Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

AUDIT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


ATAS PELATIHAN KARYAWAN
PT Indojewel
(Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Audit Manajemen yang diampu
oleh Bapak Dr. Abdul Pattawe, SE., M.Si., Ak )

Disusun Oleh:
Nama : Nur Avni Syamsuddin
Stambuk : C30118004
Kelas : Akuntansi 1

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
Palu, 13 Maret 2021
No : 013/KAP/IV/2021
Lampiran : 3 Eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada
Yth. Direktur Utama PT. Indojewel
Di Palu
Kami telah melakukan audit atas Pelatihan Karyawan pada PT. Indojewel
untuk periode tahun 2007/2008. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan
pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak
memberikan pendapat atas laporan HRD tersebut. Audit kami hanya mencakup
bidang Pelatihan Karyawan yang dilaksanakan (terjadi pada) PT. Indojewel. Audit
tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna)
dan efektivitas (hasil guna). Pelatihan Karyawan yang dilakukan dan memberikan
saran atas kelemahan yang ditemukan selama audit, hingga diharapkan di masa yang
akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat
beroperasi dengan lebih ekonomis, efeisien dan efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab III : Ruang Lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit kami telah memeroleh banyak bantuan, dukungan
dan kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang
berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.

KAP & Management Consultant


Rawiatmaja & Partner

Tn. Kris Palguna

1
BAB I
INFORMASI LATAR BELAKANG

PT. Indojewel bergerak di bidang produksi perhiasan berbahan dasar mutiara


dan emas. Mutiara yang digunakan adalah hasil pembudidayaan sendiri yang
terintegrasi dalam rencana bisnis perusahaan, sedangkan emas diperoleh dari dalam
negeri. Desain produk sudah cukup dikenal di pasar, merupakan hasil pengembangan
bagian litbang perusahaan yang dipimpin oleh tenaga ahli di bidangnya.
Perusahaan mempekerjakan 1.500 karyawan tetap dan sekitar 750 karyawan
kontrak yang dipekerjakan terutama sebagai staf produksi di divisi budidaya mutiara
dan cleaning service di seluruh divisi perusahaan, dengan peghasilan rata-rata sebesar
250% dari UMK yang ditetapkan pemerintah.
Perusahaan menerapkan teknologi maju dalam produksi perhiasan dengan
investasi sebesar Rp1,75 triliun untuk membeli peranti keras dan Rp500 miliar untuk
membeli peranti lunak termasuk sistem informasi, yang mengintegrasikan seluruh
divisi ke dalam satu rangkaian operasi dan sistem pelaporan.
Pelatihan karyawan bersifat situasional, sesuai dengan permintaan manajer
lini dan sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Susunan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Tn. Kevin Suparno
Direktur Akuntansi dan Keuangan : Tn. Cecep Mulyadi
Direktur Pemasaran : Nn. Sandra Gultom
Direktur Produksi : Tn. Steve Handayana
Manager SDM : Tn. Syam Nugroho

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk:


1. Menilai prosedur Pelatihan Karyawan yang dilakukan Perusahaan.
2. Menilai ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas Pelatihan Karyawan yang telah
dilaksanakan.
3. Memberi berbagai saran atas kelemahan dalam pelaksanaan Pelatihan Karyawan
yang ditemukan

2
BAB II
KESIMPULAN AUDIT

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami
lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut
Kondisi :
1. Mesin baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya,
tetapi untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakannya sesuai
dengan standar manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan
mempraktikkannya dilokasi mesin tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan
yang dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk
tersebut. Konfirmasi kepada manajer SDM diperoleh informasi tidak tersedia
cukup dana untuk melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan.
2. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program
pelatihan berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu
singkat tanpa melalui suatu identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan karyawan.
3. Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu
tahun dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya
pelatihan didasarkan pada laba bersih setelah pajak tahun 2007 yang mencapai
sebesar 650,75 miliar.
4. Terjadi penurunan produk gagal sebesar 18% dibanding sebesar 20% pada tahun
lalu (penurunan produk gagal hanya 2% saja).
5. Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak ada
dokumen atau catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil
pelatihan yang telah dilakukan.
6. Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti
pelatihan tahun 2008 diperoleh temuan sebagai berikut:
a. Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan
kebutuhannya untuk meningkatkan keterampilan.

3
b. Sebesar 12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi
pelatihan yang diberikan.
c. Hanya sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti
pelatihan.
d. Sebesar 80% peserta menjawab bahwa waktu pelatihan terlalu singkat dan
tidak cukup waktu bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan
dalam pelatihan tersebut.
7. Sebanyak 40% kegagalan produk terjadi dalam proses produksi, 35% pada proses
pengepakan, dan 25% pada proses penggudangan dari keseluruhan biaya
kegagalan produk yang terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 825,25 juta.
8. Pengembalian produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar
7,5% dari total penjualan Rp 7,5 triliun.

