Anda di halaman 1dari 21

BAHASA JURNALISTIK 2

Mata kuliah Dasar-dasar Jurnalistik


Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Trunojoyo Madura

Qoniah Nur Wijayani, S.I.Kom., M.I.Kom


Bahasa yg Hemat Kata

Bahasa yang hemat kata bisa dilihat dari


dua hal berikut :
a. Penanggalan Kata Mubadzir
b. Hemat Kata secara Gramatikal
a. Penanggalan kata mubadzir

Mubadzir adalah kata-kata yg


apabila tidak dipakai tidak akan
mengganggu kelancaran
komunikasi
a. Penanggalan kata mubadzir
Penulisan berita yang tepat dalam penggunaan kata agar tidak
mubadzir ada 11 point :
1. Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun
2. Konjungsi Bahwa
3. Konjungsi Adalah, Ialah, Yaitu, Yakni dan Merupakan
4. Konjungsi Untuk, Guna dan Bagi
5. Kata Telah Sedang dan Akan
6. Kata Dari dan Daripada
7. Kata Bentuk Bilangan
8. Kata Dimana, Dari Mana, Yang Mana, Hal Mana, Apa, dan Kepada
Siapa
9. Kata Penanda Jamak dan Bentuk Ulang
10. Kata Mengenai, Tentang, dan Perihal
11. Kata Hipermini dan Hiponimi
1. Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun

Contoh :
(1) Rapat akan diadakan pada hari Jum’at tanggal 22 bulan Januari
tahun 2010
(2) Rapat akan diadakan Jum’at 22 Januari 2010 (Revisi)

Contoh :
(1) Sidang Pansus dimulai pukul 08.30 pagi dan berakhir pukul 17.30
sore
(2) Sidang Pansus dimulai 08.30 dan berakhir 17.30 (Revisi)
2. Konjungsi Bahwa

Contoh “
(1) Kami Sudah tahu bahwa mereka akan menikah bulan depan
(2) Kami sudah tahu, mereka akan menikah bulan depan (Revisi dg
tanda koma)

Contoh :
(1) Bahwa anggota DPR itu terlibat kasus korupsi masyarakt umum
sudah tahu
(2) Masyarakat umum sudah tahu, anggota DPR itu terlibat kasus
korupsi (Revisi)
3. Konjungsi Adalah, Ialah, Yaitu,
Yakni dan Merupakan
Contoh :
(1) Dia adalah seorang guru SD di Jakarta
(2) Dia seorang guru SD di Jakarta (revisi) atau
(3) Dia adalah guru SD di Jakarta (revisi)

Contoh :
(1) Soekarno ialah presiden pertama Republik Indonesia dimakakan di
Blitar
(2) Soekarno, presiden pertama republik Indonesia, dimakamkan di
Blitar (Revisi dg menghilangkan dan mengganti dengan tanda
koma)
3. Konjungsi Adalah, Ialah, Yaitu,
Yakni dan Merupakan
Tidak semua konjungsi tersebut dapat dihilangkan jika konjungsi
merupakan point penting dari kalimat maka konjungsi harus tetap
disertakan
a. sbg pemisah Subjek Prediket
(1) Soekarno adalah presiden pertama Republik Idonesia
(2) Mereka yg berdebat sengit dalam siding kasus Bank Centuri di DPR ialah
Gayus Lumbuun dan Ruhut Sitompul
(3) Keberhasilan ini merupakann hasil kerja keras kami
b. Sbg unsur subjek prediket merupakan frase yang panjang
(1) Yang harus dipikirkan sekarang ini adalah bagaimana caranya
menyimpan uang dengan aman
(2) Kakeknya adalah seorang penghianat bangsa pada masa revolusi dulu
4. Konjungsi Untuk, Guna dan Bagi

Contoh :
(1) Ibu ke pasar untuk membeli beras
(2) Ibu ke pasar beli beras (Revisi)

Tidak semua konjungsi “Untuk, Guna dan Bagi” dapat dihilangkan jika
konjungsi merupakan point penting dari kalimat maka konjungsi harus
tetap disertakan
(1) Untuk meningkatkan mutu pendidikan guru-guru akan disertifikasi
5. Kata Telah Sedang dan Akan

