Anda di halaman 1dari 65

1

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA IBU Y

DENGAN HIPERTENSI

OLEH :

INTAN RAMADHANI S,Kep

20131033

KELOMPOK I 2

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. NURLENY ,M.Kep

Ns. YUSRIANA, M.Kep., Sp. Kep.Kom


2

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan Keluarga (Gerontik) adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktek keperawatan keluarga untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Asuhan keperawatan keluarga yang dilaksanakan bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara
mandiri, yaitu mengenal masalah kesehatan, memutuskan tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah kesehatan, melakukan tindakan keperawatan kepada
anggota keluarga yang sakit, dan memelihara lingkungan sehingga dapat
menunjang peningkatan kesehatan keluarga, serta memanfaatkan sumber daya
yang ada di masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan (Sri, Arita, 2008)

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Dalam penulisan ini diharapkan mahasiswa mampu memberikan


asuhan keperawatan keluarga pada keluarga tahap perkembangan Dewasa
Awal dengan masalah kesulitan belajar pada anak.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada Keluarga dengan Tahap


Perkembangan Dewasa Awal di pegambiran lubeg

b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada Keluarga dengan Tahap


Perkembangan Dewasa awal di pengambiran lubeg

c. Menyusun intervensi keperawatan keluarga pada Keluarga dengan Tahap


Perkembangan Dewasa Awal di pengambiran lubeg
3

d. Mampu melakukan implementasi yang telah disusun kepada Keluarga dengan


Tahap Perkembangan Dewasa Awal di pengambiran lubeg

e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada Keluarga


dengan Tahap Perkembangan Dewasa Awal di pengambiran lubeg

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga pada Keluarga


dengan Tahap Perkembangan Dewasa Awal di pengambiran lubeg
4

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR KELUARGA

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia sebagai suatu


kesatuan unit terkecil dari masyarakat tetapi tidak selalu ada hubungan darah,
ikatan perkawinan atau ikatan lain dan mereka hidup bersama dalam satu rumah
dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk (H.
Zaidin Ali, SKM, MBA, MM)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dibawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (H. Zaidin Ali, SKM, MBA, MM)

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran


dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap
anggota keluarga (Duvall dan Logan, 2002

2. Fungsi Keluarga

Menurut Achjar (2010), fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Afektif

Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga


yang sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi
dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi


5

Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial


sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada
batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan
mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan
kondisinya. Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi
penderita.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan


keluarga dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.

d. Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti


kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung ( rumah) dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan

Berfungsi mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar


tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan.

3. Tipe-tipe Keluarga

a. Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan
anak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.

b. Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah anggota keluarga
lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).

c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) yaitu keluarga baru yang bentuk
terbentuk dari pasangan yang bercerai atau kehilangan pasangannya.

d. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).


6

f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone)

g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital


heterosexsual cobabiting family)

h. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).

i. Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia
lanjut.

j. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena


masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti
dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI dalam Achjar, 2010).

4. Peran Keluarga

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan


kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran
yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :

a. Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan
dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala
keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota masyarakat dari
lingkungannya.

b. Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

c. Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan tingkat


perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
7

5. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Menurut friedman (2019), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus


kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :

a. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang
menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai
tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama,
menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.

b. Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan
kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas
perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab,
adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua.

c. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang
berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan,
yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang
berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun.
Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk
anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah,
memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun sampai
dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas
kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam
bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.

f. Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama,


meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata
kembali sumber dan fasilitas, penataan yanggungjawab antar anak,
mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan
menantu.

g. Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan


rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas perkembangan, yaitu
mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggungjawab pada semua
8

tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan


kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.

h. Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah
satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu
menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak
dengan anak, cucu dan masyarakat.

Lima Tugas Keluarga Dibidang Kesehatan

Ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan( Fridman
dalamAchjar, 2010).

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya perubahan sekecil apapun yang


di alami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung
jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera di catat
kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siap diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga maka segeralah melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan
dapat dikurangi atau bahkan bisa teratasi. Jika keluarga mempuyai keterbatasan
agar meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

c. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat
membatu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu mudah. Perawat ini
dapat di lakukan di rumah apabila keluarga mempunyai kemampuan melakukan
tindakan untuk pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk
memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi
(Suparyanto , 2012).

d. Memodifikasi lingkungan keluarga seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi


keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya
pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota
keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak pada
kesehatan keluarga.
9

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga


terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan
fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap pengunaan fasilitas
kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik dipersepsikan keluarga (Achjar, 2010)

B. KONSEP DASAR TAHAP PERKEMBANGAN DEWASA

1. Karakteristik Keluarga Dewasa

Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa
awal sebagai berikut:

a. Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang mulai
menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa.

b. Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling produktif untuk
memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan memiliki peran baru
sebagai orang tua.

c. Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah baru
yang berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah pernikahan.

d. Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang memiliki
peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa itu seseorang berada
pada wilayah baru dengan harapan-harapan baru, dan kondisi lingkungan serta
permasalahan baru.

e. Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan memasuki


dunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu, hubungan dengan
kelompok teman sebaya semakin renggang.

f. Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola hidup
baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat komitmen-komitmen
baru dalam kehidupan.

g. Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan kemandirian,


ternyata masih banyak orang dewasa awal yang tergantung pada pihak lain.

h. Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota
kelompok orang dewasa.

i. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.


10

j. Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.

2. Tugas Perkembangan

Sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada


waktu orang mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan
sosial pada masa dewasa awal. Selama manusia berkembang maka akan terjadi
perubahan-perubahan yakni perkembangan-perkembagan yang dialami oleh
individu tersebut.

Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan


dan berpikir, motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi
masyarakat.  Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang bekurang harapan
hidupnyadisebut proses menjadi tua. Proses ini merupakan sebagian dari pada
keseluruhan proses menjadi tua. Proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
kehidupan bersama dan faktor pribadi orang itu sendiri, yaitu  regulasi diri
sendiri.

Perkembangan dalam arti tumbuh, bertambah besar, mengalami


diferensiasi, yaitu sebagai proses perubahan yang dinamis pada  masa dewasa
berjalan bersama keadaan menjadi tua. Dalam hal ini ada tiga macam perubahan,
yaitu dalam tubuh orang yang menjadi tua, dalam kedudukan sosial, dan dalam
pengalaman batinnya.

Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak


harus terkait pada usia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir proses
penuaan berbeda-beda pada orang yang satu dengan orang yang lain.

Seperti halnya sulit untuk menentukan kapan dimulainya fase dewasa,


begitu pula dirasa sulit untuk menunjukkan kapan dimulainya proses menjadi tua.
Hal itu sebetulnya tidak terlalu penting bila pendapat mengenai orang lanjut usia
tidak diwarnai oelh gambaran citra yang negatif seperti yang ada pada masyarakat
pada umumnya. (F.J. Monks. 2006. 323-324)

Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :

1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup

Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin


memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan
tugas reproduksi, yaitu mampu melakukakn hubungan seksual denga lawan
11

jenisnya, asalkan memnuhi persyaratan yang sah (perkawinan yang resmi).


Untuk sementara waktu, dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan
terlebih dahulu.

Mereka akan beruapaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk
dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan
rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan,
pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai persyaratan pasangan hidupnya.
Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.

2. Membina kehidupan rumah tangga

Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena


sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan rumah
tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk,
membina, danmengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-
baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup.

3. Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah


tangga

Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau


universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan
ilmu dan keahliannya, mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat
dan bakat yang dimiliki, sertamemberi jaminan masa depan keuangan yang
baik.

4. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab

Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang
ingin hidup tenang, damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat. Syarat-
syarat untuk menjadi warga negara yang baik harus dipenuhi oleh seseorang,
sesuai dengan norma sosial budaya yang berlaku di masyarakat

3. Peran Perawat Pada Keluarga Dewasa

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi


pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar
anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa
tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan
sukses.
12

Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan


keluarga serta tugas tugas perkembangannya. Hal ini penting
mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya masalah
keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu
potensial atau aktual.

 Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:

 Nasehat meningkatkan hubungan antara anggota keluarga

 Nasehat untuk hidup mandiri

 Nasehat kepada anak dewasa yang akan memulai sebuah


keluarga
13

KONSEP DASAR HIPERTENSI

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana


tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia,hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90mmHg. (Smeltzer, 2010).

Hipertensi didefinisikan oleh


Joint National Committee on Detection (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi
dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai
rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara
95 –  104mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.

2. Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan Joint National Committee on Prevention, Detection,


Avaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC/7) pada tahun 2003,
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa dikelompokkan menjadi normal,
normal tinggi, dan hipertensi.

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC-VII 2004

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 <80


Pre Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi :
Derajat 1 140-159 90-99
14

Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100

Sumber :Joint National On Detection, Evalution and Treatment Of High Blood


Pressure VII (2004).

Untuk lansia Tekanan darah sistolik biasanya meningkat sejajar dengan


pertambahan usia, jadi untuk menentukan tekanan darah berdasarkan usia adalah
usia ditambah 100. Jadi apabila orang berumur 60 tahun, maka tekanan darah
sistolik adalah 160 mmHg dianggap normal (Kabo, 2008).

3. Etiologi Hipertensi

a. Hipertensi Primer

Hingga saat ini penyebab pasti hipertensi primer masih belum


diketahui.Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi primer
sedangkan 10% tergolong dalam hipertensi skunder. Onset hipertensi primer
terjadi pada usia 30-50 tahun. Hipertensi primer adalah suatu kondisi
hipertensi dimana penyebab skunder dari hipertensi tidak diketahui (Lewis,
2011).

b. Hipertensi Skunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya sudah dapat


diketahui, antara lain kelainan  pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar
tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) (Lewis,
2011) .

4. Patofisiologi Hipertensi

Menurut Triyatno (2014), meningkatnya tekanan darah dapat terjadi


dengan beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat dari biasanya
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.

Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh


darah yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Hal
inilah yang terjadi pada usia lanjut dan obesitas, dimana dinding arteri lebih
menebal dan kaku karena arterosklerosis. Penyelidikan ini dapat membuktikan
obesitas dapat meningkatkan lemak di pembuluh darah sehingga
15

menimbulkan plak dan terjadilah arterosklerosis sehingga daya pompa jantung


dan sirkulasi volume darah meningkat dan terjadilah hipertensi.

5. Tanda Dan Gejala Hipertensi

Tanda dan Gejala hipertensi menurut Dewi dan Familia (2020), yaitu :

Sakit Kepala

a. Mimisan

b. Jantung Berdebar

c. Sering buang air kecil di malam hari

d. Pusing yang terasa berat bagian tenguk yang biasa terjadi di siang hari

e. Sesak nafas

f. Sulit tidur

g. Mata berkunang-kunang

h. Mudah marah

6. Komplikasi Hipertensi

a. Stroke

Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan darah tinggi di otak,


atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan tinggi.Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-
arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal,
sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya
berkurang.Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklorosis dapat
menjadi lemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya
anurisma.

b. Infark miokard

Infark miorkard dapat terjadi apabila arteri koroner yang


arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau
apabila terbentuk thrombus yang menghambat aliran darah melalui
pembuluh darah tersebut
16

c. Gagal ginjal

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat


tekanan tinggi kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya
glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron
akan terganggu dan akan berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.
Dengan rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar melalui urine
sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema
yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.

d. Apnea pada saat tidur

Apnea adalah gangguang tidur berupa kesulitan bernafas yang


terjadi berulang kali pada saat tidur.Beberapa penelitian menunjukan
adanya hubungan antara pernafasan yang terhenti dan berkurang nya
pasokan oksigen untuk sementara waktu yang menyertai apnea saat
terjadinya hipertensi.Apnea pada saat tidur tidak selalau terlihat
jelas.Namun, jika seseorang sering tidak tadap tidur nyenyak sepanjang
malam dan selalu mengantuk pada siang hari sebaiknya memeriksakan diri
ke dokter. Pengobatan dilakukan dengan cara memberikan oksigen pada
saat tidur. Cari ini dapat menurunkan tekanan darah sedikit demi sedikit
(Riyanto, 2014).