Kriteria:
1. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan secara jelas dan
disosialisasikan keseluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk:
a. Meningkatkan keterampilan karyawan.
b. Menurunkan kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5%.
c. Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya.
d. Menurunkan kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan motivasi kerja
dan kebanggaan karyawan terhadap pekerjaannya.
2. Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik
bersama dengan penyusunan anggaran perusahaan.
3. Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan
pelatihan sebelum program ditetapkan. Identifikasi meliputi:
a. Penentuan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga
mampu berkontribusi maksimal kepada perusahaan.
b. Melakukan penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan
yang tepat.
c. Melakukan penilaian terhadap pelatihan yang telah dilakukan untuk
mendapatkan umpan balik bagi perbaikan pelatihan berikutnya.

4
d. Melakukan benchmarking pada industri yang sama yang lebih berhasil dalam
mengelola program pelatihan dan pengembangan.
4. Pengelolaan pelatihan karyawan harus didukung anggaran yang memadai.
5. Laporan biaya kualitas harus terdokumentasi untuk menyediakan informasi
sebagai umpan balik dalam meningktkan kualitas proses dan produk yang
dihasilkan.

Penyebab :
1. Pelatihan yang dilakukan merupakan pelatihan klasik yang dilaksanakan di
dalam kelas untuk memahami petunjuk (manual), padahal untuk memahami buku
pedoman serta dapat menggunakannya sesuai dengan standar manual perlu
dilakukan secara mendalam terhadap pelatihan pengoperasian mesin melalui
praktik.
2. Dana SDM tidak mencukupi untuk melanjutkan pelatihan staf hingga praktik
lapangan secara mendalam terkait mesin baru.
3. Rencana pelatihan baru dibuat jika ada yang membutuhkan pelatihan.
4. Tidak adanya dokumentasi dan review atas penilaian efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan pelatihan.
5. Tidak ada penilaian formal atas keberhasilan pelatihan yang dilakukan
6. Waktu pelatihan yang terlalu singkat sehingga tidak cukup waktu untuk
memahami materi dalam pelatihan.

Akibat :
1. Banyak karyawan yang tidak menguasai saat menggunakan mesin baru
perusahaan.
2. Tidak ada dokumen / catatan yang tersedia untuk mengevaluasi hasil pelatihan
yang telah dilaksanakan.
3. Tidak ada catatan mengenai biaya yang digunakan dalam perbaikan proses
produksi dan kualitas prodak. Sehingga tidak ada umpan balik untuk peningkatan
kualitas produk.
4. Banyak material yang terbuang percuma karena rusak dalam prosesnya.

5
5. Menciptakan banyak produk gagal.
6. Meningkatkan pengemblian produk dari pelanggan.
7. Biaya produksi terbuang percuma, sehingga merugikan perusahaan.
8. Banyak produk yang diproses kembali karena tidak memenuhi standar.

Pejabat Yang Bertanggung Jawab:


1. Direktur produksi
2. Direktur Akuntasi & Keuangan
3. Manajer Sumber Daya Manusia

6
BAB III
REKOMENDASI

Hasil audit yag dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi
perhatian manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan utama adalah:
1. Kelemahan yang terjadi pada program pelatihan karyawan yang tidak terencana
dengan baik, dan karyawan kurang terlatih dalam penggunaan mesin baru.
2. Kelemahan yang terjadi pada proses pencatatan laporan hasil pelatihan karyawan.

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai


koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki
kelemahan tersebut.

Rekomendasi:
1. Perusahaan harus membuat rencana pelatihan karyawan secara periodik dan
meningkatkan anggaran untuk mendukung manajemen pelatihan karyawan
2. Perusahaan harus mengidentifikasi mengenai jenis dan bentuk keterampilan
dalam pelatihan yang dibutuhkan karyawan.
3. Perusahaan harus mengevaluasi pelatihan karyawan untuk perbaikan, dan
benchmarking industri serupa yang lebih berhasil dalam mengelola program
pelatihan karyawan
4. Perusahaan harus mendokumentasikan catatan laporan biaya mutu untuk
memberikan informasi sebagai umpan balik dalam perbaikan proses dan mutu
produk yang dihasilkan.
5. Pelatihan intensif dan terencana harus dilakukan oleh karyawan untuk
memanfaatkan sumber daya secara efektif dalam proses produksi yang gagal.
6. Produksi sedikit terlebih dahulu sampai karyawan menguasai mesin baru, agar
tidak menyia-nyiakan sumber daya.

7
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada
manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan
terjadi akibat yang lebih buruk pada Pelatihan Karyawan di masa yang akan datang.

