Anda di halaman 1dari 14

“RESPON ORANGTUA TERHADAP BAYI

BARU LAHIR”
[BOUNDING ATTACHMENT]
KELOMPOK 1

• Adinda Meirissa Diahningrum (190106001)


• Hani’atul Mahmudah (190106004)
• Ika Rahmawati (190106006)
• Meta Selviana (190106009)
• Putri Indar Jaelani (190106013)
• Risqi Wijiyanti (190106016)
• Nawang Wulansari (180106012)
1. PENGERTIAN BOUNDING
ATTACHMENT

• bounding attachment adalah sebuah peningkatan


hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara
orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana
sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara
bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling
membutuhkan.
• Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana
diadakan kontak antara ibu-ayah-anak dan berada dalam
ikatan kasih.
2. CARA MELAKUKAN BOUNDING
ATTACHMENT

• Pembeian asi ekslusif


• Rawat gabung
• Kontak mata
• Suara
• Aroma
• Entrainment
• Bioritme
• Inisiasi Dini
3. KONDISI-KONDISI YANG MEMPENGARUHI BOUNDING
ATTACHMENT

1. Kesehatan emosional orang tua


• Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam
kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang
berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran
bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu
tercapainya proses bounding attachment ini.

2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk


merawat anak
• Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak,
orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung
pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin
cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin
mudah pula bounding attachment terwujud.
LANJUTAN

3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan


• Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan
faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya
dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu
semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan
kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4. Kedekatan orang tua ke anak
• Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak
dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan
batin terwujud diantara keduanya.
5. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis
kelamin)
• Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain
ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai
dengan yang diharapkan.
4. TAHAP-TAHAP BOUNDING ATTACHMENT

• Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak


mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera
setelah mengenal bayinya.
• Bounding (keterikatan)
• Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat
individu dengan indivudu lain.
5. PRINSIP-PRINSIP DAN UPAYA MENINGKATKAN
BOUNDING ATTACHMENT

• Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).


• Sentuhan orang tua pertama kali.
• Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa
kedekatan orang tua ke anak.
• Kesehatan emosional orang tua.
• Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
• Persiapan PNC sebelumnya.
• Adaptasi. 
LANJUTAN

• Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk


merawat anak.
• Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam
memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit
ibu, serta memberi rasa nyaman.
• Fasilitas untuk kontak lebih lama.
• Penekanan pada hal-hal positif.
• Perawat maternitas khusus (bidan).
• Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari
keluarga, teman dan pasangan.
• Informasi bertahap mengenai bounding attachment.
6. DAMPAK POSITIF BOUNDING ATTACHMENT

• Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap


social
• Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi

• Hambatan Bounding Attachment


• Prematuritas
• Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur, kurang mendapat kasih
sayang dari ibunya karena kondisi belum cukup viable (kelangsungan hidup
terus) dan belum cukup untuk menyesuaikan dengan extrauterine, bahkan
bayi diletakkan dalam inkubator sampai bayi dapat hidup sebagai individu
yang mandiri.
• Bayi dan ibu sakit
• Pada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita sakit, dan harus mendapat
perawatan khusus, maka ikatan ibu dan bayi akan tertunda.
• Cacat fisik
• Bayi lahir cacat fisik atau cacat bawaan, atau kelainan lainnya dapat
menimbulkan stress pada keluarga utamanya ibu. Ibu merasa malu dan
7. CONTOH KASUS

• Ny. Rifa melahirkan secara SC di sebuah RS Swasta di Ngunut,


karena indikasi Bayi yang dikandungnya besar dan ada lilitan
tali pusat. Setelah operasi Caesar selesai dilakukan, petugas
kesehatan yang membantu menolong persalinan tersebut
langsung membawa bayinya ke ruang neonatus tanpa
dilakukan bounding atachment ( meletakkan bayi didada ibu
biar terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi ataupun awal
terjadinya inisiasi Menyusu Dini).
• Akhirnya baru setelah prosedur operasi dilakukan dan Ny. Rifa
dibawa ke ruangan ,bayi tersebut dibawa ke ruangan untuk
dirawat gabung dengan ibunya dan sudah diberi susu formula
dengan memakai dot. Keadaan ini diperparah dengan kondisi
puting susu Ny. Rifa yang datar, jadi bayi tidak mau untuk
menyusu ke ibunya. Akhirnya hal ini berlanjut sampai sekarang
bayi Ny Rifa tidak mau menyusu langsung ke ibunya biarpun
puting susu sudah keluar.
PENYEBAB

• Petugas kesehatan yang tidak melakukan Inisiasi


Menyusu Dini pada bayi baru lahir.
• Petugas kesehatan tidak memberikan informasi dan
asuhan yang tepat kepada ibu yang puting susunya datar
atau tenggelam.
• Petugas kesehatan langsung memberikan susu formula
dengan menggunakan dot.
SOLUSI

• Dot/empeng dapat membuat bayi semakin menolak payudara


karena resiko bingung puting, dan cairan tambahan sebagai
pengganti ASI dapat juga menurunkan produksi ASI ibu karena
intensitas menyusu pada payudara yang semakin berkurang.
Oleh karena itu, untuk menghindari berkurangnya produksi ASI
selama bayi menolak menyusu, usahakan ibu tetap memerah
payudara secara rutin dan berikan ASI perah pada bayi
menggunakan media selain dot, sambil terus coba susui bayi
kembali pada payudara secara perlahan-lahan.
• Selain itu, hal yang tak kalah penting, pastikan untuk mencari
apa penyebab bayi menolak menyusu, sehingga
penanganannya akan sesuai dengan penyebab bayi menolak
menyusu. Perbanyak pula kontak kulit (skin to skin) dengan
bayi, sehingga bayi dapat mengenali kembali payudara dan bau
asli ibu, hingga perlahan lahan akan kembali menyusu seperti
sedia kala
• terimakasih

Anda mungkin juga menyukai