PENDAHULUAN
termasuk Indonesia. Dari data world populations data sheet jumlah penduduk pada
pertengahan 2008 adalah 239,9 juta jiwa. Dengan laju penduduk 1,4% pertahun yang
artinya setiap tahun bertambah 3,3-3,4 juta jiwa. Bila tanpa pengendalian pada tahun
2015 akan menjadi 252 juta jiwa (Yulizawati, 2012). Laju tingkat penduduk yang
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, dimana salah satu caranya
ekonomi rumah tangga, negara dan dunia pada umumnya. Pertama, keluarga
mengurangi cedera, penyakit dan kematian yang terkait dengan kelahiran anak, aborsi
1
2
dan pelestarian lingkungan serta permintaan untuk barang publik dan pelayanan
(Pendit, 2006; Timothy, Wawire, Mburu. 2011; Creatsas. 2004). Kontrasepsi adalah
(Mansjoer, 2000). Pendit (2006) memaparkan lebih lanjut tentang beberapa metode
wanita, alat kontasepsi dalam rahim (AKDR), kontrasepsi oral, strerilisari pria
Metode kontrasepsi yang paling efektif dari beberapa jenis metode kontrasepsi
adalah metode AKDR (IUD), Sejarah IUD lebih dari 3000 tahun yang lalu, ketika
kerikil halus yang dimasukkan ke dalam uteruses unta untuk mencegah kehamilan
selama perjalanan panjang sehingga sampai digunakan cara ini pada manusia (Peri,
Graham, Levine. 2007). Intrauterine device (IUD) adalah sebuah metode kontrasepsi
reversibel jangka panjang yang sesuai untuk wanita dari semua umur. Hanya
digunakan sekali, tembaga IUD efektif selama 12 tahun dan mewakili paling efektif.
efektifitas dalam mencegah kehamilan mencapai 98%. Metode ini dilakukan dengan
memasukkan alat berbentuk T melalui saluran serviks dan di pasang dalam uterus,
alat ini akan mencegah bertemunya sperma dan ovum dalam tuba falopi sehingga
mencegah pembuahan (Everret, 2008; Glasier & Gebbie, 2007; Hae Park,
dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain, IUD hanya dalam sekali pemakaian dapat
hanya bertahan beberapa bulan dan harus mengeluarkan biaya pemakaian berikutnya.
Meskipun tingkat efektifitasnya paling tinggi akan tetapi tingkat pengunaan IUD
3
paling rendah dibandingkan dengan yang lain. Data nasional dari BKKBN pada
bulan agustus 2010 penggunaan KB sebanyak 688.951 peserta. Dilihat dari per mix
kontrasepsi hanya terdapat : IUD 4.32%, MOW 1.12%, MOP 0.20%, kondom
13.75%, implan 10.54%, suntik 43.35%, dan pil 26.76% (Bkkbn, 2010). Untuk jumlah
pasangan usia subur (PUS) di Tulungagung yaitu 202.186 dari 512.871 wanita yang
efektif dan reversibel, penggunaan kontrasepsi secara luas digunakan di Cina, tetapi
penggunaan dihentikan oleh beberapa wanita karena efek samping yang tidak dapat
bercak vagina selama haid sehingga pengggunaan IUD juga rendah (Qian, Wang,
Yang. 2010). Berbanding lurus dengan data nasional penggunaan IUD di desa
Sumberingin kulon masih juga rendah, hal ini dipertegas dengan hasil studi
bahwa penggunaan KB sudah cukuip tinggi yaitu 245 orang dari 472 PUS di desa
Sumberingin kulon. Sangat rendahnya penggunaan IUD ini karena beberapa faktor
pendidikan ibu-ibu di desa Sumberingin Kulon yang berada pada usia subur rata-rata
dan menggunakan prosedur yang susah. Selain itu, faktor yang paling mempengaruhi
adalah dukungan dari suami, banyak suami yang melarang pasanganya menggunakan
juga pemilihan suatu metode. Penelitian Rogers (1974), dalam Notoatmodjo (2003)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu: Awareness, Interest, Evaluation, Trial dan
Adaption. Pendidikan yang rendah membuat responden kurang bisa menerima dan
memahami konseling keluarga berencana yang diberikan oleh petugas KB, sehingga
Suami merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam mau atau tidaknya
pasangan menggunakan IUD dan yang secara langsung akan berpengaruh terhadap
pembangunan yang berorientasi pada keadilan dan kesetaraan gender dalam KB dan
jumlah anak (BKKBN, 2005). Suami mempunyai tanggung jawab utama. Sementara
bila istri sebagai pengguna kontrasepsi suami mempunyai peranan penting dalam
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
sebagai kepala keluarga, pelindung keluarga, pencari nafkah dan seseorang yang dapat
membuat keputusan dalam suatu keluarga. Pengetahuan yang memadai tentang alat
5
kontrasepsi, dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya memakai alat
pelayanan kesehatan akan lebih diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga
sebaliknya apabila tingkat ekonomi seseorang rendah, maka sangat sulit menjangkau
pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini
ekonomi, tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi akan mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan program KB. Kemajuan tersebut berkaitan erat dengan
Berdasarkan uraian di atas, masalah ini perlu mendapat perhatian serius dari
tenaga kesehatan terutama perawat untuk melaksanakan peran perawat yaitu sebagai
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan dukungan
sosial suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada wanita usia subur.
sosial suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur?”
6
macam kontrasepsi sehingga bisa menggunaan alat kontrasepsi yang paling efektif.
penggunaan alat kontrasepsi IUD serta menjadi literatur untuk melakukan sosialisasi,
Sebagai bahan acuan informasi dan literatur bagi peneliti berikutnya dalam
rumus Chi Square. Hasil tiap variabel pendidikan P value 0,001. Pemakaian
yang di lakukan oleh peneliti adalah subjek penelitian berada pada wilayah
perbedaan wilayah.
365 pasangan usia subur. Hasil dengan nilai ρ=0,000< α =0,05 penelitian
2. Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang berada dalam masa
produktif.
3. Dukungan sosial suami adalah motovasi atau dorongan yang diberikan suami
dan juga tindakan yang dilakukan untuk dapat berinteraksi dengan yang lain