dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada keratin
daging.
- Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham
abiogenesis), menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu
disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Kesimpulan
percobaan spallanzani adalah : pada tabung terbuka terdapat
kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat
kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.
- Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan
percobaan Spalanzani. Ia melakukan percobaan menggunakan labu
yang penutupnya berbentuk leher angsa, bertujuan untuk membuktikan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Hasil
percobaannya adalah sebagai berikut: Mikroorganisme yang tumbuh
bukan berasal dari benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang
terdapat di udara. Jasad renik terdapat di udara bersama dengan debu.
Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut. Pasteur
terkenal dengan semboyannya “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex
vivo” yang mengandung pengertian : kehidupan berasal dari telur dan
telur dihasilkan makhluk hidup, makhluk hidup sekarang berasal dari
makhluk hidup sebelumnya, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
juga.

Di samping dua teori di atas, masih ada lagi beberapa teori tentang
asal usul kehidupan. Beberapa teori yang dikembangkan ilmuan antara
lain :
- teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh
zat supranatural (gaib) pada saat yang istimewa.
- Teori kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di
planet ini berasal dari mana saja
- Teori evolusi biokimia, yang menyatakan bahwa kehidupan ini muncul
berdasarkan hukum fisika, kimia, dan biologi

Beberapa ilmuan yang membuktikan teori evolusi kimia antara lain


Harold Urey, Stanley Miller, dan Alexander Oparin. Teori Harold Urey,
menyatakan bahwa zat hidup yang pertama kali mempunyai susunan
menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut mengalami perkembangan
menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Urey berpendapat bahwa kehidupan
terjadi pertamakali di udara (atmosfer). Pada saat tertentu dalam sejarah
perkembangan terbentuk atmosfer yang kaya akan molekul- molekul CH4,
NH3, H2, H2O. Karena adanya loncatan listrik akibat halilintar dan sinar
kosmik, makan terbentuklah asam amino yang memungkinkan terjadi
kehidupan. Eksperimen Stanley Miller, yang merupakan murid Harold Urey,
juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Dia melakukan
percobaan untuk menguji hipotesis Harold Urey. Dari hasil eksperimennya,
Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
system kehidupan seperti lipida, karbohidrat, asam amino, protein,
nukleotida dan lain-lain dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori Evolusi
Biologi Oparin, dia berpendapat bahwa kehidupan pertama terjadi di
cekungan pantai dengan bahan-bahan timbunan senyawa organik dari
lautan.

c. Makhluk Hidup dan Cirinya


Aktivitas yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup prosesnya tidak dapat
diamati secara langsung, tetapi berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Makhluk
hidup memiliki beberapa ciri, yaitu bernapas, bergerak, makan, tumbuh, peka
terhadap rangsangan, dan dapat berkembang biak. Jika diamati secara
struktural maka semua mahluk hidup tersebut tersusun atas senyawa C, H, O,
N, S, dan P. Karakter spesifik lainnya adalah bahwa mahluk hidup memiliki ciri
mutlak berupa material genetik DNA atau RNA. Berikut adalah uraian ringkas
tentang beberapa ciri mahluk hidup :
- Bernapas
Semua makhluk hidup melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah
proses mengambil oksigen (O2) dari luar dan mengeluarkan karbondioksida
(CO2) dari dalam tubuh. Oksigen (O2) sangat diperlukan makhluk hidup untuk
melakukan metabolisme berupa pembakaran makanan dalam tubuh dan
menghasilkan energi yang diperlukan tubuh atau disebut juga oksidasi tubuh.
Energi ini digunakan tubuh untuk bergerak dan melakukan aktivitas lainnya.
- Bergerak
Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Gerak pada manusia
dan hewan jelas tampak terlihat. Kita dapat berjalan, berlari, dan
menggerakkan tangan. Begitu juga dengan hewan dapat berlari, terbang, dan
lain sebagainya. Untuk melakukan gerakan tersebut, manusia dan hewan
dibantu oleh alat gerak. Pada manusia, misalnya tangan dan kaki. Sedangkan,
pada hewan, seperti sayap, sirip, kaki, silia, dan lainnya.
Tidak hanya manusia dan hewan, tumbuhan juga melakukan pergerakan,
tetapi gerakan ini tidak mudah dilihat. Contoh gerakan pada tumbuhan adalah
menutupnya daun putri malu bila disentuh. Daun-daun pohon petai cina yang
menutup pada sore hari, arah tumbuhnya tanaman selalu ke arah datangnya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
sinar matahari, dan bunga matahari yang selalu menghadap matahari.
Gerakan pada tumbuhan disebabkan karena ada rangsangan dari luar.
- Memerlukan nutrisi (makan)
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman. Makanan yang
dimakan harus mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Contohnya, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Karbohidrat
sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Lemak berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi tubuh. Lemak memiliki kalori paling tinggi
dibandingkan zat makanan lainnya.. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan
mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Protein dibagi menjadi dua macam, yaitu
protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal
dari hewan. Sedangkan, protein nabati adalah protein yang berasal dari
tumbuhan, contohnya: kacang-kacangan, dan buah-buahan. Vitamin dan
mineral diperlukan tubuh kita untuk mengatur proses kegiatan tubuh.
- Iritabilitas
Kemampuan makhluk hidup memberi tanggapan terhadap rangsangan
disebut iritabilitas. Hewan memiliki sistem saraf dalam menanggapi adanya
rangsangan, sedangkan tumbuhan tidak. Rangsangan dapat disebabkan oleh
faktor luar tubuh. Contohnya, mata kita akan mengedip bila terkena cahaya
yang silau. Contoh reaksi rangsangan yang diterima hewan adalah anjing
akan menegakkan telinga bila mendengar suara yang asing dan sekelompok
rusa akan berlari bila ada pemangsa yang mengintai.
- Tumbuh
Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan
merupakan pertambahan sel-sel tubuh, sehingga ukuran tubuh bertambah
dan tidak bisa mengecil kembali. Hewan dan tumbuhan juga mengalami
pertumbuhan seperti manusia, yaitu ukuran tubuhnya makin besar.
Pertumbuhan ini dapat diukur.
- Berkembang biak
Berkembang biak atau reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup
untuk memperoleh keturunan. Perkembangbiakan ini berguna untuk
melestarikan jenisnya. Cara perkembangbiakan pada hewan dibagi menjadi
dua macam, yaitu secara generatif dan secara vegetatif. Pada hewan tingkat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
tinggi umumnya berkembang biak secara generatif, sedangkan pada hewan
tingkat rendah berkembang biak dengan vegetatif.