8
DAFTAR RINGKASAN TEMUAN & REKOMENDASI

Nama Perusahaan : PT INDOJEWEL Periode Audit :


Daftar : Temuan dan Rekomendasi 2007/2008

No. Kondisi Kriteria Penyebab Akibat Rekomendasi

1. Pelatihan Pelatihan seharusnya Dana yang dianggarkan  karyawan kurang  Pelatihan intensif dan terencana
dilakukan dilakukan secara tidak mencukupi untuk menguasai mesin harus dilakukan oleh karyawan
secara kelasik intensif baik di dalam sampai ke praktik baru perusahaan. untuk memanfaatkan sumber
di kelas untuk kelas maupun lapangan.  Produksi yang daya secara efektif dalam proses
memahami dilokasi mesin tidak maksimal produksi yang gagal dengan cara:
petunjuk dioperasikan. menyebabkan - Membuat tim yang terdiri dari
kegagalan prodak bebrapa karyawan untuk
(manual)
mencapai dijadikan sebagai perwakilan
tersebut. dalam pelatihan pengoperasian
Rp825,25 juta
mesin baru baik yang
dilakuakn di dalam kelas
maupun di lapangan.
- Pilih karyawan yang cekatan
dan mudah memahami untuk
ikut pelatihan
- Tutor yang dipanggil harus
berpengalaman dan menguasai
penggunaan mesin baru.

9
No. Kondisi Kriteria Penyebab Akibat Rekomendasi

2. Program  Pelatihan karyawan  Rencana pelatihan baru  Karyawan  Perusahaan harus membuat
platihan dan rencana mengeluh tentang rencana pelatihan karyawan secara
dibuat jika ada yang
tergantung pengembangan waktu pelatihan periodik. (setahun 2 kali)
membutuhkan
permintaan harus dirumuskan yang tidak cukup.  waktu pelatihan harus lebih lama
manajer lini secara periodik dan pelatihan.  Hanya 35% materi lagi kurang lebih 2 minggu.
(situasional) teratur. pelatihan yang  Perusahaan harus mengidentifikasi
 Waktu pelatihan yang
tanpa adanya  Program pelatihan memenuhi
identifikasi atas singkat. mengenai jenis dan bentuk
disusun kebutuhan
pelatihan yang berdasarkan hasil  Pelatihan dilakukan karyawan. keterampilan dalam pelatihan yang
dibutuhkan. identifikasi  Hanya sebesar dibutuhkan karyawan.
kebutuhan
tanpa identifikasi
12,5% metode
pelatihan. khusus mengenai platihan yang sesuai
pelatihan yang dengan materi
pelatihan yang
dibutuhkan karyawan. diberikan.
 Setelah mengikuti
pelatihan hanya
35% keterampilan
yang ditingkatkan.
3. Tidak ada  Perusahaan harus  Tidak ada ketentuan  Manajemen tidak  Panitia pelatihan karyawan harus
dokumentasi memiliki laporan untuk membuat laporan memiliki catatan hasil menyusun laporan pertanggung
yang bisa hasil pelatihan hasil pelatihan karyawan. pelatihan karyawan jawaban atas pelatihan yang
dipertanggung karyawan sebagai  Manajemen tidak  Manajemen tidak dapat dilakukan.
jawabkan atas bahan evaluasi meminta laporan melacak kemajuan  Manajemen harus meminta laporan
evaluasi hasil untuk mendapatkan

10
No. Kondisi Kriteria Penyebab Akibat Rekomendasi

pelatihan umpan balik untuk pertanggung jawaban. karyawan setelah pertanggungjawaban atas pelatihan
perbaikan pelatihan pelatihan karyawan kepada tim pelatih.
selanjutnya.  Manajemen merumuskan aturan
untuk tim panitia pelatihan karyawan
dan para karyawan yang ikut serta
dalam pelatihan untuk memberikan
laporan hasil pelatihan dan laporan
pengembangan sebelum dan sesudah
pelatihan
 Perusahaan harus
mendokumentasikan catatan laporan
biaya mutu untuk memberikan
informasi sebagai umpan balik
dalam perbaikan proses dan mutu
produk yang dihasilkan.
4. Penurunan menurunkan  Karyawan tidak  Banyak material yang  Perusahaan harus mengevaluasi
produk gagal kegagalan produk sepenuhnya memahami terbuang percuma pelatihan karyawan untuk
18% sampai pada tingkat pengoperasian mesin karena rusak dalam perbaikan, dan benchmarking
dibandingkan 2,5% baru prosesnya. industri serupa yang lebih berhasil
20% tahun lalu.  Kegagalan pelatihan  Menciptakan banyak dalam mengelola program
produk gagal. pelatihan karyawan
 Meningkatkan  Produksi sedikit terlebih dahulu
pengemblian produk sampai karyawan menguasai mesin
baru, agar tidak menyia-nyiakan
dari pelanggan. sumber daya.

11
No. Kondisi Kriteria Penyebab Akibat Rekomendasi

 Biaya produksi
terbuang percuma,
sehingga merugikan
perusahaan.
 Banyak produk yang
diproses kembali
karena tidak memenuhi
standar.

12
13
BAB IV
RUANG LINGKUP AUDIT
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya
meliputi masalah Program Pelatihan Karyawan PT. Indojewel untuk periode tahun
2007/2008. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan Sistem Pengendalian
manajemen Program Pelatihan Karyawan, personalia yang bertugas dalam program
pelatihan karyawan, dan aktivitas Program Pelatihan Karyawan itu sendiri.

14

Anda mungkin juga menyukai