Contoh :
(1) Kemarin Presiden telah meresmikan usaha peternakan lebah itu di
Bogor.
(2) Kemarin Presiden meresmikan usaha peternakan lebah itu di Bogor.
Tidak semua konjungsi “Telah Sedang dan Akan” dapat dihilangkan jika
konjungsi sudah jelas keberadaan waktunya baru boleh ditanggalkan,
namun jika belum jelas keberadaan waktunya tidak boleh ditanggalkan
Karena jika ditanggalkan akan membingungkan
(1) Sejumlah Stasiun Televisi telah menyiarkan berita itu
(2) Pansus angket Bank Century sedang memeriksa beberapa saksi ahli
(3) Polisi akan menindak semua pengendara sepeda motor yang tidak
memakai helm
6. Kata Dari dan Daripada

Contoh :
(1) Pidato dari Presiden minggu lalu tidak menyebut-nyebut masalah perubahan kabinet
(2) Pidato Presiden minggu lalu tidak menyebut-nyebut masalah perubhan kabinet (Revisi)
(3) Kapolsek menjelaskan sebab-sebab daripada kemacetan lalu lintas
(4) Kapolsek menjelaskan sebab-sebab kemacetan lalu lintas (Revisi)

Tidak semua konjungsi “Dari dan Daripada” dapat dihilangkan jika konjungsi merupakan point
penting dari kalimat maka konjungsi harus tetap disertakan
(1) Setiap pagi beliau berjalan kaki dari rumah ke kantor (tidak boleh dihilangkan karena
menjelaskan asal kedatangan)
(2) Daripada bermaian lebih baik kita belajar (tidak boleh dihilangkan karena menjlaskan
perbandingan )
7. Kata Bentuk Bilangan

Dalam Bahasa Indonesia lama dikenal bnayk sekali kata bantu bilangan
yaitu : orang, ekor, buah, pucuk, lembar, kaki, sisir, butir, biji, potong, iris,
suap, kerat, batang, bentuk, utas dan lain-lain. Lalu dalam
perkembangannya kata bantu bilangan itu banyak yg sdh tidak
digunakan lagi. Yang masih digunakan antara lain, hanyalah orang, ekor,
buah, biji dan lembar.
Contoh :
(1) Beliau orang kaya, mobilnya saja ada tiga buah.
(2) Beliau kaya, mobilnya saja ada tiga buah. (Revisi)
(3) Adik menulis dengan sebatang pensil
(4) Adik menulis dengan pensil (Revisi)
(5) Setiap pagi beliau makan telur ayam tiga butir
(6) Setiap pagi beliau makan telur ayam tiga biji (revisi)
7. Kata Bentuk Bilangan