5. Pengantar Biodiversitas

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah semua kehidupan di atas


bumi ini baik tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta berbagai materi
genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman system ekologi di mana mereka
hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari
organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut
maupun sistem-sistem perairan lainnya.
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme
yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada
suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem merupakan dasar kehidupan di
bumi. Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan maka
keanekaragaman hayati perlu dipelajari dan dilestarikan. Tingginya tingkat
keanekaragaman hayati di permukaan bumi mendorong ilmuwan mencari cara
terbaik untuk mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi.

 Tingkatan Biodiversitas
Keanekaragaman hayati dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan:
a. Keanekaragaman genetik
Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat
keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap individu makhluk
hidup mempunyai kromosom yang tersusun atas benang-benang pembawa
sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel. Sehingga seluruh organisme
yang ada di permukaan bumi ini mempunyai kerangka dasar komponen sifat
menurun yang sama. Kerangka dasar tersebut tersusun atas ribuan sampai
jutaan faktor menurun yang mengatur tata cara penurunan sifat organisme.
Walaupun kerangka dasar gen seluruh organisme sama, namun komposisi
atau susunan, dan jumlah faktor dalam kerangka bisa berbeda-beda.
Perbedaan jumlah dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan
terjadinya keanekaragaman gen. Di samping itu, setiap individu memiliki
banyak gen, bila terjadi perkawinan atau persilangan antar individu yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 16
karakternya berbeda akan menghasilkan keturunan yang semakin banyak
variasinya. Karena pada saat persilangan akan terjadi penggabungan gen-
gen individu melalui sel kelamin. Hal inilah yang menyebabkan
keanekaragaman gen semakin tinggi.
Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu
jenis makhluk hidup. Keanekaragaman gen mengakibatkan variasi
antarindividu sejenis. Contoh keanekaragaman tingkat gen ini adalah
tanaman bunga mawar putih, bunga mawar merah, dan mawar kuning yang
memiliki perbedaan, yaitu berbeda dari segi warna bunga.

Gambar 2. Contoh keanekaragaman genetik pada bunga mawar.

Dalam perkembangannya, faktor penentu tidak hanya terdapat pada


gen saja, melainkan ada juga faktor lain yang berperan mempengaruhi
keanekaragaman hayati ini, yaitu lingkungan. Sifat yang muncul pada setiap
individu merupakan interaksi antara gen dengan lingkungan. Dua individu
yang memiliki struktur dan urutan gen yang sama, belum tentu memiliki
bentuk yang sama pula karena faktor lingkungan mempengaruhi
penampakan (fenotipe) atau bentuk. Misalnya, orang yang hidup di daerah
pegunungan dengan orang yang hidup di daerah pantai memiliki perbedaan
dalam hal jumlah eritrositnya. Jumlah eritrosit orang yang hidup di daerah
pegunungan lebih banyak dibanding yang hidup di pantai disebabkan
adaptasi terhadap kandungan oksigen di lingkungannya. Di daerah
pegunungan lebih rendah kandungan oksigennya dibandingkan di daerah
pantai. Sehingga fenotipe pipi orang pegunungan umumnya lebih
kemerahan dibanding orang pantai.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 16
b. Keanekaragaman spesies
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai
persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin
dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang
fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman spesies
menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis.
Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok
sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu
spesies. Dalam keluarga kacang-kacangan dikenal kacang tanah, kacang
buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-
kacangan tersebut dapat dengan mudah membedakannya karena di antara
mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau
batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda.
Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon
aren, pohon pinang dan juga pada pohon palem.

