Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS BLOK ELEKTIF

FAKTOR PERUBAHAN PECANDU NAPZA MENJADI


PENGEDAR

Disusun oleh: Shabrina Radyaning W


NPM: 1102015220

Bidang Kepeminatan: Drug Abuse


Kelompok 2

Tutor: dr. Yusnita, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018/2019
FAKTOR PERUBAHAN PECANDU NAPZA MENJADI PENGEDAR
Shabrina Radyaning W1
Abstract
Background : NAPZA is an abbreviation from Narcotics, Alcohol, Psychotropics and other additives
substances involve organic or synthetic substances that if consume will induce changes in physical and
psychological functions also induce addiction. Drug abuse is the use of drugs or harmful substances
with the aim not for treatment and research and to be used without following the rules or the correct
dosage. From the addiction factor can be influential to economic factor so that the drug users can be a
drug dealer. The purpose of this case report is to know the change of drug user to drug dealer.
Objectives : The purpose of this case report is to aimed factor of drug user change to drug dealer and
the Islamic view.
Case review : Mr D, 22 years old has been in Drug Dependence Hospital (RSKO) for 4 months
because got caught after giving 3 kg Shabu. He is being a drug dealer to fulfill his need of drug
addiction and want to get big profit.
Discussion : from economic factor, big profit from drugs business causing more widespread business
in this country. Besides the profit factor, difficult factor of finding job and consumptive life style also
the cause someone being a drug dealer and drug user.
Conclusion : Amount of drug user that increasing every year causing the drug demand also increasing.
Make the drug users also want being a drug dealer.
Keyword : drug abuse, drug dealer, NAPZA.
1
Student, Faculty of Medicine YARSI University

Abstrak
Latar belakang : NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan zat aditif
lainnya meliputi zat alami maupun sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan perubahan fungsi fisik
dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan. Penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba adalah
pemakain obat-obatan atau zat-zat berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan penelitian
serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. Dari faktor kecanduan dapat
berpengaruh pada faktor ekonomi sehingga seorang pecandu dapat beralih menjadi pengedar. Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perubahan pecandu menjadi pengedar NAPZA.
Tujuan : Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk membahas faktor perubahan pecandu NAPZA
menjadi pengedar NAPZA dan pandangannya menurut Islam.
Tinjauan kasus : Tuan D, 22 tahun berada di Rumah Sakit Ketergantungan Obat selama 4 bulan
dikarenakan tertangkap setelah memberikan 3kg Shabu. Dia menjadi pengedar NAPZA untuk
memenuhi kebutuhannya terhadap kecanduan NAPZA dan ingin mendapatkan keuntungan yang besar.
Diskusi : Dari faktor ekonomi, keuntungan yang berlipat dari bisnis narkoba menyebabkan semakin
maraknya bisnis ini di negeri kita. Di samping faktor keuntungan, faktor sulitnya mendapatkan
pekerjaan dan gaya hidup yang serba konsumtif juga merupakan faktor penyebab yang mendorong
seseorang menjadi pengedar narkoba dan atau sekaligus sebagai pengguna.
Kesimpulan : Jumlah pengguna yang semakin meningkat setiap tahunnya, menyebabkan permintaan
NAPZA juga meningkat. Sehingga membuat rata-rata pecandu juga ingin menjadi pengedar.
Kata Kunci : Drug abuse, drug dealer, NAPZA, pengedar, Islam.
1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

