Anda di halaman 1dari 2

Peraturan 

Bank Indonesia No.22/10/PBI/2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank


Indonesia Nomor 20/3/PBI/2018 tentang Giro Wajib Minimum dalam
Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum
Syariah, dan Unit Usaha Syariah

 
Berlaku                  :  Tanggal 1 Agustus 2020.

I.     Latar Belakang Pengaturan
Dalam rangka memitigasi risiko Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terhadap
perekonomian, Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas
makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Terkait dengan hal tersebut, Bank Indonesia terus memperkuat berbagai instrumen bauran
kebijakan yang dimiliki untuk menjaga kecukupan likuiditas bagi perbankan.
antara lain melalui pemberian jasa giro kepada bank yang memenuhi kewajiban Giro Wajib
Minimum (GWM) dalam Rupiah baik secara harian dan rata-rata.

Kebijakan pemberian jasa giro diberikan kepada Bank Umum Konvensional (BUK), Bank


Umum Syariah (BUS), dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang memenuhi kewajiban GWM dalam
Rupiah baik secara harian dan rata-rata sebesar 1,5% per tahun dengan bagian
yang diperhitungkan untuk mendapat jasa giro sebesar 3% dari DPK. Untuk mendukung
pemberian jasa giro atas GWM kepada BUK, BUS, dan UUS, dilakukan perubahan kedua atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/3/PBI/2018 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah
dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha
Syariah.
 
II.    Substansi Pengaturan
Perubahan pengaturan dalam PBI ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Perubahan pasal 10 yang meliputi:
1)      Pemberian kewenangan Bank Indonesia untuk memberikan jasa giro kepada
BUK.
2)      Pengaturan lebih lanjut mengenai  besaran bagian tertentu dari pemenuhan
kewajiban GWM dalam Rupiah yang diberikan jasa giro, tingkat suku bunga jasa
giro, dan tata cara pemberian jasa giro dalam PADG.
b. Penambahan ayat pada pasal 11 tentang pengaturan bahwa penempatan GWM bagi BUS
dan UUS menggunakan prinsip wadi’ah yad amanah khusus.
c. Perubahan pasal 21 yang meliputi:
1)      Pemberian kewenangan Bank Indonesia untuk memberikan insentif GWM
berupa pemberian (‘athaya) sesuai prinsip syariah kepada BUS dan UUS.
2)      Pemberian insentif GWM berupa pemberian (‘athaya) sesuai prinsip syariah
kepada BUS dan UUS diberikan secara sukarela oleh Bank Indonesia.
3)      Pengaturan  lebih lanjut tentang pemberian insentif GWM berupa pemberian
(‘athaya) dalam PADG.
05-10-2020 Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 22/30/PADG/2020 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21/22/PADG/2019 tentang
Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank
Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah

05-10-2020 Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 22/29/PADG/2020 tentang


Perubahan Kedua atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/15/PADG/2018 tentang
Penyelenggaraan Setelmen Dana Seketika Melalui Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross
Settlement

05-10-2020 Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 22/28/PADG/2020 tentang


Perubahan Kedua atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/4/PADG/2018 tentang
Penyelenggaraan Penatausahaan Surat Berharga Melalui Bank Indonesia-Scripless Securities
Settlement System

05-10-2020 Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 22/27/PADG/2020 tentang


Perubahan Kedua atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/2/PADG/2018 tentang
Tata Cara Penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari

01-10-2020 Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/18/PBI/2020 tentang Perubahan Keempat


atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/18/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Transaksi,
Penatausahaan Surat Berharga, dan Setelmen Dana Seketika

Anda mungkin juga menyukai