7. Penatalaksanaan Hipertensi

Menurut Dalimartha (2008) penatalaksaan hipertensi dilandasi oleh


beberapa prinsip sebagai berikut :

 Perubahan gaya hidup mengkonsumsi makanan kaya serat,


berolahraga
 Kurangi konsumsi garam
 Kurangi konsumsi kopi/ teh
 Melakukan terapi relaksasi
 Mengkonsumsi obat pereda tensi seperti
amlodipine,captopril,candersatan,ramipil sesuai resep dokter

8. Pathways (woc) hipertensi


17
18

9. Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut

 Gangguan perfusi jaringan

 Penurunan curah jantung

 Intoleransi aktivitas

10. Intervensi Keperawatan

SDKI SLKI SIKI

Nyeri Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri


akut
Kriteria Hasil : Aktivitas :

1. Mengetahui faktor 1. Lakukan


penyebabnyeri pengkajiannyeri
secaramenyeluruh
2. Mengetahui meliputilokasi,
permulaanterjadinya durasi,kualitas,
nyeri keparahannyeri dan
3. Menggunakan faktor pencetus nyeri.
tindakan pencegahan 2. Observasiketidaknyama
4. Melaporkan gejala nan nonverbal.

5. Melaporkan kontrol 3. ajarkan untuk


nyeri  tekniknonfarmakologi
misalrelaksasi,
19

guideimajeri, terapi
musik,distraksi.

4. Kendalikan
faktorlingkungan
yangdapat
mempengaruhirespon
pasienterhadapketidakny
amananmisal
suhu,lingkungan,
cahaya,kegaduhan.5.
Kolaborasi : pemberian
Analgetik sesuai indikasi

Penurun Status sirkulasi: Terapi aktivitas :


an curah
jantung 1. Tanda vital dalam 1. kolaborasi dengandokter
rentang normal menyangkur patameter p
(tekanan darah, emberian
nadi,respirasi) atau penghentian
obattekanan darah
2. Dapat mentoleransi
aktivitas, tidak ada 2. ubah posisi
kelelahan pasienkeposisi datar atau
trend lenburg
3. Tidak ada edema
paru, perifer, dan 3. Pantau
tidak ada asites. frekuensi jantung,irama
dan nadi
4. Tidak ada penurunan
kesadaran 4. Pantau tanda2tandavital

Intolera 1. Konserpasi energy 1. Kolaborasikandengan


nsi tenaga rehabilitasi medic
aktivitas 2. Toleransi aktivitas dalam
3. Perawatan diri merencanakan program
terapi yang tepat
4. Kriteria hasil
2. bantu klien untuk
20

5. Berpartisipasidalam mengidentifikasi
aktivitasfisik aktivitas yang mampu
tanpadisertai peningk dilakukan
atantekanan
darah,nadi dan RR  3. bantu untukmemilih
aktivitas konsisten yang
6. Mampu melakukan sesuai dengan
aktivitas sehari hari kemampuan
(ADLs )secara fisik , psikologi dan
mandiri social

7. Tanda tandavital 4. bantu untuk


normal mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
8. Energy Psikomotor  yangdiperlukan untuk
9. Level kelemahan aktivitas yang
diinginkan
10. Mampu berpindah
dengan atautanpa 5. bantu untuk
bantuan alat & status mendapatkan
kardiopulmonar yg alat bantuan aktivitas
adekuat seperti kursi roda,krek

11. sirkulasi status baik 6. Kembangkan motivasi


diri dan penguatan
21

TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

1. TAHAP PENGKAJIAN

I. DATA UMUM

1. NAMA KEPALA KELUARGA (KK) :


2. UMUR KK :
3. JENIS KELAMIN :
4. AGAMA :
5. STATUS PERKAWINAN :
6. PENDIDIKAN TERAKHIR :
7. PEKERJAAN :
8. ALAMAT :
9. KOMPOSISI KELUARGA

Ditampilkan dalam bentuk tabel dan genogram beserta penjelasan genogram.

N Nama Jenis Umur Hub dg KK Pendidikan Pekerja Imunisasi


o Kelamin Terakhir an

Genogram

Biasanya dalam pembuatan genogram di buat dalam bentuk tiga generasi keturunan
keluarga dengan simbol-simbol yang dipakai sebagai berikut :
22

: Laki-laki : Bercerai

: Perempuan : Meninggal

: Pasien

: Pasien

10. TIPE KELUARGA

Biasanya tipe keluarga pada saat ini yaitu pada tipe keluarga dengan tahap
Dewasa Awal.

11. SUKU BANGSA

Biasanya mengkaji asal suku bangsa keluarga untuk mengidentifikasi budaya


suku terkait dengan kesehatan. Jika ada perbedaan budaya bagaimana adaptasinya
(berhasil atau tidak, kendala yang dirasakan sehubungan dengan proses adaptasi) .

12. AGAMA

Biasanya agama serta kepercayaan yang dianut keluarga sama. Biasanya


berdominan dengan agama Islam dan menjalankan ibadah sesuai agama Islam dengan
baik.

13. STATUS SOSIAL EKONOMI

Biasanya status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan, baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga
serta barang-barang yang dimiliki keluarga.

14. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA


23

Biasanya rekreasi keluarga pergi bersama untuk mengunjungi tempat rekreasi


tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI

Biasanya tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari


keluarga inti.

2. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA YANG BELUM TERPENUHI

Biasanya mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga


serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA INTI

Biasanya mengenai riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,


perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi).

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA SEBELUMNYA

Biasanya mengenai riwayat kesehatan pada keluarga sebelumnya yang


menyangkut pada kesehatan dari pihak suami dan istri.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. KARAKTERISTIK RUMAH

Biasanya bagaimana keluarga memodifikasi lingkungan fisik yang baik


seperti lantai rumah, penerangan dan ventilisasi yang baik dapat mengurangi faktor
penyebab terjadinya suatu penyakit.

2. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS RW

Biasanya bagaimana karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang


meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat,
budaya yang mempengaruhi kesehatan.

3. MOBILITAS GEOGRAFIS KELUARGA


24

Biasanya mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga


berpindah tempat. Tinggal didaerah sekarang sudah berapa lama dan apakah sudah
beradaptasi dengan lingkungan setempat.

4. PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN


MASYARAKAT

Biasanya mengenai waktu yang digunakan untuk berkumpul serta perkumpulan


keluarga yang mana ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan keluarga
lainnya.