1
PENDAHULUAN
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan zat aditif
lainnya meliputi zat alami maupun sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan
perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan. (BNN
RI,2017)
Penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba adalah pemakain obat-obatan
atau zat-zat berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan penelitian serta
digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. (BNN-RI Advokasi
pencegahan penggunaan narkoba, 2009). Indonesia dalam kondisi gawat narkoba.
Diperkirakan jumlah penyalahgunaan narkoba sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta
orang atau sekitar 2,10% sampai 2,25% dari total seluruh penduduk Indonesia yang
beresiko terpapar narkoba di tahun 2014. Peredaran narkoba semakin marak dengan
modus dan teknologi baru (BNN RI, 2017).
Terdapat dua faktor secara keseluruhan yaitu faktor internal dan eksternal
yang mendorong seseorang untuk menjadi pecandu NAPZA. Seperti faktor rasa
keingintahuan, ingin mendapatkan rasa senang ataupun lingkungan sekitar yang tidak
peduli dengan kasus seperti ini. Dari faktor kecanduan tersebut bisa berpengaruh pada
faktor ekonomi sehingga si pecandu dapat beralih menjadi pengedar. (Maudy Pritha,
2017). Berlakunya hukum pasar “supply and demand” atau dengan kata lain selama
pemakai dan pembeli masih ada maka penjual selalu ada termasuk dalam salah satu
faktor pengedaran narkoba. Selain itu faktor ekonomi juga menjadi faktor seseorang
menjadi pengedar didorong oleh ekonomi yang rendah. (Budi Setioko, 2009).
Para ulama menyatakan bahwa hukuman para produsen dan pengedar narkoba
yang menyebabkan kerusakan besar bagi agama bangsa dan negara khususnya
generasi muda yang menjadi tulangpunggung bagi kehidupan bangsa adalah hukuman
mati. (Hukum mati produsen dan pengedar narkoba dalam Islam, 2010)

Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk membahas faktor perubahan pecandu
NAPZA menjadi pengedar dan pandangannya menurut Islam.

2
PRESENTASI KASUS
Tn. D berumur 22 tahun, belum menikah. Pendidikan terakhir Tn. D STM
Budi Utomo. Bertempat tinggal di daerah Matraman. Tn D adalah anak kedua dari
empat bersaudara dengan kedua orang tuanya telah bercerai sejak kelas 3 SMP. Ayah
kandung bekerja di Pelayaran Haliburton dan Ibu sebagai manajer asuransi. Sang ibu
menikah lagi namun Tn. D mengaku tidak memiliki masalah dengan keluarganya.
Ayah Tn D memiliki riwayat sebagai seorang pemabuk, karena melihat sang ayah, ia
mulai mencoba minuman beralkohol saat kelas 1 SMP. Menurut keterangan dari Tn
D, tidak ada tindak kekerasan dalam keluarganya.
Tn D mengaku mulai mengenal NAPZA pada tahun 2009 karena rasa
penasaran melihat temannya yang memakai NAPZA serta lingkungan sekitarnya
yang memang mengonsumsi NAPZA. Zat yang pertama ia pakai adalah putaw. Efek
awal yang ia rasakan adalah rasa tenang, bertahan selama 6-8 jam dan jika efek hilang
ia akan merasakan sakaw. Untuk memenuhi kebutuhannya ia sampai menggadaikan
mobilnya. Setelah ia mencoba putaw, ia mulai mencoba zat lain seperti sabu, obat
depresan (reclona), dumolid, alprazolam, ganja, kokain dan heroin. Ia mendapatkan
barang barang tersebut dari pengedar di daerah Sunter dan untuk obat-obatan ia
dapatkan dari temannya yang bekerja dibidang farmasi. Ia jarang memakai hanya satu
zat dan pernah mengalami overdosis dua kali.
Didasari karena pengeluaran yang besar untuk memenuhi kecanduannya, ia
memutuskan untuk menjadi pengedar NAPZA. Ia masuk dalam rehabilitasi RSKO
(Rumah Sakit Ketergantungan Obat) karena tertangkap setelah memberikan sabu
sebanyak tiga kilogram kepada pembeli. Sebelum masuk ke rehabilitasi, ia ditahan di
lapas Cipinang selama 9 bulan. Sebelum tertangkap ia mengaku sudah mencoba
untuk berhenti memakai selama 2 bulan namun masih menjadi pengedar. Tn D
pernah melakukan tindak criminal yaitu pembunuhan berencana karena kasus bully,
pasal berlapis pembunuhan berencana dan narkotika dan yang terakhir karena
pengedaran narkoba.

