Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MASALAH BAYI TABUNG

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Masail
Fiqhiyah)

Dosen Pengampu :

Hamdan Hambali, M. Ag

Disusun Oleh :
1. Ade Nurul (1172020006)

2. Ai Rosita (1172020021)
3. Aldi Naufal (1172020026)
4. Ayu Maria Astuti (1172020041)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
NEGERI ISLAM SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Masalah Bayi Tabung. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Hamdan Hambali, M. Ag selaku dosen
dari mata kuliah Masail Fiqhiyah yang telah membimbing penulis
dalam penyusunan makalah ini serta rekan-rekan yang telah
berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini..
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami
menerima kritik dan saran agar penyusunan selanjutnya menjadi lebih
baik. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih dan semoga makalah
ini bemanfaat bagi pembaca

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................3
1. LATAR BELAKANG.......................................................................................................3
2. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................3
3. TUJUAN PENULISAN....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................5
1. PENGERTIAN BAYI TABUNG....................................................................................5
2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BAYI TABUNG DIADAKAN..................5
3. HUKUM BAYI TABUNG DALAM PANDANGAN ISLAM..................................7
4. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI BAYI TABUNG.................................9
BAB III PENUTUP....................................................................................................................12
A. KESIMPULAN................................................................................................................12
B. SARAN..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Hakikatnya, pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang
alami pula (hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah
untuk manusia. Setiap pasangan suami istri pasti mengharapkan hadirnya
seorang atau beberapa orang anak sebagai buah hati perkawinan mereka. Akan
tetapi, pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena
rusaknyaatau tertutupnya saluran indung telur (tuba Fallopii) yang membawa
sel telur kerahim, atau karena sel sperma suami lemah sehingga tidak mampu
menjangkau rahim istri. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghambat
suami istiuntuk mendapatkan anak.
Dengan pesatnya kemajuan dibidang teknologi, kini banyak teknologi-
teknologi yang mampu menciptakan bermacam-macam produk hasil teknologi
yang berkualitas. Diantara produk teknologi mutakhir adalah di bidang biologi.
Salah satunya adalah bayi tabung untuk mengatasi permasalahan yang telah
diuraikan di atas. Pada dasarnya orang-orang memuji dengan kemajuan
dibidang teknologi tersebut, namun mereka belum tahu pasti apakah produk-
produk hasil teknologi itu dibenarkan menurut hukum agama. Oleh karena itu,
hal tersebut maka dalam makalah ini penulis akan menjelaskan lebih banyak
mengenai bayi tabung dan bagaimana menurut hukum Islam tentang bayi
tabung tersebut.

2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan bayi tabung ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi bayi tabung diadakan?
3. Bagaimana hokum bayi tabung dalam pandangan Islam ?
4. Apa saja dampak positif dan negatif dari bayi tabung?

3
3. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian bayi tabung.
2. Untuk mengetahui dan memahami factor yang mempengaruhi bayi tabung
diadakan.
3. Untuk mengetahui dan memahami hukum bayi tabung dalam pandangan
Islam.
4. Untuk mengetahui dan memahami dampak positif dan negatif dari bayi
tabung.

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN BAYI TABUNG
Bayi tabung merupakan terjemahan dari artificial insemination. Artificial
artinya buatan atau tiruan, sedangkan insemination berasal dari bahasa latin
“inseminatus” yang artinya pemasukan atau penyimpanan. Bayi tabung atau
dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu upaya
memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur
1
dalam suatu wadah khusus tanpa melalui senggama (sexual intercourse).

Dalam proses bayi tabung atau IVF, sel telur yang sudah matang diambil dari
indung telur lalu dibuahi dengan sperma di dalam sebuah medium cairan.
Setelah berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke dalam rahim dengan
harapan dapat berkembang menjadi bayi. Proses yang berlangsung di
laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan suatu embrio yang akan
ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini juga dapat disimpan dalam bentuk beku
dan dapat digunakan kelak jika dibutuhkan. Bayi tabung merupakan pilihan
untuk memperoleh keturunan bagi ibu- ibu yang memiliki gangguan pada
saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang telah matang akan
dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi) untuk
selanjutnya menunggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan
pada saluran tuba maka proses ini tidak akan berlangsung sebagaimana
mestinya. Bayi tabung pertama lahir ke dunia ialah Louise Brown. Ia lahir di
Manchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas pertolongan Dr. Robert G. Edwards dan
Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik untuk bayi tabung berkembang pesat. Teknik
2
bayi tabung ini telah menjadi metode yang membantu.