Gambar 3. Contoh keanekaragaman spesies

c. Keanekaragaman ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik
antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Setiap makhluk hidup hanya
akan tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang sesuai. Pada suatu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 16
lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja. Akibatnya,
pada suatu lingkungan akan terdapat berbagai makhluk hidup berlainan
jenis yang hidup berdampingan secara damai. Mereka seolah-olah menyatu
dengan lingkungan tersebut.
Pada lingkungan yang sesuai inilah setiap makhluk hidup akan
dibentuk oleh lingkungan. Sebaliknya, makhluk hidup yang terbentuk oleh
lingkungan akan membentuk lingkungan tersebut. Jadi, antara makhluk
hidup dengan lingkungannya akan terjadi interaksi yang dinamis. Perbedaan
kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan
jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan
tersebut berbeda-beda.
Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik
yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem
hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir,
sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain lain. Komponen biotik dan
abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen
tersebut maupun kuantitasnya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya
keanekaragaman ekosistem di muka bumi ini. Antar komponen ekosistem
hidup berdampingan tanpa saling mengganggu, dan apabila terjadi
kepunahan atau gangguan terhadap salah satu anggotanya maka akan
mengganggu kelangsungan hidup organisme lainnya. Suatu perubahan
yang terjadi pada komponen-komponen ekosistem ini akan berpengaruh
terhadap keseimbangan (homeostatis) ekosistem tersebut. Sebagai suatu
sistem, di dalam setiap ekosistem akan terjadi proses yang saling terkait.
Misalnya, pengambilan makanan, perpindahan energi atau energetika, daur
zat atau materi, dan produktivitas atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh
keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak
tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan
pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.

 Pentingnya Biodiversitas
Pada setiap tingkatannya, keanekaragaman hayati memiliki fungsinya masing-
masing:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 16
a. Keanekaragaman Genetik
Adanya keanekaragaman genetik diperlukan oleh setiap spesies untuk
menjaga vitalitas reproduksi, ketahanan terhadap penyakit, dan
kemampuan beradaptasi pada perubahan kondisi.
b. Keanekaragaman Spesies
Adanya keanekaragaman spesies menyediakan bagi manusia sumber
daya alam dan alternatifnya.
c. Keanekaragaman Ekosistem
- Mewakili tanggapan spesies secara kolektif pada kondisi lingkungan
yang berbeda,
- Komunitas biologi di suatu habitat akan mendukung keberlanjutan &
fungsi ekosistem , contohnya yaitu pengontrol banjir, erosi, dsb.

C. Latihan

1. Mengapa kita perlu mempelajari biologi dan biodiversitas?


2. Jelaskan tingkatan-tingkatan biodiversitas !

D. Kunci Jawaban

1. Biologi penting untuk dipelajari karena menyangkut pengetahuan tentang


kehidupan dan berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Biologi
mempelajari seluk-beluk kehidupan mulai dari tingkat molekuler sampai
ekosistem. Dengan mempelajari biologi, banyak dipelajari perkembangan
di bidang kedokteran dan bioteknologi serta dapat memecahkan
permasalahan dari pertumbuhan populasi manusia. Biodiversitas perlu
dipelajari karena adanya tekanan dari pertumbuhan populasi dunia
terhadap ekosistem natural, misalnya konversi lahan untuk pemenuhan
kebutuhan manusia. Oleh karena itu, pengelolaan mengenai penggunaan
atau konservasi hayati dan lansekap menjadi sangat penting. Upaya
konservasi untuk menjaga keseimbangan bumi dan mencegah kepunahan
flora/fauna hanya akan berhasil dengan pendekatan holistik yang
mempertimbangkan keseluruhan komponen dan interaksi hidupan hayati

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 16
dan ekosistemnya. Semua ini dapat dicapai dengan adanya pemahaman
yang menyeluruh mengenai biodiversitas.
2. Tingkatan-tingkatan biodiversitas:
a. Keanekaragaman genetik, yaitu variasi genetika yang muncul karena
setiap individu memiliki bentuk-bentuk gen yang khas.
b. Keanekaragaman spesies, merupakan variasi organisme dalam suatu
area/wilayah
c. Keanekaragaman ekosistem, merupakan variasi lingkungan fisik dan
interaksi organisme di dalamnya

E. Daftar Pustaka

1. Campbell, N.A, J.B Reece, L.A.Urry, M.L Cain, S.A. Wasserman, P.V.
Minorsky, R.B. Jackson. 2008. Biology. 8th ed. Pearson Benjamin Cummings.
San Fransisco.
2. Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan
Berkelanjutan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
3. Indrawan, M., Primack, R.B. and Supriatna, J., 2012. Biologi Konservasi:
Biologi Konservasi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
4. Raven, P., G. Johnson, S.Singer. 2001. Biology. 6th Ed. Mc GrawHill
Company. New York

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 16

Anda mungkin juga menyukai