5. SISTEM PENDUKUNG KELUARGA

Biasanya yang termasuk sistem pendukung keluaraga adalah jumlah anggota


keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang
sehat, fasilitas mencakup fasilitas fisik, psikologis dan sosial

IV. STRUKTUR KELUARGA

1. POLA KOMUNIKASI KELUARGA

Biasanya mennai cara berkomunikasi antar anggota keluarga pada tahap Dewasa
Awal (terbuka dan tertutup)

2. STRUKTUR KEKUATAN KELUARGA

Biasanya Kekuatan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,


kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik

3. STRUKTUR PERAN (Peran Masing-Masing Anggota Keluarga)

Biasnya menggambarkan peran dari masing masing anggota keluarga baik secara
formal maupun non formal

4. NILAI DAN NORMA KELUARGA

Biasnya mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan
dengan kesehatan

V. FUNGSI KELUARGA

1. FUNGSI AFEKTIF
25

Biasanya keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga itu
sendiri

2. FUNGSI SOSIALISASI

Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam


bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluara tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga
menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah
stress.

3. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN

Biasanya fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan sosial


sebelu meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
Kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas keperawatan keluarga yaitu

a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan

b. Pengambilan keputusan mengenai tindkan kesehatan yang tepat

c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

d. Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan


kesehatan

4. FUNGSI REPRODUKSI

Biasanya mengenai berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan


jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengedalikan
jumlah anggota keluarga

5. FUNGSI EKONOMI

Biasnya mengenai sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan dan sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga

VI. STRESS DAN KOPING

 STRESSOR JANGKA PENDEK


26

Biasanya yaitu stressor yang dihadapi keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu 6 bulan

 STRESSOR JANGKA PANJANG

Biasanya yaitu stressor yang dihadapi keluarga dalam waktu lebih dari 6 bulan.

 KEMAMPUAN KELUARGA BERESPON TERHADAP STRESSOR

Biasanya bagaimana keluarga berespon terhadap situasi atau stresor

 STRATEGI KOPING KONSTRUKTIF YANG DIGUNAKAN

Biasanya mengenai bagaimana strategi koping apa yang digunakan bila


menghadapi permasalahan

 STRATEGI KOPING/ ADAPTASI DISFUNGSIONAL

Biasanya mngenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila


menghadapi permasalahan

VII.PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang


digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

VIII. HARAPAN KELUARGA

Keluarga berharap dapat menyelesaikan masalah yang ada pada Dewasa Awal
dengan baik.

2. TAHAP PERUMUSAN DIAGNOSA

Setelah kita mengetahui masalah kesehatan prioritas yang dihadapi


keluarga (klien), kita memilih masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
asuhan keperawatan dan kemudian menetapkan diagnosa keperawatannya.
Penetapan diagnosa keluarga selalu mempertimbangkan faktor resiko, faktor
potensial terjadinya penyakit, dan kemampuan keluarga dalam menghadapi
27

masalah kesehatannya. Formula perumusan diagnosa keperawatan adalah


problem, etiologi, simtom (P, E, S) contoh:

a. Resiko penularan penyakit demam berdarah pada Dewasa Awal yang


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
kebersihan lingkungan

b. Resiko malnutrisi pada anak yang berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengambil keputusan dalam masalah kesehatan keluarga.

Skoring

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :

a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.

b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

skor
x bobot
angka tertinggi

Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot)
28

No Kriteria Skor Bobot Pembenaran

1. Sifat Masalah: 1

a. Tidak/ kurang sehat 3

b. Ancaman kesehatan

c. Keadaan sejahtera/ 2
potensial

2. Kemungkinan untuk 2
Diubah:

a. Dengan mudah
2
b. Hanya sebagian
1
c. Tidak dapat diubah
0

3. Potensial Dicegah: 1

a. Tinggi 3

b. Rendah 2

c. Cukup 1

4. Menonjol Masalah: 1

a. Masalah berat, harus 2


segera ditangani

b. Ada masalah, tapi


tidak perlu ditangani
1
c. Masalah tidak
dirasakan.

TOTAL
29

3. TAHAP PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Setelah dianogsa keperawatan diterapkan, langkah berikutnya adalah


perumusan rencana asuhan keperawatan. Rencana asuhan keperawatan
merupakan kesimpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilakuakan
dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan diagnosa keperawatan yang telah
diterapkan.

a. Rencana asuhan keperawatan harus berdasarkan pada masalah yang telah disusun
dengan jelas dan benar

b. Rencana tersebut harus realistis, dan dapat dilaksanakan

c. Rencana harus sesuai dengan fasalfah dan tujuan serta kebijaksanaan penerintah
dan institusi layanan kesehatan tersebut.

d. Rencana asuhan keperawatan dibuat bersama dengan keluarga arena keluarga


sebagai objek dan subjek pelayanan. Keikutsertaan keluarga terutama dalam
menetukan kebutuhankesehatan dan masalah kesehatan, menentukan prioritas,
memilih tindakan yang tepat, mengimplementasikan, mengevluasi hasil tindakan

e. Rencana asuhan keperawatan difokuskan pada tindakan yang dapat mencegah


masalah atau meringankan masalah yang sedang dihadapi
30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI PADA


KELUARGA NY.Y

A. PENGKAJIAN

Hari/ Tanggal : Selasa ,20 Oktober 2020

Jam : 13:00 WIB

I. Identitas Pasien

a. Nama kepala keluarga : Ibu y

b. Umur kepala keluarga : 72 tahun

c. Alamat : Komplek Arai Pinang Pengambiran

d. Pendidikan kepala keluarga : SMP

e. Pekerjaan : ibu rumah tangga

f. Komposisi keluarga

No Nama Jenis Hubungan Usi Pendidikan Pekerjaan Ket


. Kelami dengan a .
n KK

1. An A L Anak 28 S1 wirasuwasta

2.
31

3.

Genogram :
32

: laki -laki : meninggal

: perempuan : pasien

Keluarga ibu y tinggal dirumah miliknya sendiri bersama anak An l,


tanpa saudara atau keluarga dari ibu y yang tinggal bersama mereka sedangkan
anak mereka tinggal di luar kota ataupun sudah memiliki tempat tinggal sendiri

g. Tipe keluarga

Single perent family, yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung
kepadanya

h. Agama

Kepercayaan yang masih dianut keluarga ibu y adalah agama Islam,


keluarga ibu y menjalankkan ibadah sesuai dengan agama islam seperti sholatat
lima dan berpuasa pada bulan ramadhan

i. Suku Bangsa

Keluarga ibu Y berasal dari suku Melayu, bahasa yang digunakan


sehari-hari adalah bahasa minang dan bahasa indonesia. Budaya sosial khusus
dalam keluarga yaitu saling menghormati antara anggota keluarga dan
masyarakat.

j. Status sosial ekonomi keluarga :

Anggota keluarga yang mencari nafkah yaitu An. l dengan berwirausaha


dan anak- anak yang lain juga mengirim uang untuk ibu y memiliki
penghasilan dari pensiun almarhum suaminya sebesar RP. 1.500.000 perbulan,
Penghasilan yang didapat dari anak-anak dan uang pensiun bisa memenuhi
kebutuhan keluarga
33

k. Aktivitas rekreasi keluarga

Ibu Y mengatakan sering pergi mengunjungi anaknya dan cucunya


yang diluar kota dan sesekali diajak anaknya pergi jalan-jalan

II. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga ibu y memiliki lima orang anak yang mana anak


pertama , anak kedua, anak ketiga, dan anak ke lima sudah menikah dan
meninggalkan rumah. Saat ini hanya anak ke empat yang belum menikah
dan tinggal bersama ibu y . Jadi ibu y berada tahap perkembangan
keluarga dewasa.