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BAYI TABUNG DIADAKAN


Faktor dilakukannya bayi tabung dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Faktor pria
Gangguan pada saluran keluar spermatozoa.

1 Muh Idris (2019). Bayi Tabung dalam Pandangan Islam. IAIN Kendari. Jurnal Al-‘Adl. Vol 12. Hlm. 65
2 2 http://www.anton-nb.com/2015/08/sejarah-dan-pengertian-bayi-tabung-in.html (diakses pada Senin,
30 Maret 2020 pukul 7:00)
5
Kelumpuhan fisik yang menyebabkan pria tidak mampu melakukan
hubungan seksual (misalnya kelumpuhan pada bagian pinggang ke bawah
setelah terjadi kecelakaan). \
Sangat terbatasnya jumlah spermatozoa yang mampu membuahi sel telur
(yang memiliki bentuk tubuh spermatozoa normal dan bergerak secara
aktif).
Hal lain yang masih belum dapat dijelaskan secara ilmiah.
b. Faktor wanita
Gangguan pada saluran reproduksi wanita (seperti pada perlengketan atau
sumbatan tuba).
Adanya antibodi abnormal pada saluran reproduksi wanita, sehingga
menyebabkan spermatozoa pria yang masuk ke dalamnya tidak mampu
bertahan hidup.
3
Hal lain yang masih belum dapat dijelaskan secara ilmiah.

Sedangkan ada beberapa factor yang membuat pasangan suami istri memilih
mengikuti program bayi tabung, diantaranya:

1) Masalah saluran telur. Saluran telur tidak berfungsi dengan baik, atau tidak
memungkinkan terjadinya pertemuan antara sel telur dengan sperma,
sehingga pembuahan tidak terjadi. Walaupun pembuahan bisa terjadi,
kemungkinan embrio tidak masuk ke rongga rahim, sehingga terjadi
kehamilan di luar kandungan.
2) Masalah sperma.
Jumlah sperma sangat sedikit (<10 juta/cc).
Sebagian besar sperma tidak bergerak (30%)
Gerakan sperma sangat lambat (Astenozoospermia).
Sperma tidak keluar bersama air mani (Azoospermia).
3) Endometriosis berat. Kondisi dimana kelenjar dinding rahim tumbuh
abnormal. Pada endometriosis berat, kecil kemungkinan bisa terjadi
kehamilan alami.

3 Zahrowati. (2017). Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan Sperma Donor dan
Rahim Sewaan (Surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum Perdata. Universitas Haluleo Kendari. Jurnal. Vol
1. Hlm 201-202

6
4) Unexplained infertility (ketidaksuburan yang tak diketahui penyebabnya).
Pembuahan normal sebenarnya bisa dilakukan, tapi tidak kunjung berhasil
karena tidak bisa diketahui apakah sperma dapat bertemu dengan sel telur,
atau sperma dapat menembus sel telur untuk melakukan pembuahan.
5) Antibodi Antisperma. Adanya antibodi terhadap sperma suami pada istri,
atau adanya antibodi pada sperma itu sendiri (sperma seperti memakai
“helm”, sehingga tidak bisa menembus sel telur), sehingga menghambat
terjadinya pembuahan.

3. HUKUM BAYI TABUNG DALAM PANDANGAN ISLAM


Mengenai status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum
menurut hukum islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil
prostitusi. UU Perkawinan pasal 42 No.1/1974: ”Anak yang sah adalah anak
yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah” maka
memberikan pengertian bahwa bayi tabung dengan bantuan donor dapat
4
dipandang sah karena ia terlahir dari perkawinan yang sah.
Masalah tentang bayi tabung ini memunculkan banyak pendapat, boleh atau
tidak? Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980,
mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana diangkat oleh
Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih
Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun
1986 mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan
membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri
5
sendiri.
1. Pengambilan sel telur
Pengambilan sel telur dilakukan dengan dua cara, cara pertama: indung
telur di pegang dengan penjepit dan dilakukan pengisapan. Cairan folikel
yang berisi sel telur di periksa di mikroskop untuk ditemukan sel telur.
Sedangkan cara kedua (USG) folikel yang tampak di layar ditusuk dengan
jarum melalui vagina kemudian dilakukan pengisapan folikel yang berisi sel
telur seperti pengisapan laparoskopi.

