Dosen Pengampu : Dr. Nur Fadjrih Asyik, S.E., M.Si., AK., CA. Disusun oleh : Fitria Ilyas 1810111377 / SA6
PROGRAM STUDI S1-AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
3.1 Desain Penelitian Kualitatif Desain penelitian merupakan sebuah perencanaan tentang proses melakukan penelitian atau gambaran tentang proses penelitian yang hendak dilakukan. Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Standar Desain Kualitatif 1. Studi Kasus 2. Ethnografi 3. Narratuve 4. Compressed Design 5. Penelitian Aksi Bentuk Desain 1. Bervariasi, tidak terinci, berkemban dengan berjalannya proses penelitian. 2. Fleksibel Prinsip-Prinsip 1. Merupakan desain penelitian yang tidak terinci, fleksibel, timbul dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan. 2. Hasil penelitian lebih bersifat terbuka, dan tidak membatasi fenomena ke dalam variable seperti dalam penelitian kuantitatif 3.2 Realitas Sosial dan Data Kualitatif Realitas Sosial Merupakan kenyataan atau fakta yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terkait dengan kestabilan dalam keadaan normal atau keadaan tidak normal yang terjadi dalam pola-pola hubungan di masyarakat. Realita Sosial secara umum adalah kenyataan yang terjadi di tengah masyarakat.. Pengertian Menurut Para Ahlli Peter Berger dan Thomas Luckman Realitas adalah kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan). Émile Durkheim Realitas sosial adalah cara bertindak, apakah tetap atau tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau hambatan eksternal bagi seorang individu [4]. Hal itu bisa berarti bahwa fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan perasaan yang berada di luar individu dan koersif dan dibentuk sebagai pola dalam masyarakat. Bentuk Realitas Sosial 1. Realitas sosial objektif adalah gejala-gejala sosial yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan sering dihadapi oleh individu sebagai fakta. 2. Realitas sosial subjektif adalah realitas sosial yang terbentuk pada diri khalayak yang berasal dari realitas sosial objektif dan realitas sosial simbolik. 3. Realitas sosial simbolik adalah bentuk – bentuk simbolik dari realitas sosial objektif, yang biasanya diketahui oleh khalayak dalam bentuk karya seni, fiksi serta isi media. 1. Place 2. Actors 3. Activity Yang berinteraksi secara sinergis Dalam teori fakta sosial manusia merupakan produk dari masyarakat. Segala tingkah laku, tindakan dan persepsi manusia berasal dari masyarakat. Sementara itu, dalam definisi sosial, manusia membentuk masyarakat. Manusia yang melakukan pemaknaan dan membentuk masyarakat. Manusia yang membentuk realitas, menyusun intuisi dan norma yang ada didalam kehidupan bermasyarakat. Seorang peneliti kualitatif membutuhkan waktu, keahlian, pengalaman, kesabaran, ketekunan yang ekstra untuk dapat mengungkapkan realitas yang ditelitinya adalah contoh realitas sosial. Data Kualitatif Data kualitatif atau disebut juga data naratif, adalah data dalam penelitian yang menjelaskan suatu fenomena berdasarkan hal-hal yang umumnya tidak dapat dihitung. Oleh karena itu, data ini disebut data kualitatif karena berdasarkan kualitas dari suatu objek atau fenomena. Karena kualitas umumnya tidak mampu dijelaskan dalam bentuk angka dan statistik maka data kualitatif umumnya disajikan dengan menggunakan penjelasan deskriptif. Pemetaan data lapangan: front stage-disclosed (FSD), back stage-disclosed (BSD), front stage-enclosed (FSE), serta back stage-enclosed (BSE). 3.3 Metode Pengumpulan Data Kualitatif 1. Observasi “Pada observasi ini, peneliti mengamati peristiwa, kejadian, pose, dan sejenisnya disertai dengan daftar yang perlu diobservasi” (SulistyoBasuki, 2006: 149). Peneliti melakukan pengamatan langsung dengan membawa data observasi yang telah disusun sebelumnya untuk melakukan pengecekan kemudian peristiwa yang diamati dicocokkan dengan data observasi. 2. Wawancara Wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya” (Sulistyo-Basuki, 2006: 171). Peneliti harus mengajukan pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama kepada semua narasumber agar menimbulkan tanggapan yang sama sehingga tidak menimbulkan kesulitan pengolahan karena interpretasi yang berbeda. Wawancara terstruktur dirancang sama dengan kuesioner, hanya saja bukan pertanyaan tertulis yang diajukan tetapi pertanyaan lisan yang dilakukan oleh seorang pewawancara yang merekam jawaban narasumber. 3. Dokumentasi Peneliti melakukan dokumentasi pelaksanaan kegiatan penelitian melalui foto atau gambar, sebagai bukti fisik pelaksanaan penelitian. 4. Tinjauan Literatur Peneliti membaca buku-buku yang dapat membantu peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data yang relevan. Tinjauan literatur digunakan sebagai bagian dari komponen teknik pengumpulan