3
Tn D mengaku sulit berhenti dari aktivitasnya menjadi pengedar NAPZA
bukan karena diancam tapi karena rasa kekeluargaan yang ia dapatkan antar sesama
pengedar dan bosnya. Alasan lainnya yang Tn D kemukakan yaitu mudahnya
aparatur negara disuap untuk meringankan hukumannya setiap kali ia ditangkap, dan
mudahnya akses berjualan di lapas sekalipun. Tn D juga mengakui bahwa ia bahagia
mendapatkan penghasilan yang mencapai 100 juta/bulan karena dapat ia gunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan disedekahkan sebanyak 2,5% kepada
fakir miskin. Tn D memberikan pernyataan bahwa sebagus apapun rehabilitasi yang
diberikan jika dari diri seorang pecandu itu tidak ingin berhenti maka ia akan kembali
lagi menjadi pengguna.
DISKUSI
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan zat aditif
lainnya meliputi zat alami maupun sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan
perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan.
Sesuai dengan Undang-Undang Narkoba Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, Narkoba dibagi 18 dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat
adiktif lainnya.
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo (1986) bahwa pengertian narkotika
adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang
menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh.” Pengaruh tersebut
bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang
diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi
pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
2. Psikotropika
Psikotopika (Soerdjono Dirjosisworo: 1986) adalah zat atau obat bukan
narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif

4
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada 19 aktivitas normal dan perilaku.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang
dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah:
a. Rokok
b. Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan.
c. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat,
bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008)
Penyalahgunaan zat atau bahan lainnya (NAPZA) yaitu penggunaan zat atau
obat yang dapat menyebabkan ketergantungan dan efek non-terapeutik atau non-
medis pada individu sendiri sehingga menimbulkan masalah pada kesehatan fisik dan
atau mental, atau kesejahteraan orang lain. Dalam kondisi yang cukup wajar atau
sesuai dosis yang dianjurkan dalam dunia kedokteran saja maka penggunaan narkoba
secara terus-menerus akan mengakibatkan ketergantungan, depedensi, adiksi atau
kecanduan. Penyalahgunaan narkoba juga berpengaruh pada tubuh dan mental-
emosional para pemakaianya. Jika semakin sering dikonsumsi, apalagi dalam jumlah
berlebih maka akan merusak kesehatan tubuh, kejiwaan dan fungsi sosial di dalam
masyarakat. (Dedi Afandi, 2009)
Masalah penyalahgunaan obat (terutama narkotika, psikotropika, dan zat aditif
lainnya) merupakan masalah yang sangat kompleks dan memerlukan upaya
penanggulangan secara komperhensif dengan melibatkan kerjasama multidisipliner,
multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktifyang dilaksanakan secara
berkesinambungan, konsekuen dan konsisten. (Dedi Afandi, 2009)
Pengaruh negatif dari penyalahgunaan Narkoba juga mengakibatkan terhadap
tindakan agresif yang dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa, seperti berkelahi,
bermasalah dengan guru, mencuri atau menjual barang orang lain, merusak barang,

5
berurusan dengan polisi, dan menjadi pengedar Narkoba. (Hasil Penelitian BNN,
2011)
Berikut adalah tabel distribusi Napi dan Tahanan Narkoba di Indonesia tahun
2014.

Sumber: SMS Laporan dan SDP, Ditjenpas Kementerian Hukum dan HAM
Dalam kasus ini faktor penyebab Tn D menggunakan NAPZA antara lain
karena kepribadian Tn D yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mudahnya
terpengaruh oleh lingkungan sekitar seperti teman-temannya di sekolah yang juga
pengguna NAPZA. Kemudian faktor yang memicu Tn D untuk menjadi seorang
pengedar adalah karena kebutuhan NAPZA nya yang tinggi serta perekonomiannya
yang semakin lama berkurang sehingga muncul keinginan untuk memenuhi
kebutuhannya serta keuntungannya yang melimpah.
Dari faktor ekonomi, keuntungan yang berlipat dari bisnis narkoba
menyebabkan semakin maraknya bisnis ini di negeri kita. Dalam satu hari seorang
pengedar bisa mendapatkan uang yang sangat banyak karena harga narkoba itu
mahal. Di samping faktor keuntungan, faktor sulitnya mendapatkan pekerjaan dan
gaya hidup yang serba konsumtif juga merupakan faktor penyebab yang mendorong

6
seseorang menjadi pengedar narkoba dan atau sekaligus sebagai pengguna. (Buletin
NAPZA, 2018).
Modus untuk kalangan pemakai pemula, para bandar dan pengedar tidak
mematok harga, namun dilakukan dengan cara pemberian secara gratis sampai si
korban menjadi ketergantungan, dan setelah si korban ketergantungan saat itulah
keberhasilan bandar untuk mencari pangsa pasar baru. Kaum remaja menjadi salah
satu kelompok yang rentan terhadap penyalahgunaan Narkoba, karena selain
memiliki sifat dinamis, energik, selalu ingin tahu. Mereka juga mudah putus asa dan
mudah dipengaruhi oleh pengedar yang berakibat jatuh pada masalah penyalahgunaan
Narkoba. (Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional, 2017).
Berikut data modus penyelundupan NPP atau NAPZA di Indonesia.