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Saat ini ibu y sudah hampir memenuhi semua tugas perkembangan


keluarga karena keluarga bisa menata kembali sumber dan fasilitas,
penataan dan tanggung jawab penataan antar anak, mempertahankan
komunikasi yang terbuka dengan melepaskan anak dan mendapatkan
menantu.

3. Riwayat Keluarga Inti

Menurut ibu y dalam keluarga ada menderita penyakit keturunan salah


satunya penyakit hipertensi dari ayahnya dan turun ke ibu y ibu y
menuturkan bahwa ibu y mengalami sakit dibagian kepala dan nyeri pada
kuduknya.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Ibu y meengatakan ayahnya memiliki riwayat penyakit hipertensi

III. Lingkungan

1. Krakteristik rumah

Ibu y dan keluarga tinggal disebuah rumah dengan luas yaitu ± 8


x 12 meter yang bertipe rumah permanen dan berkepemilikan pribadi.
Jumlah kamar 3 buah. Keluarga ibu y memanfaatkan ruang tamu dan
ruang tengah sesuai dengan kegunaannya. Pemanfaatan dapur, WC/toilet,
dan kamar sudah sesuai dengan kegunaannya. Septic tank berada di depan
rumah yang berjarak ± 1 meter dari rumah. Sumber air minum yang
34

dikonsumsi keluarga adalah air PDAM. Kamar mandi ada dua buah
dimana WC berada di dalam kamar mandi terletak di bagian dapur dan
satu lagi letaknya dibagian kamar 1 atau bagian depan dengan kloset
jongkok. Sampah limbah RT Ny. y biasanya dikumpulkan lalu di depan
rumah dan dibakar . Kondisi lingkungan rumah Ny.y keadaannya rapi dan
bersih

→ Denah rumah

Kamar 3 Ruang tengah ruang tamu Teras

wc Kamar2 Kamar 1

dapur WC

2. Karakteristik Tetangga

3. Tetangga Dan Komunitas

Keluarga ibu y aktif berinteraksi dengan masyrakat, budaya


berkumpul-kumpul menjadi kebiasaan keluarga ibu y

4. Mobilitas Grafis Keluarga

Menurut ibu y mengatakan mereka menepati rumah ini sudah lama


awal mereka menikah dan sampai sekarang

5. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Komunitas

Keluarga ibu y terlibat aktif dalam kegiatan yang ada di sekitar


lingkungan seperti acara mesjid atau acara keakraban masyarakat sekitar, dan
35

ibu y selalu menyematkan diri duduk di luar rumah dan berbincang dengan
tetangga sekitar rumah

6. Sistem Pendukung Keluarga

Saat ini keluarga terdapat anggota keluarga yang sakit, yaitu ibu y
yang menderita hipertensi yang sudah dideritanya sejak tahun yang lalu dan
menggunkan jaminan kesehatan BPJS untuk berobat. Hubungan dengan
keluarga yang lain nya baik dan saling tolong menolong.

IV. Struktur keluarga

1. Pola Komunikasi keluarga

Dalam mengambil keputusan keluarga ibu Y selalu memutuskan


secara bersama- sama atau musyawarah dengan anak atau saudaranya.
Apabila keputusan diambil berkaitan dengan anak, maka anak dilibatkan
seperti menikah dan meninggalkan rumah. Perbedaan yang ada selalu diatasi
dngan bermusyawarah

2. Struktur kekuatan keluarga

Ibu y adalah kepala keluarga setelah suaminya meninggal dunia,


untuk keluarga yang mencari adalah An serta anak –anak ibu y lainnya yang
turut bantu pembiayaan keluarga. Ibu y berperan sebagai ibu rumah tangga
sekaligus kepala keluarga untuk menjaga anak-anaknya.

3. Nilai atau norma keluarga

Menurut ibu y nilai dan norma yang dianut berdasarkan agama islam
dan juga sopan santun baik dalam berbicara maupun bertingkah laku dan
saling menargai serta tolong menolong.

V. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Ibu y mengatakan anak-anaknya saling menghargai satu sama lain


dimana mereka saling mendukung dan menjaga satu sama lain. Bentuk
36

dukungan yang diberikan dalam keluarga biasanya bentuk verbal saling


menyemangati dan mendukung.

2. Fungsi Sosialisasi

Hubungan antar anak-anak ibu y sejauh ini baik, tidak ada


peselisihanantar masyarakat dan anak-anaknya yang jauh selalu mengunjungi
ibu y dirumah dan selalu berkumpul bersama.

3. Fungsi Perawatan

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah( pengertian, tanda dan


gejala , faktor penyebab, peresepsi keluarga terhadap maslah )
menurut ibu y dan An l telah mengetahui penyakit hipertensi yang
diderita ibu y dan cara mengontrolnya

b. kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang sehat selalu


rutin untuk membersihkan rumah atau perkarangan rumah

VI. Stres dan Koping Keluarga

1. Stresor yang dimiliki

a) Stresor jangka pendek

Menurut Ny.y yang menjadi stressor adalah cemas dengan


penyakit yang diderita ibu y saat ini.

b) Stresor jangka panjang

Ibu y mengatakan takut penyakit yang dideritanya semakin


memburuk dikemudian hari.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor

Keluarga sudah mengetahui pentingnya melakukan


pemeriksaan kesehatan secara rutin khusunya pada ibu y

3. Strategi koping yang digunakan

Keluarga ibu y selalu memberikan dukungan dan perhatian pada


kelurga yang sedang mengalami maslah

4. Strategi adaptasi keluarga


37

Keluarga ibu y tidak ada menggunakan adaptasi disfungsional dalam


menghadapi permasalahan

5. Harapan keluarga

Ibu y berharap dirinya dan keluarga selalu diberikan kesehatan


kesabaran oleh Allah SWT sehingga mampu melakukan tanggung jawabnya

VII. Pemeriksaan Fisik

1. Tabel pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Nama pasien Ny.Y An . L

Kepala bersih, benjolan tidak bersih, benjolan tidak


ada, lesi tidak ada, kulit ada, lesi tidak ada, kulit
kepala bersih kepala bersih