Tidak semua “bentuk bilangan” dapat


dihilangkan jika merupakan point penting dari
kalimat maka harus tetap disertakan
(1) Dua orang Malaysia di Tanah Abang ditangkap
yang berwajib karena kedapatan membawa
sabu-sabu (kata orang tidak bisa dihilangkan)
8. Kata Dimana, Dari Mana, Yang Mana,
Hal Mana, Apa, dan Kpada Siapa
Contoh :
(1) Rumah di mana para tersangka teroris itu bersembunyi di gerebek polisi
(2) Rumah tempat para tersangka teroris itu bersembunyi di gerebek polisi (Revisi)
(3) Keadaan di Timika sangat gawat yang mana mengancam keselamatan banyak orang.
(4) Keadaan di Timika sangat gawat sehingga mengancam keselamatan banyak orang. (Revisi)
(5) Tawuran pelajar di kota-kota besar sudah meresahkan masyarakat, hal mana telah menjadi perhatian yang
berwajib
(6) Tawuran pelajar di kota-kota besar sudah meresahkan masyarakat, hal itu telah menjadi perhatian yang
berwajib (Revisi)
(7) Kata pejabat itu hasil kerjanya sudah sesuai dengan apa yang diharapkan rakyat banyak
(8) Kata pejabat itu hasil kerjanya sudah sesuai dengan yang diharapkan rakyatbanyak (revisi)
(9) Petugas kecamatan itu kepada siapa saya minta tolong tidak mau menolong kalua tidak diberi apa-apa
(10) Petugas kecamatan yang saya minta tolong tidak mau menolong kalau tidak diberi apa-apa (revisi)
9. Kata Penanda Jamak dan
Bentuk Ulang
Dalam Bahasa Indonesia ada yang menyatakan ‘jamak’ pluralis
seperti kata-kata semua, sebagian sejumlah, banyak, seluruh, sekalian,
para dan sebagian. Disamping itu ada pula bentuk ulang yang
berfungsi menyatakan ‘jamak’. Dalam masyarakat umum banyak
dijumpai kata jamak dan bentuk ulang digunakan bersama sekaligus.
Contoh :
(1) Banyak guru-guru yang belum lulus sertifikasi mempertanyakan
nasibnya
(2) Guru-guru yang belum lulus sertifikasi mempertanyakan nasibnya
(revisi) atau
(3) Banyak guru yang belum lulus sertifikasi mempertanyakan nasibnya
(revisi)
10. Kata Mengenai, Tentang, dan
Perihal
Contoh :
(1) Tokoh politik itu membicarakan mengenai
kebijakan pemerintah di bidang keuangan dan
ekonomi
(2) Tokoh politik itu membicarakan kebijakan
pemerintah di bidang keuangan dan ekonomi
(revisi)
11. Kata Hipernimi dan Hiponimi

Hiperinimi adalah kata yang maknanya mencukupi makna


sejumlah kata lain. Misalnya, makna kata ikan mencakup
makna kata-kata seperti tongkol, kakap, cakalan, tengiri,
bandeng, dan lain-lain. Makna kata bunga mencakup
makna kqta seperti melati, mawar, cempaka, kamboja,
dan sebagainya.
Kebalikan dari Hipermini, Hiponimi adalah sebuah kata
yang maknanya menyangkut dalam makna kata lain. Jadi
kata kakap maknanya tercakup dalam makna kata ikan.
kata melati maknanya tercakup dalam makna bunga.
11. Kata Hipermini dan Hiponimi

(1) Bunga Anggrek kini sidah banyak diperkebunkan orang


(2) Anggrek kini sidah banyak diperkebunkan orang (revisi)
(3) Burung gereja banyak berkumpul di masjid Istiqlal (kata burung
tidak bisa dihilangkan karena gereja juga bermakna kata lain
sehingga dikahwatirkan ambigu)
(4) Cuaca yang tidak menentu dan peralatan yang tidk memadai
menyebabkan nelayan kita cuma memperoleh ikan kecil-kecil
saja (kata kecil-kecil tidak bisa dihilangkan karena kata kecil
bukan hiponim dari hipernimi ikan)
b. Hemat Kata secara Gramatikal

1. Morfologis
2. Sintaksis
1. Morfologis

Hemat kata secara morfologis adalah dengan menggunakan afiks


(imbuan).
Misalnya : awalan ber yang berarti ‘naik’ diimbuhkan pada bentuk
dasar kata benda yang menyatakan ‘kendaraan’, seperti ‘berkuda’
yg berati ‘naik kuda’, ‘bersepeda’ yg berarti ‘naik sepeda.

Contoh :
(1) Larangan memakai jilbab meluas di Inggris dan Prancis
(2) Larangan berjilbab meluas di Inggris dan Prancis (revisi)
(3) Beliau memberikan izin ikami untuk pulang segera
(4) Beliau mengizinkan ikami untuk pulang segera (revisi)
2. Sintaksis

Hemat kata secara morfologis yaitu dengan melesapkan


salah satu unsur kalimat atau lebih sehubungan dengan
adanya kesamaan kalimat (klausa) dg kalimat (klausa) lain.

Contoh :
(1) Rombongan pertama anggota DPR RI mengadakan studi
banding ke Cina
(2) Rombongan kedua anggota DPR RI mengadakan studi
banding ke Inggris
(3) Rombongan pertama anggota DPR RI mengadakan studi
banding ke Cina, Rombongan kedua ke Inggris (revisi)

Anda mungkin juga menyukai