hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. • Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antara ibu-ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. 2. CARA MELAKUKAN BOUNDING ATTACHMENT
• Pembeian asi ekslusif
• Rawat gabung • Kontak mata • Suara • Aroma • Entrainment • Bioritme • Inisiasi Dini 3. KONDISI-KONDISI YANG MEMPENGARUHI BOUNDING ATTACHMENT
1. Kesehatan emosional orang tua
• Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk
merawat anak • Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud. LANJUTAN
3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
• Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya. 4. Kedekatan orang tua ke anak • Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya. 5. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin) • Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan. 4. TAHAP-TAHAP BOUNDING ATTACHMENT
• Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak
mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. • Bounding (keterikatan) • Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan indivudu lain. 5. PRINSIP-PRINSIP DAN UPAYA MENINGKATKAN BOUNDING ATTACHMENT
• Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
• Sentuhan orang tua pertama kali. • Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak. • Kesehatan emosional orang tua. • Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan. • Persiapan PNC sebelumnya. • Adaptasi. LANJUTAN
• Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk
merawat anak. • Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman. • Fasilitas untuk kontak lebih lama. • Penekanan pada hal-hal positif. • Perawat maternitas khusus (bidan). • Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan. • Informasi bertahap mengenai bounding attachment. 6. DAMPAK POSITIF BOUNDING ATTACHMENT
• Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap
social • Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
• Hambatan Bounding Attachment
• Prematuritas • Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur, kurang mendapat kasih sayang dari ibunya karena kondisi belum cukup viable (kelangsungan hidup terus) dan belum cukup untuk menyesuaikan dengan extrauterine, bahkan bayi diletakkan dalam inkubator sampai bayi dapat hidup sebagai individu yang mandiri. • Bayi dan ibu sakit • Pada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita sakit, dan harus mendapat perawatan khusus, maka ikatan ibu dan bayi akan tertunda. • Cacat fisik • Bayi lahir cacat fisik atau cacat bawaan, atau kelainan lainnya dapat menimbulkan stress pada keluarga utamanya ibu. Ibu merasa malu dan 7. CONTOH KASUS
• Ny. Rifa melahirkan secara SC di sebuah RS Swasta di Ngunut,
karena indikasi Bayi yang dikandungnya besar dan ada lilitan tali pusat. Setelah operasi Caesar selesai dilakukan, petugas kesehatan yang membantu menolong persalinan tersebut langsung membawa bayinya ke ruang neonatus tanpa dilakukan bounding atachment ( meletakkan bayi didada ibu biar terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi ataupun awal terjadinya inisiasi Menyusu Dini). • Akhirnya baru setelah prosedur operasi dilakukan dan Ny. Rifa dibawa ke ruangan ,bayi tersebut dibawa ke ruangan untuk dirawat gabung dengan ibunya dan sudah diberi susu formula dengan memakai dot. Keadaan ini diperparah dengan kondisi puting susu Ny. Rifa yang datar, jadi bayi tidak mau untuk menyusu ke ibunya. Akhirnya hal ini berlanjut sampai sekarang bayi Ny Rifa tidak mau menyusu langsung ke ibunya biarpun puting susu sudah keluar. PENYEBAB
• Petugas kesehatan yang tidak melakukan Inisiasi
Menyusu Dini pada bayi baru lahir. • Petugas kesehatan tidak memberikan informasi dan asuhan yang tepat kepada ibu yang puting susunya datar atau tenggelam. • Petugas kesehatan langsung memberikan susu formula dengan menggunakan dot. SOLUSI
• Dot/empeng dapat membuat bayi semakin menolak payudara
karena resiko bingung puting, dan cairan tambahan sebagai pengganti ASI dapat juga menurunkan produksi ASI ibu karena intensitas menyusu pada payudara yang semakin berkurang. Oleh karena itu, untuk menghindari berkurangnya produksi ASI selama bayi menolak menyusu, usahakan ibu tetap memerah payudara secara rutin dan berikan ASI perah pada bayi menggunakan media selain dot, sambil terus coba susui bayi kembali pada payudara secara perlahan-lahan. • Selain itu, hal yang tak kalah penting, pastikan untuk mencari apa penyebab bayi menolak menyusu, sehingga penanganannya akan sesuai dengan penyebab bayi menolak menyusu. Perbanyak pula kontak kulit (skin to skin) dengan bayi, sehingga bayi dapat mengenali kembali payudara dan bau asli ibu, hingga perlahan lahan akan kembali menyusu seperti sedia kala • terimakasih