Leher tidak ada pembesaran tidak ada pembesaran


kelenjer tyroid kelenjer tyroid

Telinga simetris kiri dan kanan, simetris kiri dan kanan,


tampak bersih, fungsi tampak bersih, fungsi
pendengaran agak pendengaran agak
kurang membaik kurang membaik

Mata Kongjutuva anemis, Kongjutuva anemis,


sclera tidak ikterik sclera tidak ikterik

Mulut dan hidung simetris kiri-kanan, simetris kiri-kanan,


polip tidak ada, lendir polip
tidak ada

Dada dan paru-paru I : simetris kiri-kanan I : simetris kiri-kanan

P: fremitus kiri kanan P: fremitus kiri kanan

P : sonor P : sonor
38

A : vesikuler A : vesikuler

Abdomen I : tidak tampak I : tidak tampak


pembesaran yang pembesaran yang
abnormal pada abnormal pada
abdomen abdomen

P : tidak terdapat strie P : tidak terdapat strie

P : BU 12x/i P : BU 12x/i

A : nyeri tekan (-) A : nyeri tekan (-)

Reproduksi tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Eliminasi sistem perkemihan BAK sistem perkemihan BAK


: ±8-10x sehari : ±8-10x sehari

Bak : 1x sehari Bak : 1x sehari

Sistem Integumen tugor kulit elastis, tidak tugor kulit elastis, tidak
ada lebam ada lebam

Sistem ekstermitas atas dan ekstermitas atas dan


muskuloskeletal bawah simetris , rentang bawah simetris
gerak terganggu kaarena
pada persendian lutut
dan pergelangan kaki
trasa sakit dan kekuatan
otot sudah berkurang

BB dan TB BB : 70 kg BB : 60 kg

TB : 140 cm TB : 168 cm

Tanda- tanda vital TD : 150/90mmHg TD : 150/90mmHg


39

Nadi :100x/i

pernafasan : 30x/i N : 100x/i

suhu : 36,5 oC S : 36’8

Ekstremitas Tidak ada masalah tidak ada masalah


eksmeritas atas dan ekstremitas bawah dan
bawah atas

Keluhan Utama Sakit pada kepala

2. Pola aktivitas dan latihan (khusus lansia)

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4

Makan/minum ✓

Mandi ✓

Toileting ✓

Berpakaian ✓

Mobilitas di tempat tidur ✓

Berpindah/berjalan ✓

Ambulasi/ROM ✓

Keterangan :

0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
bergantung total.

3. Pola tidur dan istirahat


40

Ibu y mempunyai kebiasaan tidur di siang hari setelah selesai melakukan


aktivitas, ibu y mengatakan bila penyakit kambuh kepalanya sering terasa nyeri

4. Pola persepsi diri (khusus lansia)

a. Gambaran diri

Ibu y mengatakan bahwa ia senang dengan bentuk dirinya dan


senang menjadi ibu untuk anak-anak dan menjadi nenek untuk cucunya

b. Ideal diri

Ibu y mengatakan ingin cepat sembuh penyakitnya agar tidak


merasakan nyeri

c. Harga diri

Ibu y mengatakan merasa puas dengan dirinya dan tidak ada


masalah pada dirinya

d. Identitas diri

Ibu y mengatakan dia seorang ibu yang selalu menjaga anak-


anaknya serta cucu nya

e. Peran diri

Ibu y mengatakan ia merasa senang menjadi seorang ibu untuk


menjaga anak-anaknya serta cucunya

5. Masalah psikososial (khusus lansia)

a. Dukungan keluarga dan kelompok

Ibu y mengatakan anak-anaknya dan keluarganya memberikan


perawatan yang baik untuk dirinya ataupun keluarga dekat lasung bwa
rumah sakit atau puskesmas.

b. Hubungan dengan lingkungan

Ibu y mengatakan hubungan dengan lingkungan baik dan tidak


ada masalah

c. Keadaan pekerjaan, perumahan, ekonomi


41

Saat ini ibu y sebagai ibu rumah tangga, biaya kebutuhan ekonomi
ibu y bergantung pada anak-anaknya dan uang pensiun suaminya

d. Pelayanan kesehatan dan harapan

Ibu y mengatkan pelayanan kesehatan sudah lebih baik,


harapannya bisa lebih baik lagi tertama untuk lansia

e. Mekanisme koping dan adaptasi stress

1. Koping adaptif

Ibu y mengatakan jika ada masalah, selalu diskusikan bersama

2. Koping maladaptif

Ibu y tidak menggunakan koping maladaptif karena ibu y tidak


ada peran melukai dirinya

6. Status Kognitif / Afektif / Sosial

1. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Kesalahan 3 ( kerusakan intelektual ringan )

2. Mini-Mental State Exam (MMSE)

Nilai 25 ( tidak ada mengalami kerusakan kognitif

3. Inventaris Depresi Beck

Nilai 3 ( depresi atau tidak ada atau minimal

4. Resiko Jatuh (Keseimbangan)

Niali : 16 (resiko sedang)

5. Indeks Katz

Skor A ( kemandirian dalam hal makan kontinen, kekamar


mandi)

6. Indeks Barthel
42

Mandiri =20

7. Skor APGAR

Skor 2( selalu)

B. ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan

1 DS : nyeri kronik bd. Kondisi


kronis
- ibu y mengatakan mengeluh nyeri pada
kepala

- Ibu y mengatakan telinganya sering


berdengung

- Ibu y suka mengkonsumsi


makanan yang bernatrium

DO : TD : 150/90 mmHg

Nadi :100x/i

Pernafasan : 30x/I

Suhu : 36,5 Oc

Nyeri : 6

2 DS : gangguan rasa nayaman bd.


43

Penyakit kronis

- Ny y mengatakan susah
melakukan aktivitas

- Ibu y mengatakan nyeri


pada bagian kepala

- Ibu y megatakan susah


bergerak dikarenakan sakit
kepala

- Ibu y mengatakan sering


meringis saat merasakan
nyeri

DO :

ibu y tampak lelah dengan penyakit yang


dideritanya

DO : TD : 150/90 mmHg
44

SKORING

A. Nyeri kronik bd. Kondisi kronis

Kriteria Bobot Total Pembenaran

Sifat masalah: 3/3x1=1 ibu y mengalami masalah hipertensi sejak


tahun yang lalu, ibu y merasakan sakit
Defisit kesehatan (3) 1 pada kepaladan nyeri kuduk
Ancaman kesehatan
(2)