Media Keuangan Transparansi Informasi Kebijakan Fiskal

7
Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam
keadaan darurat.

Pendapat ulama fiqih :


Bahwa menyalahgunakan pemakaian al-mukhaddirat (macam-macam bius)
hukumnya haram. Ulama-ulama Islam dalam hal ini sependapat.
Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba :
Allah Ta’ala berfirman,

‫َواَل تُ ْلقُوا بِأ َ ْي ِدي ُك ْم إِلَى التَّ ْهلُ َك ِة‬


“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al
Baqarah: 195).

َ ُ‫َواَل ت َۡقتُلُ ٓو ْا أَنف‬


َ ‫س ُكمۡۚ إِنَّ ٱهَّلل َ َك‬
‫ان بِ ُكمۡ َر ِح ٗيما‬
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa: 29).

Hukuman bagi produsen dan pengedar narkoba


Para ulama menyatakan bahwa hukuman para produsen dan pengedar narkoba
yang menyebabkan kerusakan besar bagi agama bangsa dan negara khususnya
generasi muda yang menjadi tulangpunggung bagi kehidupan bangsa adalah hukuman
mati.

8
Dalil-dalilnya adalah :
Pertama: Firman Allah :

ْ‫ض فَ َسادًا أَ ْن يُقَتَّلُوا أَو‬


ِ ْ‫اربُونَ هَّللا َ َو َرسُولَهُ َويَ ْس َعوْ نَ فِي اأْل َر‬ ِ ‫إِنَّ َما َجزَا ُء الَّ ِذينَ ي َُح‬
ٌ ‫ك لَهُ ْم ِخ ْز‬
‫ي فِي‬ َ ِ‫ض َذل‬ِ ْ‫ف أَوْ يُ ْنفَوْ ا ِمنَ اأْل َر‬
ٍ ‫صلَّبُوا أَوْ تُقَطَّ َع أَ ْي ِدي ِه ْم َوأَرْ ُجلُهُ ْم ِم ْن ِخاَل‬
َ ُ‫ي‬
ِ ‫ال ُّد ْنيَا َولَهُ ْم فِي اآْل ِخ َر ِة َع َذابٌ ع‬
‫َظي ٌم‬
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan
Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau
disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang
dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikianitu (sebagai) suatu penghinaan
untuk mereka di dunia, dan di akhiratmerekaberolehsiksaan yang besar. “ (QS: al-
Maidah : 33 )
Ayat di atas menunjukkan bahwa yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta
membuat kerusakan di muka bumi salah satu hukumannya adalah dibunuh.
Memproduksi dan mengedarkan narkoba serta menyelendupkannya di suatu negara
akan membuat kerusakan yang sangat besar kepada generasi bangsa tersebut. Dan
perbuatan seperti merupakan salah satu bentuk memerangi ajaran Allah dan Rasul-
Nya, maka hukumannya adalah dibunuh berdasarkan ayat di atas.

Kedua: Hadist ‘Urainiyin yang datang ke kota Madinah,

‫صلَّى‬ َ ‫ك قَالَقَ ِد َم أُنَاسٌ ِم ْن ُع ْك ٍل أَوْ ُع َر ْينَةَ فَاجْ ت ََووْ ا ْال َم ِدينَةَ فَأ َ َم َرهُ ْم النَّبِ ُّي‬ٍ ِ‫َس ب ِْن َمال‬ ِ ‫ع َْن أَن‬
‫صحُّ وا قَتَلُ””وا َرا ِع َي‬ َ ‫طلَقُوا فَلَ َّما‬ َ ‫اح َوأَ ْن يَ ْش َربُوا ِم ْن أَ ْب َوالِهَا َوأَ ْلبَانِهَا فَا ْن‬
ٍ َ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِلِق‬
‫آثَار ِه ْم‬
ِ ‫ث فِي‬ ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوا ْستَاقُوا النَّ َع َم فَ َجا َء ْال َخبَ ُر فِي أَ َّو ِل النَّه‬
َ ‫ار فَبَ َع‬ َ ‫النَّبِ ِّي‬
‫ت أَ ْعيُنُهُ ْم َوأُ ْلقُ””وا فِي‬ْ ‫فَلَ َّما ارْ تَفَ َع النَّهَا ُر ِجي َء بِ ِه ْم فَأ َ َم َر فَقَطَ َع أَ ْي” ِديَهُ ْم َوأَرْ ُجلَهُ ْم َو ُس” ِم َر‬
َ‫ْال َح َّر ِة يَ ْستَ ْسقُونَ فَاَل يُ ْسقَوْ ن‬
Dari Anas bin Malik berkata, “Beberapa orang dari ‘Ukl atau ‘Urainah datang ke
Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun
sakit. Beliau lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air