4 Muh Idris (2019). Bayi Tabung dalam Pandangan Islam. IAIN Kendari. Jurnal Al-‘Adl. Vol 12. Hlm. 70

5 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah (Jakarta: Toko Gunung Agung:1997), h.20.


7
Yusuf Qardawi mengatakan dalam keadaan darurat atau hajat melihat atau
memegang aurat diperbolehkan dengan syarat keamanan dan nafsu dapat
dijaga. Hal ini sejalan dengan kaidah ushul fiqih:
“Kebutuhan yang sangat penting itu diperlakukan seperti keadaan terpaksa
( darurat). Dan keadaan darurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang”.
Sedangkan, menurut Pendapat para ulama mengenai bayi tabung :
a. Ulama Malikiyah, Syafi’iyah, Zaidiyah, mengharamkan secara multak
berdasarkan Al-Qur’an surat Al- Mu’minun ayat 5-7, dimana Allah
telah memerintahkan manusia untuk menjaga kehormatan kelamin
dalam setiap keadaan, kecuali terhadap istri dan budak.
b. Ulama Hanabilah mengharamkan onani, kecuali khawatir berbuat zina
atau terganggu kesehatannya, sedang ia tidak punya istri atau tidak
mampu kawin. Yusuf Qardawi juga sependapat dengan ulama
Hanabilah.
c. Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa istimna’ pada prinsipnya
diharamkan, namun istimna’ diperbolehkan dalam keadaan tertentu
bahkan wajib, jika dikhawatirkan jatuh kepada perbuatan zina. Hal ini
didasari oleh kaidah ushul adalah:
“Menghindari madarat (bahaya) harus didahulukan atas
mencari/menarik maslahah/kebaikan”.6

Ada 2 hal yang menyebutkan bahwa bayi tabung itu halal, yaitu:

1) Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari
istrinya kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim
istrinya.
2) Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim
istrinya atau langsung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan.
Hal tersebut dibolehkan asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar
memerlukan inseminasi buatan untuk membantu pasangan suami isteri
tersebut memperoleh keturunan. Sebaliknya, Ada 5 hal yang membuat bayi
tabung menjadi haram yaitu:

6 Masjfuk Zuhdi, Op.cit. hlm 25


8
1) Sperma yang diambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada indung
telur pihak wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke
dalam rahim istrinya.
2) Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma
yang diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian
dicangkokkan ke dalam rahim si wanita.
3) Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari
sepasang suami istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita
lain yang bersedia mengandung persemaian benih mereka tersebut.
4) Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita
lain kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri.
5) Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang
suami dan istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya
7
yang lain.

Jumhur ulama menghukuminya haram. Karena sama hukumnya dengan


zina yang akan mencampur adukkan nashab dan sebagai akibat, hukumnya
anak tersebut tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang
melahirkannya.

4. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI BAYI TABUNG


Dampak poaitif dan negatif bayi tabung diantaranya:
1. Dampak positif
a. Memberi harapan kepada pasangan suami istri yang lambat mempunyai
anak atau mandul
b. Membantu pasangan suami istri yang berpenyakit untuk mempunyai anak
c. Memberikan harapan bagi keberlangsungan keturunan manusia
d. Menuntut manusia dalam berinovasi dan menciptakan suatu hal yang baru
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Dampak negative
a. Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara tidak alami
(pembuahan dilakukan secara buatan). Metode pembuahan buatan ini tidak
menutup kemungkinan menimbulkan risiko. Adanya dugaan cacat bawaan