Faktor risiko (1)

Kemungkinan diubah: 2 1/2x2=1 Ibu y selalu mengkonsumsi makanan


yang tinggi natrium
Mudah (2)

Sebagian (1)

Tidak dapat (0)

Kemungkinan 1 1/2x 1= 2/3 - ibu y mengetahui penatalkasanaan


dicegah: hipertensi tetapi Ibu y tidak mengurang
makanan tinggi natrium, dan tidak rutin
Tinggi (3) mengonsumsi obat
Cukup (2)

Rendah (1)

Menonjolnya masalah: 1 1/2x1 =1/2 Ibu y mengatakan sakit ketika berdiri


karena nyeri di kepalanya
Membutuhkan
perhatian segera (2)

Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)

Tidak dirasakan
sebagai masalah atau
kondisi yang
45

membutuhkan
perubahan (0)

Total 5 3 1/6

B. Gangguan Rasa Nyaman Bd. Penyakit Kronis ibu y

Kriteria Bobot Total Pembenaran

Sifat masalah: 3/3X1=1 Ibu y mengalami penyakit hipertensi sejak


tahun yang lalu, bila penyakit kambuh
Defisit kesehatan (3) 1 ibu y merasa tidak yaman karena nyeri
Ancaman kesehatan yang dirasakan
(2)

Faktor risiko (1)

Kemungkinan diubah: 2 2/2x2=1 Ibu y mengalami sakit pada bagian


kepala
Mudah (2)

Sebagian (1)

Tidak dapat (0)

Kemungkinan 1 2/3x1=2/3 ibu y menegalami kesulitan beraktivitas


dicegah: karena merasakan nyeri

Tinggi (3)

Cukup (2)

Rendah (1)

Menonjolnya masalah: 1 2/3x1=2/3 ibu y mengatakan bila hipertensinya


kadang kambuh
Membutuhkan
perhatian segera (2)

Tidak membutuhkan
46

perhatian segera (1)

Tidak dirasakan
sebagai masalah atau
kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)

Total 5
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

No Keluhan Skor

1 Nyeri kronik bd. Kondisi kronis 3 1/6

2 Gangguan Rasa Nyaman bd kronis 3 3/9


PERENCANAAN

No Dx. Kep SIKI SIKI

1 nyeri kronik bd. Tingkat nyeri : Manajemen Nyeri :


Kondisi kronis
 Kemampuan observasi :
menuntaskan
aktivitas (2-4)  Indentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi
 Meringis ( 2-3) frekeuensi kualitas, intesitas
nyeri
 Kesulitan tidur (2-
3)  Indentifikasi skala nyeri

 Gelisah (2-3)  Indentifikasi faktor


memperberat dan
memperingan nyeri

 Indentifikasi pengetahuan
tentang nyeri

 Monitor keberhasilan terapi


komplementer yang sudah
diberikan

Terupeutik :

 Berikan teknik
nonfarmokologis untuk
mengurangi rasa nyeri
( terapi pijat, aromaterapi,
kompres hangat)

 Kontrol lingkungan yang


memperberat rasa nyeri

 Fasilitas istirahat dan


tidur

 Pertimbangan jenis dan


sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi :

 Jekaskan penyebab
dan pemicu nyeri

 Jelaskan strategi
meredakan nyeri

 Anjurkan
memonitoring nyeri
secara mandiri

 Ajarkan teknik
nonfarmokologis
duntuk mengurangi
rasa nyeri

2 Gangguan rasa
nyaman bd.
Status kenyamanan Terapi relaksasi:
Penyakit kronis
- Kesejahteraan fisik observasi :
(2-4)
 Identifikasi penurunan tingkat
- Dukungan sosial energi, ketidakmampuan
dari keluarga(2-4) berkonsentrasi,atau gejala lain
yang mengganggu
- Keluhan tidak
kemampuan kognitif
nyaman (2-4)
 Identifikasi teknik relaksasi
- Gelisah (2-4)
yang pernah efektif
- Lelah (1-3) digunakan

- Merintih (2-4)  Periksa ketegangan otot,


frekuensi nadi tekanan darah,
suhu sebelum dan sesudah

 Monitoring respon terhadap


terapi relaksasi

teraupeutik :

 Ciptakan lingkungan tenang


dan tanpa gangguan dengan
pengcahayaan dan suhu
ruangan nyaman

 Berikan informasi tertulis


tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi

 Gunakan relaksasi sebagai


strategi penunjang dengan
analgetik, tindakan medis
lainjika sesuai

Edukasi :

 Jelaskan tujuan,
mamfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia ( napas
dalam)

 Jelaskan secara rinci


intervensi relaksasi
yang dipilih

 Anjurkan dalam
mengambil posisi
nyaman

 Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
D. PELAKSANAAN DAN EVALUASI

CATATAN PERKEMBANGAN

No Diagnosa Tanggal/Ja Implementasi Evaluasi


Keperawatan m

1 Nyeri Kronik Bd. 20-10-2020


Kondisi Kronis
13.00 wib - Mengucap S:
kan salam
 Ibu y mampu menyebutkan peng
- Nemvalid
asi  Ibu y mengatakan hipertensi berp
keadaan
 Keluarga ibu y bisa menjelaskan
keluarga
- Keluarga mengatakan akan kontro
- Menjelask
pelayanan kesehatan
an tujuan
dan
kontrak
waktu O:

- Ibu y mengucapkan salam balik d

TUK I : - Klien kooperatif

Mampu mengenal - Klien dan keluarga aktif bertanya


masalah pada - Keluarga dan klien mampu meny
hipertensi pasien
dan keluarga - Keluarga mampu menyebutkan ta

- Mengkaji
pengetahuan
keluarga
tentang
hipertensi
A:
o Penger
tian Tujuan tercapai, masalah belum teratasi
hiperte
P:
nsi