9
kencing dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat),
ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam dan membawa unta-untanya. Kemudian berita itu pun sampai kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam menjelang siang. Maka beliau mengutus rombongan
untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang
dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum, maka
tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke
pada pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi.” (HR: Bukhari dan
Muslim )
Hadist di atas menunjukkan bahwa rombongan yang datang ke kota Madinah
telah membuat kerusakan di muka bumi ini  dengan membunuh dan merampok, maka
hukumannya dipotong kaki dan tangan mereka dan dicongkel mata mereka, serta
dibuang di padang pasir, yang pada akhirnya mereka akan mati. Produsen dan
pengedar narkoba termasuk yang membuat kerusakan, maka hukumannya adalah
dibunuh jika dampak kerusakannya sangat besar.
SIMPULAN
Masalah penyalahgunaan obat (terutama narkotika, psikotropika, dan zat aditif
lainnya) merupakan masalah yang sangat kompleks. Di Indonesia saat ini sedang
dalam kondisi gawat narkoba. Dengan jumlah pengguna yang semakin meningkat
setiap tahunnya, menyebabkan permintaan NAPZA juga meningkat. Dari sinilah rata
- rata pecandu tertarik untuk menjadi pengedar, karena selain keuntungannya yang
menggiurkan, ia juga dapat memenuhi kebutuhan NAPZA nya yang tidak terkendali
tanpa harus memikirkan perekonomiannya. Serupa dengan Tn. D dalam kasus ini
menjadi pengedar NAPZA untuk memenuhi kebutuhan NAPZA nya
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta dan
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah membantu dalam proses
pembuatan laporan kasus ini.

10
DAFTAR PUSTAKA
Afandi Dedi, Chandra Fifia 2009. Tingkat Penyalahgunaan Obat dan Faktor Risiko di
Kalangan Siswa Sekolah Menengah Umum.

Al-Qur’an dan terjemahannya 2006, Departemen Agama Republik Indonesia, Pustaka


Agung Harapan.

BNN RI. 2012. Hasil Penelitian BNN tentang Survei Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok
Pekerja di 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2012. BNN. viewed 18 November
2018, dari
http://www.bnn.go.id/_multimedia/document/20160713/hasil_lit_bnn_2012.pdf.
Buletin NAPZA 2014, viewed 18 November 2018, Avalaible at :
http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/buletin/buletin-napza.pdf

Fatwa MUI viewed 18 November 2018, available at :


http://halalmui.org/images/stories/Fatwa/narkotika.pdf

Jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap


Narkoba (P4GN), 2015. Badan Narkotika Nasional, viewed 18 November
2018, Avalaible at :
http://www.bnn.go.id/_multimedia/document/20160713/ringkasan_jurnal_data
_p4gn_2015_edisi_2016.pdf

Hukum mati produsen dan pengedar narkoba dalam Islam, viewed 18 November
2018, available at : https://www.hidayatullah.com/konsultasi/fikih-
kontemporer/read/2015/04/24/68740/hukuman-mati-produsen-dan-pengedar-
narkoba-dalam-islam-1.html

11
Hasil Penelitian BNN 2011, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.

Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017, viewed 18 November 2018,
dari http://www.bnn.go.id/_multimedia/document/20180309/lkip_bnn_2017-
20180309131109.pdf

Maudy Pritha, Humaedi Sahadi 2017. Penyalagunaan Narkoba di Kalangan Remaja


(Adolescent Substance Abuse). Universitas Padjajaran.

Setioko Budi. 2009. Faktor Penyebab Pengedaran Narkoba di Indonesia dilihat dari
Aspek Sosiologi Hukum.

12

Anda mungkin juga menyukai