7 Masfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah (Jakarta: Gunung Agung:1997), h. 25.


9
sebagai dampak bayi tabung maupun pembuahan buatan lain dengan
metode intra-cytoplasma.
b. Bertentangan dengan kodrat dan fitrah manusia sebagai mahluk tuhan.
c. Kemajuan teknologi telah memperbudak manusia.
d. Dampak bayi tabung yang lain adalah risiko bayi terlahir kembar. Pada
proses bayi tabung, pembuahan dilakukan terhadap beberapa sel telur
sekaligus.
e. Memerlukan biaya yang cukup besar dan tentunya juga memerlukan
perawatan yang intensif untuk menjaga kesehatan sang bayi tabung.
f. Tingkat keberhasilan bayi tabung masih 25% saja dan proses cukup
panjang, sehingga memerlukan kesabaran yang cukup tinggi dalam proses
pembuahan bayi tabung.
g. Terjadinya efek samping bagi ibu dan anak akibat dari penggunaan obat-
obatan pemicu ovulasi yang digunakan selama proses bayi tabung.
h. Dampak negatif bayi tabung lainnya antara lain: kehamilan di luar
kandungan (kehamilan ektopik), kemungkinan terjadinya sebesar 5%; ibu
terserang infeksi, rhumatoid arthritis (lupus), serta alergi; mengalami
risiko keguguran sebesar 20%; terjadinya Ovarian Hyperstimulation
Syndrome (OHSS).
i. Merupakan Tindakan Pembunuhan,Secara etika dan moral sebagian
masyarakat menolak karena proses pembuahan pada bayi tabung
dilakukan dengan menggunakan dengan cawan petri sehingga embrio yang
diperlukan yang dimasukkan kembali kerahim, sedangkan sisanya
“dibuang”.
j. Percampuran nasab, padahal islam sangat menjaga kesucian/kehormatan
kelamin dan kemurnian nasab, karena nasab ada kaitannya dengan
kemahraman dan warisan.
k. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses tidak alami, terutama bagi bayi
tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada pasangan
suami istri yang punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak terjalin
hubungan keibuan secara alami
l. Resiko bayi tabung:

10
Pertama, terjadinya stimulasi indung telur yang berlebihan
memungkinkan terjadinya penumpukan cairan di rongga perut dan
memberikan beberapa keluhan, seperti rasa kembung, mual, muntah,
dan hilangnya selera makan.
Kedua, saat pengambilan sel telur dengan jarum menimbulkan risiko
terjadinya perdarahan, infeksi, dan kemungkinan jarum mengenai
kandung kemih, usus, dan pembuluh darah. Dengan persiapan yang
baik dan panduan teknologi ultrasonografi, keadaan tersebut umumnya
dapat dihindari.
Ketiga, risiko kehamilan kembar lebih dari 2 (dua) akan meningkat
dengan banyaknya embrio yang dipindahkan ke dalam rahim. Hal ini
akan memberikan risiko akan persalinan prematur yang memerlukan
perawatan lama. Dengan mempertimbangkan usia istri dan pembatasan
jumlah embrio yang akan dipindahkan ke dalam rahim dapat
mengurangi risiko tersebut.
Keempat, risiko akan keguguran dan kehamilan di luar kandungan.
Melalui pemberian hormon dan pemindahan embrio dengan panduan
ultrasonografi, keadaan tersebut diharapkan tidak terjadi.
Kelima, risiko lain yang timbul dapat berupa biaya yang dikeluarkan,
kelelahan fisik, dan stres emosional dalam menyikapi antara harapan
8
dan kenyataan yang terjadi selama mengikuti bayi tabung.

8 Inna Nurlana. Dampak Perkembangan Bioteknologi dalam Inseminasi Buatan (Tinjauan Hukum
Islam dan Hukum Perdata di Indonesia). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jurnal. Hlm 54-55
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bayi tabung merupakan terjemahan dari artificial insemination.
Artificial artinya buatan atau tiruan, sedangkan insemination berasal dari
bahasa latin “inseminatus” yang artinya pemasukan atau penyimpanan. Bayi
tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF)
adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel
sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus tanpa melalui senggama
(sexual intercourse).
Mengenai status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum
menurut hukum islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil
prostitusi. UU Perkawinan pasal 42 No.1/1974: ”Anak yang sah adalah anak
yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah” maka
memberikan pengertian bahwa bayi tabung dengan bantuan donor dapat
dipandang sah karena ia terlahir dari perkawinan yang sah.

B. SARAN
Pemakalah menyadari susunan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu bagi para mahasiswa, pembaca dan khususnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah Masail Fiqhiyah, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran.

12
DAFTAR PUSTAKA
Muh Idris (2019). Bayi Tabung dalam Pandangan Islam. IAIN Kendari. Jurnal Al-‘Adl.
Vol 12.
http://www.anton-nb.com/2015/08/sejarah-dan-pengertian-bayi-tabung-in.html

Zahrowati. (2017). Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan Sperma


Donor dan Rahim Sewaan (Surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum Perdata.
Universitas Haluleo Kendari. Jurnal. Vol 1

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah (Jakarta: Toko Gunung Agung:1997)

Inna Nurlana. Dampak Perkembangan Bioteknologi dalam Inseminasi Buatan


(Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Perdata di Indonesia). UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Jurnal

13

Anda mungkin juga menyukai