4
o Penye Lanjutkan intervensi,TUK II
bab
hiperte
nsi

o Tanda
dan
gejala S:
hiperte
- Ibu y mengatakan akan membaw
nsi
Dokter untuk selalu kontrol
o Pence
- Keluarga mengatakan akan meraw
gahan sayang Ny.y
hiperte
nsi

o Kompl O :
ikasi
- Keluarga kooperatif
hiperte
nsi - Keluarga mampu untuk memutus
masalah hipertensi dengan memb
- Memberikan
ke puskesmas atau dokter
penyuluhan
tentang - Keluarga mampu merawat anggo
rebusan daun
belimbing A:
wuluh untuk
Tujuan Tercapai, masalah belum teratasi
hipertensi
P:
- Mendiskusi
adanya tanda Lanjutkan intervensi, TUK III
dan gejala
hipertensi
serta faktor
yang
memperburuk
kondisi

- Membimbing
an keluarga
untuk

5
mengulangi S:
apa yang telah
di ajarkan. - Ibu y mengatakan sudah paham c
herbal seperti daun belimbing wu
- Menjelaskan
akibat lanjut - Keluarga mengatakan Ibu y jaran
dari penyakit - Keluarga mengatakan akan meng
hipertensi penyakitnya kambuh
jika tidak
segera - Ibu y mengatakan sudah tau cara
ditangani hipertensi

- Membimbing - Ibu y sudah tau bahwa manfaat da


an untuk tekanan darah orang hipertensi
mengatasi
resiko
penyakit O:
hipertensi
- Keluarga kooperatif

- Keluarga mampu merawat anggo

- Keluarga mampu menentukan sta


kesehatan hipertensi

- Keluarga mampu mengetahui cara

A:

Tujuan Tercapai, masalah belum teratasi

P:

2 22-10-2020 Lanjutkan intervensi, TUK IV

10.00 WIB

S:

6
- Keluarga mengatakan akan mema
Puskesmas ibu y hipertensi

- Keluarga mengatakan akan selalu


pola hidup sehat agar tidak terjadi

O:
TUK II
- Keluarga tampak kooperatif
- Pasien dapat
- Keluarga Tn. N dan Tn. N mampu
memutuskan
tindakan yang A:
tepat untuk
mengatasi Tujuan tercapai, masalah teratasi
masalah r
P:
- Menjelaskan
Hentikan intervensi
petunjuk
perawatan
hipertensi
dengan
meminum
obat secara
rutin

7
30-10-2020

10.00 WIB

TUK III :

pasien dan
keluarga mampu
melakukan
perawatan pada
anggota keluarga

- Jelaskan
manfaat
rebusan daun
belimbing
wuluh untuk
menurunkan
tekanan darah

8
pada lansia

- Demontrasika
n cara
membuat air
rebusan air
belimbing
wuluh yang
benar
digunakan
untuk
menurunkan
tekanan darah

9
1-11-2020

11.00 WIB

TUK IV :

Keluarga dapat

10
menggunakan
fasilitas yankes
secara tepat untuk
mengetahui
komplikasi

- Jelaskan
pada
keluarga
tentang
fasilitas
yankes
yang dapat
dimanfaat
kan.

- Berikan
pengetahu
an
terhadap
prilaku
yang telah
dilakukan
untuk
memperta
hankan
agar tidak
terjadi
komplikas
i

11
A. PENYUSUNAN RENCANA

N Diagnose Tujuan Kriteria Standar I


o Keperawatan

1. Nyeri Kronik bd. Setelah dilakukan Verbal  Mampu menjelaskan


Kondisi Kronis tindakan hipertensi
keperawatan
selama 1-3 x  Mampu menjelaskan
kunjungan rumah penyebab hipertensi
diharapkan
 Mampu menjelaskan
pengetahuan
tanda dan gejala
keluarga tentang
hipertensi
hipertensi
 Mampu menyebutkan
cara pencegahan
TUK I : hipertensi

Mampu mengebal  Mampu menyebutkan


masalah hipertensi salah satu hipertensi
pada anggota
keluarga

12
TUK II : Verbal  Keluarga mampu
untuk memutuskan
Keluarga dapat
tindakan yang tepat
memutuskan
untuk mengatasi
tindakan yang tepat
masalah hipertensi
untuk mengatasi
dengan membawa
masalah hipertensi
anggota keluarga
yang sakit berobat ke
Rs atau puskesmas

TUK III : Psikomot  Keluarga mampu


or merawat anggota
Keluarga mampu
keluarga yang sedang
melakukan
sakit.
perawatan pada
anggota keluarga  Keluarga mampu
yang sakit menentukan cara
pembuatan daun
rebusan daun
belimbing wuluh
untuk mengatasi
hipertensi dengan
penurunan tekanan
darah

 Keluarga mampu
melakukan
pembuatan daun

13
belimbing wuluh
untuk menurunkan
tekanan darah pada
penderita hipertensi

TUK IV : Psikomot  Keluarga membawa


or anggota keluarga yang
Keluarga dapat
sakit ketempat
menggunakan
pelayanan kesehatan
fasilitas yankes
terdekat.
secara tepat untuk
mengetahui
komplikasi

2. Potensial peningkatan Setelah Verbal  Keluarga dan klien


manajemen kesehatan dilakukantindakan mampu menyebutkan
pada keluarga Ny.y keperawatan penyebab terjadinya
selama 1-2 x peningkatan tekanan
kunjungan rumah darah
diharapkan resiko
terjadinya  Keluarga mampu
komplikasi dapat menyebutkan tanda
dicegah. gejala hipertensi

 Keluarga mampu
menyebutkan akibat
TUK I : yang terjadi akibat
tekanan darah terlalu
Keluarga mamapu
meningkat
mengenal
mengenal
peningkatan
tekanan darah

TUK II : Verbal  Keluarga mampu

14
Keluarga mampu memutuskan tindakna
memutuskan yang tepat untuk
tindakan yang tepat mengatasi komplikasi
akibat dari
komplikasi
Hipertensi

TUK III : Psikomot  Keluarga amampu


or merawat anggota
Keluarga mampu
keluarga dengan
melakukan
mengontrol makanan
perawatan pada
yang harus dipantangi
anggota keluarga
Keluarga

TUK IV : Psikomot  Mampu


or memanfaatkan
Keluarga dapat
fasilitas pelayanan
menggunakan kesehatan yang telah
fasilitas pelayanan tersedia
kesehatan secara
tapat untuk
merawat apabila
tekanan darah naik
kembali

15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai